SKRIPSI
Oleh
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
RINGKASAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TRIETANOLAMINA KAPASITAS 45.000
TON/TAHUN
Bentuk perusahaan yang akan digunakan pada pabrik ini adalah Perseroan Terbatas
(PT). Sistem organisasi perusahaan ini adalah line dan staff, dipimpin oleh seorang Direktur
dengan total karyawan 126 orang. Total Penjualan mencapai US $190.459.016,52 dengan Rate
Of Return On Investment (ROR) sebesar 56,89% serta nilai Break Even Point (BEP) 39,86%.
Berdasarkan analisa ketersediaan bahan baku, kebutuhan dan manfaat trietanolamina, proses,
kebutuhan utilitas, lokasi, susunan organisasi dan ekonomi, maka pabrik trietanolamina ini
layak didirikan.
Puji dan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat,
nikmat, dan hidayah-Nya sehingga tugas akhir yang berjudul “Pra Rancagan Pabrik
Pembuatan Trietanolamina Kapasitas 45.000 Ton/Tahun” ini dapat diselesaikan.
Tugas akhir ini dibuat sebagai syarat akhir mengikuti ujian sidang sarjana
di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Universitas Sriwijaya. Tugas akhir ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. H. Syaiful, DEA, selaku ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya.
2. Dr. Hj. Leily Nurul Komariah, S.T., M.T., selaku sekretaris Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
3. Lia Cundari, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
4. Ir. Hj. Rosdiana Moeksin, M.T. selaku perwakilan dosen pembimbing
Tugas Akhir.
5. Orang tua dan keluarga.
6. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.
7. Seluruh Karyawan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.
8. Teman-teman seperjuangan Teknik Kimia 2016 serta semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu diharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis berharap semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB 5 UTILITAS ............................................................................................... 37
5.1. Unit Pengadaan Steam ....................................................................... 37
5.2. Unit Pengadaan Air ............................................................................ 39
5.3. Unit Pengadaan Listrik ....................................................................... 43
5.4. Unit Pengadaan Bahan Bakar ............................................................. 46
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.2. Perbandingan Proses Pembuatan Etanolamina......................................4
Tabel 2.1. Data Total Impor Trietanolamina di Wilayah ASEAN........................9
Tabel 5.1. Kebutuhan Steam 200oC.....................................................................38
Tabel 5.2. Kebutuhan Air Pendingin....................................................................40
Tabel 5.3. Kebutuhan Air Domestik.....................................................................43
Tabel 5.4. Total Kebutuhan Air............................................................................43
Tabel 5.5. Kebutuhan Listrik Peralatan................................................................44
Tabel 5.6. Total Kebutuhan Listrik......................................................................45
Tabel 7.1. Pembagian Waktu Kerja Pekerja Shift................................................96
Tabel 7.2. Perincian Jumlah Karyawan...............................................................98
Tabel 8.1. Angsuran Pengembalian Modal........................................................104
