Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan penting di dalam kehidupan manusia, karena dari makanan
manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat
bekerja dengan optimal. Makanan yang dimakan tidak harus mempunyai bentuk
yang menarik, namun memenuhi nilai gizi dan aman dalam arti tidak mengandung
mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang membahayakan
kesehatan tubuh. Untuk itu diperlukan adanya pengamanan di bidang pangan agar
masyarakat terhindar dari mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi
kesehatan.
Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin
meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan
dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih
mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan/zat aditif ke makanan merupakan
hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk sehingga
mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna,
penyedap rasa dan aroma, antioksidan, pengawet, pemanis, dan pengental
(Winarno, 1994)
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa
zat pewarna telah mengalami perkembangan seperti halnya zat pewarna hasil
rekayasa teknologi yang ikut berkembang. Warna merupakan salah satu faktor
penentu yang dilihat oleh seseorang sebelum memutuskan untuk memilih suatu
barang yang termasuk di dalamnya adalah makanan dan minuman. Makanan yang
memiliki warna cenderung lebih menarik untuk dipilih konsumen daripada
makanan yang tidak berwarna. Pemakaian zat pengawet, pemanis dan pewarna
sintetik pada makanan dan minuman telah banyak digunakan. Khususnya zat
pewarna, masih banyak ditemukan pemakaian zat pewarna berbahaya bagi
manusia, contohnya: Rhodamin B, Sudan I, Metanil Yellow, Citrus Red, Violet
dan lain-lain. Pewarna- pewarna tersebut dinyatakan berbahaya oleh Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor: 239 / Men.Kes / Per / V / 85.
Selain zat pewarna, zat pengawet juga banyak digunakan dalam
pengolahan makanan. Pengawet merupakan salah satu bentuk bahan tambahan
makanan. Penambahan pengawet dimaksudkan untuk menghambat ataupun
menghentikan aktivitas mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir
sehingga produk makanan dapat disimpan lebih lama. Selain itu, suatu pengawet
ditambahkan dengan tujuan untuk lebih meningkatkan cita rasa, memperbaiki
warna, tekstur, sebagai bahan penstabil, pencegah lengket maupun memperkaya
vitamin serta mineral. Sebenarnya, makanan yang menggunakan pengawet yang
tepat (menggunakan pengawet makanan yang dinyatakan aman) dengan dosis di
bawah ambang batas yang ditentukan tidaklah berbahaya bagi konsumen. Namun
demikian, seringkali produsen yang nakal menggunakan pengawet yang tidak
tepat seperti pengawet nonmakanan ataupun pengawet yang tidak diizinkan oleh
badan POM sehingga merugikan konsumen, contohnya adalah boraks dan
formalin (Hardinsyah dan Sumali, 2001).
Harga menjadi salah satu alasan oleh produsen untuk menggunakan zat
pewarna tekstil dan zat pengawet terlarang, sepertti boraks dan formalin, untuk
ditambahkan pada produk makanan mereka, dimana zat-zat ini relatif lebih murah
dan biasanya warnanya lebih menarik dibanding dengan zat pewarna alami untuk
makanan. Pemberian zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B dan zat
pengawet terlarang seperti boraks dan formalin yang dipakai dalam bahan
makanan juga disebabkan karena ketidaktahuan tentang zat pewarna dan zat
pengawet apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk
ditambahkan pada makanan. Masyarakat kurang mengetahui bahwa Rhodamin B,
boraks, dan formalin yang digunakan dalam makanan dapat menimbulkan
gangguan kesehatan tubuh mereka.
Alasan inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang
penggunaan zat kimia yaitu boraks, formalin, dan Rhodamin B pada sampel-
sampel yang banyak dijual di sekitar masyarakat dan disukai oleh para konsumen
sekarang ini.

I.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk belajar mengindentifikasi adanya
bahan tambahan makanan yang berbahaya yaitu rhodamin B, boraks, dan formalin
secara kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai