Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAGEMEN LABORATORIUM

“FUNGSI MANAGEMEN, PROSEDUR KECELAKAAN,


PENGELOLAAN LIMBAH”

Nama Kelompok 6 :
1. Dewa Ayu Diah Lestari (P07134018006)
2. Gusti Ayu Putu Lina Pratiwi (P07134018012)
3. Kori Yuniari (P07134018018)
4. Ni Made Risma Fridayanti (P07134018024)
5. Ni Luh Putu Yulia Lisna Dewi (P07134018030)
6. Ida Bagus Md Jaya Ambara (P07134018036)
7. Ni Kadek Ulandari (P07134018042)
8. I Nyoman Astra Suwarriana (P07134018048)
9. Ni Luh Putu Yunita Andarini (P07134018054)
Kelas : 3A/ Semester V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih
untuk mengembangkan ketrampilan ilmiah seperti mencari,
mengumpulkan, mengamati, bereksperimen, dan menyimpulkan data yang
telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah
laboratorium. Laboratorium merupakan salah satu infrastruktur di sekolah
dan Perguruan Tinggi yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan
perkuliahan, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu pengetahuan alam
(fisika, biologi, dan kimia) di sekolah dan dalam bidang sains di Perguruan
Tinggi. Dengan adanya laboratorium kita bisa melakukan pembuktian
antara teori yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya. Banyak
fungsi dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan laboratorium.
Oleh karena itu untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola
secara baik untuk kelancaran proses belajar melajar mengajar dan
perkuliahan (Terry, 2003).
Laboratorium adalah bagian integral dari bidang akademik (bukan
bagian dari rumah tangga atau administrasi), maka manajemen
laboratorium perlu direncanakan seiring dengan perencanaan akademik
(program dan anggarannya). Peranan laboratorium sangat besar dalam
menentukan mutu pendidikan karena laboratoriumlah yang menghasilkan
karya-karya ilmiah yang membanggakan, yang tak dapat dihasilkan oleh
institusi lainnya (Terry, 2003).
Manajemen laboratorium bertujuan untuk mencapai hal yang
spesifik dalam bentuk sasaran-sasaran, hasilnya berupa output yang sesuai
dengan apa yang direncanakan dan diharapkan. Manajemen laboratorium
(Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf profesional yang
terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung
oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu
manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang baik
memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang
jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi
lab yang baik pula. Aspek-aspek dalam pengelolaan laboratorium antara
lain pengelolaan alat, keamanan, dan pemeliharaan laboratorium (Ruhizan,
2012).
Manajemen laboratorium yang baik dan teratur tidak hanya
memberikan manfaat bagi pengajaran dan proses belajar tetapi merupakan
kebanggaan bagi pengelola. Jika pengelolaan laboratorium tidak dilakukan
dengan baik, maka masalah seperti peralatan dan mesin yang rusak dan
tidak memadai, pemborosan bahan, masalah dalam penyimpanan alat dan
kecelakaan dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan peningkatan
penggunaan dana/ keuangan menjadi tidak seperti apa yang direncanakan
sebelumya (Terry, 2003).
Dalam penanganannya harus dikelola oleh Kepala Laboratorium
yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh
tanggung jawab, termasuk peranan tenaga laborannya yang bertanggung
jawab atas semua kegiatan operasional yang dilakukan di laboratorium
masing-masing. Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta
keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam
pengelolaan (manajemen) laboratorium (Ayana U.C, 2017).
Dalam Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap
upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti
pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun
masyarakat.( Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan ).
Telah banyak terjadi kecelakaan ataupun menderita luka serta
kerusakan fasilitas kerja yang sangat mahal. Semua kejadian ataupun
kecelakaan di laboratorium sebenarnya dapat dihindari jika mereka selalu
mengikuti prosedur kerja yang aman di laboratorium. Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi Praktikan, tetapi juga dapat
mengganggu proses Praktikum secara menyeluruh. Keselamatan dalam
bekerja di laboratorium merupakan hal yang penting dan harus
diperhatikan. Karena sedikit saja kita bekerja tanpa memperhatikan segala
aturan yang telah ditetapkan di laboratorium, itu dapat berakibat fatal pada
diri sendiri maupun bagi orang lain yang berada disekitar kita sehingga
mulai hal-hal kecil yang merupakan persyaratan bekerja di laboratorium
sampai hal-hal yang besar menyangkut keselamatan bekerja di
laboratorium, harus diketahui dan ditaati oleh semua orang yang bekerja di
laboratorium. Kecerobohan seseorang dan tidak mematuhi aturan yang
telah ditentukan dalam bekerja di laboratorium, dapat mencelakakan orang
orang tersebut, bahkan dapat mematikan (Ayana U.C, 2017).
Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam undang-
undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 menyatakan
bahwa upaya keselamatan dan kesehatan kerja harus diselenggarakan di
semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko
bahaya kesehatan, mudah terjangkit atau mempunyai karyawan paling
sedikit 10 orang.
Jika dilihat dari jumlah limbah medis padat yang berasal dari
fasilitas kesehatan diperkirakan semakin lama akan semakin meningkat.
Penyebabnya yaitu jumlah rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
laboratorium medis maupun klinik-klinik kesehatan semakin bertambah.
Kesehatan Indonesia tahun 2010 menyebutkan bahwa jumlah rumah sakit
di Indonesia mencapai 1.632 unit dan puskesmas berjumlah 9.005 unit.
Fasilitas kesehatan lain diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat dan
tidak dijelaskan berapa jumlah yang tepat (Pratiwi D, 2013).
Limbah laboratorium adalah semua limbah yang dihasilkan oleh
kegiatan laboratorium dan dari kegiatan penunjang lainnya. Operasional
sebuah laboratorium dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan
mulai dari konsumsi sumber daya berupa bahan kimia, air dan energi,
peralatan hingga sistem pembuangan. Pernyataan UNEP dan ISWA pada
tahun 2002 bahwa laboratorium bersama industri kimia merupakan salah
satu sumber limbah jenis reaktif dan berukuran skala menengah dengan
jumlah yang dihasilkan antara 100-1000 kg/bulan. Aktivitas laboratorium
menghasilkan limbah yang sedikit kuantitasnya namun mengandung
berbagai jenis bahan kimia dan banyak diantaranya bersifat toksik
walaupun diketahui bahwa pembuangan limbah laboratorium tidak terus-
menerus. Hal ini karena dalam seluruh aktivitasnya terutama kegiatan
pengujian tidak dapat dihindari penggunaan bahan kimia baik ketika
pengawetan sampel, preparasi, analisis maupun sisa pakai (Indrasti and
Fauzi 2009).
Selain penggunaan bahan kimia yang digunakan dalam proses
analisis memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
pekerja, keadaan limbah laboratorium yang dihasilkan menimbulkan
beban yang tinggi terhadap kinerja lingkungan, mengakibatkan perubahan
keseimbangan alami dan berisiko terhadap manusia dan makhluk hidup
lainnya. Limbah kimia sangat sulit diolah baik secara kimia maupun
melalui proses biologi. Pengelolaan lingkungan dengan end of pipe
treatment bukan merupakan penyelesaian penanganan limbah yang baik.
(Purwanto, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat perencanaan dalam fungsi managemen
laboratorium ?
2. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan sesuai rencana di laboratorium?
3. Bagimana cara melaksanakan pengendalian dan pengawasan di
laboratorium ?
4. Apa saja jenis – jenis kecelakaan kerja di laboratorium ?
5. Bagaimana cara memberikan pertolongan pertama jika ada kecelakaan
akibat kerja di laboratorium ?
6. Bagaimana cara mengirim penderita ke Pos kesehatan Puskesmas/ RS
jika perlu mendapatkan pengobatan lebih lengkap ?
7. Apa saja macam – macam limbah laboratorium ?
8. Bagaimana cara melakukan penampungan limbah sesuai dengan
jenisnya ?
9. Bagaimana cara melakukan pengolahan/penanganan limbah sesuai
dengan jenisnya ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui fungsi managemen laboratorium.
2. Untuk mengetahui prosedur kecelakaan di laboratorium.
3. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah laboratorium.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui perencanaan dalam fungsi managemen
laboratorium.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sesuai rencana di
laboratorium.
3. Untuk mengetahui pengendalian dan pengawasan di laboratorium.
4. Untuk mengetahui jenis – jenis kecelakaan kerja di laboratorium.
5. Untuk mengetahui cara memberikan pertolongan pertama jika ada
kecelakaan akibat kerja di laboratorium.
6. Untuk mengetahui cara mengirim penderita ke Pos kesehatan
Puskesmas/ RS jika perlu mendapatkan pengobatan lebih lengkap.
7. Untuk mengetahui macam – macam limbah laboratorium.
8. Untuk mengetahui cara melakukan penampungan limbah sesuai
dengan jenisnya.
9. Untuk mengetahui cara melakukan pengolahan/penanganan limbah
sesuai dengan jenisnya.

D. Manfaat
a. Manfaat Praktis
1. Memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat
tentang fungsi managemen, prosedur kecelakaan, dan cara
pengolahan limbah laboratorium.
b. Manfaat Teoritis
1. Dapat digunakan untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan khususnya dalam ilmu managemen
laboratorium.
2. Dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan terkait
dengan fungsi managemen, prosedur kecelakaan, dan cara
pengolahan limbah laboratorium.

DAPUS :

George, R, Terry, Leslie W. Rue. 2003. Dasar-Dasar Manejemen. Jakarta: PT.


Bumi Aksara.

Yasin.M Ruhizan. Dkk. 2012. “Effects of Problem-Solving Strategies in the


Teaching and Learning of Engineering Drawing subject.” Asian Social
Science, 8 (16)

Dyah Pratiwi. 2013. Analisis Pengelolaan Limbah Medis Padat Pada Puskesmas
Kabupaten Pati.

Fauzi, A.M., Indrasti, N.S., 2009. Produksi Bersih. IPB Press. Bogor

Purwanto. 2013. Teknologi Produksi Bersih. Badan Penerbit Universitas


Diponegoto. Semarang
Ayana U.C.2017. Chemical laboratory safety awareness, attitudes and practices of
tertiary students. Safety science. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai