Anda di halaman 1dari 11

Jurnal . ………….. Vol. XX …, No.

X, Bulan 20XX, XX-XX

Jurnal Politeknik Caltex Riau


https://jurnal.pcr.ac.id/index.php/elementer
| ISSN : 2460 – 5263 (online) | ISSN : 2443 – 4167 (print)

Sistem Monitoring Lingkungan Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya


GIDION TAMPUBOLON

1620305017

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

Abstrak

Besarnya potensi energi matahari di Indonesia yang dikarenakan berada di garis


khatulistiwa dan sebagai negara tropis menyebabkan pancaran energi matahari sangat
besar.Oleh karena itu untuk mengoptimalkan energi alam yang terbarukan ini dipakailah panel
surya sebagai alat dapat yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik.Pada penelitian
ini dilakukan sistem untuk menghasilkan daya panel surya yang optimal dan mengetahui
pengaruh lingkungan yaitu intensitas cahaya dan suhu permukaan solar cell terhadap daya
keluaran panel surya. Pada penelitian ini digunakan panel surya 100 wp sebanyak 3 buah yang
dirangkai secara seri dengan menggunakan solar tracking dual axis menggunakan sensor
photodioda.Lalu ditambah sensor tegangan ,sensor arus,serta sensor suhu SHT 11 sebagai
parameter lingkungan. Data – data dari sensor yang masuk ke arduino tersebut ini akan dikirim
melalui komunikasi ethernet dengan menggunakan Ethernet Shield lalu masuk ke PC yang
tampilkan di Intocuh Wonderware dan kemudian data diolah untuk mengetahui daya listrik
yang dihasilkan serta pengaruh lingkungan terhadap daya keluaran panel surya.Dari data yang
didapat menunukkan bahwa pada saat menggunakan solar tracking menghasilkan peningkatan
daya hingga 10 – 11 % kenaikkan dibanding tanpa menggunakan solar tracking/sistem
kendali.Semakin besar intensitas cahaya matahari yang dihasilkan maka semakian besar daya
output panel surya yang dihasilkan.Pada temperature tegangan panel surya terbesar ketika suhu
36℃ dengan tegangan 62,9℃ dan saat temperature tinggi ketika 41,5℃ dihasilkan tegangan
58,5 V. Kenaikan suhu mengakibatkan tegangan panel surya mengalami penurunan dan daya
yang dihasilkan oleh panel surya menurun.

Kata kunci: Intouch Wonderware, Photodioda, Suhu

Abstract

The large potential of solar energy in Indonesia is due to being on the equator and as a
tropical country causing a very large emission of solar energy. Therefore, to optimize this
renewable natural energy, solar panels are used as a tool that converts solar energy into
electrical energy. In this study the system is carried out to produce optimal solar panel power
and to determine the effect of the environment, namely light intensity and surface temperature
of the solar cell on the output power of the solar panels. In this study, 3 units of 100 wp solar
panels were used which were assembled in series using dual axis solar tracking using a
photodiode sensor. Then added the voltage sensor, current sensor, and temperature sensor SHT
11 as environmental parameters. The data from the sensors that enter Arduino will be sent via
ethernet communication using an Ethernet Shield and then enter the PC displayed on Intocuh
Wonderware and then the data is processed to determine the electrical power generated and the
environmental influence on the output power of the solar panels. The results show that when
using solar tracking it produces an increase in power of up to 10 - 11% increase compared to
without using a solar tracking / control system. The greater the intensity of sunlight produced,
the greater the output power of the solar panels produced. At the largest solar panel voltage
temperature when the temperature is 36 ℃ with a voltage of 62.9 ℃ and when the temperature
is high when 41.5 ℃ the resulting voltage is 58.5 V. The increase in temperature causes the
voltage of the solar panels to decrease and the power generated by the solar panels decreases.

Keywords: Intouch Wonderware,Photodiode,Temperature.

1. Latar Belakang
Besarnya kebutuhan masyarakat akan energi listrik sangat berkembang pesat di era
globalisasi ini.Sehingga sangat dibutuhkannya sumber energi alternative untuk memenuhi
kebutuhan listrik ,salah satu sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan pada saat ini
adalah energi matahari (Solar Energy). Solar sel yang berfungsi untuk mengubah secara
langsung energi matahari menjadi energi listrik.Teknologi solar sel merupakan sebuah
hamparan semikonduktor yang dapat menyerap photon dari sinar matahari dan mengkonversi
menjadi listrik.

Akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar energi listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik tenaga surya diantaranya adalah kondisi lingkungan dimana sebuah panel
surya berada seperti intensitas cahaya matahari, suhu, arah datangnya sinar matahari, spektum
cahaya matahari serta pengaruh kelembapan udara dan kecepatan angin pada panel
surya.Kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah setiap waktu menyebabkan daya keluaran
panel surya juga ikut berfluktuasi.

Intensitas radiasi cahaya matahari yang diterima sel surya sebanding dengan tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan oleh sel surya, sedangkanapabila suhu lingkungan semakin tinggi dengan
intensitas radiasi cahaya matahari yang tetap, maka tegangan panel surya akan berkurang dan
arus listrik yang dihasilkan akan bertambah. Perubahan temperatur sel-sel surya ini diakibatkan
oleh temperatur, kondisi awan dan kecepatan angin di lingkungan sekitar daerah penempatan
panel surya. Dari penelitian sebelumnya telah dibahas perubahan kapasitas energi listrik pada
panel surya untuk menghasilkan tegangan dan arus dipengaruhi temperatur suhu sekitar dan
intensitas.Bahkan perubahan temperatur yang sangat cepat dan ekstrim dapat menyebabkan
terganggunya produksi listrik pada suatu Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Pada penelian
sebelumnya ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kapasitas produksi listrik panel surya
akibat perubahan temperature/suhu radiasi matahari.

Meninjau hal di atas penulis berupaya untuk membuat sistem kontrol dan monitoring secara real
time yang dapat mengatur arah panel terhadap matahari menggunakan solar tracking system
menggunakan sensor cahaya/photodioda dan memonitoring pengaruh lingkungan terhadap
panel surya dengan berbasis scada untuk mendapatkan keluaran energi panel sel surya yang
optimal. Data yang dimonitoring secara real time akan dikirimkan melalui komunikasi Ethernet
ke PC/Laptop yang ditampiilkan menggunakan aplikasi Intouch Wonderware.

2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai
berikut:

1. Studi Pustaka, penulis mencari landasan teori mengenai Sistem Monitoring Lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya berbasis Scada dimana dilakukan kegiatan seperti
membaca dan menganalisis artikel yang berkaitan.
2. Studi Literatur, pada studi literatur, penulis mencari dan mempelajarai teori-teori literatur
dan buku-buku yang berhubungan dengan objek yang menjadi proyek akhir ini. Seperti
pencarian informasi mengenai mengenai Sistem Monitoring Lingkungan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya berbasis Scada dari artikel penelitian terdahulu.
3. Perancangan Sistem
Perancangan terdiri dari perancangan mekanik dan elektrikal untuk membuat mengenai
Sistem Monitoring Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya berbasis Scada
4. Analisa dan Evaluasi Ketika program telah berfungsi, maka akan dilakukan analisa terhadap
data sebelum dan sesudah dilakukannya mengenai Sistem Monitoring Lingkungan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya berbasis Scada
5. Penulisan laporan Dalam penulisan laporan ini mengacu pada pedoman penulisan ilmiah,
dalam hal ini penulisan proyek akhir yang bentuk bakunya telah diatur oleh pihak
Politeknik Caltex Riau.
3. Pembahasan
Untuk merancang sebuah sistem maka diperlukan diagram blok yang dapat menjelaskan
seluruh kerja sistem dari awal hingga akhir sehingga sistem dapat bekerja baik pada gambar 3.1
dan 3.2 :

Solar Charger Baterai

Sensor Suhu

Solar Cell

Sensor
Tegangan dan
Arus

Sensor
Photodioda

Ethernet
Arduino Mega
Shield

RJ45/Ethernet PC/Laptop

Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem Monitoring Lingkungan PLTS Berbasis Scada

Pada Gambar 3.1 Sensor suhu,sensor tegangan,arus dan sensor cahaya data
pembacaannnya akan masuk ke microcontroller sebagai analisa dan pada solar charge controller
dipasang diatara solar cell dan baterai mengontorol pengisian dan sebagai inputan ke inverter
dan output dari inverter akan masuk ke beban dalam gelombang AC.Semua data akan masuk ke
mikrokontroller lalu melalui komunikasi Ethernet dan terbaca di PC .Supply daya akan masuk
ke aduino melalui solarcharger controller untuk menjalankan daya ke mikro
tersebut.Pengiriman data yang dilakukan menggunakan modul ethernet shield yang mana
melalui modul itu dikirimlah data menggunakan kabel ethernet yang masuk ke PC/laptop
setelah data sampai di laptop maka akan diolah di aplikasi Intouch Wonderware untuk
memunculkan datanya di scada system yang telah dibuat.

Gam

bar 3.2 Diagram blok solar tracking dual axis

Gambar 3.3 Tampilan Intouch Wonderware

Pada gambar 3.3 diatas merupakan tampilan panel monitoring dan kontrol terhadap
solar tracking scada system yang mana pada tampilan diatas terdapat beberapa indicator dari
data sensor yang dikirimkan . Pada halaman intouch wonderware ini diberi judul Solar Tracking
Scada System yang mana data yang ditampilkan antara lain, tegangan solar cell,arus solar cell
,daya solar cell ,ambient temperature,nilai adc dari sensor photodioda dan kontrol manual
motor untuk menggerakkan panel surya ke arah yang diinginkan.
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Monitoring Sistem PLTS berbasis Scada
Pada
tampilan gambar 3.4 merupakan rangkaian elektronik dari semua sensor yang memonitoring
kinerja dari panel surya.Mulai dari sensor tegangan solar cell yang menggunakan rangkaian
pembagi tegangan yang mana diturunkan menjadi < 5 Vmasuk ke Arduino lalu dibaca nilai adc
yang dikonversikan dengan rumus di program untuk membaca nilai output tegangan solar cell
yang sebenarnya.Setelah itu terdapat sensor arus ACS 30 yang berwarna hijau pada gambar 3.8
merupakan sensor arus dari panel surya dan sensor arus ACS58 berwarna ungu di gambar 3.8
merupakan sensor arus dari baterai,lalu untuk sensor tegangan menggunakan divider voltage
juga yang berwarna biru di gambar 3.3.Semua data dari sensor tersebut akan masuk ke Intouch
Wonderware melalui komunikasi Ethernet ke PC.
Gambar 3.5 Sistem Solar Tracking dual axis pada jam 12.00 WIB dengan kemiringan sudut 90 °

Pada gambar 3.5 didapat hasil pengujian solar tracker di siang hari jam 12.00 WIB,
posisi panel solar tracking berada pada kemiringan sudut 90 derajat tegak lurus kesumber
cahaya

Tabel 3.1 Data Tegangan dan Arus Motor Penggerak

Kondisi Motor 1 Axis (X) Motor 2 Axis (Y)

Tegangan Arus Daya Tegangan (V) Arus Daya


(V) (A) (W) (A) (W)
Tanpa Beban 24 0,4 9,6 24 0,4 9,6

Beban 80 Kg 24 3,3 79,2 24 3,3 79,2

Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa motor aktuator linier yang digunakan pada rotator dapat
menggerakkan beban dengan berat hingga 80 Kg dengan kebutuhan daya maksimal 79,2 W.
Untuk pergerakkan motor saat sistem 2 axis bekerja 1 motor bekerja hingga 6-7 kali
pergerakkan saat mengikuti matahari.
Grafik Tegangan dan Arus Panel Surya Terhadap Suhu
(Solar Tracking)
70
60
50
40
30
20
10
0
32.8

30

35.9

40
36.9

36.1

38.9
36.2

35.2
36.4
36.2
39.3

36.4
39.2

36.8

39.3
42.2

41.2

37.9

36.5
34.7
Suhu Lingkungan (℃)

Tegangan Panel Surya Arus Panel Surya

Gambar 3.4 Grafik Tegangan dan Arus Terhadap Suhu Permukaan Menggunakan Solar Tracking

Dari grafik 3.4 didapatkan nilai tegangan dan arus output solar cell memiliki hubungan dengan
suhu permukaan solar cell.Tegangan maksimal pada suhu 36℃ didapat tegangan 62,9 V dengan
arus 1,48 A saat pukul 11:30.Sedangkan saat suhu paling tinggi ketika suhu dan intensitas
cahaya matahari sedang tingginya didapat suhu 42,2℃ dihasilkan tegangan 58,7 V dengan arus
0.7 A saat pukul 13:30.Untuk arus maksimal didapat arus 2.8 A dengan tegangan 59.4 V pada
suhu 30℃ jam 09:30 .

Grafik Tegangan dan Arus Panel Surya Terhadap Suhu


(Panel Surya Statis)
70
60
50
40
30
20
10
0
34
35.2

36.4

36.5

40.3

39.4

35
38.3

35.6
34.4
32.4

36.7

34.8
35.5

42.3
36.5

41.5
37.4

36.5

37.4
36.9

Suhu Lingkungan (℃)

Tegangan Panel Surya Arus Panel Surya

Gambar 3.5 Grafik Tegangan dan Arus Terhadap Suhu Permukaan Menggunakan Solar Tracking
Dari grafik 3.5 didapatkan nilai tegangan dan arus output solar cell memiliki hubungan dengan
suhu permukaan solar cell.Tegangan maksimal pada suhu 37,4 ℃ didapat tegangan 61 V
dengan arus 0,32 A saat pukul 14.00.Sedangkan saat suhu paling tinggi dan intensitas cahaya
matahari sedang tingginya didapat suhu 41,5℃ dihasilkan tegangan 57,2 V dengan arus 0,40 A
saat pukul 13:30 Untuk arus maksimal didapat arus 2.96 A dengan tegangan 50,5 V pada suhu
36℃ jam 09:00 .

Grafik Perbandingan Daya Solar Tracking dan


Daya Solar Statis
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
8:00

8:30

9:00

9:30

10:30

11:00

11:30

13:00

13:30

15:00

15:30

17:30
10:00

12:00

12:30

14:00

14:30

16:00

16:30

17:00

18:00
Waktu

Daya Solar Tracking Daya Solar Statis

Gambar 3.6 Grafik Daya Output SolarCell

Pada gambar 3.6 daya panel surya dengan menggunakan tracking didapat rata rata daya 71,16 Watt
sedangkan tanpa menggunakan solar tracking atau sistem kendali didapat rata rata daya 58,69 Watt .

Dengan hasil rata rata dari daya diatas didapatlah selisih daya yang dihasilkan kedua sistem
tersebut,sehingga dapatlah kita hitung peningkatan daya oleh panel surya saat menggunakan solar
tracker / sistem kendali.

Peningkatan Daya = Daya Solar Tracker – Daya Solar Statis


Daya Solar Statis

Peningkatan Daya = 71,6−58,69


x 100 %
58,69

Peningkatan Daya = 21,14 %


Dari perhitungan diatas didapat bahwa terjadi peningkatan daya yang dihasilkan sebesar 21,14 %
saat menggunakan solar tracker atau sistem kendali dibanding saat solar statis / tanpa solar tracking
dan sistem kendali.

4. Kesimpulan

Kesimpulan dari proyek akhir ini antara lain:

Besarnya suhu permukaan panel surya mempengaruhi tegangan output solar cell yang
1.
mana dihasilkan tegangan puncak solar cell 62.9 V saat suhu 36℃ ketika menggunakan
solar tracking dan tegangan puncak solar cell 61 V ketika suhu 37,4℃ ketika tanpa solar statis.
Ketika suhu diatas 40 ℃ maka nilai tegangan akan menurun akan tetapi jika suhu berada
2.
di range 30 – 39 ℃ maka tegangan solar cell akan naik seiring dengan naikknya intensitas
cahaya matahari.
Nilai arus solar cell tidak dipengaruhi oleh suhu dan arus dihasilkan cenderung
3.
konstan dan besarnya arus justru dipengaruhi dari besarnya tegangan dan beban
semakin besar tegangan maka semakin kecil nilai arus.
Jika baterai penuh maka arus nya akan mendekati 0 A.
4.
Ketika menggunakan solar tracking / sistem kendali terjadi peningkatan daya sebesar 21,14
5.
% dibanding menggunakan solar statis/diam.
Dalam pembacaan data menggunakan komunikasi ethernet terdapat diley 3- 5 detik dalam
6.
pembacaannya ,sama halnya juga dalam kontrol manual solar tracking terdapat delay 3-5 detik.
Pada pembacaan sensor tegangan dan arus di intouch wonderware terdapat persen error
7.
terhadapat alat ukur (multimeter digital).Persens error pada sensor tegangan panel surya sebesar 3 –
5 % ,pada sensor arus solar cell 3 - 5 %.
Daftar pustaka
[1] M. I. M. Fardani, “Perancangan Prototipe 2 Axis Solar Tracker Guna Optimalisasi
Output Daya Solar Panel,” 2018.

[2] A. P. S, “Pengaruh Kecepatan Angin dan Kelembaban Udara pada Permukaan Panel
Surya Komersil Terhadap Keluaran yang Dihasilkan,” 2018.

[3] B. Hari Purwoto, Jatmiko, M. Alimul F, and I. Fahmi Huda, “Efisiensi penggunaan
panel surya sebagai sumber energi alternatif,” Emitor, vol. 18, no. 01, pp. 10–42, 2017.

[4] A. Kadir, “Ardudino,” pp. 6–21, 2013.

[5] C. Unit, “Mekatronika Modul 7 Aktuator.”

[6] Sharma, A., Vaidya, V. and Jamuna, K. (2017) ‘Design of an automatic solar tracking
controller: Solar tracking controller’, International Conference on Power and Embedded Drive
Control, ICPEDC 2017, pp. 505–510 , 2017.

[7] https://teknikelektronika.com/pengertian-sel-surya-solar-cell-prinsip-kerja-sel-surya/
(akses 15 Agustus 2020)

Anda mungkin juga menyukai