Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

Sri Widya Ningsih

17301093

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
Resiko

1. Masalah keperawatan utama


HDRS
2. Definisi
Resiko harga diri rendah situasional adalah beresiko mengalami
evaluasi atau perasaan negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien
sebagai respon terhadap situasi saat ini. (SDKI,2017)
3. Proses terjadinya masalah

Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalamitrauma
yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi,kecelakaan, cerai, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malukarena sesuatu terjadi, misalnya
korban pemerkosaan, dituduh KKN,dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk,
2009). Bila harga diri rendahsituasional tidak diatasi dapat menyebabkan
harga diri rendah kronis.

a. Factor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang memiliki tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai
budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu.
3) Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
b. Factor presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal, yaitu
sebagai berikut:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi yang
3) diharapkan dan individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga
jenis transisi peran:
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh: kehilangan bagian tubuh: perubahan ukuran, bentuk,
penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur
medis, dan keperawatan.
4. Tanda dan gejala
a. Mayor
Subjektif
- Mudah menilai diri negative (mis. Tidak berguna, tidak tertolong )
- Merasa malu/bersalah
- Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
- Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
Objektif
- Berbicara pelan dan lirih
- Menolak berinteraksi dengan orang lain
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
b. Minor
Subjektif
- Kurang konsentrasi
Objektif
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
- Pasif
- Tidak mampu membuat keputusan
5. Rentang respon tingkat harga diri rendah situasional
Adapun rentang respon gangguan konsep diri: harga diri rendah adalah
transisi antara respons konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya
adalah sebagai berikut.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang sukses.
b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam perwujudan dirinya.
c. Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
d. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa anak-anak kedalam kematangan
kepribadian pada remaja yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing
dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan, kesulitan
membedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri tidak
nyata dan asing baginya.
6. Pohon masalah
Resiko menarik diri Akibat

Harga diri rendah situasional Care problem

Berduka disfungsional Sebab

7. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Berduka disfungsional
2. Resiko menarik diri

8. Diagnose keperawatan
Harga diri rendah situasional

9. Rencana tindakan keperawatan


1. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Nilai kemampuan dan aspek positive yang dimiliki
3. Pilih kemampuan positif yang bisa dilatih
4. Latih kemampuan postif yang dimilki
Tujuan Tindakan keperawatan
Klien mampu Bina hubungan saling percaya
meningkatkan kesadaran dengan mengungkapkan
tentang hubungan positif komunikasi terapeutik
tentang harga diri dan a. Sapa klien dengan ramah
pemecahan masalah yang baik verl maupun
efektif. nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan yang
di sukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Tunjukan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
Klien mampu melakukan Bantu klien mengidentifikasi
keterampilan positif untuk situasi penyebab harga diri
meningkatkan harga diri rendah
a. Beri kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan
perasaan nya
b. Bantu klien
mengungkapkan perasaan
harga diri rendah
c. Klien menyadari akibat
harga diri rendah
d. Bantu klien dalam
menggambarkan dengan
jelas keadaan evaluasi
keadaan diri yang positif
Klien mampu melakukan Bantu pasien mengidentifikasi
pemecahan masalah dan strategi pemecahan yang lalu,
melakukan umpan balik yang kekuatan dan keterbatasan
positif serta potensial yang dimiliki
Klien mampu menyadari Diskusikan aspek positif dalam
hubungan yang positif antara kemampuan diri sendiri,
harga diri dan kesehatan fisik keluarga, dan lingkungan
10.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
LAPORAN PENDAHULAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

Sri Widya Ningsih

17301093

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
Sehat
1. Masalah keperawatan utama
Perkembangan anak usia pra sekolah
2. Definisi
Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3 – 6 tahun. Mereka
biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di
Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan an
ak 3 – 5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun),
sedangkan pada anak usia 4 – 6 tahun biasanya mereka mengikuti program
taman kanak-kanak. (Biechler dan Snowman dari Patmonodewo, 2003)
3. Karakteristik anak usia prasekolah
Menurut Hurlock (2001) ciri-ciri anak prasekolah meliputi fisik, motorik,
intelektual dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah yaitu :
a. Otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras.
b. Anak prasekolah mempergunakan gerak kasar seperti berlari, berjalan,
memanjat, dan melompat sebagai bagian dari permainan mereka.
c. Kemudian secara motorik anak mampu memanipulasi obyek kecil,
menggunakan balok-balok dengan berbagai ukuran dan bentuk.
d. Selain itu juga anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri, dan
cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki hal-hal yang
dimiliki oleh teman sebayanya.
e. Sedangkan secara sosial anak mampu menjalani kontak sosial dengan
orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai minat
yang lebih untuk bermain pada temannya, orang-orang dewasa, dan
saudara kandung di dalam keluarganya.
4. Ciri-ciri anak usia prasekolah
Snowman (1993) dikutip dari Padmonodewo (2003) mengemukakan ciri-
ciri anak prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri Fisik Penampilan atau gerak-gerik prasekolah mudah dibedakan
dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
 Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan-kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan
kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat, dan melompat.
Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut sebanyak mungkin sesuai
dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan.
 Walaupun anak laki-laki lebih besar, namun anak perempuan
lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya
dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik
anak lelaki apabila dia tidak terampil. Jauhkan dari sikap
membandingkan lelaki-perempuan, juga dalam kompetensi
ketrampilan.
2. Ciri Sosial Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan
orang di sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu
atau dua sahabat yang cepat berganti. Mereka umumnya dapat cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman.
Sahabat yang biasa dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya,
tetapi kemudian berkembang menjadi sahabat yang terdiri dari jenis
kelamin yang berbeda.
3. Ciri Emosional Anak prasekolah cenderung mengekspresikan
emosinya dengan bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati pada anak
prasekolah sering 10 terjadi, mereka seringkali memperebutkan
perhatian guru atau orang sekitar.
4. Ciri Kognitif Anak prasekolah umumnya sudah terampil berbahasa,
sebagian besar dari mereka senang berbicara, khususnya pada
kelompoknya. Sebaliknya anak diberi kesempatan untuk menjadi
pendengar yang baik.
5. Diagnosis Keperawatan
- Potensial (normal) : potensial mengembangkan inisiatif
- Risiko penyimpangan : resiko mengembangkan rasa bersalah
6. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial anak prasekolah
bertujuan:
1. Anak prasekolah mengidentifikasi peran gender
2. Anak sekolah mencapai keterampilan motoric, kognitif, dan sikap tertentu
3. Anak prasekolah mengidentifikasi peran keluarga
TUGAS PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Perkembangan yang normal :  Beri kesempatan kepada anak
inisitif untuk mencapai kemampuan
tertentu yang dapat di
pelajarinya, seperti naik
sepeda, menulis, menggambar,
menyusun balok, puzzle.
 Dukung anak untuk bermain
kelompok.
 Beri kesempatan pada anak
untuk bermain peran
menggunakan alat-alat yang
sesuai (memasak, sekolah,
berperan sebagai orang tua)
 Beri tugas yang sesuai dengan
kemampuan anak
 Jadi role model bagia anak
mengenai cara menerima
keunikan orang lain.
Penyimpangan perkembangan :  Beri waktu pada anak untuk
rasa bersalah bermain/beraktivitas secara
berkelompok
 Ajarkan anak mengenai
permainan sederhana yang
membutuhkan kerja sama dan
koordinasi (puzzle, susun
balok)
 Sampaikan harapan yang
sesuai dengan kemampuan
anak
 Beri pujian terhadap
keberhasilan yang dicapai oleh
anak
 Dengakan seluruh keluhan
anak dan diskusikan cara
mengatasi rasa tidak mampu
yang di alami anak

Tindakan keperawatan pada keluarga


1. Kelurga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan
yang normal dan menyimpang
2. Kelurga mampu menjelaskan cara menstimulasi anak nya
3. Keluarga mampu mendemonstrasikan sikap dan melatih cara memfasilitasi
perkembangan anak
4. Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi tumbuh
kembang anak nya.
TUGAS PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Perkembangan yang normal. Inisiatif 1. Informasikan kepada keluarga
tentang cara yang dapat
dilakukan untuk memfasilitasi
perkembangan psikososial
anak
2. Bersikap positif dan dorong
anak unuk bersikap mandiri
3. Dukung anak untuk bermain
dan dan sediakan alatt
bemain.
4. Bantu anak menyelesaikan
masalah yang dialami nya
jika tindakan yang dilakukan
anak berakibat negative/buruk
5. Tidak menenttang tindakan
yang dilakukan anak
6. Gunakan bahasa yang positif
dalam melarang anak
7. Berikan pendapat yang positif
terhadap perilaku yang di
tampilkan
8. Beri pujian terhadap
keberhasilan yang di capai
oleh anak
9. Berikan suasana disiplin di
dalam rumah pada waktu
belajar, menonton TV,
bermain dan makan
10. Diskusikan dengan keluarga
mengenai cara yang akan
digunakan keluarga untuk
menstimulasi inisiatif anak
11. Latih keluarga untuk
melakukan cara tersebut dan
dampingi saat keluarga
menstimulasi inisiatif anak.

Penyimpangan perkembangan. Rasa 1. Beri waktu pada anak untuk


bersalah bermain
2. Ajarkan anak mengenai
permainan sederhan
3. Berikan harapan sesuai
dengan kemampuan anak
4. Tidak memaksakan kehendak
pada anak
5. Beri pujian terhadap
keberhasilan yang di capai
anak
6. Jadi pendengar yang baik
7. Bersikap positif terhadap
kemampuan anak dan dorong
anak untuk mandiri
8. Tidak menentang tindakan
yang dilakukan anak
9. Tidak melarang anak
10. Gunakan bahasa yang mudah
di mengerti
DAFTAR PUSTAKA
Soemiarti Patmonodewo.(2003).Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2003), Cet. 2, hlm. 19.
Elizabeth, B. Hurlock. 2001, Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang
rentang.

FORMAT PENGKAJIAN

KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS


Nama Mahasiswa : Sri Widya Ningsih

Nim : 17301093

INFORMASI UMUM

Inisial klien : UK

Usia : 5 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Minang

Bahasa dominan : Indonesia

Status perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jalan Taman Karya

FACTOR PREDISPOSISI dan PRESIPITASI

BIOLOGIS :

Latar Belakang Genetic

- Pasien memiliki riwayat penyakit alergi suhu dingin, dan di keluarga


tidak ada yang menderita penyakit kejiwaan
Status Nutrisi
- BB : 20 Kg TB : 118 cm
Keadaan Kesehatan Secara Umum / Riwayat Penyakit Fisik
- Kondisi kesehatan pasien sangat baik

Riwayat Penggunaan Zat


- Tidak ada riwayat penggunaan zat
Paparan Terhadap Racun
- Tidak ada riwayat terpapar racun

PSIKOLOGIS
Intelegensia
- Pasien mampu beradaptasi terhadap lingkungan dan bisa memecahkan
masalah nya sendiri
Kemampuan Verbal
- Pasien mampu menerima, memahami dan melakukan komunikasi
verbal dengan baik
Konflik Moral
- Pasien mampu mengambil keputusan nya sendiri
Kepribadian
- Pasien mampu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain
- Pasien termasuk anak yang ceria dan terbuka
Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
- Orang tua mengatakan sekitar 3 bulan yang lalu anak nya kehilangan
boneka kesayangan nya dan membuat nya sedih semalaman. Namun
sekarang anak sudah mengikhlaskan nya dan di ganti dengan boneka
baru
Konsep Diri
 Gambaran Diri
Pasien mengatakan dia menyukai dirinya dan orang tua juga mengatakan anak
tidak pernah mengeluh akan bentuk fisiknya.
 Identifikasi Diri
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 5 tahun. Pasien masih
menemppuh pendidikan TK. Dan pasien belum lama ini kehilangan boneka
kesayaangan nya.
 Peran Diri
Pasien dikeluarga beperan sebagai anak pertama dan belum memiliki saudara
kandung
 Ideal Diri
Pasien bercita- cita menjadi pramugari

