LAPORAN AKHIR
HIBAH BERSAING
Oleh :
1. Judul Penelitian :
Model Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Melalui Technology Acceptance
Model (TAM)
2. Ketua Peneliti :
3. Nama Lengkap : Dr. Syarif Hidayatullah, SE, MM
4. NIP/NIK : 694 / FE
5. NIDN : 0731057101
6. Jabatan Fungsional : Lektor/III-c
7. Jabatan Struktural : Wakil Dekan III
8. Fakultas/Jurusan : Manajemen/Ekonomi
9. Pusat Penelitian : Universitas Merdeka Malang
10. Alamat Institusi : Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64 Malang
11. Telepon/Faks/Email : 0341-568395
3. Tim Peneliti
4. Tujuan Penelitian :
i
mengenai sistem informasi pariwisata yang telah ada dari sisi “manfaat yang
dirasakan” dan “kemudahan penggunaan”
c. Menyusun prototipe sistem informasi pariwisata terpadu berbasis Technology
Acceptance Model dan mengimplementasikannya untuk mendapat respon langsung
dari pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata maupun
wisatawan)
d. Mengembangkan model sistem informasi pariwisata terpadu untuk daerah Malang
Raya
5. Masa Pelaksanaan :
Mulai : Maret 2013
Berakhir : November 2014
ii
HAI,AMAN PENGESAHAN
Malang, l1 - 12 - 2013,
Ketua Peneliti,
iii
RINGKASAN PENELITIAN
Seperti kita ketahui, Indonesia mempunyai sangat banyak tempat menarik yang bisa
dikunjungi baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hanya sayangnya, meskipun
pariwisata terbukti mampu memberikan kontribusi besar dalam menunjang perekonomian
negara Indonesia, masalah pemasaran masih belum menjadi perhatian utama dan
dilaksanakan secara optimal. Dari segi kunjungan wisata, Indonesia masih jauh tertinggal
dibandingkan negara lain seperti Singapura dan Thailand. Thailand mampu mendatangkan
turis asing hingga 18 juta orang per tahun. Begitu pun dengan Singapura mampu
mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang per tahun. Sedangkan
Indonesia hanya 6 juta wisatawan per tahun. (kompas.com). Salah satu penyebab
rendahnya kunjungan wisata di Indonesia adalah terbatasnya sistem informasi pariwisata
yang ada baik dari segi kelengkapan data maupu kemudahan akses.
Oleh karena itu, dari penelitian ini bertujuan untuk : 1) Melakukan eksplorasi secara
menyeluruh untuk mendapatkan semua informasi mengenai obyek wisata di daerah
Malang Raya; 2) Mengidentifikasi respon dari pelaku pariwisata (pengusaha yang
bergerak dalam sektor pariwisata dan wisatawan) untuk mengevaluasi dan mendapatkan
masukan mengenai sistem informasi pariwisata yang telah ada dari sisi “manfaat yang
dirasakan”dan “kemudahan penggunaan”; 3) Menyusun prototipe sistem informasi
pariwisata terpadu melalui Technology Acceptance Model dan mengimplementasikannya
untuk mendapat respon langsung dari pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak
dalam sektor pariwisata maupun wisatawan) dan 4) Mengembangkan model sistem
informasi pariwisata terpadu untuk daerah Malang Raya berbasis pada prinsip
“usefulnees” dan “easy of use.”
iv
DAFTAR ISI
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ............................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
RINGKASAN PENELITIAN ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 2
1.3. Keutamaan Penelitian ............................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Arus Informasi Perusahaan .............................................................. 18
Gambar 2.2. Theory of Reasoned Action .............................................................. 22
Gambar 2.3. Original Technology Acceptance Model ......................................... 23
Gambar 2.4. Konsep Pemasaran wisata ............................................................... 34
Gambar 2.5. Pemasaran Pariwisata ...................................................................... 35
Gambar 2.6. Original Technology Acceptance Model ......................................... 38
Gambar 4.1. Bagan Alur Tahapan Penelitian - Tahap I : Desain Prototipe Model
Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (Tahun I) .............................. 47
Gambar 4.2. Bagan Alur Tahapan Penelitian - Tahap II : Pengembangan Model
Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (Tahun 2) ............................. 48
Gambar 4.3. Kerangka Pikir Pengembangan TAM .............................................. 49
Gambar 4.4. Rancangan Kerja Penelitian ............................................................. 51
Gambar 5.1. Informasi Mengetahui Tempat Wisata ............................................ 60
Gambar 5.2. Informasi Kelengkapan Fasilitas Tempat Wisata ............................ 60
Gambar 5.3. Diagram Berjenjang ......................................................................... 66
Gambar 5.4. Form interface depan Sistem Informasi Pariwisata Terpadu ........... 68
Gambar 5.5. Form Menu Sub Lokasi Sistem Informasi Pariwisata Terpadu ....... 69
Gambar 5.6. Form Menu Layer Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (1) .......... 70
Gambar 5.7. Form Menu Layer Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (2) .......... 70
Gambar 5.8. Form Sub Menu Tempat Wisata
Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (1) ........................................ 71
Gambar 5.9. Form Sub Menu Tempat Wisata
Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (2) ........................................ 72
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang bisa dinikmati turis yang berkunjung ke Singapura, serta daftar hotel dan
restaurant lengkap. Dengan penduduk 4,5 juta jiwa, Singapura mampu mendatangkan
wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang per tahun. Sedangkan Indonesia hanya
6 juta wisatawan per tahun dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa (kompas.com).
(kompas.com).
Berdasar hal tersebut di atas serta dikaitkan dengan besarnya potensi kontribusi
pariwisata terutama kaitannya dengan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah, maka seharusnya pemerintah daerah dapat memberikan
perhatian yang besar terhadap perkembangan pariwisata daerah dengan mencontoh apa
yang dilakukan oleh Singapura.
Berdasar uraian di atas menunjukkan bahwa kebutuhan wisatawan terhadap
infomasi yang lengkap dan mudah diakses sangat diperlukan untuk menarik wisatawan
dan membantu mereka merencanakan jadual kunjungan mereka. Sementara, informasi
yang ada selama ini masih mempunyai kelemahan dalam hal kelengkapan informasi
dan kemudahan akses. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah
melakukan melakukan eksplorasi secara menyeluruh untuk mendapatkan semua
informasi mengenai obyek wisata di daerah Malang Raya yang meliputi jenis wisata ,
tarif masuk, fasilitas wisata, jenis hiburan atau acara tradisional yang ditawarkan,
cendera mata dan makanan khas, serta sarana pendukung seperti sarana transportasi
yang tersedia, sarana hotel dan restaurant di sekitar lokasi lengkap dengan informasi
mengenai fasilitas kamar, makanan dan harga yang ditawarkan. Selain itu juga akan
dilakukan survei untuk mendapatkan masukan dari pelaku pariwisata (pengelola tempat
wisata, pengelola hotel/restaurant, pengusaha cenderamata/makanan khas dan
wisatawan) serta penduduk lokal daerah wisata untuk mendapatkan masukan bagi
pengembangan daerah wisata tersebut pada khususnya dan pengembangan wisata
Malang Raya secara umum. Sedangkan dari sisi tehnologi informasi yang akan
diimplementasikan, juga akan dilakukan identifikasi respon dari pelaku pariwisata
(pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata dan wisatawan) melalui Technology
Acceptance Model untuk mengevaluasi dan mendapatkan masukan mengenai sistem
informasi pariwisata yang telah ada.
Tujuan Technology Acceptance Model adalah mengevaluasi sistem informasi
yang sudah ada dan mendiagnosa disain permasalahan berdasarkan pengalaman penting
5
BAB II
STUDI PUSTAKA
6
7
Network atau sekarang populer dikenal dengan Internet, penyebaran informasi baik
untuk program pendidikan misalnya Cyber Education, maupun untuk transaksi
perdagangan misalnya Electronic Commerce serta komunikasi jarak jauh misalnya
Telephony / Video Confrence dapat dengan mudah dilakukan secara efektif dan biaya
yang efisien.
para manajer bisnis umumnya menganggap bagian sistem informasi hanyalah bagian
penunjang yang hanya menghabiskan biaya sekedar untuk memuaskan akan teknologi
yang terkini. Tembok penghalang ini harus dihancurkan dengan integrasi korporasi
sehingga pandangan teknologi dan pandangan bisnis selaras dan terintegrasi.
Penyelarasan inilah yang memerlukan adanya suatu transformasi korporasi,
mulai dari transformasi kultur sampai dengan transformasi organisasi untuk
meningkatkan nilai-nilai. Kunci utamanya adalah fokus teknologi adalah terhadap
proses, bukan domain.
"A fundamental change is taking place in the nature and application of technology in
business. This change has profound and far reaching implications for organizations and
for you...the information age is evolving into a second era. Organizations that do not
make this transition will fail. They will become irrelevant or cease to exit." "To use the
new technologies wisely, we will need to think more carefully about what we truly value
and how the technology can help us reach our deeper goals."
Kemajuan-kemajuan TI akan membawa ke konektivitas apa yang dikatakan oleh
Tapscott dan Caston tersebut merupakan kesimpulan dari visi Melone dan Rockart
(1990). Penzias (1995) menyatakan bahwa kelahiran kembali abad informasi didorong
kenyataan bahwa selama ini meskipun teknologi berkembang dengan sangat luar biasa
12
namun ternyata masih belum mampu memenuhi kebutuhan umat manusia. Hasil
penelitian Loveman (1991) yang menyimpulkan bahwa:
"...despite years of impressive technological improvements and investments, there is not
yet any evidence that information technology is improving productivity or other
measures of business performance....”
telah menunjukkan adanya kesalahan fundamental dari pemanfaatan TI. Kesalahan
fundamental ini terjadi karena kegagalan dalam mengharmonisasikan teknologi dengan
manusia, alam, bahkan dengan dirinya sendiri. Penzias (1995), menggunakan tiga fase
pertumbuhan untuk menjelaskan kelahiran kembali abad informasi ini, yaitu fase
kuantitas, fase kualitas, dan fase harmoni. Fase kuantitas ini ditandai dengan paradigma
produksi masal yang diwariskan oleh revolusi industri. Fase kualitas ditandai dengan
adanya fokus ke kualitas dan keunggulan kompetitif. Di Amerika Serikat fase ini
sebetulnya merupakan reaksi dari kompetisi internasional terutama dari negara-negara
Asia. Fase ini juga dapat dilihat dengan berbagai pengembangan sistem informasi untuk
mendukung kompetisi sehingga fokus teknologi lebih kepada produk teknologi dan
melahirkan kemajuan yang sangat luar biasa dalam TI. Dalam fase harmoni terjadi
pergeseran lokasi nilai-nilai dari produk individual ke layanan terintegrasi, di mana
masing-masing menciptakan koherensi yang lebih baik dalam proses penciptaan nilai
karena teknologi lebih selaras dengan pemakai dan lingkungan sekitarnya. Untuk
mencapai hal ini maka dalam pemanfaatan teknologi informasi yang penting bukanlah
produk teknologinya, tetapi strategi dibalik teknologi tersebut (Keyes, 1983). Strategi
ini berupa penggunaan teknologi informasi yang berwawasan (visionary use of
information technology). Strategi ini bukanlah hal yang sederhana, karena penggunaan
TI yang berwawasan ini adalah sebuah fase multidimensional. Para profesional TI,
misalnya, akan memiliki pandangan berbeda dengan para pimpinan strategis bisnis.
Perbedaan ini kemudian memerlukan pendekatan baru dengan transformasi organisasi
yang didasarkan atas perubahan behavioural yang melingkupi seluruh organisasi.
Pendekatan ini memerlukan pertimbangan-pertimbangan menyeluruh untuk
mengembangkan sebuah proses operasional yang menyelaraskan teknologi informasi
dengan strategi organisasi, yang disebut sebagai sinergi antara teknologi dan rencana
strategis organisasi. Sinergi antara TI dan rencana strategis dilakukan dengan
melakukan transformasi organisasi (Tapscott dan Caston, 1994).
13
Kelima, adalah makin cepatnya detak perubahan sosial. TI yang dapat diakses
secara mudah dan menjadi komoditi akan memberikan arus informasi yang sangat cepat
dan besar. Hal ini akan memacu kecepatan perubahan sosial sehingga masyarakat
menjadi lebih dinamis dan lentur. Kemudahan akses informasi ini menuntut efisiensi
kerja dari organisasi-organisasi serta menumbuhkan transparansi dalam masyarakat.
Keenam, global yang menghilangkan batas-batas geografis ruang dan waktu.
Teknologi Informasi di era 2000an memungkinkan hubungan bisnis dilakukan secara
elektronis. Bahkan dalam beberapa bidang tertentu, misalnya perbankan, sistem Society
for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) melakukan kliring
transaksi internasional antar bank yang dalam satu minggu saja nilainya menyamai nilai
perdagangan suatu negara besar.
Ketujuh, adalah memasyarakatnya standar-standar global. Penggunaan TI
modern mengharuskan diberlakukannya standar-standar yang bersifat universal, baik
standar tata cara kerja, standar format organisasi, maupun standar-standar perilaku
masyarakat.
Kedelapan, adalah bergesernya data menjadi pengetahuan. Pada era tradisional,
fondasi utama dari informasi adalah data, yaitu kumpulan fakta yang tidak memiliki
asosiativitas. Pada era 2000an, dimana jumlah informasi sudah sedemikian besarnya,
maka konsep data ini tidak sesuai lagi dan akan digantikan dengan pengetahuan, yaitu
informasi dengan asosiativitas ganda, dengan demikian teknologi informasi tidak lagi
teknologi pengolah data, tetapi teknologi pengolah pengetahuan.
c. Tranformasi Organisasi
Rifkin (1995) memandang transformasi korporasi sebagai pertarungan akhir
Marxian antara buruh dan kapital, yaitu terdevaluasinya buruh yang disebabkan oleh
tersubstitusikan dengan kapital. Dasar dari pandangan ini adalah kutipan dari Marx
bahwa setiap terobosan teknologi akan :
“Semakin banyak mengubah bentuk operasi pekerja ke dalam operasi mekanik,
sehingga pada suatu titik tertentu mekanisme dapat masuk ke tempatnya. Dapat dilihat
secara langsung bagaimana dari tenaga kerja tertentu ditransfer dari modal pekerja ke
dalam wujud mesin dan tenaga kerja kehilangan nilai sebagai hasil perubahan ini..
15
manajemen. Pandangan ini dimulai pada akhir 70-an atau awal 80-an, yaitu informasi
dapat dimanipulasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Sistem informasi yang
digunakan disebut decision support system (DSS). Fokus pemanfaatan SI pada tahapan
ini adalah peningkatan efektifitas dari proses pengambilan keputusan manajemen.
Informasi sebagai sumber daya strategis. Pada pertengahan 80-an, kosepsi mengenai
informasi berubah kembali. Informasi mulai saat ini dianggap sebagai sumber daya
strategis, sumber potensial dalam meningkatkan daya saing suatu perusahaan atau dapat
dianggap sebagai senjata atrategis perusahaan dalam memenangkan persaingan. Sistem
informasi yang digunakan dikenal sebagai strategic information system (SIS). SIS harus
dibedakan dengan tingkatan strategis dari manajemen, karena SIS tidak selalu
digunakan manajemen tingkat atas tetapi juga digunakan setiap tingkatan manajemen.
Istilah competitive advantage (keunggulan bersaing) yang muncul pada awal
tahun 80-an telah menjadi istilah yang paling populer pada saat membicarakan strategi
perusahaan. Seperti yang sering diungkapkan Porter (1985), keunggulan bersaing dapat
dicapai dengan berbagai macam cara, antara lain menawarkan produk dengan harga
minimum, atau menawarkan produk unik dan lebih baik dari saingan atau memfokuskan
diri pada segmen pasar tertentu. Sedangkan dalam dunia komputer, istilah keunggulan
bersaing dihubungkan dengan penggunaan sumber daya informasi untuk memperkuat
peranan suatu perusahaan di dalam pasar. Pada dasarnya perusahaan tidak harus selalu
mengandalkan sumber daya physik-nya dalam bersaing tetapi juga dapat memanfaatkan
data informasi untuk mencapai tujuan strategisnya Menurut McLeod (1995),
keunggulan bersaing dapat dilihat dari dua sudut pandang.
1. Pandangan Awal
Pandangan awal ini dimulai dengan cerita-cerita sukses sekitar penggunaan teknologi
informasi pada perusahaan-perusahaan seperti City bank yang sangat sukses dalam
memperkenalkan ATM (Automatic Teller Machines), American Airlines dengan
Supply dengan sistem reservasi yang dikenal dengan nama SABRE atau American
Hospital Supply dengan sistem pemesanan order yang menggunakan jaringan
Electronic Data Interchange (EDI) dan sebagainya. Pada periode ini, keunggulan
bersaing dihubungkan dengan peningkatan laba dan penguasaan pangsa pasar berkat
kejelian suatu perusahaan dalam memanfaatkan kesempatan dengan memadukan
kemampuan TI dengan kebutuhan pasar. Ini bermula dari pendapat yang mengatakan
17
bahwa manajemen yang baik dan bekerja keras sangat diperlukan untuk dapat
bertahan didalam pasar, akan tetapi untuk unggul di dalam persaingan, kedua aspek
tersebut saja tidak cukup perusahaan membutuhkan senjata lain. Pada saat inilah,
perusahaan-perusahaan pionir berfikir bahwa hanya TI yang dapat membantu
mendorong peningkatan laba. Sebagai the leader dalam berinovasi dengan TI,
keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi berlipat ganda.
2. Pandangan Luas
Pada pandangan ini, Mc Leod berpendapat bahwa memaksimumkan nilai
penggunaan sumber daya informasi, perusahaan harus membangan suatu sistem
informasi antara organisasi atau yang lebih dikenal dengan istilah inter
organizational information system. Perusahaan diharapkan memanfaatkan TI
dengan menganalisa pihak yang dapat dihubungkan melalui arus informasi yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Seluruh jaringan diharapkan
dapat dilaksanakan dalam dua arah dari dan ke perusahaan, kecuali jaringan dengan
perusahaan saingan merupakan jaringan ke perusahaan saja. McLeod menambahkan
bahwa kesempatan yang paling baik dalam memanfaatkan jaringan Electronic Data
Interchange (EDI) dapat diperoleh dengan menghubungkan perusahaan dengan
langganan, pemasok, pemerintah dan lembaga keuangan. Untuk hubungan dengan
pihak-pihak eksternal dapat dilakukan melalui media non-komputer. Sistem
informasi yang dimaksud dibangun untuk menghubungkan beberapa perusahaan
melalui arus informasi. Jadi perusahaan dihubungkan dengan lingkungannya melalui
sistem seperti Gambar 2.1 berikut ini :
18
Price quote
The Firm
Supplier
supplier Purchase order The Firm
P.O. receipt
Acknowledgement
Invoice
a. Differentation.
Dalam strategi ini, perusahaan bersaing dengan menggunakan strategi yang
menekankan adanya kekhususan di dalam perusahaan dibandingkan dengan saingannya
di dalam industri yang sama. Kekhususan disini dapat berupa produk, sistem pemasaran
atau jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pelangannya termasuk faktor-faktor lain
yang dianggap penting oleh pelanggan. Sehingga produk atau jasa mempunyai nilai
lebih, maka pelanggan tidak segan membayar lebih mahal atau perusahaan dapat
menetapkan harga lebih fleksibel di pasaran. Dimensi inilah yang perlu diidentifikasi
karena sangat strategis bagi perusahaan dan sangat penting bagi langganan.
b. Cost Leadership
Strategi cost leadership menekankan keunggulan dalam biaya, artinya mereka
yang menggunakan strategi ini yakin bahwa perusahaannya beroperasi dengan biaya
terendah sehingga dapat menawarkan harga pokok atau jasanya lebih murah dari
pesaingnya. Bahkan, jika harga produk atau jasanya sama dengan saingannya mereka
masih memperoleh keuntungan yang besar.
c. Focus.
Strategi ini merupakan gabungan dari strategi yang dijelaskan terdahulu. Hanya
bedanya, pada strategi ini perusahaan memfokuskan produk atau jasanya untuk
memenuhi kebutuhan segmen tertentu, di mana keuntungannya perusahaan dapat
beroperasi dengan lebih efisien dan efektif. Karena segmen pasarnya yang tertentu dan
terbatas, perusahaan menjadi sangat ahli dalam mempelajari keinginan pelanggannya.
Dalam menggunakan model ini perusahaan perlu melakukan tahapan analisa sebagai
berikut :
1. Analisa mengenai kekuatan, kelemahan maupun kesempatan dan ancaman bagi
posisi perusahaan dalam persaingan,
2. Menentukan strategi yang akan digunakan dalam menghadapi poin 1,
3. Membangun sistem informasi yang dapat mendukung rencana dan strategi.
Analisa di atas dapat membantu manajemen menentukan bagaimana TI dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Disamping itu, perusahaan
juga dapat menggunakan TI untuk mempertahankan diri terhadap ancaman persaingan.
20
2. Model Analisa Rangkaian Nilai (Value Chain Analysis Model, Porter, 1985)
Model Porter yang lain ini dapat digunakan untuk mendukung penggunaan
Model “kekuatan yang mendorong persaingan” seperti yang dijelaskan terdahulu.
Tahapan dimulai dengan melihat aktivitas organisasi yang dibagi menjadi 5 aktivitas
utama dan 4 aktivitas pendukung. Kemudian, perusahaan perlu mengetahui aktivitas
mana yang paling strategis untuk menentukan kekuatan dan daya saing perusahaan.
Bagian mana yang paling banyak memberikan keuntungan jika didukung TI : aktivitas
mana yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa baru, untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan menembus pasar, mengikat langganan dan
pemasok atau menurunkan biaya operasional. Model ini memandang perusahaan
sebagai kumpulan “nilai” dari setiap aktivitas dasar yang dapat menambah nilai produk
ataupun jasa.
Perusahaan memiliki keunggulan daya saing jika memberikan produk dengan
nilai lebih kepada langganan atau memberikan produk dengan nilai yang sama dengan
harga yang lebih murah. TI dapat memiliki dampak strategis kepada perusahaan jika
dapat menolong perusahaan memberikan nilai lebih pada produk atau memberikan
produk yang sama dengan harga yang lebih murah dari saingannya. Perusahaan harus
berusaha untuk membangun SIS pada aktivitas yang paling memberikan nilai pada
perusahaan di mana hal ini dapat berbada antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya.
Perceived
Usefulness
External
Attitude toward Behavioral Actual System
Variable
Using Intention to Use
s
Use
Perceived
Easy of use
menyangkut perbedaan dalam perilaku dan niat pemakaian (Venkatesh & Davis, 2000).
Bagaimanapun, pembedaan antara motivator yang hakiki dan yang disebabkan oleh
keadaan luar tentang perilaku, menyatakan bahwa individu akan termotivasi untuk
menggunakan aplikasi karena penghargaan yang hakiki untuk memperoleh kesenangan
dan kenikmatan. Di dalam Model Penerimaan Teknologi, manfaat dirasakan dan
tekanan dari luar (tekanan sosial), hanya merasakan manfaat, dimana suatu motivator
disebabkan oleh keadaan luar. (Igbaria dkk., 1996). Menurut Davis (1993), ada suatu
efek yang berpengaruh langsung Persepsi Mudah Penggunaan terhadap Persepsi
Manfaat Dirasakan, dengan kata lain antara dua sistem menawarkan kemampuan
serupa. Seorang pemakai perlu menemukan apa yang mudah untuk digunakan dan
lebih bermanfaat. Davis juga mengatakan suatu pemerintahan yang sebagian dari
tugasnya menggunakan sistem komputer, dimana jika seorang pemakai menjadi lebih
produktif melalui peningkatan easy of Use, maka ia perlu menjadi lebih produktif
secara keseluruhan. Persepsi Manfaat Dirasakan tidak dihipotesakan untuk mempunyai
suatu dampak atas Persepsi Mudah Penggunaan. Studi adopsi komputer Sebelumnya
sudah membuktikan bahwa jika para pemakai lebih suka bermain atau mencari
kesenangan dengan sistem komputer, maka mereka akan lebih berkeinginan untuk
menggunakan sistem itu (Igbaria dkk., 1994; Webster& Martocchio, 1992); Hackbarth
dkk. 2003). Studi penggunaan program aplikasi spreadsheet dan menemukan hal yang
lucu dari sistem tersebut komputer dari pengalaman akan berakibat pada kesenangan
yang bermanfaat. Teo dkk, (1999) menemukan kenikmatan yang dirasakan bila
menyangkut motivasi untuk menggunakan Internet.
menawarkan suatu metoda praktis yang akan menghemat biaya dalam mengevaluasi
teknologi baru dan meramalkan tingkat derajat bagi end-users yang secara sungguh-
sungguh akan menggunakan teknologi baru sebelum sistem benar-benar diterapkan.
menyelidiki struktur dan hubungan sikap yang potensial dengan dua variabel Persepsi
Mudah Penggunaan dan Persepsi Manfaat Dirasakan dan perilaku pemakaian sistem
sebagail variabel kunci adalah Penerimaan Teknologi Informasi.
Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan adanya korelasi yang positif dari
sikap terhadap penggunaan Teknologi Informasi. Igbaria (1995) tentang motivator
penggunaan TI merekomendasikan bahwa pada dasarnya motivator menggunakan TI
terbentuk dari dua aspek, yaitu motivator intrinsik, yaitu kesenangan yang dirasakan
oleh individu dalam berinterasi dengan Teknologi Informasi dan motivator ekstrinsik.
Compeau & Higgins (1995) juga memberikan rekomendasi bahwa kesenangan (affect)
pada Teknologi Informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan
Teknologi Informasi.
Pengukuran Sikap ke arah penggunaan didasarkan pada Ajzen dan Fishbein
(1980), suatu skala sikap yang telah dikembangkan. Sikap ke arah menggunakan sistem
mengacu pada semua orang secara umum merasa kurang baik atau baik dalam
menggunakan sistem informasi. Metode semantik diferensial digunakan untuk menilai
sikap ke arah penggunaan sistem tersebut . Individu diminta untuk menilai berdasarkan
apa yang mereka rasakan dalam menggunakan sistem tersebut serta menguraikan
pendapat mereka tentang sistem yang ada lima pasangan berbeda yang membentuk
dimensi evaluasi dari diferensial semantik, yang meliputi (tidak baik / baik, tidak
bijaksana / bijaksana, kurang baik / baik, berbahaya / diuntungkan, positif / hal negatif)
Konstruk penelitian yang dikemukan diatas menunjukkan bahwa penerimaan TI
ditentukan oleh sikap penggunaannya. Dalam hal ini sikap dipengaruhi oleh persepsi
pengguna, kemampuan dan kondisi yang mendukung. Selanjutkan akan diuraikan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan TI.
b. Persepsi Pengguna
Gibson dkk (1996) mendefinisikan persepsi sebagai proses seseorang dalam
memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dalam penafsiran sebagai
rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Robbins & Stephen (1996)
mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses dengan nama individu-individu
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna
bagi lingkungan mereka.
27
program baru. Fennech (2000) mengatakan bahwa persepsi tentang manfaat dirasakan
menunjukkan korelasi yang signikan terhadap akses World Wide Web (www)
c. Kemampuan Pengguna
Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996) mendefinisikan kemampuan sebagai
trait atau sifat (bawaan atau dipelajari) yang memungkinkan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu secara mental atau fisik. Jadi kemampuan merupakan potensi yang
dimiliki seseorang karyawan untuk melakukan suatu aktifitas pekerjaan baik berkenaan
dengan aktifitas mental maupun fisik. Lebih spesifik dalam konteks penggunaan
komputer, kemampuan menurut Nelson dan Cheney (1987) didefinisikan sebagai
kualitas keahlian yang berhubungan dengan komputer untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan.
Sifat interaksi manusia dengan komputer pada tingakat ini bersifat searah pada
pengguna (analis lebih dominan), tidak terstruktur dan multidimensi, keterkaitan antar
bagian sangat kuat dan terintegrasi.
Berikut beberapa peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini (Davis 1993;
Davis dkk, 1989; Igbaria, 1994; Straub dkk, 1995), pemakaian sistem terpilih sebagai
indikator penerimaan teknologi informasi yang utama, yang didasarkan pada beberapa
studi (Igbaria, 1994; Lee, 1986; Raymond, 1985; Thompson dkk,1991).
Secara umum, penerimaan individu adalah hasil dari teori Model Penerimaan
Teknologi untuk menjelaskan, ukuran yang digunakan dalam membangun teori
berdasarkan riset terdahulu. Suatu pandangan sederhana tentang penerimaan adalah
mengikat seseorang terhadap teknologi dengan melibatkan perilaku pemakai. Beberapa
model seperti TAM dan TRA menggunakan niat sebagai variabel dependent. Dimana
niat digunakan untuk meramal perilaku pemakai dimasa yang akan datang. Davis (1993)
mengemukakan, Model Penerimaan Teknologi menggunakan current usage sebagai
variabel dependent. Riset difusi inovasi mengemukakan, banyak teori yang berbeda
hasilnya. Dimana dalam mengadopsi teknologi, merupakan keputusan awal untuk
menggunakan sistem dan didukung untuk melakukan inovasi terhadap teknologi.
Menurut perspektif, para pemakai potensial membuat keputusan untuk mengadopsi atau
menolak suatu inovasi berdasarkan pada kepercayaan yang mereka yakini.
32
2.1.4. Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Kata “pariwisata” sebenarnya baru popular di Indonesia setelah
disenggelarakannya Msyawarah Nasional Tourisme di Tretes, Jawa Timur pada tanggal
12 s/d 14 juni 1958. Sebelumnya, sebagai kata pariwisata digunakan kata “tourisme”
(bahasa Belanda) yang sering pula di Indonesia menjadi “turisme”. Menurut pengertian
ini, kata “pariwisata” yang berasal dari bahasa sangsekerta, sesungguhnya bukanlah
berarti “turisme” (bahsa Belanda). Kata pariwisata menurut pengertian ini, sinonim
dengan pengertian “tour”. Pendapat ini berdasarkan pemikiran sebagai berikut: kata
pariwisata terdiri dari dua suku yaitu masing-masing kata “pari” dan “sata”.
Pari, berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar dan Wisata, berarti perjalanan,
berpergian yang dalamhal ini sinonim dengan kata “travel”. Atas dasar itu, maka kata
“pariwisata” seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau
berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak , kata “kepariwisataan” dapat
digunakan kata “tourisme” atau “tourism”. Unsur-unsur yang diperlukan calon
wisatawan dalam rangka mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata
dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
Unsur-unsur yang diperlukan calon wisatawan
No Unsur Keputusan
1 Kemana hendak pergi? Daerah tujuan wisata mana yang menjadi
pilihan, dalam kota, luar kota, dalam
negeri, atau keluar negeri.
2 Dimana akan menginap? Kalau di hotel, hotel mana, berkemah
dimana, rumah rakyat dimana.
3 Apa yang dapat dilakukan Fasilitas apa yang tersedia, olah raga,
ditempat tujuan? memancing, museum, upacara adat,
keadaan geografis, dan lain-lain.
4 Kendaraan apa yang Memakai pesawat udara, kapal laut,
digunakan? kereta api, kendaraan pribadi, atau
kendaran sewaan.
5 Dimaana pendaftaran Travel agent atau tour operator mana
dilakukan? yang menyelenggarakan kegiatan
pariwisata.
33
Pola b. Wisatawan
pikir baruPendekatan Penghasilan melalui
pemasaran
sebagai pelanggan terpadu dalam
Pemasaran pariwisata
terpadu kepuasan wisatawan
(lebih sesuai)
Pariwisata adalah suatu industri yang sangat kompleks karena kegiatannya yang
sangat bermacam-macam sehingga harus bekerja sama untuk menciptakan produknya.
Oleh karena itu pemasaran wisata diarahkan sebagai usaha-usaha sistematis dan terpadu
yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional dan/atau badan-badan usaha
35
pariwisata pada taraf internasional, nasional dan lokal guna memenuhi kepuasan
wisatawan baik secara kelompok maupun pribadi masing-masing dengan maksud
meningkatkan pertumbuhan pariwisata.
Fakta bahwa terjadi perubahan pada hakekat dan susunan wisata, sekaligus
meningkatnya persaingan menjadikan sulit untuk mempertahankan sistem promosi
klasik sebagai upaya untuk mempertahankan, memacu volume wisatawan serta
mempertahankan posisi pasar yang diperlukan dari saingannya karena munculnya
negara-negara atau daerah-daerah wisata baru. Itulah sebabnya perlu menciptakan suatu
kebijakan baru tentang pemasaran terpadu yang menggunakan semua kekuatan produk
(organisasi, tenaga kerja, pengembangan produk, fasilitas, keuangan, promosi dan
lainnya) menjadi satu kekuatan yang integral. Artinya bahwa pemasaran sebagai suatu
kebijakan yang berkaitan dengan banyak pihak, tidak mencondongkan diri hanya pada
promosi tetapi menelusup sampai ke suatu sistem pariwisata yang mempunyai 4 (empat)
fungsi yaitu :
1) Perumusan pasar baik yang nyata maupun yang potensial
2) Komunikasi : memikat permintaan dengan cara meyakinkan wisatawan dengan
segala daya tariknya
3) Pengembangan : merencanakan dan mengembangkan atraksi-atraksi dan jasa-jasa
wisata yang ada dan yang baru.
4) Pengawasan : mengevaluasi, mengukur dan menghitung melalui berbagai metode
penelitian, seberapa jauh hasil kegiatan promosi, apakah hasil-hasil dari suatu
pemanfaatan yang efisien akan fasilitas wisata yang tersedia dan apakah anggaran
pemasaran cukup mendatangkan hasil yang berguna atau tidak.
Perceived
Usefulness
External
Variable Attitude toward Behavioral Actual System
s Using Intention to Use
Use
Perceived
Easy of use
menggunakannya. Dalam hal ini kepuasan pemakai akhir komputer diukur melalui
instrumen Content, Accuracy, Format, Easy of Use, dan Timeliness. Peningkatan
kualitas pelayanan dan menumbuhkan tingkat kepercayaan melalui pengembangan dan
strategi TI tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat merupakan salah satu upaya
untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi masyarakat.
Berdasar uraian tersebut di atas, maka dalam pada penelitian ini akan
dikembangkan model pengembangan pariwisata terpadu yang diwujudkan dalam bentuk
sistem informasi wisata terpadu yang berbasis pada prinsip “usefulnees” dan “easy of
use”.
BAB III
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Menyusun prototipe sistem informasi
pariwisata terpadu dengan membuat suatu program data base pariwisata yang
menghubungkan antara hotel yang ada dengan tempat wisata di Malang.
Salah satu hal yang menjadi prioritas awal untuk meningkatkan kunjungan
wisatawan ke suatu daerah wisata adalah bagaimana membuat wisatawan tertarik
mengunjungi daerah wisata tersebut. wisatawan akan tertarik untuk mengunjungi suatu
daerah wisata jika mereka mengetahui informasi yang menarik dan lengkap mengenai
daerah wisata tersebut baik mengenai fasilitas fisik, sarana hiburan, cendera mata,
makanan khas, special event yang ditawarkan di daerah wisata tersebut beserta tarifnya
juga sarana akomodasi dan sarana tranportasi yang menunjang. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan sektor pariwisata, diperlukan dukungan sistem informasi pariwisata yang
handal baik dari sisi kelengkapan data maupun kemudahan akses. Tentu saja, sistem
informasi tersebut juga harus didesain semenarik mungkin untuk memberi kesan
mendalam kepada konsumen sasaran.
Berdasar uraian di atas, penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai berikut :
1. Melakukan eksplorasi secara menyeluruh untuk mendapatkan semua informasi
mengenai obyek wisata di daerah Malang Raya yang meliputi jenis wisata , tarif
masuk, fasilitas wisata, jenis hiburan atau acara tradisional yang ditawarkan,
cendera mata dan makanan khas, serta sarana pendukung seperti sarana transportasi
yang tersedia, sarana hotel dan restaurant di sekitar lokasi lengkap dengan informasi
mengenai fasilitas kamar, makanan dan harga yang ditawarkan.
2. Mengidentifikasi respon dari pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak dalam
sektor pariwisata dan wisatawan) untuk mengevaluasi dan mendapatkan masukan
42
43
mengenai sistem informasi pariwisata yang telah ada dari sisi “manfaat yang
dirasakan” dan “kemudahan penggunaan”
3. Menyusun prototipe sistem informasi pariwisata terpadu berbasis Technology
Acceptance Model dan mengimplementasikannya untuk mendapat respon langsung
dari pelaku pariwisata (pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata maupun
wisatawan)
4. Mengembangkan model sistem informasi pariwisata terpadu untuk daerah Malang
Raya
maksimal dan terpadu. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke Malang Raya masih
bingung mengakses fasilitas wisata di Malang Raya.
Seharusnya Malang bisa mencontoh Singapura misalnya, yang mempunyai
konsep wisata terpadu. Dimana turis yang datang ke Singapura tidak perlu bingung
untuk berkeliling menikmati kota Singapura. Singapura mempunyai sistem informasi
wisata yang handal meliputi peta wisata yang dilengkapi dengan sarana transportasi
yang bisa digunakan, panduan jadual acara nasional setiap bulan selama satu tahun
yang bisa dinikmati turis yang berkunjung ke Singapura, serta daftar hotel dan
restaurant lengkap. Dengan penduduk 4,5 juta jiwa, Singapura mampu mendatangkan
wisatawan mancanegara sebanyak 10 juta orang per tahun. Sedangkan Indonesia hanya
6 juta wisatawan per tahun dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa (kompas.com).
(kompas.com).
Berdasar hal tersebut di atas serta dikaitkan dengan besarnya potensi kontribusi
pariwisata terutama kaitannya dengan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah, maka seharusnya pemerintah daerah dapat memberikan
perhatian yang besar terhadap perkembangan pariwisata daerah dengan mencontoh apa
yang dilakukan oleh Singapura.
Berdasar uraian di atas menunjukkan bahwa kebutuhan wisatawan terhadap
infomasi yang lengkap dan mudah diakses sangat diperlukan untuk menarik wisatawan
dan membantu mereka merencanakan jadual kunjungan mereka. Sementara, informasi
yang ada selama ini masih mempunyai kelemahan dalam hal kelengkapan informasi
dan kemudahan akses. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah
melakukan melakukan eksplorasi secara menyeluruh untuk mendapatkan semua
informasi mengenai obyek wisata di daerah Malang Raya yang meliputi jenis wisata ,
tarif masuk, fasilitas wisata, jenis hiburan atau acara tradisional yang ditawarkan,
cendera mata dan makanan khas, serta sarana pendukung seperti sarana transportasi
yang tersedia, sarana hotel dan restaurant di sekitar lokasi lengkap dengan informasi
mengenai fasilitas kamar, makanan dan harga yang ditawarkan. Selain itu juga akan
dilakukan survei untuk mendapatkan masukan dari pelaku pariwisata (pengelola tempat
wisata, pengelola hotel/restaurant, pengusaha cenderamata/makanan khas dan
wisatawan) serta penduduk lokal daerah wisata untuk mendapatkan masukan bagi
pengembangan daerah wisata tersebut pada khususnya dan pengembangan wisata
45
Malang Raya secara umum. Sedangkan dari sisi tehnologi informasi yang akan
diimplementasikan, juga akan dilakukan identifikasi respon dari pelaku pariwisata
(pengusaha yang bergerak dalam sektor pariwisata dan wisatawan) melalui Technology
Acceptance Model untuk mengevaluasi dan mendapatkan masukan mengenai sistem
informasi pariwisata yang telah ada.
Tujuan Technology Acceptance Model adalah mengevaluasi sistem informasi
yang sudah ada dan mendiagnosa disain permasalahan berdasarkan pengalaman penting
pemakai memanfaatkan suatu sistem. Davis (1989) telah mengembangkan
pertimbangan untuk mengukur manfaat yang dirasakan dan mudah penggunaan ke arah
sikap penggunaan, dan sikap untuk menggunakan tehnologi informasi. Hasil penelitian
yang dilakukan Hidayatullah dkk (2011) dalam sistem informasi Pemerintah Daerah
menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pelayanan dan upaya menumbuhkan tingkat
kepercayaan melalui pengembangan dan strategi pemanfaatan tehnologi informasi yang
tepat sesuai dengan kebutuhan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk
memberikan kepuasan yang maksimal bagi masyarakat. Hal ini berarti, jika dalam
bidang pariwisata juga dapat dikembangkan strategi tehnologi informasi yang tepat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat berarti juga akan meningkatkan kepuasan
wisatawan dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata dalam jangka panjang.
Berdasar uraian tersebut di atas, maka dalam pada penelitian ini akan
dikembangkan model sistem informasi pariwisata terpadu yang diwujudkan dalam
bentuk sistem informasi wisata terpadu yang berbasis pada prinsip “usefulnees” dan
“easy of use”.
BAB IV
METODE PENELITIAN DAN DESAIN PENELITIAN
46
47
Gambar 4.1 : Bagan Alur Tahapan Penelitian - Tahap I : Desain Prototipe Model
Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (Tahun I)
48
Gambar 4.2 : Bagan Alur Tahapan Penelitian - Tahap II : Pengembangan Model Sistem
Informasi Pariwisata Terpadu (Tahun 2)
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan tahapan program
penelitian sebagai berikut :
1. Tahap I (Tahun Pertama) :
Penyusunan prototipe model pariwisata terpadu memerlukan beberapa langkah
yaitu :
a. Identifikasi program-program pariwisata yang sudah dilakukan baik oleh pelaku
wisata maupun dari dinas pariwisataguna mengetahui mekanisme, prosedur dan
efektivitas pelaksanaannya
b. Pemantapan rancangan model pariwisata terpadu melalui eksplorasi teori, hasil
penelitian yang relevan, dan aplikasi konkret model pariwisata di negara lain, serta
diskusi dengan anggota yang kemudian disesuaikan dengan fakta empiris.
c. Pengambilan data primer dengan wawancara dan menyebar kuesioner untuk
mengevaluasi sistem informasi pariwisata yang sudah ada melalui Technology
Acceptance Model (TAM). Model Technology Acceptance Model (TAM) yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
49
Persepsi Manfaat
Dirasakan :
kelangkapan data
Kepuasan Pemakai
Akhir Komputer
Timeliness
Content
Accuracy
Format
Easy to use
Persepsi Mudah
Penggunaan :
user friedliness
Kehandalan
Sistem
Berdasar gambar di atas, variabel yang digunakan untuk survey pada pelaku
wisata adalah :
1) Persepsi Manfaat Dirasakan meliputi kelengkapan data
2) Persepsi Mudah Penggunaan meliputi user friedliness dan kehandalan sistem
3) Kepuasan Pemakaian Akhir Komputer meliputi Timeliness, Content, Accuracy,
Format dan Ease of Use.
d. Pengelolaan data dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)
e. Setelah pengelolaan data dan pengumpulan semua data yang diperlukan sudah
diperoleh maka selanjutnya dilakukan penyusunan prototipe model pariwisata
terpadu. Prototipe diwujudkan dalam bentuk sistem informasi pariwisata terpadu
yang bisa diakses secara online melalui jaringan internet maupun telepon genggam.
Dalam sistem informasi ini akan dibuat profil wisata lengkap dengan informasi
pendukung meliputi : foto lokasi, peta lokasi, kondisi geografis, jenis wisata, tarif
masuk, fasilitas wisata, hiburan atau acara tradisional yang ditawarkan, cendera
mata dan makanan khas, serta sarana pendukung seperti sarana transportasi yang
50
tersedia, sarana hotel dan restaurant di sekitar lokasi lengkap dengan informasi
mengenai fasilitas kamar, makanan dan harga yang ditawarkan. Untuk prototipe
dibatasi untuk 10 lokasi wisata dengan jumlah pengunjung terbesar di Malang Raya.
f. Dilakukan monitoring dan evaluasi uji coba sebagai persiapan tahap penelitian
berikutnya.
2. Tahap II (Tahun Kedua)
Pengembangan model pariwisata terpadu memerlukan beberapa langkah yaitu :
a. Uji coba prototipe.
Prototipe model sistem pariwisata terpadu yang telah dibuat pada tahap awal akan
diuji coba dihadapan para stakeholders (pelaku wisata) melalui FGD (Focus Group
Disscussion) untuk mendapatkan masukan bagi penyusunan model sistem pariwisata
terpadu
b. Revisi prototipe
Melakukan penyempurnaan model sistem pariwisata terpadu berdasarkan masukan
dari semua stakeholders (pelaku wisata)
c. Melakukan seminasi model pariwisata terpadu.
digunakan untuk survey pada pelaku wisata pada penelitian ini meliputi variabel-
variabel yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Persepsi Manfaat Dirasakan
Persepsi Mudah Penggunaan
Sikap Menggunakan Teknologi Informasi
Penerimaan Teknologi Informasi
Kepuasan Pemakai Akhir Komputer
Tabel 4.3
Kebutuhan Data Setiap Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Data yang dibutuhkan
1 Wisatawan 30 Sebar kuesioner TAM
2 Hotel Berbintang 5 Melihat Lokasi, jumlah kamar, Jenis
3 Hotel Melati 5 Kamar, fasilitas yang diberikan
4 Pengusaha Restaurant 5 Lokasi, menu yang ada, jarak dengan
hotel bintang dan melati, menuju
lokasi, tempat parkir, fasilitas
5 Biro travel 5 Lokasi biro travel, cabang biro
travel, pelayanan yang diberikan
(KA, pesawat, bus dan travel antar
jemput)
6 Pengusaha cendera mata 5 Lokasi cendera mata, jenis barang
yang ditawarkan, jarak dengan hotel
7 Dinas pariwisata 3 Dukungan terhadap pariwisata yang
sudah dilaksanakan minimal 2 tahun
terakhir (berupa apa, berapa, dimana,
bagamana)
8 Penyedia JasaWisata 10 Lokasi wisata, jarak dengan hotel,
fasilitas yang diberikan, waktu buka
wisata.
Total 68
Sumber : Kebutuhan data diolah, 2013
Setelah penyebaran data langkah berikutnya yang akan dilakukan adalah pengelolaan
data dan pengumpulan semua data yang diperlukan sudah diperoleh dan selanjutnya
dilakukan penyusunan prototipe model pariwisata terpadu. Prototipe diwujudkan dalam
bentuk sistem informasi pariwisata terpadu yang bisa diakses secara online melalui
jaringan internet maupun telepon genggam. Dalam sistem informasi ini akan dibuat
profil wisata lengkap dengan informasi pendukung meliputi : foto lokasi, peta lokasi,
kondisi geografis, jenis wisata, tarif masuk, fasilitas wisata, hiburan atau acara
57
tradisional yang ditawarkan, cendera mata dan makanan khas, serta sarana pendukung
seperti sarana transportasi yang tersedia, sarana hotel dan restaurant di sekitar lokasi
lengkap dengan informasi mengenai fasilitas kamar, makanan dan harga yang
ditawarkan. Untuk prototipe dibatasi untuk 10 lokasi wisata dengan jumlah pengunjung
terbesar di Malang Raya .
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
58
59
A. Wisatawan
1. Mengetahui Lokasi Wisata
2. Buat Layer-layer baru pada Timeline. Ganti label/nama layer menjadi : background,
isi, judul, navigasi.
Double klik pada layer, kemudian ketikkan nama/label yang diinginkan. Untuk
menambah layer, klik kanan pada layer kemudian pilih “Insert layer”
Ulangi langkah ini dari awal
Sampai langkah ke 4, “slide 1” dari presentasi kita sudah selesai. Perhatikan pada
timeline, slide tersebut telah menempati satu frame pada timeline. Untuk menambahkan
slide ke 2, 3 dan seterusnya, maka perlu ditambahkan keyframe pada timeline.
Klik kanan pada frame 2 layer navigasi, kemudian pilih Insert keyframe.
Diagram Berjenjang
Pada aplikasi ini digitasi dan pembuatan tabel dilakukan pada software Virtual
Basic. Digitasi dilakukan dengan meniru informasi Kota/Kbupaten yang telah ada.
Tahap ini bisa dicari di internet ataupun dengan melakukan scanning. Sistem ini disusun
dari beberapa layer. Layer yang menyusun peta ini ada 7 yaitu layer Kota/Kabupaten,
layer Hotel Berbintang, Layer Hotel Melati, Layer Travel, Layer Tempat Wisata, Layer
Pengusaha Cendera Mata dan Layer tempat Kuliner.
2. Digitasi Layer
Digitasi atau sering disebut penggambaran adalah kegiatan transformasi
membuat sub bagian dari layer yang akan dimapilkan dalam hal ini adalah Sistem
Informasi Pariwisata Terpadu yang akan dibuat. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk digitasi yaitu dengan menampilkan sub sitem yang akan di
informasikan, atau menampilkan gambar atau keduanya. Dalam pembuatan sistem ini
akan menggunakan digitasi dengan menggabungkan informasi yang akan dutampilkan
dengan gambar, dimana kita akan meregistrasi sebuah image peta biasa menjadi
informasi dan petunjuk pengguna informasi.
3. Pemrograman dan Uji coba Program
a. Pemrograman
Pemrograman (programming) adalah kegiatan yang paling utama dalam pembuatan
sistem informasi ini. Perlu pengetahuan yang cukup dalam tentang dasar-dasar
programming agar bisa menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer.
Kode program yang ditulis harus sesuai dengan rancangan sistem yang dibuat
sebelumnya. Hasil program yang sesuai dengan rancangannya akan menjadikan
sebuah program yang sesuai dengan pengguna sistem atau user.
b. Uji Coba Program
Sebelum program diterapkan, maka program harus melalui pengetesan untuk
menghindari kesalahan atau error yang mungkin muncul saat program dijalankan.
Secara umum kesalahan atau error program yang mungkin terjadi diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu :
1) Kesalahan bahasa (Language Error)
Disebut juga kesalahan penulisan (syntax error) yaitu kesalahan di dalam
penulisan source code program yang tidak sesuai dengan syntax atau aturan
perintah.
68
Gambar 5.5. Form Menu Sub Lokasi Sistem Informasi Pariwisata Terpadu
Gambar 5.6. Form Menu Layer Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (1)
Gambar dibawah ini sebagai protitype lokasi di Kota Malang sub menu Travel :
Gambar 5.7. Form Menu Layer Sistem Informasi Pariwisata Terpadu (2)
71
Gambar dibawah ini sebagai protitype lokasi di Kota Batu sub menu Tempat
Wisata :
Gambar 5.8. Form Sub Menu Tempat Wisata Sistem Informasi Pariwisata
Terpadu (1)
72
Gambar dibawah ini sebagai protitype lokasi di Kota Malang sub menu Tempat
Kuliner :
Gambar 5.9. Form Sub Menu Tempat Wisata Sistem Informasi Pariwisata
Terpadu (2)
6.1. Kesimpulan
6.2 Rekomendasi
Model dan Prototype desain sistem informasi Pariwisata Terpadu ini belum sempurna
dan belum disosialisasikan kepada pihak yang membutuhkan dan berkepantingan.
Untuk kesempurnaan Model maka diperlukan Pengembangan model pariwisata terpadu
yang bisa dilaksanakan pada Tahap ke 2 dan memerlukan memerlukan beberapa
74
75
Prototipe model sistem pariwisata terpadu yang telah dibuat pada tahap awal akan diuji
coba dihadapan para stakeholders (pelaku wisata) melalui FGD (Focus Group
Disscussion) untuk mendapatkan masukan bagi penyusunan model sistem pariwisata
terpadu
a. Revisi prototipe
Melakukan penyempurnaan model sistem pariwisata terpadu berdasarkan masukan
dari semua stakeholders (pelaku wisata)
b. Melakukan seminasi model pariwisata terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, D.A, R.R Nelson & P.A, Todd (1992), “Perceived Usefulness, Ease Of Use, And
Usage Of Information Technology; A Replication”, MIS Quarterly Vol. 16, No. 2,
pp 227-247
Anonim. 2000. “Pariwisata Jawa Timur Dalam Angka”. Dinas Pariwisata Dati I Jawa
Timur.
Benjamin, R. & Levinson, E. (1993). "A Framework for Managing IT-Enabled
Change". Sloan Management Review, 23- 33.
Berry, William. (1993), “HRIS Can Improve Performance, Empower, and Motivate
Knowledge Worker” Employment Relation Today. Autumn. Pp.297 - 303
Bradley, S.P, J.A, Hausman, & Nolan, R.L. (1993). "Global Competition and
Technology", dalam S.P. Bradley, J.A. Hausman & Nolan, R.L. Globalization
Technology and Competition: The Fusion of Computers and
Telecommunications in the 1990s. Harvard Business School Press, Boston, MA,
3-31
Davis, F.D, (1986). “A Technology Acceptance Model for Empirically Testing New
End-user Information Systems” : Theory and Results.” Sloan School of
Management, MIT.
Davis, F.D., (1989). “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, And User
Acceptance of Information Technology.” Management Information Systems
Quarterly.
Davis, F.D., Bagozzi, R., & Warshaw, P, (1989)., “User Acceptance of Computer
Technology : A Comparison of Two Theoretical Models”. Management Science,
Vol. 35, No. 8., 982-1003.
Firdiansjah, Umu, Irany, 2004. “Persepsi Wisatawan Terhadap Daerah Tujuan Wisata
Kota Batu dan Dampaknya Terhadap Segmentasi Pasar” , Hasil Penelitian
Dosen Muda, Jurnal Akreditasi FE Unmer Malang
Garvin, D.A. (1988), “Managing Quality : The Strategic and Competitive Edge”. New
York : The Free Press
Gartina, I., & dkk. (2009). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Bandung: Politeknik
Telkom.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Andi Mattalatta). (2009).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan. Jakarta.
Mill, Robert Christie and M Morrison Alastair, “The Tourism System”, Prentice Hall, Inc,
New Jersey
Nugroho, E. P., Ratnasari, K., Ramadhani, K. N., & Putro, B. L. (2009). Rekayasa
Perangkat Lunak. Bandung: Politeknik Telkom.
Penzias, A. (1995). “Harmony: Business, Technology & Life After Paperwork”. New
York. Harper Business.
Ramadhan, K. N., Nugrogo, E. P., & Putra, B. L. (2009). Rekayasa Perangkat Lunak.
Bandung: Politeknik Telkom.
Syarif Hidayatullah, dan Fikry Amrullah, 2009, Modifikasi dan Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Untuk Meningkatkan Kepuasan Pengguna Computer
Based Information System, FE Unmer Malang
Syarif Hidayatullah, dkk, 2011, Modul Penggunaan dan Petunjuk Praktis Program
UKM corner untuk Aplikasi Database UMKM IKM Rokok di Tulungagung,
Pusat Pengembangan Manajemen dan Bisnis (PPMB), FE Unmer Malang..
Syarif Hidayatullah, dan Fikry Amrullah, 2011, Komparasi Technology Acceptance Model
(TAM) dan End User Computing Satisfaction (EUCS) Pada Sistem Informasi
Manajemen (Studi pada Pemerintah Daerah di Jawa Timur). FE Unmer Malang
Sudjana, 1996, “Tehnik Analisis Regresi dan Korelasi”, Edisi Ketiga, Tarsita Bandung
Bapak / Ibu / Sdr. Sdri responden
Di –
Tempat
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor‐faktor yang mempengaruhi “ MODEL PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PARIWISATA TERPADU MELALUI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)” Daftar pertanyaan ini dibuat dengan maksud untuk mengumpulkan data dalam
rangka penyusunan Penelitian Kami. Identitas ressponden akan dirahasikan oleh peneliti .
Dinas Pariwisata :........................
1. Nama Responden
3. Usia
4. Pekerjaan
5. Jabatan
6. Nama Travel
8. Tingkat Pendidikan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
SLTA Diploma strata1 strata2 strata3
No Pertanyaan
1 Apakah di Travel anda memiliki web khusus tentang Travel anda .......
Jika Ada, apa nama web Travel anda ......
2 Apa isi (content) web travel anda .....
3 Apakah anda mengetahui web tentang dinas pariwisata di malang raya .....
4 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan situs informasi pariwisata Malang
Raya
No Pertanyaan
1 Apakah di Travel anda memiliki web khusus tentang Travel anda .......
Jika Ada, apa nama web Travel anda ......
2 Apa isi (content) web travel anda .....
3 Apakah anda mengetahui web tentang dinas pariwisata di malang raya .....
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
5 Menurut saudara bagaimana akses situs informasi pariwisata Malang Raya
a. Sangat mudah diakses
b. Mudah diakses
c. Cukup mudah diakses
d. Kurang mudah diakses
e. Sulit diakses
6 Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
Data Sekunder yang diminta :
1. Profil Travel
2. Trarif / biaya travel semua jurusan
KUESIONER DINAS PARIWISATA
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Sdr. Sdri responden
Di –
Tempat
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor‐faktor yang mempengaruhi “ MODEL PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PARIWISATA TERPADU MELALUI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)” Daftar pertanyaan ini dibuat dengan maksud untuk mengumpulkan data dalam
rangka penyusunan Penelitian Kami. Identitas ressponden akan dirahasikan oleh peneliti .
Dinas Pariwisata :........................
1. Nama Responden
3. Usia
4. Pekerjaan
5. Jabatan
6. Kota Asal
8. Tingkat Pendidikan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
SLTA Diploma strata1 strata2 strata3
No Pertanyaan
1 Program lembaga untuk mempromosikan pariwisata ?
2 Apakah lembaga mempunyai situs (web) promosi pariwisata?
3 Apa Nama Web dinas pariwisata saudara ?
No Pertanyaan
4 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan situs informasi pariwisata
tersebut
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
5 Menurut saudara bagaimana akses situs informasi pariwisata tersebut
a. Sangat mudah diakses
b. Mudah diakses
c. Cukup mudah diakses
d. Kurang mudah diakses
e. Sulit diakses
6 Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
Data Sekunder yang diminta :
1. Program Kerja Dinas Pariwisata terbaru
2. Informasi nama dan tempat wisata di kabupaten/kota yang ada
3. Informasi nama dan tempat penyedia transportasi kabupaten/kota yang ada
4. Informasi nama dan tempat hotel di kabupaten/kota yang ada
5. Peta lokasi obyek dan tempat wisata
KUESIONER LOKASI WISATA
Nama obyek wisata :
a. Jenis dan gambaran obyek wisata :
b. Sejarah obyek wisata :
c. Kondisi geografis :
d. Peta lokasi :
e. Rata‐rata jumlah pengunjung dalam 1 bulan :
f. Tarif masuk per orang :
g. Fasilitas hiburan
h. Fasilitas umum
i. Acara tradisi (termasuk waktu penyelenggaraan)
j. Cindera mata khas (termasuk harga rata‐rata)
k. Data Penginapan disekitar lokasi
l. Data tempat makan di sekitar lokasi
No Jenis Tempat Makan Lokasi Menu yang Tarif
(dari obyek ditawarkan rata-rata
wisata)
m. Sarana transportasi
No Jenis Tarif rata-rata
(dari pusat kota malang)
p. Waktu pelayanan :
KUESIONER WISATAWAN
LOKASI WISATA : ............................
Identitas Responden :
a. Nama :
b. Umur :
c. Pendidikan :
d. Kota asal :
Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut sauadara paling sesuai
No Pertanyaan
1 Darimana saudara mengetahui lokasi wisata ini :
a. Teman/keluarga
b. Media cetak : koran/tabloid
c. Media elektronik : radio/koran
d. Brosur/spanduk
e. Internet
f. Lain‐lain :...........................
(Jika jawaban e lanjutkan ke pertanyaan no 2, jika jawaban selain e langsung
ke pertanyaanno 3)
2 Dari situs apa saudara mengetahui informasilokasi wisata tersebut ?
Apakah situs tersebut sudah memuat informasi yang lengkap dan mudah diakses?
Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
2 Apakah informasi yang saudara terima sesuai dengan kondisi lokasi wisata yang
saudara kunjungi :
1. Ya
2. Tidak : lebih bagus/lebih jelek....dibandingkan dengan informasi yang diterima
3 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan fasilitasnya lokasi wisata ini :
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
4 Menurut saudara bagaimana kondisi pelayanan lokasi wisata ini :
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
e. Tidak baik
5 Menurut saudara bagaimana kondisi kebersihan lokasi wisata ini :
a. Sangat bersih
b. Bersih
c. Cukup bersih
d. Kurang bersih
e. Tidak bersih
6 Menurut saudara bagaimana kondisi kenyamanan ke lokasi wisata ini :
a. Sangat nyaman
b. Nyaman
c. Cukup nyaman
d. Kurang nyaman
e. Tidak nyaman
7 Menurut saudara bagaimana kondisi keamanan ke lokasi wisata ini :
a. Sangat aman
b. Aman
c. Cukup aman
d. Kurang aman
e. Tidak aman
8 Menurut saudara sesuaikah tarif yang harus saudara bayar untuk mengunjungi lokasi
wisata ini :
a. Sesuai
b. Tidak sesuai : terlalu mahal/terlalu murah
9 Saran untuk perbaikan :
KUESIONER HOTEL
Hotel :
Lokasi :
A. Fasilitas Hotel
1. Jenis dan Jumlah kamar :
2. Tarif :
3. Fasilitas :
B. Pendapat terhadap sistem informasi pariwisata Malang Raya
1 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan situs informasi pariwisata Malang
Raya
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
2 Menurut saudara bagaimana akses situs informasi pariwisata Malang Raya
a. Sangat mudah diakses
b. Mudah diakses
c. Cukup mudah diakses
d. Kurang mudah diakses
e. Sulit diakses
3 Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
KUESIONER DINAS PARIWISATA
Dinas Pariwisata :........................
1 Program lembaga untuk mempromosikan pariwisata ?
2 Apakah lembaga mempunyai situs promosi pariwisata?
3 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan situs informasi pariwisata tersebut
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
4 Menurut saudara bagaimana akses situs informasi pariwisata tersebut
a. Sangat mudah diakses
b. Mudah diakses
c. Cukup mudah diakses
d. Kurang mudah diakses
e. Sulit diakses
5 Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
KUESIONER PENGELOLA HOTEL
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Sdr. Sdri responden
Di –
Tempat
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor‐faktor yang mempengaruhi “ MODEL PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PARIWISATA TERPADU MELALUI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)” Daftar pertanyaan ini dibuat dengan maksud untuk mengumpulkan data dalam
rangka penyusunan Penelitian Kami. Identitas ressponden akan dirahasikan oleh peneliti .
1. Nama Hotel
3. Alamat Hotel
4. Nama Responden
6. Usia
7. Jabatan
8. Tingkat Pendidikan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
SLTA Diploma strata1 strata2 strata3
A. Fasilitas Hotel
(mohon dapatnya diberi profil / brosur yang berisi jumlah kamar, tarif, fasilitas dan lain‐lain)
1. Jenis dan Jumlah kamar :
2. Tarif :
3. Fasilitas :
B. Pendapat terhadap sistem informasi pariwisata Malang Raya
No Pertanyaan
1 Apakah di hotel anda memiliki web khusus tentang hotel anda .......
Jika Ada, apa nama web hotel anda ......
2 Selain informasi tentang hotel apa web anda memuat hal lain seperti, informasi
wisata, transportasi atau informasi lainnya .......
3 Apakah anda mengetahui web tentang dinas pariwisata di malang raya .....
4 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan situs informasi pariwisata Malang
Raya
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
5 Menurut saudara bagaimana akses situs informasi pariwisata Malang Raya
a. Sangat mudah diakses
b. Mudah diakses
c. Cukup mudah diakses
d. Kurang mudah diakses
e. Sulit diakses
6 Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
KUESIONER WISATAWAN
Kepada Yth :
Bapak / Ibu / Sdr. Sdri responden
Di –
Tempat
Penelitian ini berjudul Analisis Faktor‐faktor yang mempengaruhi “ MODEL PENGEMBANGAN
SISTEM INFORMASI PARIWISATA TERPADU MELALUI TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL
(TAM)” Daftar pertanyaan ini dibuat dengan maksud untuk mengumpulkan data dalam
rangka penyusunan Penelitian Kami. Identitas ressponden akan dirahasikan oleh peneliti .
LOKASI WISATA : ............................
1. Nama Responden
3. Usia
4. Pekerjaan
5. Jabatan
6. Kota Asal
8. Tingkat Pendidikan ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
SLTA Diploma strata1 strata2 strata3
Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut sauadara paling sesuai
No Pertanyaan
1 Darimana saudara mengetahui lokasi wisata ini :
a. Teman/keluarga
b. Media cetak : koran/tabloid
c. Media elektronik : radio/koran
d. Brosur/spanduk
No Pertanyaan
e. Internet (web)
f. Lain‐lain :...........................
(Jika jawaban e lanjutkan ke pertanyaan no 2, jika jawaban selain e langsung
ke pertanyaanno 3)
2 Dari situs (web) apa saudara mengetahui informasilokasi wisata tersebut ?
Apakah situs (web) tersebut sudah memuat informasi yang lengkap dan mudah
diakses?
Saran untuk perbaikan sistem informasi pariwisata ?
2 Apakah informasi yang saudara terima sesuai dengan kondisi lokasi wisata yang
saudara kunjungi :
1. Ya
2. Tidak : lebih bagus/lebih jelek....dibandingkan dengan informasi yang diterima
3 Menurut saudara bagaimana kondisi kelengkapan fasilitasnya lokasi wisata ini :
a. Sangat lengkap
b. Lengkap
c. Cukup lengkap
d. Kurang lengkap
e. Tidak lengkap
4 Menurut saudara bagaimana kondisi pelayanan lokasi wisata ini :
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
e. Tidak baik
No Pertanyaan
5 Menurut saudara bagaimana kondisi kebersihan lokasi wisata ini :
a. Sangat bersih
b. Bersih
c. Cukup bersih
d. Kurang bersih
e. Tidak bersih
6 Menurut saudara bagaimana kondisi kenyamanan ke lokasi wisata ini :
a. Sangat nyaman
b. Nyaman
c. Cukup nyaman
d. Kurang nyaman
e. Tidak nyaman
7 Menurut saudara bagaimana kondisi keamanan ke lokasi wisata ini :
a. Sangat aman
b. Aman
c. Cukup aman
d. Kurang aman
e. Tidak aman
8 Menurut saudara sesuaikah tarif yang harus saudara bayar untuk mengunjungi lokasi
wisata ini :
a. Sesuai
b. Tidak sesuai : terlalu mahal/terlalu murah
9 Saran untuk perbaikan :