Anda di halaman 1dari 62

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI

DI DUKUH CEMETUK DESA LOROG


TAWANGSARI SUKOHARJO
TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
ANA NOVITASARI
NIM: B09 004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk,

Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada

Surakarta.

3. Ibu Hardiningsih, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Sudadi, selaku ketua Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan mendukung.

7. Ibu selaku responden di Dukuh Cemetuk, Desa Lorog, Tawangsari, Sukoharjo

yang telah membantu memberikan informasi mengenai pijat bayi.

iv
8. Semua pihak yang telah, membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Ana Novitasari
B09 004

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI


DI DUKUH CEMETUK LOROG
TAWANGSARI SUKOHARJO
TAHUN 2012
xv + 48 halaman + 14 lampiran + 7 tabel + 47 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Periode pertumbuhan pada bayi sangat cepat terutama pada aspek
kognitif, motorik dan sosial serta pembentukkan rasa percaya diri anak melalui
perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar orang tua (Soetjiningsih, 2004). Salah
satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan kognitif adalah terapi
sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang
positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan, orang tua, keluarga, atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari
merawatnya (Prasetyono, 2009).
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh
Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian
ini diambil di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo pada bulan April
sampai Juni 2012. Jumlah populasi adalah 35 responden, jumlah sampel sebanyak 35
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis data dengan cara
manual sesuai dengan rumus yang ada.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada
kategori kurang baik sebanyak 16 responden (46%), kategori baik sebanyak 10
responden (28%). Sedangkan paling sedikit pada kategori cukup baik sebanyak 9
responden (26%).
Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi
pada kategori baik sebanyak 10 responden (28%), cukup baik sebanyak 9 responden
(26%) dan kurang baik sebanyak 16 responden (46%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Pijat Bayi


Kepustakaan : 17 literatur (Tahun 2003 s/d 2010)

vi
MOTTO

v Dan janganlah kamu tunjukkan kedua matamu kepada yang telah Kami
berikan kepada beberapa golongan dari mereka sebagai bunga dunia, untuk
Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.
(QS. Thaaha: 131)

v Berfikir dan bertindak lebih baik daripada hanya diam dan menyaksikan saja.
(Bachtiar Rifa’i)

v Kata yang paling indah dibibir untuk umat manusia adalah kata “Ibu” dan
panggilan paling indah adalah “Ibuku”. (Khalil Gibran)

v Kedamaian hadir dengan penerimaan diri. Jangan menutup mata terhadap


kesalahan sendiri dan jangan membela diri karenanya tetapi nyatakan
kesadaran diri yang lebih tinggi dalam terang tanpa batas. (Penulis)

v Lakukan yang terbaik meskipun kamu bukan yang terbaik. (Penulis)

v Selamatkan aku dari mereka yang tidak mengatakan dari kebenaran kecuali
kebenaran itu untuk menyakiti (Khalil Gibran)

v Tekat dan semangat serta doa akan mengalahkan segala rintangan.


(Brahmadika Mapala)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis


ilmiah ini penulis persembahkan:
Allah SWT yang selalu menyertai di
setiap perjalanan hidupku.
Ayah dan bunda tercinta terima kasih
atas doa restunya dan cinta kasihnya
selama ini.
Adikku tercinta yang selalu
memberikan suppport setiap
langkahku.
Teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini.
Almamater tercinta.

vii
CURICULUM VITAE

FOTO
3X4

BERWARNA

Nama : Ana Novitasari

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 02 Agustus 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Rejosari RT 01/03 Lorog, Tawangsari, Sukoharjo

Riwayat Pendidikan:

1. MIM Lorog Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN 2003

2. MTs M. Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN 2006

3. SMA N 1 Tawangsari, Sukoharjo LULUS TAHUN 2009

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2009/2010

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

CURICULUM VITAE ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti ......................................... 9

1. Pengetahuan ................................................................... 9

2. Bayi ................................................................................ 13
ix
3. Pijat Bayi ........................................................................ 16

B. Kerangka Teori .................................................................. 31

C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 32

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............ 33

D. Instrumen Penelitian ............................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 37

F. Variabel Penelitian .............................................................. 38

G. Definisi Operasional ............................................................ 38

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................. 39

I. Etika Penelitian ................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ................................................................ 42

B. Hasil Penelitian ................................................................... 42

C. Pembahasan ........................................................................ 43

D. Keterbatasan ........................................................................ 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 47

B. Saran ................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Teknik Pijat Bayi ................................................................... 22

Tabel 2.2 Teknik Peregangan Lembut ................................................... 29

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ................................................................ 34

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner ................................................. 36

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner .............................................. 37

Tabel 3.4 Definisi Operasional Penelitian .............................................. 38

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan tentang Pijat Bayi .............................................. 43

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar Kaki (Perahan Cara India) ...................................... 22

Gambar 2.2 Gambar Kaki (Perah dan Putar) ............................................ 22

Gambar 2.3 Gambar Kaki (Telapak Kaki) ............................................... 22

Gambar 2.4 Gambar Kaki (Tarikan Lembut Jari) ..................................... 22

Gambar 2.5 Gambar Kaki (Gerakan Peregangan) ..................................... 23

Gambar 2.6 Gambar Kaki (Titik Tekanan) .............................................. 23

Gambar 2.7 Gambar Kaki (Punggung Kaki) ............................................ 23

Gambar 2.8 Gambar Kaki (Peras dan Putar Pergelangan kaki) ................ 23

Gambar 2.9 Gambar Kaki (Perahan Cara Swedia) ................................... 23

Gambar 2.10 Gambar Kaki (Gerakan Menggulung) ................................ 23

Gambar 2.11 Gambar Kaki (Gerakan Akhir) ............................................. 23

Gambar 2.12 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda) ....................................... 23

Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda Dengan Kaki diangkat) ... 23

Gambar 2.14 Gambar Perut (Ibu Jari ke Samping) .................................... 24

Gambar 2.15 Gambar Perut (Bulan-Matahari) ........................................... 24

Gambar 2.16 Gambar Perut (Gerakan I Love You) ..................................... 24

Gambar 2.17 Gambar Perut (Gelembung atau Jari-jari Berjalan) ............... 25

Gambar 2.18 Gambar Dada (Jantung Besar) .............................................. 25

Gambar 2.19 Gambar Dada (Kupu-kupu) .................................................. 25

Gambar 2.20 Gambar Tangan (Memijat Ketiak) ........................................ 25

xii
Gambar 2.21 Gambar Tangan (Perahan Cara India) .................................. 25

Gambar 2.22 Gambar Tangan (Peras dan Putar) ........................................ 25

Gambar 2.23 Gambar Tangan (Membuka Tangan) .................................... 26

Gambar 2.24 Gambar Tangan (Putar Jari-jari) ........................................... 26

Gambar 2.25 Gambar Tangan (Punggung Tangan) ................................... 26

Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) ....... 26

Gambar 2.27 Gambar Tangan (Perahan Cara Swedia) ............................... 26

Gambar 2.28 Gambar Tangan (Gerakan Menggulung) .............................. 26

Gambar 2.29 Gambar Muka (Dahi: Menyetrika Dahi) ............................... 26

Gambar 2.30 Gambar Muka (Alis: Menyetrika Alis) ................................. 27

Gambar 2.31 Gambar Muka (Hidung) ....................................................... 27

Gambar 2.32 Gambar Muka (Mulut Bagian Atas) ..................................... 27

Gambar 2.33 Gambar Muka (Mulut Bagian Bawah) .................................. 27

Gambar 2.34 Gambar Muka (Lingkaran Kecil di Rahang) ......................... 27

Gambar 2.35 Gambar Muka (Belakang Telinga) ....................................... 27

Gambar 2.36 Gambar Punggung (Gerakan Maju Mundur) ........................ 28

Gambar 2.37 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika) ............................ 28

Gambar 2.38 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika dan Mengangkat

Kaki) ................................................................................... 28

Gambar 2.39 Gambar Punggung (Gerakan Melingkar) .............................. 28

Gambar 2.40 Gambar Punggung (Gerakan Menggaruk) ............................ 28

Gambar 2.41 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Tangan disilangkan)

............................................................................................. 29

xiii
Gambar 2.42 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Membentuk

Diagonal Tangan Kaki) ...................................................... 30

Gambar 2.43 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Kaki)

............................................................................................ 30

Gambar 2.44 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki) ....... 30

Gambar 2.45 Gambar Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki

Bergantian) ........................................................................ 30

Gambar 2.46 Kerangka Teori ................................................................... 31

Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 31

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Responden
Lampiran 3. Informed Consent
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 5. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 6. Surat Ijin Uji Validitas


Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan Penelitian

Lampiran 8. Kuesioner dan Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 9. Data Tabulasi Hasil Uji Coba Kuesioner

Lampiran 10. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Prosentase Jumlah Ibu Menurut Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Desa

Lorog, Tawangsari, Sukoharjo

Lampiran 12. Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Lampiran 13. Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1464/MENKES/PERIX/2010

tentang Izin dan Praktik Bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau

tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah

satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan

pijat bayi.

Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap

orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal,

sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh.

Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil

interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu faktor genetika, lingkungan,

perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003).

Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak

terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan

kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan

sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan

perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009).

Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004). Periode bayi

terbagi atas neonatus dan bayi. Diatas 28 hari sampai usia 12 bulan termasuk

kategori periode bayi. Pada periode ini pertumbuhan sangat cepat terutama pada

1
2

aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak

melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan dasar dari orang tua (Soetjiningsih,

2004). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan sensorik, motorik dan

kognitif adalah terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu

hubungan khusus yang positif antara orang tua dan bayi. Itu sebabnya, pijat bayi

sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang

sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009).

Adapun yang dimaksud dengan pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua

dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan

kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan

diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia .

Kedekatan ini mungkin dikarenakan pijat bayi sangat berhubungan erat dengan

kehamilan dan proses kelahiran manusia (Roesli, 2010).

Pijat bayi bermanfaat untuk membantu sistem kekebalan tubuh bayi,

membantu melatih relaksasi, membuat tidur lebih lelap, serta membantu

pengaturan sistem pencernaan dan pernapasan. Pemijatan juga mengoptimalkan

tumbuh kembang bayi dengan resiko tinggi.

(Prasetyono, 2009).

Namun ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh

masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi kepada

dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi

kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih

memilih pijat bayi kepada dukun bayi adalah faktor adat istiadat yang masih
3

dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun. Serta, adanya keyakinan

bahwa dukun bayi dianggap lebih mengerti dan mahir dalam melakukan pijat bayi

yang sudah dipraktikkan sejak berabad-abad silam (Roesli, 2010).

Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang

peranannya oleh dukun bayi. Selama ini, pemijatan tidak hanya dilakukan bila

bayi sehat, tetapi juga pada bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas

perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004).

Di masyarakat, dukun bayi masih memegang peranan penting dalam

pemijatan bayi. Seperti halnya di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo

kebiasaan memijatkan bayi pada dukun bayi masih dilaksanakan oleh hampir

semua orang tua yang memiliki bayi dan balita.

Informasi dari desa tersebut, terdapat 35 bayi dari 103 Kepala Keluarga

dan 4 orang dukun bayi yang belum mendapatkan pelatihan. Dari data tersebut,

hampir semua bayi dan balita yang ada pernah mendapat pemijatan oleh dukun

bayi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dukuh Cemetuk, Lorog,

Tawangsari, Sukoharjo dengan wawancara didapatkan dari 35 ibu yang ditanya

tentang pijat bayi hanya 25 ibu yang mengetahui tentang pijat bayi dan 10 ibu

yang lain memiliki pengetahuan kurang tentang pijat bayi.

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog,

Tawangsari, Sukoharjo.
4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan permasalahan

sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh

Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh

Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang

baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

b. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang

cukup baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,

Sukoharjo.

c. Untuk mengetahui jumlah ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan yang

kurang baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,

Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai tambahan wacana bacaan dalam ilmu pengetahuan khususnya pijat

bayi.
5

2. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian

mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk,

Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

3. Bagi Masyarakat di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

Agar masyarakat mengetahui tentang pijat bayi dan mampu melakukan pijat

bayi.

4. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai

dokumentasi, bahan pustaka dan sebagai bahan reverensi di perpustakaan.

E. Keaslian Penelitian

1. Sri Wahyuni (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu

Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo, Ponjong, Gunung Kidul”. Penelitian ini

menggunakan metode survey analitik cross sectional. Tingkat pengetahuan

ibu tentang pijat bayi pada kategori baik sebanyak 2 responden (5%), cukup

sebanyak 34 responden (81%) dan kurang sebanyak 6 responden (14%).

Sedangkan untuk sikap ibu tentang pijat didapatkan hasil, dari 42 responden, 4

responden diantaranya

(10%) sangat mendukung pijat bayi dan 38 responden (90%) mendukung.

Adapun perbedaan antara keaslian penelitian dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti:


6

1. Judul:

a. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pijat Bayi di Desa Bedoyo,

Ponjong, Gunung Kidul.

b. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog,

Tawangsari, Sukoharjo.

2. Variabel:

a. Keaslian : menggunakan dua variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu

tentang pijat bayi dan sikap ibu tentang pijat bayi

b. Penelitian: menggunakan satu variabel yaitu tingkat pengetahuan ibu

tentang pijat bayi.

3. Populasi:

a. Keaslian: populasi yang digunakan dalam penelitian tersebut mengambil

di Gunung Kidul.

b. Penelitian: populasi yang digunakan dalam penelitian ini mengambil di

Sukoharjo.

4. Metode Penelitian:

a. Keaslian: menggunakan metode survey analitik cross sectional

b. Penelitian: menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

5. Hasil penelitian:

a. Keaslian: tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada kategori baik

sebanyak 2 responden (5%), cukup sebanyak 34 responden (81%) dan

kurang sebanyak 6 responden (14%). Sedangkan untuk sikap ibu tentang


7

pijat didapatkan hasil, dari 42 responden, 4 responden diantaranya (10%)

sangat mendukung pijat bayi dan 38 responden (90%) mendukung.

b. Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ketegori baik

sebanyak 10 responden (28%), cukup baik sebanyak 9 responden (26%)

dan kurang baik sebanyak 16 responden (46%).

F. Sistematika Penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan

dengan variabel penelitian yang meliputi teori dari masalah

yang diteliti, kerangka teori, dan kerangka konsep penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penulisan

yang meliputi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel


8

penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa

data, etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum tempat penelitian, hasil

penelitian, pembahasan dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dari Masalah yang Diteliti

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan telinga.

(Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Tahu disini berarti merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.

Kata kerja untuk mengetahui bahwa orang tahu tentang apa yang

9
10

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang

telah paham terhadap obyek atau materi dapat menjelaskan dan

meramalkan terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan atau penggunaan

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks lain.

4) Analisa (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dalam menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.


11

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalkan dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang diukur dari subyek penelitian atau responden.

Pengetahuan dipengaruhi oleh informasi, kultur (budaya dan

agama), pendidikan, pengalaman, sosial ekonomi, dan umur.

Pengetahuan diperoleh dari informasi baik lisan maupun tulisan dan

pengetahuan seseorang.

(Notoatmodjo, 2007)

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang.


12

1) Informasi

Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

2) Kultur (Budaya dan Agama)

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai

atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

3) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima dan

menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru.

4) Pengalaman

Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa

pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan

semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin

banyak.

5) Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan

seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan

ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan

akan tinggi pula.

6) Umur

Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama

hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak


13

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan

sehingga menambah pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan

kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa

IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya umur, khususnya

pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan

pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya

usia.

(Notoatmodjo, 2007).

d. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi atau materi yang ingin diukur dari

subyek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau

diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. (Notoatmodjo,

2007).

2. Bayi

a) Pengertian

Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Soetjiningsih, 2004).

b) Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi

1) Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan

struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya


14

multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga bertambah

besarnya sel.

Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai

pertukaran gas dengan frekuensi pernafasan antara 35-50 kali per

menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara 120-160 kali per

menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan

dengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi

yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti

menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflex)

dan menelan. Perubahan selanjutnya sudah dimulai proses

pengeluaran tinja yang terjadi dalam 24 jam yang terdapat

mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defekasi tersebut

yang berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak

dijumpai pada bayi yang mengalami konstipasi pada bayi dengan

PASI (Hidayat, 2005).

Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum

sempurna. Urine masih mengandung sedikit protein dan pada

minggu pertama akan dijumpai urinemoglobin darah pada neonatus

berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%,

terjadi peningkatan kadar leukosit sekitar 30.000/ul dan setelah

umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari

14.000/ul (Hidayat, 2005).


15

Keadaan fungsi hati pun masih relatif imatur dalam

memproduksi faktor pembekuan sebab belum terbentuknya flora

usus yang akan berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian

adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobin (Hidayat,

2005).

2) Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan

struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,

dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses

diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang

terorganisasi (Nursalam dkk, 2008).

Kriteria perkembangan:

1) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan

seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala.

2) Perkembangan motorik halus dimulai tanda-tanda kemampuan

untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan

respon terhadap gerakan jari atau tangan.

3) Perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara

(menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel.

4) Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda

tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang.

(Hidayat, 2005).
16

3. Pijat Bayi

a. Pengertian

Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal

manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan

yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam.

(Roesli, 2010).

b. Manfaat

1) Dampak biokimia yang positif

a) Merangsang keluarnya hormon endorphine yang bisa menurunkan

nyeri, sehingga bayi menjadi tenang dan mengurangi frekuensi

menangis.

b) Meningkatkan tonus nervous vagus (saraf otak ke-10). Ini membuat

kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik, sehingga

penyerapan terhadap sari makanan menjadi baik.

c) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine).

d) Meningatkan kadar serotonin.

2) Dampak klinis yang positif

a) Meningkatkan jumlah dan sitotoksisitas dari sistem imunitas (sel

pembunuh alami).

b) Mengubah gelombang otak secara positif.

c) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan.

d) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan.

e) Meningkatkan kenaikan berat badan.


17

f) Mengurangi depresi dan ketegangan.

g) Meningkatkan kesiagaan.

h) Membuat tidur lelap.

i) Mengurangi rasa sakit.

j) Mengurangi kembung dan kolik (sakit perut).

k) Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayinya

(bounding).

l) Meningkatkan volume ASI.

(Roesli, 2010).

c) Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat Bayi)

Beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat

bayi, antara lain pengeluaran beta endorphine, aktivitas nervus vagus dan

produksi serotonin.

1) Pengeluaran beta endorphine

Pengeluaran beta endorphine dapat menyebabkan terjadinya kondisi:

a) Penurunan enzim ODC (ornithin decarboxylase). Suatu enzim yang

merupakan petunjuk yang peka bagi pertumbuhan sel.

b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon

pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan

pengeluaran suatu neurochemical beta-endophine, yang akan

mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunya

jumlah dan aktifitas ODC jaringan.


18

2) Peningkatan tonus saraf otak ke-10

Bayi yang mendapat rangsangan melalui sentuhan/pijatan

mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10). Pijatan

ini dapat merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan

insulin. Itulah sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat

bertambah lebih banyak bila dibandingkan dengan bayi yang tidak

dipijat.

3) Peningkatan aktifitas neurotransmiter serotonin

Pemijatan ini dilakukan pada bayi dapat meningkatkan aktifitas

neurotransmiter serotonin, yaitu meningkatkannya kapasitas sel

reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin). Proses

ini sangat membantu dalam penurunan kadar hormon adrenalin

(hormon stress), yang efeknya dapat meningkatkan daya tahan tubuh

terutama IgM (Imunoglobulin M) dan IgG (Imunoglobulin G).

(Roesli, 2010).

d) Waktu Pijat Bayi

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan, sesuai

keinginan orang tua. Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan

mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat

dilakukan setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan

(Roesli, 2010). Pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu berikut:

1) Pagi hari, yaitu sebelum mandi.

2) Malam hari, yaitu sebelum tidur.


19

(Roesli, 2010).

e) Persiapan Pijat Bayi

Persiapan sebelum melakukan pijat bayi adalah sebagai berikut:

1) Mencuci tangan.

2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.

3) Ruangan untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.

4) Bayi selesai makan atau tidak dalam keadaan lapar.

5) Usahakan bayi tidak diganggu dalam waktu 15 menit untuk melakukan

proses pemijatan.

6) Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.

7) Baringkan bayi diatas kain rata yang lembut dan bersih.

8) Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak atau baby oil/lotion.

9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai

wajahnya sambil mengajak bicara.

10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat

gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang

cocok adalah minyak zaitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan

menggunakan minyak aroma terapi karena terlalu keras untuk kulit

bayi.

(Roesli, 2010).

f) Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan:

Hal-hal yang di lakukan selama pemijatan adalah sebagai berikut:


20

1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama

pemijatan berlangsung.

2) Bernyanyilah dan putarkanlah lagu-lagu yang tenang/lembut untuk

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

3) Awalilah pemijatan dengan sentuhan ringan, kemudian secara bertahap

tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya

apabila ibu sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan

pijatan yang sedang dilakukan.

4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang

lembut sesering mungkin.

5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi

lebih menerima apabila dipijat didaerah kaki. Dengan demikian, akan

memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum

bagian lain dari badannya disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan

bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka,

dan diakhiri pada bagian punggung.

6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi. Jika bayi menangis,

cobalah untuk menenangkan sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi

menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi

mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan

sangat ingin tidur.

7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa

segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi (baby oil). Namun, jika
21

pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air

hangat agar bersih dari minyak bayi.

8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

9) Hindarkan mata bayi dari baby oil/lotion.

(Roesli, 2010).

g) Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Ketika Sedang Memijat Bayi:

Hal-hal yang tidak dianjurkan ketika sedang memijat bayi adalah sebagai

berikut:

1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan.

2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.

3) Memijat bayi yang sedang tidak sehat, atau tak mau dipijat.

4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

(Roesli, 2010).

h) Teknik Pijat Bayi

Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan

seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat

sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi

dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka,

dan diakhiri pada bagian punggung.

(Prasetyono, 2009).
22

Tabel 2.1
Teknik Pijat Bayi
Gambar Keterangan
1) Kaki a) Perahan Cara India
(1) Pegang kaki bayi pada pangkal
paha
(2) Gerakan tangan ke bawah secara
bergantian
Gambar 2.1
b) Peras dan Putar
(1) Pegang kaki pada pangkal paha
dengan kedua tangan
Gambar 2.2 (2) Peras dan putar kaki dengan
lembut dari pangkal paha kearah
mata kaki
c) Telapak Kaki
Urut telapak kaki dengan kedua ibu
jari secara bergantian, dari tumit

Gambar 2.3
d) Tarikan Lembut Jari
Pijat jari-jari satu persatu dengan
gerakan memutar menjauhi telapak
kaki menuju jari- jari telapak kaki

Gambar 2.4

e) Gerakan Peregangan
(1) Pijat telapak kaki dengan jari
telunjuk, di mulai dari batas jari-
Gambar 2.5 jari kearah tumit
(2) Dengan jari tangan regangkan
punggung kaki kearah tumit
f) Titik Tekanan
Seluruh permukaan telapak kaki dari
arah tumit ke jari-jari dengan
Gambar 2.6 menggunakan kedua ibu jari

g) Punggung Kaki
Pijat punggung kaki dari pergelangan
kaki kearah jari-jari dengan
Gambar 2.7
menggunakan kedua ibu jari

h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki


23

Membuat gerakan meremas dengan


menggunakan jari- jari

Gambar 2.8 i) Perahan Cara Swedia


(1) Pegang pergelangan kaki bayi
Gerakan tangan bergantian dari
pergelangan kaki ke pangkal paha
Gambar 2.9 j) Gerakan Menggulung
(1) Pegang pangkal paha dengan
kedua tangan
(2) Buat gerakan menggulung dari
pangkal paha ke pergelangan kaki
Gambar 2.10 k) Gerakan Akhir
(1) Setelah gerakan dilakukan semua,
rapatkan kedua kaki bayi
(2) Letakkan kedua tangan bersamaan
pada pantat dan pangkal paha
Gambar 2.11 (3) Usap kedua kaki dengan lembut
dari paha ke pergelangan kaki
2) Perut a) Mengayuh sepeda
Memijat perut dari atas ke bawah
dengan kedua tangan secara
bergantian

Gambar 2.12
b) Mengayuh sepeda dengan kaki
diangkat
(1) Angkat kedua kaki bayi dengan
salah satu tangan
Gambar 2.13 (2) Dengan tangan yang lain pijat
perut dari perut bagian atas sampai
ke jari-jari kaki
c) Ibu Jari ke Samping
(1) Letakkan kedua ibu jari di
samping kanan kiri pusar bayi
(2) Gerakkan kedua ibu jari kearah
Gambar 2.14 tepi perut kanan dan kiri

d) Bulan-Matahari
(1) Membuat lingkaran searah
jarum jam, jari tangan mulai
dari perut bagian bawah, ke atas
kemudian kembali ke bawah
24

Gambar 2.15 (2) Tangan kanan membuat


setengah lingkaran dari bagian
kanan perut bayi sampai ke
bagian kiri perut bayi (seolah
membentuk gambar bulan {B})
(3) Lakukan gerakan ini bersama-
sama. Tangan kiri selalu
membuat bulatan penuh
(matahari), sedangkan tangan
kanan akan membuat gerakan
setengah lingkaran (bulan)
e) Gerakan I Love You
(1) “I”. Pijatlah perut bayi mulai
dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan membuat huruf
“I”.
(2) “LOVE”. Pijatlah perut bayi
membentuk huruf “L” terbalik,
mulai dari kanan atas ke kiri
atas, kemudian dari atas ke kiri
bawah.
Gambar 2.16 (3) “YOU”. Pijatlah perut bayi
membentuk huruf “U” terbalik,
mulai dari kanan bawah (daerah
usus buntu) ke atas, kemudian
ke kiri, ke bawah dan berakhir di
perut kiri bawah
f) Gelembung atau Jari- Jari Berjalan
Letakkan ujung- ujung jari satu tangan
pada bagian perut bagian kanan

Gambar 2.17
a) Jantung Besar
(1) Meletakkan ujung-ujung jari
kedua telapak tangan di tengah
dada bayi
(2) Buat gerakan ke atas sampai ke
Gambar 2.18 bawah leher, kemudian ke
samping diatas tulang selangka,
lalu ke bawah membentuk
jantung dan kembali ke ulu hati
f) Kupu- kupu
(1) Tangan kanan membuat gerakan
memijat menyilang dari tengah
25

dada kearah bahu kanan, dan


kembali ke ulu hati
(2) Gerakkan tangan kiri ke bahu
kiri dan kembali ke ulu hati

Gambar 2.19 a) Memijat Ketiak


Membuat gerakan memijat pada
4) Tangan daerah ketiak dari atas ke bawah

b) Perahan Cara India


(1) Pegang pundak bayi dengan
tangan kanan, sedangkan tangan
Gambar 2.20 kiri memegang pergelangan
tangan bayi
(2) Gerakkan tangan kanan dan kiri
di mulai dari pundak kearah
pergelangan tangan
(3) Gerakkan tangan kanan dan kiri
Gambar 2.21 secara bergantian dan berulang
seperti memerah susu sapi
c) Peras dan Putar
Peras dan putar lengan bayi dari arah
pundak ke pergelangan tangan

d) Membuka Tangan
Gambar 2.22 Pijat telapak tangan dengan kedua ibu
jari dari pergelangan tangan sampai
kearah jari-jari

e) Putar Jari- Jari


(1) Pijat jari bayi satu persatu kearah
Gambar 2.23 ujung bayi dengan gerakan
memutar
(2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan
lembut pada tiap ujung bayi

f) Punggung Tangan
Gambar 2.24 (1) Letakkan tangan bayi di antara
kedua tangan kita
(2) Usap punggung tangan bayi dari
arah pergelangan tangan kearah
26

jari-jari
g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan
Peras sekeliling pergelangan tangan
dengan ibu jari dan jari telunjuk

Gambar 2.25 h) Perahan Cara Swedia


(1) Gerakkan tangan kanan dan kiri
secara bergantian dari
pergelangan tangan kearah
pundak
Gambar 2.26 (2) Lanjutkan pijatan dari
pergelangan tangan kiri kearah
pundak
i) Gerakan Menggulung
(1) Pegang lengan bayi bagian atas
dengan kedua telapak tangan
Gambar 2.27 (2) Bentuk gerakan menggulung dari
pangkal lengan kearah
pergelangan jari-jari tangan
a) Dahi: Menyetrika dahi
(1) Letakkan kedua jari tangan pada
pertengahan dahi
(2) Tekan dahi dengan lembut dari
Gambar 2.28 dahi bagian tengah keluar ke
4) Muka samping kanan dan kiri
(3) Gerakkan ke bawah ke daerah
pelipis, membuat lingkaran kecil
di daerah pelipis kemudian
gerakkan ke bawah melalui
daerah pipi di bawah mata
b) Alis: Menyetrika alis
Gambar 2.29 (1) Meletakkan kedua ibu jari
diantara kedua mata.
(2) Gunakan kedua ibu jari untuk
memijat secara lembut pada alis
mata dan diatas kelopak mata,
mulai dari tengah ke samping
seolah menyetrika alis.

c) Hidung
(1) Letakkan kedua ibu jari di
pertengahan alis
(2) Tekan ibu jari dari pertengahan
Gambar 2.30 kedua alis turun melalui tepi
hidung kearah pipi dengan
27

membuat gerakan ke samping dan


ke atas
d) Mulut Bagian Atas
(1) Letakkan kedua ibu jari di atas
mulut, bawah sekat hidung
Gambar 2.31 (2) Gerakkan kedua ibu jari dari
tengah ke samping dan ke atas ke
daerah pipi
e) Mulut Bagian Bawah
(1) Letakkan kedua ibu jari di tengah
dagu
(2) Tekan kedua ibu jari pada dagu
dengan gerakan dari tengah ke
Gambar 2.32 samping kemudian ke atas kearah
pipi
f) Lingkaran Kecil di rahang
Dengan menggunakan kedua jari
tangan membuat lingkaran kecil di
daerah rahang bayi
Gambar 2.33
g) Belakang Telinga
Memberi tekanan lembut dengan
ujung-ujung jari pada daerah
belakang telinga kanan dan kiri

Gambar 2.34

a) Gerakan Maju Mundur


(1) Tengkurapkan bayi melintang
dengan kepala di sebelah kanan
Gambar 2.35 dan kiri
(2) Pijat punggung bayi dengan
gerakan maju mundur
5) Punggung menggunakan kedua telapak
tangan dari bawah leher sampai
ke pantat bayi dan kembali ke
leher
b) Gerakan Menyetrika
(1) Pegang pantat bayi dengan tangan
kanan
Gambar 2.36
(2) Tangan kiri memijat dari leher ke
bawah sampai sampai ketemu
dengan tangan kanan

c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat


28

Kaki
Ulangi gerakan menyetrika
punggung, tangan kanan memegang
kaki dan gerakan di lanjutkan sampai
ke tumit kaki

Gambar 2.37 d) Gerakan Melingkar


(1) Jari kedua tangan membuat
gerakan melingkar kecil dari
tengkuk turun ke bawah kanan
tulang punggung sampai ke
pantat
(2) Mulai lingkaran kecil di leher,
Gambar 2.38 kemudian lingkaran besar di
pantat
e) Gerakan Menggaruk
Buat gerakan menggaruk
memanjang sampai ke pantat bayi
dengan lima jari tangan
Gambar 2.39

Gambar 2.40
Sumber : Roesli (2010).

i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut

1) Gerakan relaksasi

Membuat goyangan-goyangan ringan, tepukan-tepukan halus dan

melambung-lambungkan secara lembut adalah contoh gerakan relaksasi.

Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan

bersama-sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Misalnya waktu

ibu mulai memijat bagian kaki bayi ternyata kakinya tegang dan kaku.
29

Gunakan sentuhan relaksasi dan suara ibu untuk menolong agar kaki

bayi menjadi rileks dan lemas.

2) Gerakan peregangan lembut

Gerakan peregangan lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang

meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat perut dan pinggul, serta

meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini dilakukan

diakhir pemijatan atau diantara pemijatan. Setiap gerakan peregangan

dapat dilakukan selama 4-5 menit.

(Roesli, 2010).

Tabel 2.2
Teknik Peregangan Lembut
Gambar Keterangan
a) Tangan disilangkan
(1) Pegang kedua pergelangan tangan
bayi dan silangkan keduanya di
dada.
(2) Luruskan kembali kedua tangan
bayi ke samping. Ulangi gerakan
Gambar 2.41 ini sebanyak 4-5 kali.
b) Membentuk diagonal tangan-kaki
(1) Pertemukan ujung kaki kanan dan
ujung tangan kiri bayi di atas tubuh
bayi sehingga membentuk garis
diagonal. Selanjutnya, tarik
kembali kaki kanan dan kaki kiri
bayi ke posisi semula.
(2) Pertemukanlah ujung kaki kiri
dengan ujung tangan diatas tubuh
bayi. Selanjutnya, tarik kembali
Gambar 2. 42
tangan dan kaki bayi ke posisi
semula. Gerakan membentuk
diagonal ini dapat diulang sebanyak
4-5 kali.

c) Menyilangkan kaki
(1) Pegang pergelangan kaki dankiri
bayi, lalu silangkan keatas perut.
30

Buatlah silangan sehingga mata


kaki kanan luar bertemu mata
kaki kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada
posisi semula
(2) Pegang kedua pergelangan kaki
bayi dan silangkan kedua kakinya
keatas sehingga mata kaki kanan
dalam bertemu dengan mata kaki
luar. Setelah itu, kembalikan pada
Gambar 2.43 posisi semula. Gerakan ini dapat
diulang sebayak 4-5 kali.
d) Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri
bayi lalu tekuk kaki perlahan menuju ke
arah perut.

e) Menekuk kaki bergantian


Gerakan sama dengan menekuk kaki,
Gambar 2.44 tetapi dengan mempergunakan kaki
secara bergantian.

Gambar 2. 45
Sumber: Roesli (2010).
31

B. Kerangka Teori

Pengetahuan ibu Pijat bayi:


tentang pijat bayi 1. Pengertian pijat bayi
2. Manfaat pijat bayi
3. Mekanisme dasar
pemijatan (fisiologi pijat
Faktor-faktor yang bayi)
mempengaruhi 4. Waktu pijat bayi
pengetahuan: 5. Persiapan pijat bayi
1. Informasi 6. Hal-hal yang dilakukan
2. Kultur (budaya selama pemijatan
dan agama) 7. Hal-hal yang tidak
3. Pendidikan dianjurkan ketika sedang
4. Pengalaman memijat bayi
5. Sosial ekonomi 8. Gerakan relaksasi dan
6. Usia peregangan lembut
Gambar 2.46 Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2007) dan Roesli (2010)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Baik

Pengetahuan ibu
tentang pijat bayi Cukup baik

Kurang baik

Gambar 2.47 Kerangka Konsep Penelitian


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut

Notoatmodjo (2005) deskriptif kuantitatif adalah suatu variabel penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif

suatu keadaan secara obyektif. Kemudian melakukan analisa dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum. Metode ini digunakan untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan di Dukuh Cemetuk,

Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

2. Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan

penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan pada

bulan Mei sampai Juni 2012.

32
33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang

diambil adalah ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Dukuh

Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo yang berjumlah 35 orang.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi

(Saryono, 2010). Teknik pengambilan sampel yang telah digunakan

adalah total sampling. Menurut Arikunto (2006) total sampling adalah

semua populasi dijadikan sampel semua atau bisa juga penelitian

populasi. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi

jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau lebih (Arikunto,

2006). Berdasarkan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100

maka diambil semua sebagai sampel. Jadi, sampel pada penelitian ini

adalah 35 ibu yang mempunyai bayi yang tinggal di Dukuh Cemetuk,

Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut

Notoatmodjo (2005) kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang


34

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Saryono (2010)

kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan

sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden diminta untuk

memilih salah satu jawaban (Benar/Salah) atas pernyataan tentang

pengetahuan pijat bayi. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu

pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfavorabel (negatif). Adapun

kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban

benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangan penskoran pada pernyataan

unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.

Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini:

Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi
Variabel Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah
Item
Tingkat pengetahuan Pengertian pijat bayi 1, 2 - 2
ibu tentang pijat bayi Manfaat pijat bayi 4, 6 3, 5 4
Waktu pijat bayi 7, 8, 9, 10 4
Persiapan pijat bayi 11, 12, 14 13 4
Mekanisme pijat bayi 15, 16, 17, 18 4
Hal-hal yang dilakukan 19, 21, 22 20 4
selama pemijatan
Hal-hal yang tidak 23 24, 25 3
dianjurkan ketika
sedang memijat bayi
Teknik pijat bayi 26, 27 28 3
Gerakan relaksasi dan 29, 30, - 7
peregangan 31, 32,
33, 34, 35
Total 35
35

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih

dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Saryono, 2010). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi

Product Moment. Suatu item dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel

(Hidayat, 2007). Rumus Product Moment adalah sebagai berikut:

N. ∑ XY − ∑ X . ∑ Y
r ! =
$%N ∑ X& − (∑ X)& ' %N ∑ XY& − (∑ Y)& '

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah responden

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Hasil uji coba kuesioner kepada 35 ibu di Dukuh Rejosari, Lorog,

Tawangsari, Sukoharjo adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Variabel Jumlah Item Valid (Item) Tidak Valid (Item)
Pengetahuan ibu 35 30 5 (pernyataan no: 1,
tentang pijat bayi 10, 16, 25, 28).
36

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada item pernyataan untuk variabel

pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari 35 item pernyataan terdapat 30

item pernyataan yang valid dan 5 item pernyataan yang tidak valid.

Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf signifikan 5%

dilakukan dengan bantuan komputer program for sosial science (SPSS).

Untuk item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono, 2010). Untuk

menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

+ ∑ /0&
()) = * , -. − 2
+−1 /&1

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb2 : Jumlah varian butir

σt2 : jumlah varian total

Suatu item dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach > rkriteria (0,70)

(Ghozali, 2005).

Tabel 3.3
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Variabel Alpha cronbach Keterangan
Pengetahuan ibu tentang pijat 0,913 Reliabel
bayi
37

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam

penelitan ini memiliki alpha cronbach 0,913 > 0,70 sehingga kuesioner

yang disusun untuk variabel dalam penelitian ini reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan

data dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

primer dan data sekunder. Menurut Hidayat (2005) data primer adalah data

yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban

atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari objek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara/metode baik secara

komersial/non komersial. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

data yang dimiliki ketua RT mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki bayi

yang tinggal di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain

(Saryono, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal

yaitu pengetahuan ibu tentang pijat bayi.


38

G. Definisi Operasional

Tabel 3.4
Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi
Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur

1. Pengetahuan Kemampuan responden untuk Kuesioner Ordinal a. Baik: apabila


ibu tentang menjawab: prosentase
pijat bayi a. Pengertian pijat bayi 76-100%
b. Manfaat pijat bayi b. Cukup baik:
c. Mekanisme dasar pemijatan apabila
(Fisiologi pijat bayi) prosentase
d. Waktu pijat bayi 56-75%
e. Persiapan pijat bayi c. Kurang baik:
f. Hal-hal yang dilakukan apabila
selama pemijatan prosentase
g. Hal-hal yang tidak <56%
dianjurkan ketika sedang (Arikunto, 2006)
memijat bayi
h. Teknik pijat bayi
i. Gerakan relaksasi dan
peregangan lembut

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian

dilakukan pengolahan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

analisis meliputi:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.


39

b. Coding

Coding merupakan kegiatan kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer. Biasanya

dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu

buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat kondisi dan arti

suatu kode dari suatu variabel.

c. Entry Data

Entry Data adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian

membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan

membuat tabel kontigensi.

d. Melakukan teknik analisis

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunakan ilmu statistik terapan disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan

menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif

(menggambarkan) adalah statistik yang membahas cara-cara

meringkas, menyajikan, dan mendeskriptifkan suatu data dengan

tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.

(Hidayat, 2007).
40

2. Analisa data

Dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat yaitu

menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

menghasikan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2005). Pengambilan kesimpulan diambil dari prosentase

angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan. Selanjutnya, data

dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik : 76-100%

b. Pengetahuan cukup baik : 56-75%

c. Pengetahuan kurang baik : < 56%

(Arikunto, 2006).

Adapun rumus untuk mengetahui skor prosentase (Riwidikdo, 2009)

yaitu:

Skor yang diperoleh responden


Skor prosentase = x 100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu yang memijatkan bayinya menurut

tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut:

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan


Skor prosentase = x 100%
Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti memperlihatkan

etika penelitian antara lain:

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)


41

Subyek yang bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan

setelah sebelumnya memahami maksud, tujuan, dan dampak bagi yang

diteliti selama pengumpulan data. Apabila subyek menolak menjadi

responden, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Nama responden tidak dituliskan dalam lembar kuesioner untuk

melindungi kerahasiaan responden, lembar kuesioner akan diberi kode

tertentu.

3. Confidentially (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan responden.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Dukuh Cemetuk terletak di Desa Lorog, Kecamatan Tawangsari,

Kabupaten Sukoharjo. Dukuh Cemetuk terbagi menjadi 4 RT 2 RW. Secara

geografis sebelah utara berbatasan dengan Dukuh Banjarsari, sebelah selatan

berbatasan dengan Dukuh Gupakan, sebelah barat berbatasan dengan Dukuh

Karangasem dan sebelah timur berbatasan dengan Dukuh Karangpung.

Jumlah seluruh penduduk di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,

Sukoharjo sejumlah 1206 jiwa dan terdapat 103 Kepala Keluarga serta

terdapat 35 ibu yang mempunyai bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,

Sukoharjo.

B. Hasil Penelitian

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan

pada 35 ibu yang mempunyai bayi di Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari,

Sukoharjo, didapatkan hasil sebagai berikut:

42
43

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang
Pijat Bayi
No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase
Responden (%)
1 Baik 10 28
2 Cukup Baik 9 26
3 Kurang Baik 16 46
Total 35 100
Sumber: Data Primer, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori kurang baik sebanyak 16

responden (46%), kategori baik sebanyak 10 responden (28%) dan paling

sedikit pada kategori cukup baik sebanyak 9 responden (26%).

C. Pembahasan

Pada penelitian ini paling banyak ibu-ibu di Dukuh Cemetuk, Lorog,

Tawangsari, Sukoharjo mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang baik

tentang pijat bayi yaitu sebanyak 16 responden (46%) kemudian sebanyak 10

responden (28%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi

dan paling sedikit pada tingkat pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 9

responden (26%).

Dari penelitian ini sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan

kurang baik kurang mengetahui tentang hal-hal yang dilakukan selama

pemijatan, teknik pijat bayi dan gerakan peregangan lembut. Menurut Roesli

(2010) hal-hal yang dilakukan selama pemijatan diantaranya tanggap pada

isyarat yang diberikan bayi. Jika bayi menangis usahakan untuk menenangkan

sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras hentikan


44

pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau

sudah mengantuk dan sangat ingin tidur. Menurut Prasetyono (2009) secara

umum pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan

memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian

lain dari tubuhnya disentuh. Menurut Roesli (2010) gerakan peregangan

lembut adalah gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki

bayi, memijat perut dan pinggul, serta meluruskan tulang belakang bayi.

Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup baik sebagian besar

kurang mengetahui tentang hal-hal yang dilakukan selama pemijatan. Menurut

Roesli (2010) hal-hal yang dilakukan selama pemijatan antara lain yaitu

bernyanyi dan memutarkan lagu-lagu yang tenang/lembut untuk membantu

menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung. Memutarkan

lagu-lagu yang keras justru tidak dianjurkan selama pemijatan karena dapat

membuat bayi merasa tidak nyaman. Serta responden dengan tingkat

pengetahuan baik sudah dapat menjawab pernyataan yang diberikan dengan

baik dan dapat melakukan pijat bayi dengan baik walaupun belum sempurna.

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah melakukan pengkategorian ternyata

masih banyak ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik dikarenakan

kurangnya informasi tentang pijat bayi. Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh informasi, kultur (budaya dan

agama), pendidikan, pengalaman, sosial ekonomi dan usia. Seseorang dengan


45

sumber informasi yaang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang

lebih luas. Sedangkan dari faktor kultur (budaya dan agama) sangat

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang

baru akan disaring kira-kira sesuai atau tidak dengan budaya yang ada dan

agama yang dianut. Dari faktor pendidikan semakin tinggi pendidikan maka

seseorang akan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang

baru. Berdasarkan faktor pengalaman semakin tua umur seseorang maka

pengalaman yang didapat akan semakin banyak pula. Faktor lingkungan akan

mendukung tingginya pengetahuan seseorang sedangkan ekonomi dikaitkan

dengan pendidikan ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga

pengetahuan akan tinggi pula. Sedangkan dari faktor usia, semakin tua

semakin bijaksana semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak pula hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

D. Keterbatasan

Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam menyusun karya tulis

ilmiah ini, yaitu:

1. Dalam penelitian ini terdapat kendala dari responden, yaitu setiap

responden memiliki waktu luang yang berbeda-beda untuk melakukan

menjawab kuesioner,

2. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan dalam pengumpulan data

(kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak

dapat menguraikan jawaban selain dari jawaban yang tersedia.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang Pijat Bayi di

Dukuh Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di Dukuh Cemetuk,

Lorog, Tawangsari, Sukoharjo sebanyak 10 responden (28%).

2. Tingkat pengetahuan yang cukup baik tentang pijat bayi di Dukuh

Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo sebanyak 9 responden (26%).

3. Tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang pijat bayi di Dukuh

Cemetuk, Lorog, Tawangsari, Sukoharjo sebanyak 16 responden (46%).

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan responden khususnya orang tua bayi lebih meningkatkan

pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan mengikuti penyuluhan

tentang pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui

media (televisi, radio, buku, koran, majalah) atau mendiskusikannya

dengan tenaga kesehatan setempat.

46
47

2. Bagi Bidan/Tenaga Kesehatan

Diharapkan bidan/tenaga kesehatan dapat meningkatkan pembinaan

peran serta masyarakat dibidang kesehatan bayi, khususnya memberikan

pendidikan kesehatan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui

manfaat pijat bayi. Serta melakukan pembinaan kepada dukun bayi

tentang pijat bayi agar dukun bayi dapat memberikan pelayanan pijat bayi

kepada mesyarakat dengan baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan

penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan tentang pijat bayi dengan

menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi pengetahuan

tentang pijat bayi, misalnya variabel umur, pendidikan, dukungan

keluarga, dan lain-lain. Sehingga diketahui faktor-faktor apakah yang

paling dominan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pijat bayi.

Anda mungkin juga menyukai