Tabel 8.2. Kesimpulan Analisa Ekonomi...........................................................111
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Grafik Data Impor TEA.....................................................................10
Gambar 2.2. Flowsheet Pabrik TEA.......................................................................14
Gambar 3.1 Lokasi Pabrik di Karawang-Jawa Barat.............................................15
Gambar 3.2 Lokasi Pabrik dan Bahan Baku..........................................................16
Gambar 3.3. Tata Letak Pabrik..............................................................................19
Gambar 3.4 Tata Letak Peralatan Pabrik...............................................................19
Gambar 7.1. Struktur Organisasi Perusahaan......................................................100
Gambar 8.1. Grafik Break Even Point.................................................................111
vii
DAFTAR NOTASI
1. ACCUMULATOR
Cc : Tebal korosi maksimum, in
Ej : Efisiensi pengelasan
ID, OD : Diameter dalam, diameter luar, m
L : Panjang accumulator, m
P : Tekanan desain, atm
S : Tegangan kerja yang diizinkan, psi
T : Temperatur operasi, oC
t : Tebal dinding accumulator, cm
V : Volume total, m3
VS : Volume silinder, m3
ρ : Densitas, kg/m3
2. ABSORBER
viii
3. EVAPORATOR
ix
s : Specific gravity
T1, T2 : Temperatur fluida panas inlet, outlet, oF
t1, t2 : Temperatur fluida dingin inlet, outlet, oF
Ta : Temperatur rata-rata fluida panas, oF
ta : Temperatur rata-rata fluida dingin, oF
∆t : Beda temperatur yang sebenarnya, oF
U : Koefisien perpindahan panas
Uc, Uo : Clean overall coefficient, Design overall coefficient, Btu.hr.ft2.oF
V : Kecepatan alir, ft/s
W : Kecepatan alir massa fluida panas, lb/hr
w : Kecepatan alir massa fluida dingin, lb/hr
μ : Viskositas, Cp
4. HEAT EXCHANGER
W, w : Laju alir massa di shell, tube, kg/jam
T1, t1 : Temperatur masuk shell, tube, oC
T2, t2 : Temperatur keluar shell, tube, oC
Q : Beban panas, kW
Uo : Koefisien overall perpindahan panas, W/m2.oC
ΔTlm : Selisih log mean temperatur, oC
A : Luas area perpindahan panas, m2
ID : Diameter dalam tube, m
OD : Diameter luar tube, m
L : Panjang tube, m
pt : Tube pitch, m
Ao : Luas satu buah tube, m2
Nt : Jumlah tube, buah
V, v : Laju alir volumetrik shell, tube, m3/jam
ut, Us : Kelajuan fluida shell, tube, m/s
Db : Diameter bundel, m
Ds : Diameter shell, m
x
NRE : Bilangan Reynold
NPR : Bilangan Prandtl
NNU : Bilangan Nusselt
hi, ho : Koefisien perpindahan panas shell, tube, W/m2.oC
Ib : Jarak baffle, m
De : Diameter ekivalen, m
kf : Konduktivitas termal, W/m.oC
ρ : Densitas, kg/m3
μ : Viskositas, cP
Cp : Panas spesifik, kJ/kg.oC
hid, hod : Koefisien dirt factor shell, tube, W/m2.oC
kw : Konduktivitas bahan, W/m.oC
ΔP : Pressure drop, psi
5. KOLOM DESTILASI
Aa : Active area, m2
Ad : Downcomer area, m2
Ada : Luas aerasi, m2
Ah : Hole area, m2
An : Net area, m2
At : Tower area, m2
Cc : Tebal korosi maksimum, in
D : Diameter kolom, m
dh : Diameter hole, mm
E : Total entrainment, kg/s
Ej : Efisiensi pengelasan
Fiv : Parameter aliran
H : Tinggi kolom, m
ha : Aerated liquid drop, m
hf : Froth height. m
hq : Weep point, cm
xi
hw : Weir height, m
Lw : Weir height, m
Nm : Jumlah tray minimum, stage
Qp : Faktor aerasi
R : Rasio refluks
Rm : Rasio refluks minimum
Uf : Kecepatan massa aerasi, m/s
Vd : Kelajuan downcomer
ΔP : Pressure drop, psi
Ψ : Fractional entrainment
6. POMPA
A : Area alir pipa, in2
BHP : Brake Horse Power, HP
Dopt : Diameter optimum pipa, in
f : Faktor friksi
g : Percepatan gravitasi ft/s2
gc : Konstanta percepatan gravitas, ft/s2
Hd, Hs : Head discharge, suction, ft
Hf : Total friksi, ft
Hfc : Friksi karena kontraksi tiba-tiba, ft
Hfe : Friksi karena ekspansi tiba-tiba, ft
Hff : Friksi karena fitting dan valve, ft
Hfs : Friksi pada permukaan pipa, ft
ID : Diameter dalam, in
KC, KE : Konstanta kompresi, ekspansi, ft
L : Panjang pipa, m
Le : Panjang ekivalen pipa, m
MHP : Motor Horse Power, HP
NPSH : Net positive suction head, ft.lbf/lb
NRE : Bilangan Reynold
xii
OD : Diameter luar, in
Puap : Tekanan uap, psi
Qf : Laju alir volumetrik, ft3/s
Vd : Discharge velocity, ft/s
Vs : Suction velocity, ft/s
ε : Equivalent roughness, ft
η : Efisiensi pompa
μ : Viskositas, kg/ms
ρ : Densitas, kg/m3
7. REAKTOR
CAO : Konsentrasi awal umpan, kmol/m3
FAO : Laju alir umpan, kmol/jam
k : Konstanta kecepatan reaksi, m3/kmol.s
P : Tekanan operasi,atm
: Waktu tinggal, jam
VT : Volume reaktor, m3
8. STRIPPER
P : Tekanan desain, atm
T : Temperatur operasi, oC
G : Laju alir gas masuk
µG : Viskositas gas
ρG : Densitas gas
L : Laju alir liquid masuk
DT : Diameter absorber
Z : Tinggi packing
H : Tinggi head packing
HAB : Tinggi absorber
S : working stress
E : Joint efficiency
C : Corrosion allowance
xiii
t : Tebal dinding
14. TANKI
Cc : Tebal korosi maksimum, in
D : Diameter tangki, m
Ej : Efisiensi pengelasan
P : Tekanan desain, psi
S : Tegangan kerja diizinkan, psi
t : Tebal dinding tangki, cm
V : Volume tangki, m3
W : Laju alir massa, kg/jam
ρ : Densitas
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
maks 0,40%. dan kadar air, maks 0,20%. (Dow Chemical Company, 1999b).
Trietanolamina juga tersedia dalam beberapa tingkatan lain, termasuk campuran
85% trietanolamina dan 15% dietanolamina [TEA 85]; campuran kadar beku
rendah (85% TEA 85 dan 15% air deionisasi) untuk digunakan dalam suhu yang
lebih dingin; dan campuran 85% trietanolamina dan 15% air deionisasi [TEA 99
Low Freeze Grade] (Dow Chemical Company, 1998)
Industri etanolamina di Indonesia sendiri belum pernah didirikan, sehingga
pertimbangan untuk mengurangi ketergantungan impor serta memenuhi kebutuhan
dalam negeri yang terus meningkat, maka pembangunan pabrik etanolamina perlu
dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.
1.2. Sejarah dan Perkembangan
Etanolamina pertama kali di sintesis pada tahun 1860 dengan memanaskan
etilen klorohidrin dengan larutan amonia pada tube tertutup. Pada abad 19,
kimiawan jerman berhasil memisahkan etanolamina menjadi tiga komponen, yaitu
mono-, di-, dan tri- etanolamina yang digunakan pada sintesis lain. Baru setelah
tahun 1945, etanolamina dikomersialkan. Pada saat ini, produksi etilen oksida skala
industri berkembang dengan signifikan, begitupun dengan produksi turunan dari
etilen oksida. Hal inilah yang menyebabkan etilen oksida yang dikenal sebagai
bahan sintesis etanolamin menggantikan peran klorohidrin. Pada tahun 1999
menunjukkan bahwa trietanolamin diproduksi oleh enam perusahaan di India, lima
perusahaan di Amerika Serikat, masing-masing tiga perusahaan yaitu di Cina,
Prancis, Jerman dan Meksiko, dua perusahaan masing-masing yaitu di Italia dan
Federasi Rusia dan satu perusahaan masing-masing di Australia, Belgia, Brasil,
Republik Ceko, Iran, Jepang, Spanyol, dan Inggris.
Industri modern yang memproduksi etanolamina beroperasi dengan
mereaksikan etilen oksida dengan amonia bersama air. Hal ini membuktikan bahwa
air berperan dalam reaksi, dimana bila tidak terdapat air, maka etilen oksida dan
amonia tidak dapat bereaksi. Monoetanolamina, dietanolamina, dan trietanolamina,
diproduksi dengan konsep three parallel-consecutive competitive reactions (T.
McMillan, 1991). Karena sifat yang alkoholik dari monoetanolamina, maka bahan
kimia ini sering digunakan pada pembuatan detergen, tekstil, obat-obatan, serta
3
sebagai emulsifier, dan corrosion inhibitor sebagai bahan aditif pada semen
(Hammer, 2003).
Kondisi operasi yang terjadi pada reaksi ini adalah temperatur 80-170°C dan
tekanan di atas atmosfer (atm). (Ullman, 2002).
1.3.2. Proses Amminasi dari Ethylene Oxide dan Larutan Ammonia
Pada proses ini, direaksikan etilen oksida dengan larutan amonia pada fase
liquid, tanpa menggunakan katalis dan pembentukannya terjadi secara eksotermis.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C2H4O(l) + NH3(l) C2H7NO (l)
C2H4O(l) + C2H7NO (l) C4H11NO2 (l)
C2H4O(l) + C4H11NO2 (l) C6H15NO3 (l)
Kondisi operasi yang terjadi pada reaksi ini adalah temperatur 40-100°C dan
tekanan di atas 1 atm. Distribusi produk yang dihasilkan tergantung pada
perbandingan reaktan yang digunakan. Pada proses ini akan dihasilkan produk
dengan konversi dan kemurnian yang cukup tinggi (Ullman, 2002).
4
Produk
DEA DEA NH4Cl DEA, H2
samping
(Sumber: Ullman, 2002
5
2) Ammonia
No Sifat Fisik dan Kimia Keterangan
1. Rumus Kimia NH3
2. Berat Molekul 17,031 gr/mol
3. Densitas 0,602 gr/ml (pada 25oC, 1 atm)
4. Titik Didih -33,35oC
5. Titik Lebur -77,74oC
6. Temperatur Kritis 132,5oC
7. Tekanan Kritis 111,30 atm
8. ΔHf° (kJ/mol) -45,90
10. Wujud gas
6
3) Air
No Sifat Fisik dan Kimia Keterangan
1. Rumus Kimia H2O
2. Berat Molekul 18,015 gr/mol
3. Densitas 1,027 gr/ml (pada 25oC, 1 atm)
4. Titik Didih 100oC
5. Titik Lebur 0oC
6. Temperatur Kritis 373,98oC
7. Tekanan Kritis 217,66 atm
8. ΔHf° (kJ/mol) -285,83
10. Wujud cair
1.4.2. Produk
1) Monoetanolamina
No Sifat Fisik dan Kimia Keterangan
1. Rumus Kimia C2H7NO
2. Berat Molekul 61,084 gr/mol
3. Densitas 1,014 gr/ml (pada 25oC, 1 atm)
4. Titik Didih 171oC
5. Titik Lebur 10,5oC
6. Temperatur Kritis 364,85oC
7. Tekanan Kritis 67,80 atm
8. ΔHf° (kJ/mol) -507,5
10. Wujud cair
2) Dietanolamina
No Sifat Fisik dan Kimia Keterangan
1. Rumus Kimia C4H11NO2
2. Berat Molekul 105,137gr/mol
3. Titik Didih 268,89oC (pada 25oC, 1 atm)
7
3) Trietanolamina
No Sifat Fisik dan Kimia Keterangan
1. Rumus Kimia C6H15NO3
2. Berat Molekul 149,190 gr/mol
3. Densitas 1,120 gr/ml (pada 25oC, 1 atm)
4. Titik Didih 335,4oC
5. Titik Lebur 21,5oC
6. Temperatur Kritis 513,85oC
7. Tekanan Kritis 24,17 atm
8. ΔHf° (kJ/mol) -665,7
10. Wujud cair
BAB III
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
15
16
Lokasi Pabrik
limbah terlebih dahulu untuk menetralisir buangan industri yang ada sehingga tidak
mencemari lingkungan dan memenuhi standar AMDAL.
Luas area pabrik digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan
dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik dan perusahaan yang akan didirikan.
Perhitungan luas area ini yaitu :
8
9
27500
25000 y = 2746,1x + 3486,9
22500 R² = 0,9538
jumlah impor (ton) 20000
17500
15000
12500
10000
7500
5000
2500
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
tahun ke-
y = A. x + B (1)
y = 2746,1 x + 3486,9 (2)
bahan baku amonia diperoleh dari PT. Pupuk Kujang dengan kapasitas 300.000
ton/tahun yang terletak di Cikampek, Provinsi Jawa Barat.
tekanan sebesar 19,7 atm dengan konversi etilen oksida sebesar 99,99%. Reaksi
pembentukan etanolamina yang terjadi di reaktor sebagai berikut:
C2H4O (l) + NH3 (aq) → C2H7NO (l) (1)
Etilen Oksida Ammonia Monoetanolamina
C2H4O (l) + C2H7NO (l) → C4H11NO2 (l) (2)
Etilen Oksida Monoetanolamina Dietanolamina
C2H4O (l) + C4H11NO2 (l) → C6H15NO3 (l) (3)
Etilen Oksida Dietanolamina Trietanolamina
Produk etanolamina yang dihasilkan di reaktor mengandung monoetanolamina,
dietanolamina, trietanolamina, serta sisa bahan baku yang tidak ikut bereaksi seperti
amonia, etilen oksida, dan air.
2.5.3 Tahap Separasi
Produk yang dihasilkan R-01 mengalami pemisahan sisa reaksi etilen oksida
dan amonia di dalam alat Stripper-01 (ST-01). Stripper ini beroperasi pada
temperatur 40oC dan tekanan 1,08 atm dengan bantuan steam. Produk top ST-01
berupa vapour menuju Absorber-01 (AB-01) untuk dilakukan penyerapan gas
amonia. Sedangkan keluaran bottom ST-01 berupa liquid yang terdiri dari
etanolamina, sedikit etilen oksida, sebagian amonia dan air dialirkan menuju
Stripper-02 (ST-02).
Di ST-02, amonia yang tersisa kembali dilucuti dengan bantuan steam.
Keluaran top dari ST-02 berupa vapor dialirkan menuju Absorber-02 (AB-02)
untuk dilakukan penyerapan amonia. Keluaran bottom ST-02 berupa liquid
dialirkan menuju Evaporator-01 (EV-01) untuk menghilangkan kandungan air
yang masih tersisa di dalam larutan produk etanolamina. Uap air yang keluar
melalui top EV-01 menuju ke AB-02 untuk digunakan sebagai solvent. Keluaran
bottom dari EV-01 berupa larutan etanolamina dan sedikit air dialirkan menuju
Kolom Destilasi untuk dilakukan pemurnian.
2.5.4. Tahap Purifikasi
Etanolamina yang sudah dipisahkan dari sisa amonia, etilen oksida, dan air
akan dimurnikan di dalam kolom destilasi. Pemurnian pertama dilakukan pada
Kolom Destilasi-01 (KD-01) dengan tekanan sebesar 0,03 atm dan temperatur
13
14
BAB VII
ORGANISASI PERUSAHAAN
89
90
7.3.2. Direktur
Dalam melaksanakan kewajibannya, direktur dibantu oleh manajer teknik dan
produksi, manajer keuangan dan pemasaran, serta manajer personalia dan umum, dimana
tugas direktur tersebut sebagai berikut:
1) Melaksanakan kebijaksanaan Dewan Komisaris.
2) Mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang telah dijalankan.
3) Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
4) Memelihara dan mengawasi kekayaan peseroaan terbatas.
5) Memberikan laporan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan kepada Dewan Komisaris.
6) Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif
dan efisien.
7) Mengambil insiatif, mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian,
merencanakan, dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada
perusahaan.
