Anda di halaman 1dari 14

PENGERING TIPE SILINDER VERTIKAL

( Laporan Praktikum Mesin Dan Peralatan Industri )

Oleh

Singgih Febrian
1954231006
Kelompok 10

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman hasil pertanian yaitu bahan
pangan bertujuan untuk mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam
kondisi baik serta layak dan tetap terjaga mutu tersebut. Agar komoditi tersebut
menjadi bentuk yang siap dijual dalam keadaan kualitas yang baik maka
dibutuhkan penanganan yang bersiftat khusus pada bahan hasil pertanian. Salah
satunya penanganan yang digunakan adalah pengeringan, yaitu dimana bahan
yang sudah melalui proses pembersihan kemudian dikeringkan dengan
menghamparkannya dibawah sinar matahari pada tempat yang sirkulasi udaranya
bagus dan proses kelembapan udara serta suhu dalam ruang penyimpanan
diperlakukan sama.

Adapun proses pengeringan menggunakan sinar matahari ( sun drying ) masih


banyak memiliki kekurangan dalam proses pengeringan. Kekurangan pada proses
pengeringan sinar matahari antara lain memerlukan waktu yang cukup lama,
memerlukan luas permukaan yang luas, dan juga cuaca yang mendukung. Proses
pengeringan sendiri merupakan metode yang digunakan untuk mengurangi kadar
air yang terdapat pada bahan tersebut sampai batas tertentu. Pengeringan yang
menghasilkan produk dengan mutu lebih baik dan efisien maka dibutuhkan alat
pengering yang memiliki kinerja lebih baik, dan pengaturan serta pengendalian
kondisi proses pengeringan seperti suhu yang digunakan, kelembapan udara, serta
waktu pengeringan. Oleh karena itu pada praktikum ini dilakukan proses
pengeringan untuk mengetahui proses yang terjadi serta faktor faktornya
(Mujumdar, 2001).
1.2. Tujuan

Tujuan pada praktikum ini adalah


1. Mengetahui mesin pengering pada pengering bahan hasil pertanian.
2. Mengetahui prinsip pengeringan.
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengeringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penguapan/ Evaporasi

Penguapan atau evaporasi merupakan proses perubahan molekul di dalam keadaan


cair. Contohnya air dengan spontan menjadi gas atau uap air. Rata rata molekul
tidak memiliki energi yang cukup untuk melepas dari cairan. Bila tidak cairan
akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
dengan bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang energi ini begitu berat
sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup banyak
untuk dapat menembus titik didih cairan. Bila terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang kedalam gas dan menguap. Dasar dari proses
pengeringan adalah terjadinya penguapan air menuju udara karena adanya
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan komoditi yang dikeringkan
(suyanti,2006).

Proses pengeringan ini dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara lingkungan,


kecepatan aliran udara pengering, kandungan air yang diinginkan, energi
pengeringan dan kapasitas pengeringan. Pengeringan yang terlampau cepat dapat
merusak bahan sehubungan permukaan bahan terlalu cepat kering sehingga
kurang bisa diimbangi dengan kecepatan gerakan air bahan menuju permukaan.
Dan lebih lanjut, pengeringan cepat menyebabkan pengerasan pada permukaan
bahan sehingga air dalam bahan tidak dapat lagi menguap karena terhambat. Di
samping itu, kondisi pengeringan dengan suhu yang terlalu tinggi dapat merusak
bahan. Pengaturan suhu dan lamanya waktu pengeringan dilakukan dengan mem
perhatikan kontak antara alat pengering dengan alat pemanas baik berupa udara
panas yang dialirkan maupun alat pemanas lainnya (Pantastico, 2002).

2.2. Mekanisme Pengeringan

Mekanisme pengeringan merupakan bagian terpenting dalam teknik pengeringan


karena dengan mengetahui mekanisme pengeringan dapat diperkirkan jumlah
energi dan waktu proses optimum untuk tujuan pengawetan dengan pengeringan.
Energi yang dibutuhkan dalam pengeringan terutama adalah berupa energi panas
yang digunakan untuk meningkatkan suhu dan menambah tenaga pemindahan air.
Waktu proses erat kaitannya dengan laju pengeringan dan tingkat kerusakan yang
dapat dikendalikan akibat pengeringan. Air dalam padatan ada yang terikat baik
atau tidak terikat. Metode untukmenghilangkan kadar air terikat yaitu penguapan.
Penguapan terjadi ketikatekanan uap dari kelembaban pada permukaan padat
sama dengan tekananatmosfer. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan suhu
kelembaban ke titik didih.Fenomena semacam ini terjadi di pengering roller. Jika
bahan kering adalah panassensitif, maka temperatur dimana penguapan terjadi
yaitu, titik didih dapatditurunkan dengan menurunkan tekanan. Jika tekanan
diturunkan di bawah titiktripel, maka tidak ada fase cair dapat eksis dan
kelembaban dalam produk beku.Penambahan panas menyebabkan sublimasi es
langsung ke uap air seperti dalamkasus pengeringan beku ( Afrianti, 2008 ).

Dalam penguapan, pengeringan dilakukan dengan konveksi, yaitu dengan


melewatkan udara hangat di atas produk. Udara didinginkan oleh produk,
dankelembaban ditransfer ke udara dengan produk dan dibawa pergi. Dalam hal
initekanan uap jenuh uap air di atas padatan kurang dari tekanan atmosfir.
Sebuahkebutuhan awal untuk pemilihan jenis pengering yang cocok desain dan
ukuranadalah penentuan karakteristik pengeringan. Informasi yang juga
diperlukan adalah karakteristik penanganan, keseimbangan kelembaban padat, dan
kepekaan bahan terhadap suhu, bersama dengan batas batas suhu dicapai dengan
sumber panas tertentu. Perlakuan pengeringan padatan dapat dicirikan dengan
mengukur hilangnya kadar air sebagai fungsi dari waktu. Metode yang digunakan
adalah perbedaan kelembapan, berat, dan intermiten berat ( Hasibuan,2004 ).

2.3. Laju Pengeringan

Proses pengeringan mempunyai dua periode utama yaitu periode pengeringan


dengan laju pengeringan tetap dan periode pegeringan dengan laju pengeringan
menurun. Kedua periode ini dibatasi oleh periode kadar air kritis. Kadar air kritis
adalah kadar air terendah saat mana laju air bebas dari dalam bahan ke permukaan
sama dengan laju pengambilan uap air maksimum dari bahan. Dengan demikian
pengeringan yang terjadi adalah pengeringan dengan laju pengeringan menurun.
Perubahan dari laju pengeringan tetap ke laju pengeringan menurun terjadi pada
berbagai tingkatan kadar air yang berbeda untuk setiap bahan

Laju pengeringan akan menurun seiring dengan penurunan kadar air selama
proses pengeringan. Jumlah air terikat semakin lama proses pengeringan aka akan
semakin berkurang. Perubahan dari laju pengeringan tetap menjadi laju
pengeringan menurun untuk bahan yang berbeda akan terjadi pada kadar air yang
berbeda pula. Pada periode laju pengeringan menurun permukaan partikel bahan
yang dikeringkan tidak lagi ditutupi oleh lapisan air. Selama periode laju
pengeringan menurun energi panas yang diperoleh bahan digunakan untuk
menghilangkan sisa air bebas yang sedikit nilainya. Laju pengeringan menurun
terjadi setelah laju pengeringan konstan dimana kadar air bahan lebih kecil
dariada kadar air kritis ( Totok, 2008 ).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 7 november 2020, pukul
07.00 WIB – 09.40 WIB, di perumahan nusantara permai blok D 3 No 7
sukabumi, Bandar Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum pengeringan ini adalah pengering tipe
silinder vertikal.

3.3. Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum disajikan pada diagram alir berikut.


alat pengering silinder
vertikal

Dicari materi

Disiapkan materi

Diketik ke word

Dipahami materi

Makalah

Gambar 1. Diagram alir proses praktikum alat pengering silinder vertikal

Prosedur pada praktikum alat pengering silinder vertikal ini adalah pertama
mencari materi tentang mesin pengering silinder vertikal. Kedua, menyiapkan
materi yang telah dicari sebelumnya. Ketiga, mengetik materi yang telah
disiapkan ke word. Kemudian keempat, memahami materi tentang pengering
silinder vertikal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

Hasil dari praktikum ini disajikan pada tabel berikut.


Tabel 1. Data komponen dan fungsi alat pengering silinder vertikal

No Komponen Fungsi
1. Ruang Plenum Tempat gas dan ruang udara
terhubung dengan satu saluran
distribusi atau lebih yang biasanya
terletak pada penangas ruangan
2. Ruang Pengering Tempat atau ruang yang
digunakan untuk mengeringkan
komoditi bahan hasil pertanian
tersebut.
3. Pintu Pengeluaran Pintu yang digunakan untuk
mengeluarkan gas hasil
pembakaran
4. Rangka Digunakan untuk menjadi pondasi
agar alat pengering dapat berdiri
dengan tegak dan bekerja dengan
maksimal.
5. Ruang Kipas Berfungsi untuk memberi udara
pada bahan bakar agar agar api
tetap menyala.
6. Ruang Pembakaran Ruangan yang berisi bahan bakar
No Komponen Fungsi
Berfungsi untuk menghasilkan
uap.
7. Saluran Udara Digunakan untuk mengeringkan
bahan hasil pertanian.

4.2. Pembahasan

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, Yang
memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari
permukaan bahan. Pengeringan disebut juga dengan penghidratan atau
penghilangan sebagian atau keseluruhan uap air dari suatu bahan. Prinsip
pengeringan melibatkan melibatkan dua hal yaitu panas yang diberikan pada
bahan dan air yang harus dikeluarkan dari bahan. Tujuan utama pengeringan
komoditas pertanian adalah untuk pengawetan komoditas itu tersebut. Selain itu,
tujuan dari pengeringan juga untuk meningkatkan daya tahan, mengurangi biaya
pengemasan, mengurangi bobot pengangkutan, memperbaiki cita rasa bahan dan
mempertahankan kandungan nutrisi pada bahan. Faktor faktor yang
mempengaruhi pengeringan terdiri dari faktor udara pengering, suhu , pola suhu
yang ada pada mesin, perpindahan kalor mesin pengering pada bahan, laju
pengeringan, kadar air pada bahan, dan perpindahan massa di dalam mesin
pengering ,kelembapan udara, faktor udara pengering, sifat bahan, kadar air awal
dan tekanan parsial dalam bahan ( Farrah,2015 )

Pengeringan bermanfaat untuk melindungi pangan yang mudah rusak, yakni


bahan bahan pertanian yang memiliki kadar air yang tinggi. Pengurangan air
menurunkan bobot dan juga memperkecil volume. Salah satu alat buatan yang
digunakan untuk melakukan pengeringan adalah mesin pengering silinder
vertikal. Alat ini memiliki ruang pengering (plenum) berbentuk silinder dan
berdiri secara vertikal. Pada umumnya pegeringan silinder vertikal hanya
digunakan untuk pengeringan pada bahan biji bijian. Hal tersebut terjadi karena
pada biji bijian memiliki kadar air yang relatif lebih rendah dibandingkan kadar
air kritisnya sehingga pengeringan yang terjadi adalah laju pengeringan menurun.
Alat pengering ini pada umumnya lebih banyak digunakan untuk mengeringkan
bahan bahan dan komoditi bahan pangan yang memiliki bentuk biji bijian.
Pengeringan silinder vertikal merupakan mesin pengering yang dapat diputar
dengan tujuan agar hasil pada pengeringan di dalam mesin ini seragam.
Pemutaran silinder ditujukan untuk proses pengadukan bahan. Biasanya
pemutaran dilakukan selama 20 kali setiap 15menit. Tungku pembakaran
(furnace) tipe ini mempunyai bentuk kontruksi silinder dan bentuk alas (lantai)
bulat. Tube dipasang vertikal ataupun konikal, Burner dipasang pada lantai
sehingga nyala api tegak lurus ke atas sejajar dengan dinding tungku pembakaran
(furnace). Tungku pembakaran (furnace) ini dibuat dengan atau tanpa ruang
konveksi ( Syarifuddin, dkk, 2018).

