Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan Teori Atom

Sejak zaman kuno, filosof-filosof Yunani sudah memikirkan struktur materi.


Bertentangan dengan ajaran unsure makrokosmos,pada abad 5 sebelum Masehi. Leukippos dan
Demoskritos telah mengembangkan ajaran mikrokosmos tentang hebatnya materi.
Demoskritos (460-370 SM) menyatakan bahwa struktur zat discountinue dan bahwa
semua materi terdiri atas partikel yang amat sangat kecil yang disebut atom (a=tidak,
tomos=dibagi). Hal ini bertentangan dengan pendapat Aristoteles yaitu menyatakan bahwa zat
bersifat continue (dapat dibagi terus); kedua pendapat itu bersifat sangat spekulatif dan tidak
dapat ditunjang oleh eksperimen.
Banyak ilmuan yang menemukan sifat – sifat atom dan dicetuskan dalam teorinya. Ilmuwan –
ilmuan tersebut adalah

1. Teori Atom Dalton


Pada tahun 1803, Jhon Dalton (1766-1874),
seorang ahli fisika dan kimia dari Inggris
mengungkapkan teori atomnya yang terkenal
yang dapat menerangkan kejadian-kejadian
kimia. Dengan teorinya ini, Dalton mampu
menerangkan dua buah hokum dasar ilmu kimia,
yakni hukum kekelan massa dari Lavoisier dan
hukum ketetapan perbandingan dari Proust.
Hipotesis Dalton berpangkal dari anggapan Demokritos, kemudian menjadi dasar teori
atom antara lain sebagai berikut.
a. Tiap-tiap unsur terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut atom. Atom tidak
dapat dibagi-bagi.
b. Atom-atom unsur yang sama, sifatnya sama, atom dari unsur yang berbeda,sifatnya
juga berbeda.
c. Atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
d. Reaksi kimia terjadi karena penggabungan dan pemisahan atom-atom.
e. Senyawa ialah hasil reaksi atom-atom penyusunnya.
Kelemahan Teori Atom Dalton
Tidak menjelaskan kedudukan elektron, hanya mengatakan bahwa elektron berada di
permukaan karena ditarik oleh muatan positifnya.
2. Teori Atom Thomson
Pada tahun 1897 Joseph Jhon Thomson berhasil
membuktikan dengan tabung sinar katode adalah
berkas partikel yang bersifat negative yang ada
disetiap materi, maka pada tahun 1898 J.J Thomson
membuat suatu materi, menurut Thomson atom
berbentuk bulat dimana listrik positif yang tersebar
merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-
elektron yang berda di muatan positif. Teori atom
Thomson sering disebut jugaTeori Atom Roti
Kismis.

Kelemahan teori atom Thomson


Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negative dalam
bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford

Pada tahun 1910, Rutherford bersama Hans


Geiger dan Ernest Marsden melakukan
percobaan penembakan foil emas dengan
partikel alfa berenergi tinggi.

Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan


bahwa:

a) Inti atom sangat kecil dan


bermuatan positif.
b) Electron merupakan bagian dari atom yang mengelilingi inti dan bermuatan
negative.
c) Jari-jari inti lebih kecil (± 10-13 cm) daripada jari-jari atom (±10-8 cm).
d) Inti bermuatan positif karena mengandung proton.
Kelemahan dari teori Rutherford
1. Tidak biasa menjelaskan alas an electron dapat stabil mengelilingi inti atom.
2. Belum mampu menjelaskan tentang letak electron dan cara rotasinya terhadap
inti atom.
3. Electron memancarkan energy ketika bergerak sehingga energy atom menjadi
tidak stabil.
4. Tidak dapat menjelaskan spectrum garis pada atom hydrogen (H).
4. Teori Atom Bhor
Berdasarkan percobaan spectrum atom hydrogen,
Niels Bohr (1913) menyatakan teori atomnya
sebagai berikut.
a) Electron beredar mengelilingi inti atom
pada lintasan dengan tingkat energy tertentu
yang disebut kulit atau orbit.
b) Selama beredar dalam lintasannya (lintasan
stasioner) electron tidak mengalami
perubahan energi.
c) Dengan menyerap energy, electron dapat
berpindah dari lintasan dengan tingkat energy rendah ke lintasan yang tingkat
energinya lebih tinggi.
d) Elektron juga dapat berpindah dari lintasan dengan tingkat energy tinggi ke
energy yang lebih rendah dengan memancarkan energy.

Kelemahan teori atom bhor:

a. Hanya mampu menjelaskan spectrum atom hodrogen tetapi tidak mampu


menjelaskan spectrum atom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektronnya
lebih banyak).
b. Orbit kulit mengelilingi inti atom bukan berbentuk lingkaran melainkan
berbentuk elips
c. Bhor menganggap electron yang sebagai partikel bukan sebagai partikel dan
gelombang. Sehingga kedudukan electron dalam atom merupakan
kebolehjadian.

5. Teori Atom Mekanika Kuantum


Konsep Bhor tentang tingkat-tingkat energy mendasari perkembangan teori–atom
Mekanik Kuantum. Electron terletak pada orbital-orbital. Orbital merupakan suatu ruang
dimana kebolehjadian ditemukannya eletron.
Pelopor model atom ini adalah:
a) Louies de Broglie pada tahun 1923 menyatakan bahwa electron dalam atom dapat
dipandang sebagai partikel dan sebagai gelombang.
b) Werner Heisenberg mengajukan asas ketidakpastian , yaitu tidak mungkin
menentukan kesepatan dan posisi electron secara pasti sekaligus, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan electron pada jarak tertentu dari inti.
c) Erwin Schrodinger pada tahun 1926 merumuskan persamaan gelombang yang
menggambarkan orbital.

PARTIKEL PENYUSUN ATOM


Berdasarkan eksperimen, diketahui setiap atom memiliki tiga partikel yaitu
electron,proton, dan neutron.

Lambang suatu atom dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Elektron (e)
Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang pertama kali ditemukan. Elektron
ditemukan oleh Joseph John Thompson padatahun 1897. Elektron ditemukan dengan
menggunakan tabung kaca yang bertekanan sangat rendah yang tersusun oleh:
a. Plat logam sebagai elektroda pada bagian ujung tabung
b. Katoda, elektroda dengan kutub negative dan anoda, electrode dengan kutub
positif.
Listrik bertekanan tinggi yang dialirkan melalui plat logam mengakibatkan
adanya sinar yang mengalir dari katoda menuju anoda yang disebut sinar katoda. Tabung
kaca bertekanan rendah ini selanjutnya disebut tabung sinar katoda. Adanya sinar katoda
membuat tabung menjadi gelap. Sinar katoda tidak terlihat oleh mata akan tetapi
keberadaannya terdeteksi melalui gelas tabung yang berpendar akibat adanya benturan
sinar katoda dengan gelas tabung kaca.
Sifat-sifat Sinar Katoda:
a. Sinar katoda dihasilkan akibat adanya aliran listrik bertekanan tinggi yang
melewati plat logam.
b. Sinar katoda berjalan lurus menuju anoda.
c. Sinar katoda menimbulkan efek fluoresens (pendar) sehingga
keberadaannya terdeteksi.
d. Sinar katoda bermuatan negative sehingga dapat dibelokkan oleh medan
listrik dan medan magnet.
e. Sinar katoda yang dihasilkan tidak tergantung dari bahan pembuat plat
logam.

Sifat-sifat yang mendukung yang dihasilkan oleh sinar katoda menyebabkan


sinar katoda digolongkan sebagai partikel dasar atom dan disebut sebagai
elektron.

Joseph John Thomson selanjutnya melakukan penelitian untuk menentukan


perbandingan harga muatan electron dan massanya (e/m). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet. Pembelokan
memungkinkan pengukuran jari-jari kelengkungan secara tepat sehingga perbandingan
harga muatan electron dan massanya dapat ditentukan sebesar 1,76×108 coulomb/gram

Robert Millikan pada tahun 1909 melakukan penelitian penentuan muatan


electron menggunakan tetes minyak. Penelitian membuktikan bahwa tetes minyak dapat
menangkap electron sebanyak satu atau lebih. Millikan selanjutnya menemukan bahwa
muatan tetes minyak berturut-turut 1x(-1,6.10-19), 2x(-1,6.10-19), 3x(-1,6.10-19) dan
seterusnya. Karena muatan tiap tetes minyak adalah kelipatan 1,6.10-19 C maka Millikan
menyimpulkan bahwa muatan satu electron sebesar -1,6.10-19 C.

2. Proton (p)

Eugene Goldstein pada tahun 1886 melakukan percobaan dan menemukan partikel baru
yang disebut sebagai sinar kanal atau sinar positif. Peralatan Goldstein tersusunatas:

a. Elektrod anegatif (katoda) yang menutup rapat tabung sinar katoda sehingga
ruang dibelakang katoda gelap
b. Tabung katoda dilubangi dan diisi dengan gas hydrogen bertekanan rendah
c. Radiasi yang keluar dari lubang tabung katoda akibat aliran listrik bertegangan
tinggi menyebabkan gas yang berada dibelakang katoda berpijar
d. Radiasi tersebut disebut radiasi/sinar kanal atau sinar positif

Akan tetapi eksistensi partikelini baru dipastikan pada tahun 1919 oleh Ernest
Rutherford yang memberinya nama Proton

3. Neutron (n)
Penelitian yang dilakukan Rutherford selain sukse smendapatkan beberapa hasil
yang memuaskan juga mendapatkan kejanggalan yaitu massa inti atom unsure selalu
lebih besar dari pada massa proton di dalam inti atom. Rutherford menduga bahwa
terdapat partikel lain di dalam inti atom yang tidak bermuatan karena atom bermuatan
positif disebabkan adanya proton yang bermuatan positif.
Adanya partikel lain di dalam inti atom yang tidak bermuatan dibuktikan oleh
James Chadwick pada tahun 1932. Chadwick melakukan penelitian dengan menembak
logam berilium menggunakan sinar alfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suatu
partikel yang tak bermuatan dilepaskan ketika logam berilium ditembak dengan sinar alfa
dan partikel ini disebut sebagai neutron. Reaksi yang terjadi ketika logam berilium
ditembak dengan sinar alfa adalah Neutron tak bermuatan dan bermassa 1 sma
(pembulatan)
Sumber
Ramadani, Tarbaw: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2016- journal.iainkerici.ac.id
Hanif, Muhammad dan Gama UI. 2015. Super Tuntas Bahas dan Kupas Kimia
SMA. Jakarta: Panda Media

Anda mungkin juga menyukai