Anda di halaman 1dari 8

AKU DAN PENGABDIANKU ADALAH BENTUK SYUKURKU

Tulisan singkat untuk memenuhi tugas

Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar

Pusdiklatda. Kwartir Daerah Jawa Timur

Ditulis oleh:

NUR ROSYID, S.Sos.I

IKHLAS BAKTI BINA BANGSA, BER BUDI BAWA LAKSANA


IDENTITAS PENULIS

1. Nama : Nur Rosyid, S.Sos.I

2. No. Peserta : 131

3. Kelompok : Nusantara 11

4. Asal Kwarcab. : Ngawi

5. Asal Kwarda : Jawa Timur

6. Foto Diri :
Aku Dan Pengabdianku Adalah Bentuk Syukurku

Oleh: Nur Rosyid, S.Sos.I

Empat belas tahun silam, tepatnya dibulan April 2006, setelah sekian tahun

berhenti dari aktifitas di dunia kepramukaan karena aktivitas lain, meskipun tidak

benar-benar berhenti dari kegiatan bernuansa alam, saya kembali diberi amanah

untuk berkecimpung dikepramukaan. Beberapa kalimat yang tertulis di-

curriculum vitae saat pendaftaran tes jalur umum Pegawai Negeri Sipil tahun

2005 ternyata sudah sampai ditangan kepala sekolah, ditambah beberapa jawaban

idealis (baca: sombong) pada saat perbincangan dengan kepala sekolah, itu

menjadi salah satu alasan dunia kepramukaan kembali menyapa. Iya, belum genap

satu minggu setelah pertemuan pertama, kepala sekolah berkenan melakukan

perbincangan terkait kemampuan minor dan kemampuan mayor pegawai-pegawai

baru yang ditempatkan dibawah koordinasinya. Usia yang tergolong masih muda

dan idealisme mahasiswa yang masih terjaga, tidak sengaja terselip kesombongan

atas kemampuan yang tidak seberapa.

Pada akhirnya, hanya berbekal pengalaman aktif dipramuka selama masa

pendidikan formal, mulai golongan siaga hingga golongan pandega, saya kembali

terhanyut dalam suka duka dan tawa riang adik-adik penggalang. Berbagai even

tingkat ranting hingga cabang sudah pernah kami ikuti, dan hasilnya tidak terlalu

mengecewakan, meski juga tidak begitu membanggakan. Prestasi perlombaan

tidak menjadi ukuran keberhasilan adik-adik penggalang, tetapi kesadaran mereka

untuk mau belajar rajin, berlatih giat, berproses dengan disiplin ditengah-tengah
kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan yang relatif masih rendah, cukup

membuat hati dan jiwa saya menjadi hangat karena rasa haru (setidaknya menurut

idealisme saya).

Berkali-kali pelatihan pembina pramuka mahir tingkat dasar dilaksanakan

oleh kwartir cabang, namun pimpinan belum berkenan untuk mengijinkan saya

mengikutinya. Keterbatasan jumlah pendidik di sekolah menjadi alasan yang

selalu disampaikan, apalagi harus meninggalkan sekolah selama satu minggu,

tentu akan mempengaruhi layanan bimbingan dan pembelajaran adik-adik di

sekolah.

Pendidikan dan pelatihan yang diijinkan untuk saya ikuti pertama kali

adalah pelatihan pelatih Palang Merah Indonesia (PMR), tidak seperti yang

diharapkan, namun saya tetap mengikuti dengan tekad dan semangat empat puluh

lima. Dan pada akhirnya, kesempatan mengembangkan diri sebagai pembina

pramuka baru datang pada tahun 2010, empat tahun setelah aktif membina adik-

adik penggalang. Enam tahun setelahnya, kursus pembina pramuka mahir lanjutan

saya ikuti, namun pindah menjadi pembina pramuka golongan penegak.

Profesi sebagai pendidik yang khusus memberikan layanan bimbingan dan

konseling menuntut diri saya untuk selalu mengikuti perkembangan dan

perubahan situasi dan kondisi peserta didik. Dunia kakak-kakak penegak berbeda

dengan dunia adik-adik penggalang. Adaptasi dan penyesuaian diri dalam model

dan metode pembimbingan terus saya lakukan dengan mengikuti pendidikan,

pelatihan, workshop, seminar dan sebagainya. Tidak terkecuali dalam dunia

kepramukaan. Pertemuan pembina penegak yang secara berkala dilakukan oleh


kwartir cabang maupun kwartir ranting saya ikuti dengan baik, meski beberapa

kali tidak bisa datang karena tugas lain yang menuntut prioritas dan perhatian

lebih.

Selama mengabdikan diri dikepramukaan golongan penegak, saya berhasil

menarik beberapa pendidik dan tenaga kependidikan untuk turut secara aktif

membantu membina kakak-kakak penegak digugus depan. Ditengah sikap acuh

pihak-pihak yang tidak memahami kepramukaan, lima pendidik berhasil saya

ijinkan dan mendapatkan rekomendasi mengikuti kursus pembina pramuka mahir

tingkat dasar, bahkan tiga diantaranya bersedia mengikuti kursus pembina

pramuka mahir tingkat lanjut dengan biaya mandiri. Beberapa bulan yang lalu,

atas usulan saya dan disetujui oleh Kamabigus, tiga pendidik dan dua tenaga

kependidikan (staf tata usaha) direkomendasi untuk mengikuti kursus pembina

pramuka mahir tingkat dasar secara daring (dalam jaringan).

