Anda di halaman 1dari 7

Hiperemesis Gravidarum

 Defenisi: Mual dan muntah yang hebat pd kehamilan muda mengakibatkan pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum memburuk1.

 Gejala - gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu1.

 Etiologi: belum diketahui secara pasti1.

Insiden :

 1.6 % dari 9500 kehamilan (Borrowski 2003)

 0.8 % dari 46.000 kehamilan (Gazmararian 2002)

Yang membutuhkan perawatan di rumah sakit2

Beberapa faktor predisposisi

1. Faktor hormonal:

 HCG meningkat pd primigravida, gemelli dan mola hidatidosa.

2. Faktor Psikologik:

 Keretakan RT.

 Takut Kehilangan pekerjaan.

 Takut Hamil.

 Takut memikul tanggung jawab

 Hamil yg tidak diinginkan


3. Faktor Organik

 Masuknya villi chorialis dalam sirkulasi ibu à resistensi ibu menurun.

 Alergi à sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak

Gejala :

Mual yang hebat.

Keinginan untuk muntah, dan muntah yang menetap. Muntah dianggap berlebihan
apabila > 3-4 x/hari

Penurunan berat badan 5 pound atau lebih dalam 1-2 minggu

Pingsan

Miksi yang jarang

Kulit pucat

Jaundice.

Dehydrasi4

Patologi7.
 Pada bedah mayat wanita:
1. Hati: degenerasi lemak (akibat muntah yang terus menerus) tanpa nekrosis.
2. Jantung: Atrofi, perdarahan subendokardial.
3. Otak: bercak perdarahan, encefalopati wernickel (dilatasi kapiler di daerah pada
corpora mamiliria, ventrikel III dan IV).
4. Ginjal: Pucat dan degenerasi lemak pd tubuli kontorti.

Patofisiologi
 Pembakaran fat yg terus menerus
 à oksidasi tak sempurna à ketosis.
 Mual dan muntah
 à dehidrasi à hemokonsentrasi à zat toksik memenuhi jaringan.
 Muntah à hipokalemia à perut gembung dan kerusakan hati.
Tanda-tanda dan gejala1:

Tahap I.
 KU lemah, BB turun , nyeri ulu hati, Nadi = 100x/m, turgor , lidah kering, mata
cekung.

Tahap II.
 Lemah, apatis, lidah kering dan kotor, nadi: filiformis (kecil dan cepat), temp naik,
ikterus ringan, oliguria, obstipasi.

Tahap III.
 Muntah berhenti àkesadaran menurun ( somnolent - coma ), nadi menurun, ikterus,
temp naik, TD menurun,
 Komplikasi yang fatal à ggn SSP, encepalofati Wernickle ( nistagmus dan diplopia)
gangguan mental.

Pharmakologi:


Phenobarbital

Antihistamines

Vitamin B6

Phenothiazin.

Metoclopramide

Antacids. 3,4,5

Penghentian kehamilan


Apabila terjadi ada manifestasi organik delirium,kebutaan, takikardi, ikterus
perdarahanà terminasi3
Pengobatan:

1. Edukasi tentang kehamilan.


2. Terapi Psikologik.
3. Cairan Parenteral.
4. Lab: Hb, Urea darah, KGD, elektrolit dan liver function test.
5. Insulin, asam amino essensial dan vitamin.
6. Makanan peroral dgn sedikit cairan.

7. Makanan biasa.

8. Boleh pulang dan bila ada serangan kembali ke RS.

9. Kadang - kadang kehamilan harus diakhiri bila keadaan memburuk5.6.

Manajemen :

 Keluhan berat à Hospitalisasi

 Stop makanan per oral 24-48 jam

 IVFD glukosa 10% atau 5%:2:1,40 tetes

 Obat: Vit B 1 B2,B6 masing masing 50-100mg/hari/infus

 Vit.B12 200µg/hari/infus

 Fenobarbital 30 mg IM 2-3 x/hari

 Vit C 200 mg/hari/infus

 Antiemetik : prometazin 2-3 x, 25 mg/hari oral atau Proklorperazin 3x3 mg/hari oral

Cairan


Rehidrasi à NaCl 0,9%


Pantau urine output3
 Pengobatan rasional hiperemesis gravidarum adalah rehidrasi dengan larutan ringer
asetat atau ringer laktat yang dilanjutkan dengan rumatan. Mengatasi gejala muntah
dapat diberikan metoklopramide 10 mg/8 jam sebagai dosis tunggal dan bila dalam 2
x 24 jam masih timbul gejala dapat diberikan kombinasi obat (vitamin B6,
kortikosteroid, fenotiazin, benzodiazepin dan antihisput oral baik. Apabila toleransi
oral kurang baik dan dalam 2 x 24 jam gejala masih ada pasien dapat dipuasakan dan
mendapat kombinasi nutrisi parenteral total. Pasien diberikan psikoterapi apabila ada
indikasi ke arah gangguan psikologik/psikiatrik8.

Differential diagnosa:

1. Ulkus peptikum.

2. Appendisitis.

Prognosis1:

Dengan penanganan yang baik prognosis sangat

Memuaskan namun pada tingkatan yang berat

Dapat mengancam jiwa ibu dan janin

 Kesimpulan : Teknik rehidrasi yang sesuai dan adekuat merupakan awal dari
keberhasilan terapi. Hindari pemberian terapi nutrisi parenteral total bila pasien dapat
mentoleransi asupan oral atau enteral. Pemberian antiemetika kombinasi dapat
dipertimbangkan untuk menghilangkan gejala muntah yang berkepanjangan. Perlu
pembatasan jenis obat yang diberikan terutama bila kehamilan masih berusia kurang
dari 10 minggu. Konsultasi ke bagian psikiatri bila ada indikasi. Penggunaan terapi
alternatif pada kasus hiperemesis gravidarum dapat dipertimbangkan8.
Daftar pustaka :

1. Wiknjosastro H. Hiperemesis gravidarum.Bina pustaka sarwono


prawirohardjo.Jakarta.2007.hal 275-279

2. Cunningham GF,Leveno JK,Bloom LS. Hyperemesis gravidarum in Gastrointestinal


disorder. Williams Obstetrics.Mcgraw Hill.22nd ed.p: 1111-1112

3. Siddik J.Kelainan gastrointestinal dalam Ilmu kebidanan.Bina pusataka sarwono


prawirohardjo.jakarta 2008.hal 815-818

4. Chen JP. Hyperemesis gravidarum in Special care Pregnency available from

www. Northwestern Memorial Hospital.com.htm

5. Special care Pregnancy available from www.umm.edu

6. Hyperemesis gravidarum availabe from : www.Penn

Pregnancy Health Center Hyperemesis Gravidarum.com.htm

7. Mochtar R. Hiperemesis gravidarum.EGC.Jakarta.1998.hal 195-197

8. Progestian, P., J. Indarti, et al. (2002). "Diagnosis dan pengobatan rasional

hiperemesis gravidarum." Indones J. Obstet Gynecol 26(2): 117-126.

9. Fell. Risk factor for hyperemesis gravidarum. Obstet gynecol. 2006

Anda mungkin juga menyukai