Ditulis oleh:
3. Kelompok : Nusantara 11
6. Foto Diri :
Aku Dan Pengabdianku Adalah Bentuk Syukurku
Empat belas tahun silam, tepatnya dibulan April 2006, setelah sekian tahun
berhenti dari aktifitas di dunia kepramukaan karena aktivitas lain, meskipun tidak
benar-benar berhenti dari kegiatan bernuansa alam, saya kembali diberi amanah
curriculum vitae saat pendaftaran tes jalur umum Pegawai Negeri Sipil tahun
2005 ternyata sudah sampai ditangan kepala sekolah, ditambah beberapa jawaban
idealis (baca: sombong) pada saat perbincangan dengan kepala sekolah, itu
menjadi salah satu alasan dunia kepramukaan kembali menyapa. Iya, belum genap
baru yang ditempatkan dibawah koordinasinya. Usia yang tergolong masih muda
dan idealisme mahasiswa yang masih terjaga, tidak sengaja terselip kesombongan
pendidikan formal, mulai golongan siaga hingga golongan pandega, saya kembali
terhanyut dalam suka duka dan tawa riang adik-adik penggalang. Berbagai even
tingkat ranting hingga cabang sudah pernah kami ikuti, dan hasilnya tidak terlalu
untuk mau belajar rajin, berlatih giat, berproses dengan disiplin ditengah-tengah
kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang relatif masih rendah, cukup
membuat hati dan jiwa saya menjadi hangat karena rasa haru (setidaknya menurut
idealisme saya).
oleh kwartir cabang, namun pimpinan belum berkenan untuk mengijinkan saya
sekolah.
Pendidikan dan pelatihan yang diijinkan untuk saya ikuti pertama kali
adalah pelatihan pelatih Palang Merah Indonesia (PMR), tidak seperti yang
diharapkan, namun saya tetap mengikuti dengan tekad dan semangat empat puluh
pramuka baru datang pada tahun 2010, empat tahun setelah aktif membina adik-
adik penggalang. Enam tahun setelahnya, kursus pembina pramuka mahir lanjutan
perubahan situasi dan kondisi peserta didik. Dunia kakak-kakak penegak berbeda
dengan dunia adik-adik penggalang. Adaptasi dan penyesuaian diri dalam model
kali tidak bisa datang karena tugas lain yang menuntut prioritas dan perhatian
lebih.
menarik beberapa pendidik dan tenaga kependidikan untuk turut secara aktif
pramuka mahir tingkat lanjut dengan biaya mandiri. Beberapa bulan yang lalu,
atas usulan saya dan disetujui oleh Kamabigus, tiga pendidik dan dua tenaga
Dalam upaya mengembangkan dan mengasah diri untuk menjadi lebih baik,
dengan niat dan tekad yang kuat saya mengajukan diri ke kwartir cabang dan
Pramuka Dasar yang dilaksanakan oleh Pusdiklat daerah Jawa Timur secara
virtual. Berbagai harapan selalu saya selipkan dalam doa agar lebih bermanfaat
pelatihan dalam kursus pelatih pembina pramuka tingkat dasar. Berbagai materi
digital berbasis jaringan seperti WhatsApp Grup, You Tube, E-mail, Google
Covid-19 yang masih merajalela. Disatu sisi pandemi masih menjadi ancaman,
gerakan pramuka.
Tujuannya adalah menjadi pelatih yang memahami tugas pokok dan fungsinya
sebagai pelatih, serta menjadi pelatih yang profesional. Disamping itu, KPD
merupakan syarat mutlak yang harus diikuti oleh anggota Pramuka dewasa
KPD yang notabene calon pelatih dituntut mampu mengubah mindset pembina
menjadi mindset seorang pelatih. Pelatih harus bisa membedakan peran dirinya
sebagai pembina, dan peran dirinya sebagai pelatih pembina. Pelatih pembina
menyampaikan materi kepada anggota muda. Pelatih pembina juga harus mampu
harus bisa diadaptasi untuk menjadi energi pendorong menuju lebih baik.
Adaptasi pelatih pembina diharapkan tidak berhenti pada tataran nalar logis
berdampingan dengan dunia maya, serta menjalin jaringan dalam berbagai bidang
harus mampu dijalani seorang pelatih pembina pramuka, yang tidak lain agar
menjadi pelatih pembina pramuka, upaya dan pengabdian diri pada sesama
Alloh SWT.
pendidik, pembina, maupun pelatih pembina. Dan sebaik-baik syukur atas semua
dan bagaimanapun keadaan kita dapat selalu menjadi orang yang senantiasa bisa