 Harga Diri
Orang tua pasien mengatakan anak nya memiliki harga diri yang baik
Motivasi Terhadap Kesehatan atau Dalam Menyelesaikan Masalah
- Orang tua mengatakan anak nya selalu ingat hal-hal apa yang tidak
boleh ia makan agar tidak sakit
Pertahanan Psikologis /Self Control
- Orang tua mengatakan anak nya terkadang meminta bantuan nya saat
sedang menghadapi masalah. Namun anak tetap tenang.
Riwayat Adanya Perkembangan Tugas Yang Belum Terpenuhi
- Tidak ada riwayat tugas perkembangan yang belum terpenuhi

SOSIAL BUDAYA
Pendidikan
- Pasien masih menempuh pendidikan TK
Pekerjaan
- Pasien belum bekerja
Pernikahan
- Pasien belum menikah
Status sosial
- Pasien hidup di tengah keluarga dengan keadaan sederhana
Lata belakang budaya
- Pasien memiliki orang tua yang berbeda suku. Ibunya dari suka
minang dan ayah nya suku jawa
Agama dan keyakinan
- Pasien beragama islam
Pengalaman sosial
- Ibu pasien mengatakan anak nya pernah juara menyanyi dikelas

GENOGRAM

Ket :

Laki-laki

Perempuan

Tinggal serumah

Penilaian Terhadap Stressor


 Kognitif
Pasien memiliki kemampuan kognitif yang baik
 Afektif
Pasien memiliki kemampuan afektif yang baik dimana ia memiliki
rasa ingin bersaing secara sehat dengan teman nya p
 Fisiologis
Pasien memiliki fisiologis yang sangat baik
 Perilaku
Pasien mampu mengendalikan emosi dan perilaku nya
 Respon Sosial
Pasien memiliki cukup banyak teman. Dan mampu bermain secara
berkelompok dengan teman-teman nya

Sumber Koping
 Personal Ability
Pasien memiliki kemampuan individu yang sangat baik dalam
menjalin hubungan dengan oramg lain.
 Social Support
Pasien memiliki social support yang sangat baik bagi diri sendiri,
keluarga maupun orang lain di sekitarnya.
 Material Asets
Pasien memiliki jaminan kesehatan BPJS
 Positif Believe
Pasien memiliki pemikirang yang positif dan mampu menyelesaikan
tugas atau pun masalah nya sendiri.
Status mental
 Penampilan
Pasien memiliki penampilan yang bersih dan rapi
 Pembicaraan
Pasien berbicara dengan baik dan sopan pada orang lain termasuk
orang yang baru dikenalnya.
 Aktivitas motoric
Pasien memiliki aktivitas motorik yang sangat baik dan tidak ada
kendala
 Interaksi selama wawancara
Selama wawancara pasien termasuk anak yang kooperatif namun
masih di bant oleh ibunya.
 Alam perasaan
Pasien memiliki tingkat emosional yang stabil. Jarang terjadi mood
swing
 Afek
Pasien memiliki perasaan yang cenderung bahagia
 Persepsi
Pasien mampu memahami perasaan nya dan dan lingkungan
sekitarnya

 Isi pikir
Orang tua pasien mengatakan anak nya tidak memiliki fobia apapun.
 Proses piker
Saat diajak berinteraksi pasien mampu memberikan respon dengan
baik tanpa harus mengulang perkataan
 Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien sangat baik
 Daya ingat
Pasien memiliki daya ingat yang sangat baik
 Kemampuan berhitung
Pasien memiliki kemampuan berhitung yang sangat baik, dan
melampaui kemampuan berhitung teman seusia nya
 Penilaian
Pasien mampu menilai suatu hal
 Daya tilik diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang sehat

Mekanisme koping
Adaptif Maladaptive
Bicara dengan orang lain Minum alcohol
x -
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
x -
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
x -
Aktivittas kontruktif Menghindar
x -
Olahraga Mencederai diri
x -
Lainnya Lainnya
ANALISIS DATA

No DATA MASALAH KEPERAWATAN


1. Ds : Potensial : Potensial
 Pasien mengatakan ia dalam menggembangkan inisiatif
keadaan sehat
 Orang tua mengatakan sekitar
3 bulan yang lalu anak nya
kehilangan boneka
kesayangan nya dan membuat
nya sedih semalaman. Namun
sekarang anak sudah
mengikhlaskan nya dan di
ganti dengan boneka baru

Do :
 Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit kejiwaa
 Pasien mampu beradaptasi
dan bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya
 Pasien mampu meneyelsaikan
tugas perkembangan dengan
baik
 Pasien mampu menyelesaikan
masalah nya sendiri
 Pasien mampu berinteraksi
dengan sangat baik dengan
orang di sekitarnya
 Pasien memiliki daya ingat
dan kemampuan berhitung
yang baik
 Pasien mampu berperan
dalam keluarga dan
lingkungan sekitarnya
 Pasien mampu melakukan
kegiatan berkelompok
 Pasien memiliki rasa bersaing
(kompetisi)

INTERVENSI
Untuk anak

Diagnose keperawatan Kriteria hasil Intervensi


Potensial : Potensial 1. Anak mampu 1. Beri
menggembangkan mengidentifikasi kesempatan
inisiatif peran gender. kepada anak
2. anak mampu untuk mencapai
mencapai kemampuan
keterampilan tertentu yang
motoric, dapat di
kognitif, dan pelajarinya,
sikap tertentu. seperti naik
3. anak mampu sepeda,
mengidentifikasi menulis,
peran dikeluarga. menggambar,
menyusun
balok, puzzle.
2. Dukung anak
untuk bermain
kelompok.
3. Beri
kesempatan
pada anak untuk
bermain peran
menggunakan
alat-alat yang
sesuai
(memasak,
sekolah,
berperan
sebagai orang
tua)
4. Beri tugas yang
sesuai dengan
kemampuan
anak
5. Jadi role model
bagi anak
mengenai cara
menerima
keunikan orang
lain.

Untuk keluarga
Diagnose keperawatan Kriteria hasil Intervensi
Potensial : Potensial 1. Kelurga mampu 1. Informasikan
menggembangkan menjelaskan kepada keluarga
inisiatif perilaku yang tentang cara yang
menggambarkan dapat dilakukan
perkembangan untuk
yang normal dan memfasilitasi
menyimpang perkembangan
2. Kelurga mampu psikososial anak
menjelaskan cara 2. Bersikap positif
menstimulasi anak dan dorong anak
nya unuk bersikap
3. Keluarga mampu mandiri
mendemonstrasik 3. Dukung anak
an sikap dan untuk bermain dan
melatih cara dan sediakan alatt
memfasilitasi bemain.
perkembangan 4. Bantu anak
anak menyelesaikan
4. Keluarga mampu masalah yang
merencanakan dialami nya jika
tindakan untuk tindakan yang
menstimulasi dilakukan anak
tumbuh kembang berakibat
anak nya. negative/buruk
5. Tidak menenttang
tindakan yang
dilakukan anak
6. Gunakan bahasa
yang positif dalam
melarang anak
7. Berikan pendapat
yang positif
terhadap perilaku
yang di tampilkan
8. Beri pujian
terhadap
keberhasilan yang
di capai oleh anak
9. Berikan suasana
disiplin di dalam
rumah pada waktu
belajar, menonton
TV, bermain dan
makan
10. Diskusikan dengan
keluarga mengenai
cara yang akan
digunakan
keluarga untuk
menstimulasi
inisiatif anak
11. Latih keluarga
untuk melakukan
cara tersebut dan
dampingi saat
keluarga
menstimulasi
inisiatif anak.
SP 1- Keluarga:
Menjelaksan
perkembangan psikososial
anak prasekolah yang
normal dan menyimpang
serta cara
menstimulasinya
SP 2-Keluarga :
mendemonstrasikan dan
melatih keluarga untuk
menstimulasi
perkembangan anak serta
merencanakan tindakan

IMPLEMENTASI dan EVALUASI

Waktu Implementasi Evaluasi


Implementas
i
21 juni 2020 1. Bermain dan memberikan S:
13.00 – 15. 00 kesempatan pada anak untuk 1. Anak mengatakan
bermain puzzle senang saat diberi
2. Mengarah kan anak saat dia kesempatan untuk bisa
bermain puzzle bersama teman- menyusun puzzle sendri
teman nya 2. Anak mengatakan
3. Bermain peran menjadi chef senang saat dapat
dengan anak bermain masak-
4. Minta anak untuk memotong masakan bersama dan
tahu menjadi dadu bisa melakukan hal-hal
5. Mengajarkan anak untuk baru
menerima saat teman nya tidak 3. Anak mengatakan
bisa memtong tahu secara dadu bahwa ia memaklumi
sepertinya. teman nya yang lain
O:
1. Anak terlihat akttif
2. Anak terlihat mampu
menyelesaikan tugas
yang diberikan
3. Anak terlihat akur dan
supportif saat bermain
kelompok
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

22 juni 2020 1. Menjelaskan isi leafleat S:


13.00-15.00 pada keluarga 1. Orangtua mengatakan
2. Ajarkan keluarga cara memahmi isi leaflet
nya membuat daftar yang dijelaskan
yang kreatif untuk 2. Orang tua mengatakan
kegiatan rutin pada anak mampu megajari anak
misalnya setiap malam untuk disiplin
sebelum tidur harus 3. Orang tua mengatakan
menggsok gigi mampu menstimulasi
3. Berdiskusi dengan anak
kelurga cara yang tepat O:
untuk menstimulasi anak 1. Orang tua terlihat
4. Melatih keluraga untuk mengerti dengan
melakukan cara penjelasan yang
menstimulasi anak yang disampaikan karena
sudah disepakati adanya feedback
2. Orang tua sudah
mampu menetukan hal
apa yang dapat
dilakukan unttuk
menstimulasi anak
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

STRATEGI PELAKSANAAN
A. KONDISI KLIEN
Pasien dalam keadaan sehat, normal, dan tidak ada penyimpangan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial menggembangkan inisiatif
C. TUJUAN KHUSUS
- Anak mampu mengidentifikasi peran gender.
- Anak mampu mencapai keterampilan motoric, kognitif, dan sikap
tertentu.
- Anak mampu mengidentifikasi peran dikeluarga.
- Kelurga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan
perkembangan yang normal dan menyimpang
- Kelurga mampu menjelaskan cara menstimulasi anak nya
- Keluarga mampu mendemonstrasikan sikap dan melatih cara
memfasilitasi perkembangan anak
- Keluarga mampu merencanakan tindakan untuk menstimulasi tumbuh
kembang anak nya.

D. TINDAKAN KEPERAWATAN
SP 1-KELUARGA : Menjelaskan perkembangan psikososial anak prasekolah
yang normal dan menyimpang serta cara menstimulasi nya.
E. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam teurapetik : Assalamualaikum, selamat malam bu perkenal
kan Saya Sri Widya Ningsih mahasiswa dari STIKes Payung Negri
Pekanbaru. Bagaimana keadaan ibuk hari ini? Sehat?. Bagaimana
kalau hari ini kita berbincang-bincang mengenai cara merawat anak
ibuk yang berusia 5 tahun? Dimana kita akaan berbincang ? di ruangan
ini ? baiklah kita akan berdiskusi sekitar 10 menit. Apakah ibuk
bersedia ?
b. Evaluasi validasi : Buk ini leaflet tentang perkembangan anak
usia prasekolah. Mari kita pelajari bersama mengenai ciri
perkembangan yang normal dan dan menyimpang. (membaca leafleat
bersama). apakah ibu sudah memahminya ? kurang ? baiklah akan
jelaskan.
c. Kontrak
1). Topik : Menjelaskan leaflet tentang perkembangan
anak usia prasekolah.
2). Waktu : 22 Juni 2020. Pukul 16.00-16.20
3). Tempat : Di rumah pasien
2. Kerja :
a. evaluasi pasien (sub) : - orang tua mengatakan memamahami isi
leafleat tentang perkembangan anak usia
prasekolah
b. tindak lanjut : SP 2- KELUARGA
c. kontrak yang akan
datang
1). Topic : Mendemonstrasikan dam melatih keluarga
untuk menstimulasi perkembangan anak serta
merencanakan tindakan
2). Waktu : 23 Juni 2020
3). Tempat : Dirumah Pasien
3. Terminasi : Bagaimana perasaan ibuk setelah tadi kita
berbincang- bincang tentang ciri khas
perkembangan anak usia 3-6 tahun? Dapatkah
ibuk jelaskan lagi ciri perkembangan nya?
Bagus, ibuk sudah memahami nya. Ibuk dapat
membaca leafleat ini lebih lanjut dan
membandingkan perilaku U dengan ciri
perkembangan di leafleat ini, sama atau
berbeda, dan membaca membimbing U. saya
akan kesini lagi untuk mendiskusikan cara
yang akan bapak ibu lakukan untuk
menstimulasi perkembangan U. saya pamit
dulu buk sampai jumpa

DOKUMENTASI
RENCANA KEGIATAN HARIAN

Nama Mahsiswa : Sri Widya Ningsih


NIM : 17301093
Inisial Pasien : UK

No Hari/tanggal Rencana kegiatan Evaluasi Paraf

1. Jumat, 19 juni 2020 Pre conference via VC WAG Merevisi LP


(11.37-12.30 )

(13.00-15.00) Pengkajian keperawatan jiwa Pasien dapat


menjawab beberapa
pertanyaan dengan
baik

Sabtu,20 juni 2020 Mengerjakan pengkajian dan Data yang


2. (09.00- 12.00) mengetik data yang di dapatkan dibuttuhkan
dari pasien dan menentukan terpenuhi.
intervensi nya Diagnose
Intervensi sudah di
buat

Sudah sesuai
Membuat leaflet tentang tumbuh dengan arahan
kembang anak usia sekolah dosen

21 juni 2020 Melakukan intervensi yang sudah Masalah teratasi


(13.00-15.00) di buat kepada anak
3.
22 juni 2020 Melakukan intervensi pada orang Keluarga
(13.00-15.00) tua dan keluarga mengatakan pahan
4. dengan yang
disampaikan

23 juni 2020 Penyusunan hasil implementasi Laporan semua nya


(09.00-12.00 dan evaluasi serta dokumentasi rampung
kedalam laporan
5.
Stimulasi perkembangan
psikososial anak CIRI PERKEMBANGAN
prasekolah (3-6) DEFINISI PSIKOSOSIAL ANAK
PERKEMBANGAN YANG NORMAL
PSIKOSOSIAL ANAK
PRASEKOLAH
Usia prasekolah adalah tahap
ketika anak mempunyai
Berinisiatif menggunakan
inisiatif melakukan sesuatu
situasi dirumah untuk bermain
Melakukan pekerjaan
sederhana
Mengenal minimal 4 warna
Sri Widya Ningsih Berbicara dalam bentuk
17301093 kalimat
Sering bermain dengan teman
sebaya
Cerita yang berkhayal
Mudah berpisah dengan orang
tua
Mengenal jenis kelamin
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
Ciri penyimpangan Hal Yang Dapat Dilakukan Keluarga
Hal yang dapat di lakukan
Jika Terjadi Penyimpangan
keluarga agar anak psikosial anak Perkembangan Pada Anak
berkembang normal.  Memberi waktu kepada anak
prasekolah untuk bermain
 Menganjurkan anak untuk
bermain yang sederhan
 Memberi harapan yang sesuai
1. Mendukung anak bermain dengan
bebas dirumah, tidak melarang anak dengan kemapuan anak
menggeser perabot  Tidak memaksakan kehendak
2. Memberi kesempatan pada anak pada anak
untuk melakukan pekerjaan sederhan  Memberi pujian terhadap
dan menyediakan fasilutas keberhasilan yang telah di
3. Memberi kesempatan pada anak
capai
untuk bermain dengan teman sebaya
nya  Tidak percaya diri,  Menjadi pendengar yang baik
4. Mulai mengajarkan disimplin. malu tampil di depan  Bersikap positif dan
Misalnya rutin menggosok gigi mendorong usaha anak untuk
5. Menggajarkan cara meminta sesuatu umum mandiri
6. Menjadi conttoh yang baik bagi anak  Pesimis, tidak  Tidak menentang tindakan
memiliki cita-cita yang dilakukan anak
 Tidak melarang anak,
 Takut salah menggunakan bahasa yang
melakukan sesuatu mudah di mengerti
 Malas melakukan
kegiatan dan tidak
memiliki inisiatif

Anda mungkin juga menyukai