Mesin silinder vertikal tersusun oleh beberapa komponen pendukung yang mana
setiap komponennya memiliki fungsi yang berbeda yaitu
 Ruang plenum : ruang plenum merupakan tempat dimana gas atau ruang udara
terhubung dengan satu atau lebih saluran distribusi yang biasanya terletak pada
pemanas rungan
 Ruang pengering, ruang pengering merupakan suatu tempat atau ruang yang
digunakan untuk mengeringkan bahan atau komoditi hasil pertanian tersebut.
 Pintu pengeluaran, merupakan pintu yang digunakan untuk mengeluarkan gas
hasil pembakaran
 Rangka, rangka pada alat silinder vertikal berfungsi untuk menjadi pondasi dari
mesin agar dapat berdiri dengan tegak dan bekerja dengan maksimal.
 Ruang kipas, merupakan bagian yang berfungsi untuk memberi udara pada
bahan bakar agar api tetap menyala.
 Ruang pembakaran, ruang pembakaran merupakan ruangan yang berisi bahan
bakar yang berfungsi untuk menghasilkan uap.
 Saluran udara, merupakan saluran yang berisi uap udara panas yang digunakan
untuk mengeringkan bahan hasil pertanian.
Komponen komponen tersebut lah yang memiliki peran dengan fungsinya sebagai
penggerak dari alat pengering silinder vertikal (Mujumdar, 2006).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah


1. Mesin pengering yang digunakan pada praktikum ini adalah mesin pengering
silinder vertikal. Mesin ini pada umumnya digunakan dalam proses
pengeringan komoditi hasil pertanian berupa biji bijian dan jagung karena
memiliki kadar air yang memiliki laju pengeringan menurun. Mesin ini
memiliki komponen dasar untuk dapat menjalankan proses pengeringan yaitu
ruang plenum, ruang pengering, pintu pengeluaran, rangka,ruang kipas, ruang
pembakaran, saluran udara.
2. Prinsip pada pengeringan silinder vertikal adalah meminimalisir kadar air dari
komoditi hasil pertanian dengan mensirkulasikan udara panas yang diciptakan
oleh mesin ke dalam ruang tempat proses terjadinya pengeringan bahan pada
mesin. Sehingga dapat memperpanjang daya tahan mutu pada komoditi
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengeringan pada mesin pengering adalah
pola suhu yang ada pada mesin, perpindahan kalor mesin pengering pada
bahan, laju pengeringan, kadar air pada bahan, dan perpindahan massa di
dalam mesin pengering.

5.2. Saran

Saran pada praktikum ini adalah praktikum ini akan lebih baik jika dilakukan
secara offline dan praktikan melakukan pengenalan dengan mesin secara langsung
sehingga dapat lebih mudah untuk mengetahui cara kerja dan pengaplikasian
mesin pengering tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Leni H. 2008.Teknologi Pengawetan Pangan. Alfabeta. Bandung.


Farrah Virginia. 2015 . Kajian Pengeringan Gabah Menggunakan Sistem Kendali
Udara Lingkungan Dan Penjemuran. Jurnal Teknik Mesin Dan Biosistem
IPB. Vol 1. No 2
Hasibuan, R. 2004. Mekanisme Pengeringan. USU Digital Library. Medan
Mujumdar, 2001. Prinsip Dasar Pengeringan . Bogor. IPB Press
Mujumdar. 2006. Pemilihan Dan Perancangan Alat Pengering. CRC Press Online.
Surabaya.
Pantastico, B. ER. 2002. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University
Press:Yogyakarta.
Sathu, Suyanti.  2006. Penanganan Dan Pengolahan Buah.  Penebar Swadaya:
Jakarta.
Syarifuddin, M.A., Firman, L.A.O. 2018. Kajian Eksperimental Penggunaan
Ruang Pengering Silinder Vertikal dan Horisontal Mesin Pengering Gabah
Tipe Fluidzed Deep. Jurnal Media Teknik Sistem Industri. Vol 2 no 1
Totok, P. 2008. Pengaruh Waktu Pengering Dan Tempering Terhadap Mutu Beras
Pada Pengeringan Gabah Lapisan Tipis. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.
Vol 11 No.1

Anda mungkin juga menyukai