Dalam upaya mengembangkan dan mengasah diri untuk menjadi lebih baik,

meningkatkan kualitas pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan kepramukaan,

dengan niat dan tekad yang kuat saya mengajukan diri ke kwartir cabang dan

pusdiklatcab untuk direkomendasikan sebagai peserta Kursus Pelatih Pembina

Pramuka Dasar yang dilaksanakan oleh Pusdiklat daerah Jawa Timur secara

virtual. Berbagai harapan selalu saya selipkan dalam doa agar lebih bermanfaat

bagi orang lain melalui gerakan pramuka.

Disinilah saat ini saya berada. Berproses menjalani pendidikan dan

pelatihan dalam kursus pelatih pembina pramuka tingkat dasar. Berbagai materi

kepramukaan yang sudah terbarukan disampaikan oleh pelatih-pelatih kwartir


daerah melalui media daring (dalam jaringan). Memanfaatkan aplikasi-aplikasi

digital berbasis jaringan seperti WhatsApp Grup, You Tube, E-mail, Google

Form, dan sebagainya, pelatih-pelatih berusaha menjadikan kualitas kompetensi

lulusan KPD Virtual tetap terjaga dengan baik.

Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar dilaksanakan merespon kekurangan

pelatih-pelatih pembina diberbagai daerah. Adapun kegiatan kursus yang

dilaksanakan secara virtual merupakan langkah kwartir daerah atas pandemi

Covid-19 yang masih merajalela. Disatu sisi pandemi masih menjadi ancaman,

disisi lain gerakan pramuka tetap harus berkontribusi dalam menjamin

keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia melalui pendidikan karakter generasi muda lewat

gerakan pramuka.

Pengembangan diri pelatih melalui KPD sangat diperlukan sebagai upaya

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral pelatih sesuai

dengan kebutuhan pekerjaan/profesi sebagai pelatih melalui diklat/kursus.

Tujuannya adalah menjadi pelatih yang memahami tugas pokok dan fungsinya

sebagai pelatih, serta menjadi pelatih yang profesional. Disamping itu, KPD

merupakan syarat mutlak yang harus diikuti oleh anggota Pramuka dewasa

sebagai syarat mutlak untuk melatih guna mengembangkan kemampuan dan

menjadi penebar kedamaian dimanapun berada.

Dalam mengikuti kursus ini, saya menyadari betapa pentingnya peserta

KPD yang notabene calon pelatih dituntut mampu mengubah mindset pembina

menjadi mindset seorang pelatih. Pelatih harus bisa membedakan peran dirinya
sebagai pembina, dan peran dirinya sebagai pelatih pembina. Pelatih pembina

harus mampu memberikan materi dengan menerapkan prinsip pedagogik saat

menyampaikan materi kepada anggota muda. Pelatih pembina juga harus mampu

memberikan materi dengan menerapkan prinsip andragogik saat menyampaikan

materi kepada anggota dewasa (pembina).

Begitu banyak perubahan akibat perkembangan zaman yang menuntut

pelatih bisa beradaptasi dengan perubahan tersebut. Seorang Pelatih Pembina

Pramuka dituntut mampu memprediksi masa depan dengan pemikiran yang

positif. Segala perubahan akibat perkembangan zaman dalam berbagai bidang

harus bisa diadaptasi untuk menjadi energi pendorong menuju lebih baik.

Adaptasi pelatih pembina diharapkan tidak berhenti pada tataran nalar logis

(logico), atau hipotesa-hipotesa (hypotetico) saja, namun juga menyentuh ranah

empirik/kenyataan yang ada (empirico), karena pada dasarnya pendidikan

kepramukaan itu Lintas Zaman, berdasar kejadian-kejadian yang bersifat empiris.

Kemampuan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi,

berdampingan dengan dunia maya, serta menjalin jaringan dalam berbagai bidang

harus mampu dijalani seorang pelatih pembina pramuka, yang tidak lain agar

semakin mampu berpikir, berucap dan berperilaku bijaksana dalam menjalankan

adagium “ikhlas bakti bina bangsa, ber budi bawa laksana”.

Terlepas dari pentingnya pengembangan diri pembina pramuka untuk

menjadi pelatih pembina pramuka, upaya dan pengabdian diri pada sesama

melalui dunia pendidikan dan gerakan pramuka merupakan keniscayaan yang

mesti diwujudkan. Karena semua pengabdian dalam kehidupan hendaknya


dilaksanakan dengan sepenuh hati sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta,

Alloh SWT.

Karunia, berkah, dan anugerah yang Alloh limpahkan kepada manusia

semestinya selalu disyukuri, termasuk karunia berupa kesempatan hidup menjadi

pendidik, pembina, maupun pelatih pembina. Dan sebaik-baik syukur atas semua

karunia tersebut adalah dengan mengembangkan dan mengabdikannya untuk

sesama. Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW.:

“sebaik-baik manusia, adalah yang paling bermanfaat bagi sesama”

Demikian, semoga menjadi siapapun, sebagai apapun, berada dimanapun,

dan bagaimanapun keadaan kita dapat selalu menjadi orang yang senantiasa bisa

bersyukur dan bermanfaat bagi sesama. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai