Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains

Universitas Samudra JPFS


No (1) Vol (2) Tahun 2018 Universitas Samudra
https://ejurnalunsam.id/index.php/JPFS

TERMODINAMIKA PADA PROSES PEMBENTUKAN


BATUAN PERMATA (IDOKRAS) ACEH

Dona Mustika (1), Lilik Hendrajaya (2)


(1) Univeristas Samudra
Jln. Kampus Meurandeh No. 1, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa, Propinsi Aceh
(2) Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10, Bandung, Jawa Barat
Korespondensi: dona.phys@unsam.ac.id

Abstract
Physics is a science based on natural contexts so that all natural events can basically be explained in
physics. The process of forming precious or semi-precious stones begins with the activity of the magma
kitchen and the process is a series of thermodynamic processes. In this case, the laws of thermodynamics
have been analyzed in the process of forming semi-noble stones with samples of Acehnese idocrase stones.
Analysis was carried out through literature studies. The results of the analysis are in the formulation of the
formulation of the laws of thermodynamics and the form of a simple phase diagram for the Aceh Idocrase
stone.

Keywords: Thermodynamics, Gemstone, Aceh Idocrase

itu juga dibahas bagaimana kondisi geologi


A. PENDAHULUAN regional Aceh yang memungkinkan untuk
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang terbentuknya mineral idokras.
tidak dapat terlepas dari konteks alam Adapun kerangka/pola pikir yang
sehingga seluruh peristiwa alam pada dibentuk untuk menjabarkan proses bahasan
dasarnya dapat dijelaskan secara Fisika. dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Demikian juga halnya dengan proses 1. Membuat kerangka pembentukan mineral
pembentukan Batu Permata. Peninjauan yang dipelajari
proses pembentukan Batu permata diperlukan 2. Kajian studi pustaka terkait dan fokus pada
sebagai salah satu jembatan untuk memahami masalah yang dibahas
konsep Termodinamika. 3. Konstruksi proses pembentukan mineral
Makalah ini akan meninjau bagaimana idokras dan pembahasan fisikanya
batu permata kelas semi-mulia (Idocrase) 4. Penjelasan manfaat tambahan dari proses
dapat terbentuk di Aceh dan meninjau proses pembentukan mineral
pembentukannya secara Termodinamika.
Selain itu, makalah ini juga dapat dijadikan C. HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai salah satu penerapan pembelajaran 1. Kemungkinan Terbentuknya Idokras
fisika kontekstual yang diawali dengan Aceh
pengumpulan data-data sumberdaya alam dan Idokras, dikenal juga dengan nama
struktur tektonik suatu daerah, mengkaji Visuvianite adalah salah satu mineral
proses-proses terbentuknya sumber daya alam, pembentuk batuan atau asesoris dengan
dan identifikasi ke dalam topik fisika kandungan Ca, Al, Fe, Mg yang berhubungan
(Mustika, 2015). dengan mineral silikat (Ballasone, 2011).
Idokras merupakan hasil dari metamorfisme
B. METODE PENELITIAN kontak dan regional, dengan atau tanpa
Bahasan yang akan dijabarkan dalam melalui metasomatisme, selain itu Idokras
proyek akhir ini adalah terkait dengan proses juga merupakan hasil akhir dari proses
pembentukan mineral dengan sampel idokras hidrotemal yang disertai dengan aktivitas
dan emas serta pembahasan fisikanya. Selain metasomatisme (Allen, 1992). Pada umumnya

11
idokras ditemukan di batu gamping yang Berdasarkan kondisi geologi, Idokras
bermetamorfosa secara termal, Skarn, Batuan Aceh dapat diperkirakan berasal dari batu
Calc-Silicate hasil metamorfosa regional, gamping yang mengalami metamorfosa secara
Rodingitis dan metarodingitis, dan juga termal. Adapun energi termal tersebut berasal
Nepheline syenites [2]. dari cairan pegmatitis yang merupakan larutan
Secara penampakan, kemungkinan magma sisa hasil endapan magmatis.
keberadaan mineral Idokras/Visuvianit di Awalnya, suhu awal magma adalah sekitar
cirikan dengan adanya zona Melange yaitu 1500oC -2500oC. Suhu yang tinggi ini
daerah pertemuan batuan beku, batuan menciptakan tekanan yang tinggi pada gas-gas
sedimen dan metamorf. Salah satu zona ini yang terkandung di dalam magma, sehingga
ditemukan di daerah Gunung Singgah Mata, mendorong magma untuk bergerak menuju
perbatasan Aceh Barat dan Aceh Tengah [4]. permukaan melalui retakan-retakan batuan
Gunung Singgah Mata merupakan bagian dari akibat tumbukan antar lempeng. Terdapat
Pegunungan Bukit Barisan dan Pegunungan hubungan temperatur dengan kedalaman
Bukit Barisan sendiri berada di sepanjang jalur permukaan bumi, dimana temperatur
sesar sumetara. Pulau Sumatera dibentuk oleh bertambah dengan meningkatnya kedalaman
dua segmen yang berbeda, dimana bagian bumi. Sehingga suhu magma akan menurun
barat merupakan bagian dari lempeng seiring perjalanannya menuju permukaan
samudera purba yang terangkat akibat bumi. Pada saat suhu magma ini menurun,
subduksi lempeng samudera Indo-Australia mineral-mineral penyusun batuan akan
sedangkan bagian timur merupakan tepian terbentuk. Pada suhu 1200oC-700oC mineral
benua Eurasia, dan batas kedua segmen ini terbentuk untuk pertama kali seperti yang
diperkirakan berada disepanjang zona sesar disusun dalam Deret Bowen. Mineral-Mineral
sumatera (Zulkarnain, 2013), lihat Gambar 1. berasal dari magma primer yang bersifat
Koalisi (tumbukan lempeng tanpa basa/ultrabasa. Penurunan suhu dapat
penunjaman lempeng) dan subduksi menghasilkan endapan / jebakan mineral.
(tumbukan yang disertai dengan penunjaman Larutan magma sisa endapan ini yang disebut
salah satu lempeng dibawah yang lain) ini sebagai cairan pegmatitis, akan menerobos
yang menyebabkan sedimen (batu gamping) batuan melalui rekahan dan berinteraksi
tepian benua Eurasia menjadi terlipat, dengan batuan samping. Dalam hal ini,
terangkat dan terdeformasi membentuk jalur batuan sampingnya adalah batu gamping.
Pegunungan Bukit Barisan. Cairan pegmatitis yang masih sangat panas ini
mampu melelehkan batuan gamping, dan ini
menyebabkan terjadinya perubahan komposisi
magma. Selanjutnya, akan terjadi penuruan
suhu terjadi sebagai hasil kontak antara batu
Gamping dengan magma intrusi tersebut
(disebut metasomatisme kontak) yang
membentuk mineral Idokras. Suhu proses
metasomatisme kontas untuk terbentuknya
Idokras adalah sekitar 300oC (Allen, 1992.
Batu gamping yang akan menjadi Idokras
adalah batu gamping tidak murni, sehingga
Gambar 1. Struktur Lempeng Sumatera kontak metasomatisme yang terjadi lebih kuat
akibat adanya unsur-unsur pengotor seperti
Metamorfisme kontak terjadi di dekat silika, alumina dan besi yang berasa dari
intrusi batuan beku dan berhubungan dengan magma / cairan pegmatitis. Unsur-unsur ini
intrusi batuan beku (Noor, 2012). Dengan merupakan mineral yang dapat dengan mudah
demikian, daerah Melange sebagai ciri membentuk kombinasi dengan Kalsium
keterdapatannya mineral Idokras, hanya Karbonat yang berasal dari batu Gamping.
mungkin berada di dekat gunung api atau Penurun suhu yang terus-menerus pada
kaldera. Oleh karena itu, Idokras tidak larutan hasil campuran cairan pegmatitis dan
ditemukan dipenjang zona Sesar Sumatera, batu gamping akan menghasilkan jebakan
tapi hanya pada daerah dimana intrusi magma mineral/endapan. Proses selanjutnya adalah
berinteraksi dengan batuan gamping.

12
pendidingan endapan mineral yang kompresibelitas menyatakan perubahan volum
menentukan struktur kristal. Jika pendinginan pada temperature tetap (Cemic, 2005)
berlangsung sangat lama maka akan terbentuk 1  V  dan 1  V  (6)
p    CT   
kristal yang baik (besar) sedangkan V  T  P V  P  T
pendinginan yang relatif cepat hanya akan Selain itu dari besaran potensial sendiri, yang
memberi kesempatan bagi molekul-molekul juga dapat diukur secara nyata adalah
untuk membentuk kristal yang kecil. Sitem  Q   H  (7)
kristal Idokras adalah tetragonal (Aflah, 2014),     C
 T  P  T  P
P

dengan demikian dapat diketahui bahwa Besaran-besaran lain juga dapat dikaitkan
proses pendinginan endapan mineral Idokras dengan besaran entalpi dan Cp melalui
terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama. Persamaan Maxwell atau Persamaan
Pada pembahasan ini digunakan notasi hubungan Gibbs-Entalpi.
umum pada termodinamika, dimana U adalah Analisis selanjutnya akan didasarkan
energi dalam, Q adalah energi yang kepada pembentukan mineral (kelompok
masuk/keluar sistem dan P,V,T masing mineral) dari batu Idokras, sehingga dipilih
masing adalah tekanan, volum dan fungsi Gibbs yang melingkup reaksi kimia
temperatur.
dG  VdP  SdT    i dn i (8)
Hukum Pertama Termodinamika
dU  Q  PdV (1), Denga μi adalah potensial kimia molar
dan Hukum Kedua Termodinamika komponen ke-i. Gibbs total adalah jumlah
energi potensial kimia seluruh komponen
dQ (2),
dS 
T G  n i i
(9),
digunakan untuk memudahkan analisis dG    dn   d n
i i i i
menggunakan variabel-variabel yang dengan demikian
menjamin terjadinya perubah (differensial) VdP  SdT   d i ni (10)
eksak. Khusus untuk suatu analisis yang
mengandung variabel P,V dan T, selanjutnya Dari persamaan (10) maka diperoleh
akan didefinisikan dan digunakan potensial hubungan
 i  i
termodinamika : energi dalam (U), energi  V i dan  Si (11)
bebas helmholts (F), entalpi (H) dan energi P T
bebas Gibbs (G). Untuk masalah yang akan Dari kedua hubungan diatas diperoleh bentuk
dibahas ini hanya digunakan dua potensial potensial kimia terhadap P
termodinamika yaitu entalpi (H) dan energi  i   io  RT ln xi (12)
bebas Gibbs (G), dengan penurunan Untuk proses pencampuran dua mineral
differensial dasarnya sehingga larutan berada dalam kesetimbangan
dH  TdS  VdP (3), maka potensial kimia liquid sama dengan
dan potensial kimia awal solid, demikian juga
dG  VdP  SdT   i dni (4), untuk turunan pertama  .
untuk proses dengan reaksi kimia.  l   o, s dan d l  d o , s (13)
Variabel-variabel yang terlibat dalam Hal ini dikarenakan terjadi transisi fasa dari
besaran potensial kimia tidak semuanya dapat suatu zat A yang berupa lelehan bertransisi
diukur secara nyata, yang dapat diukur adalah menjadi padatan pada awal T=T. Untuk
besaran-besaran yang bergantung pada masing-masing komponen
variabel P,V,T pada persamaan keadaan.
 Al   Ao,l  RT ln x A dan  Bl   Bo ,l  RT ln xB
Misalnya volum yang merupakan fungsi T dan
P, dimana differensial totalnya adalah (14),
 V 
dV  
 V 
 dT    dP
(5)
 T  P  P T
sehingga
Besaran yang dapat diukur dari besaran volum  Ao ,l  RT ln x A   Ao , s
(15)
tersebut adalah koefisien pemuaian panjang α  Bo ,l  RT ln x B   Bo , s
dan kompresibelitas C, dimana koefisien Untuk nilai turunan pertama diperoleh dari
pemuaian panjang menyatakan perubahan hubungan Gibbs-Entalpi
volum pada tekananan tetap dan   G
  
H (16)
 T T  P T2

13
Maka untuk potensial kimia diperoleh
d  / T   
H (17)
dT
T2
Dengan membagi persamaan (15) terhadap T
dan menghubungan kembali ke persamaan
(17), maka untuk turunan pertama diperoleh
 l    o ,l  (18),
d  A   d A
  T
  Rd ln x lA

 T   
dan
1    Al    Ao ,l 
d ln x lA  d    d 
R   T   T 
1   Al  Ao ,l 
d ln x lA     dT Gambar 2. Diagram Eutetik Sederhana
R T2 T2  (particalmaintanance.net)
T (19)
 1   Al  Ao ,l 
ln x lA     Diagram fasa pada Gambar 2 merupakan
R T T T diagram fasa eutetik yang mempresentasikan
A

ln x lA 
 
  Al   Ao ,l  1 1  perubahan fasa untuk larutan yang
   komponennya tidak dapat bercampur. Idokras
R  T TA  Aceh dengan rumus kimia:
ln x lA 
 
  Al   Ao ,l  TA  T  (Ca,Na)10(Al,Mg,Fe3+)2(Al,B,Fe2+)4(SiO4)10(Si2
  O7)4(OH,F,O)10 [4] menunjukkan bahwa
R  TT A 
Untuk lelehan mineral A dan B yang silikat feldspar yang mengandung Ca
bercampur tetapi keduanya tidak dapat terbentuk pada lingkungan laut (Na) dan ini
membentuk senyawa gabungan, maka B akan terdapat dalam jumlah yang banyak.
bersifat sama seperti A, sehingga Komponen lelehan magma dari zona subduksi
dicirikan dengan adanya Mg,Fe yang
ln x Bl 
 
  Bl   Bo ,l  TB  T 
(20) merupakan kelompok pembentuk
 
R  TTB  ferromagnesium, dalam hal ini adalah olivine
Dalam satu sistem pengukuran dan dengan silikat untuk valensi dua (Fe2+) dan
koordinat T-x, maka piroksin dengan silikat untuk valensi tiga
x lA  x Bl  1 (Fe3+).
Kelompok lelehan magma panas
 
   Al   Ao ,l  T A  T    
   Bl   Bo ,l  TB  T  
diposisikan dalam mineral “A” (Gambar 2)
exp      exp     1
 R  TT A    R  TTB  
yang mempunyai titik lebur tinggi. Magma ini
(21) yang kemudian menerobos batuan dan
Nilai  Al   Ao,l  adalah panas yang dihasilkan bertemu dengan mineral (Ca,Na) silikat baik
oleh proses pembekuan, sehingga sama dalam bentuk batu gamping maupun Kalsium
dengan H Al  H Ao,l  yang tetap pada transisi Feldspar, yang kemudian terlelehkan dan
dengan tekanan tetap. bercampur dengan komposisi magma dasar.
Persamaan (17) menghasil digunakan untuk Proses pendinginan diduga dalam keadaan
membangun suatu diagram yang dapat kesetimbangan dimana komposisi magma (Fe,
mempresentasikan proses perubahan fasa Mg) lebih dominan, sehingga Idokras yang
dengan variasi temperatur pada kondisi sifatnya eutetik terbentuk dalam komposisi
setimbang, seperti pada Gambar 2. Ca,Na yang lebih banyak, artinya ketika fraksi
Fe,Mg mengecil, maka mulai terjadi
pembentukan Idokras, lihat Gambar 3.

14
Balassone, G., Talla, D., Beran, A., Mormone, A.,
Altomare A., Moliterni, A., Mondillo, N.,
Saviano, M., dan Petti,C., “Vesivianite from
Somma-Vesuvius volcano : chemical, x-ray
diffraction and single crystal polarized FTIR
investigations”, Journal of Mineralogy,
Crystallography, Geochemistry, Petrology,
Volcanology. DOI :10.2451. 370 (2011)
Cemic, L., “Thermodynamics in Mineral
Sciences”, Jerman, Springer (ISBN-13 978-3-
540-24364-9), 2005, pp. 23-275
Diagram Eutetik Sederhana Untuk Idokras. Di edit
dari http://practicalmaintenance.net/wp-
content/uploads/Eutectic-type-Phase-
Gambar 3. Diagram Eutetik Sederhana Idokras [8] Diagram1.jpg. Diakses 5 Desember 2015.
Mustika, D., Tirtasari, Y dan Hendrajaya, L,
“Memanfaatkan Sumber Daya Alam Aceh
Jika dillihat dari senyawa dasar pembentuk
Untuk Belajar Fisika”, Prosiding SNIPS 2015,
Idokras, mineral dasar tersebut merupakan 8-9 Juni 2015, Bandung, Indonesia.
minrela biner (Olivin dan Piroksin). Noor, D., “Pengantar Geologi”, Universitas
Komponen Ca,Na diduga merupakan mineral Pakuan, Bogor, 2012. p.101-102
biner yang terlelehkan dari ikatan Ca dan Na Zulkarnain, I., “Geokimia Batuan Sebagai Jendela
dalam silikat atau karbonat mineral stabil. Proses Geologi Masa Lalu dan Lentera
Olivin dengan rumus kimia (Mg,Fe)2SiO4 pemandu Penemuan Endapan Logam”, Orasi
adalah larutan padatan biner yang dalam pengukuhan Profesor Riset Bidang Geologi
komposisi berapapun dapat membentuk dan Geofisika, LIPI Jakarta. 2013. p.5
kristal, demikian juga halnya dengan piroksi
yang memiliki rumus kimia
(Ca,Mg,Fe,Na,Al,Ti)Si2O6. Jadi, Idokras yang
eutetik terbentuk dari dua jenis lelehan biner
yang tidak dapat bercampur dalam komposisi
berapapun kecuali saat membentuk Idokras
tersebut, sehingga sangat unik.

D. KESIMPULAN
Penggabungan hukum I dan hukum II
termodinamika dapat menghasilkan variabel-
variabel yang dapat diukur (koefisien muai
volum dan kapastias panas) melalui
pendekatan besaran tekanan P, temperatur T,
dan volum V. Untuk proses alam,
pembentukan diagram fasa Idokras hanya bisa
dibentuk berdasarkan perkiraan

E. DAFTAR PUSTAKA
Aflah, N., Muchlis, Halimi, K., Nufus, H.,
Maysura, Z., Simatupang, M.Z.,
“Classification of Jades (Giok) Beutong Aceh
based on Mineral Composition”. Jurnal
Natural Vol.1, No.2, 19-22 September 2014
(ISSN : 1141-8513), Banda Aceh, Indonesia
Allen, F., Burnham, C., “A Comprehensive
Structure-Model for Vesuvianite : Symmetry
variation and Crystall Growth”, Journal of
The Mineralogy Association of Canada, Vol
30, pp, 1-18 (1992)

15

Anda mungkin juga menyukai