7.3.3. Manajer Teknik dan Produksi (Engineering and Production Manager)
Dalam melaksanakan tugasnya, manajer teknik dan produksi mempunyai
wewenang merumuskan kebijaksanaan mengenai teknik operasi pabrik serta mengawasi
kesinambungan operasional pabrik sampai dengan hasil produksi. manajer teknik dan
produksi membawahi beberapa bagian/divisi yang memiliki wewenang masing-masing,
yaitu:
7.3.3.1. Divisi Operasi dan Produksi (Operation & Production) mempunyai wewenang:
1) Mengawasi persediaan bahan baku dan penyimpangan hasil produksi serta
transportasi produk.
2) Bertanggung jawab atas kelancaran fungsional dan utilitas.
3) Mengawasi dan mengadakan sistem utilitas yang digunakan maupun yang
dihasilkan dari proses produksi.
4) Mengawasi pelaksanaan penelitian dari analisa hasil produksi.
7.3.3.2. Divisi Pemeliharaan (Maintenance) mempunyai wewenang untuk:
1) Mengawasi dan melaksanakan pemeliharaan peralatan produksi.
2) Melakukan perbaikan alat operasi serta mendukung kelancaran operasi.
93
7.3.8. Operator/Karyawan
Operator/Karyawan merupakan tenaga pelaksana yang secara langsung bertugas
melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai bidang dan keahliannya masing-masing.
Semua pekerjaan operasional lapangan adalah tugas dan tanggung jawab operator.
Pekerjaan operator diawasi langsung oleh kepala divisi dan senior operator. Operator
bertugas dalam melaksanakan proses produksi dengan prosedur berdasarkan target
kualitas perusahaan, mengoperasikan mesin, mengolah dan mengontrol proses produksi.
Operator bertanggungjawab untuk mengutamakan disiplin kerja, keselamatan kerja,
keamanan berstandarkan prosedur perusahaan, dan kesehatan yang menjadikan hal yang
diutamakan dalam cacatan perusahaan.
Pembagian jadwal shift untuk masing-masing tim dapat dilihat tabel 7.1 dimana
pergantian shift dilakukan berdasarkan standar prosedur operasional yang diberlakukan
oleh perusahaan.
Maka, jumlah karyawan yang dibutuhkan pada bagian operasi dan proses adalah
48 orang/shift, dimana karyawan tersebut terbagi pada berbagai posisi/jabatan pada
bagian teknik dan produksi, serta pada bagian utilitas.
99
20
21
Utilitas merupakan unit penunjang operasional pabrik yang sangat vital dalam
menjalankan proses produksi. Unit ini berguna untuk memenuhi, menyediakan,
menyiapkan, dan mendistribusikan kebutuhan unit proses agar proses produksi yang
berlangsung pada pabrik dapat berjalan lancar sesuai standar yang telah ditentukan untuk
mencapai target. Kebutuhan tersebut dihitung berdasarkan neraca massa, neraca panas,
dan spesifikasi peralatan yang digunakan. Untuk pabrik trietanolamina berkapasitas
45.000 ton/tahun, unit utilitas mencakup :
1) Unit pengadaan steam
2) Unit pengadaan air
3) Unit pengadaan listrik
4) Unit pengadaan bahan bakar
37
38
Penggunaan air pendingin dilakukan secara sirkulasi dan kontinyu. Suhu air
pendingin keluaran setiap alat nantinya akan mengalami kenaikan. Kenaikan suhu pada
keluaran air pendingin terjadi karena terjadinya perpindahan panas dari komponen
senyawa ke air pendingin melalui media penghantar pada setiap alat. Karena air pendingin
digunakan secara sirkulasi dan kontinyu, air pendingin perlu diturunkan lagi suhunya
dalam cooling tower. Dalam proses penurunan suhu air pendingin, di dalam cooling tower
akan mengalami losses. Terdapat 3 macam penyebab losses, yaitu evaporation loss, drift
loss, dan blow down. Perhitungan losses air pendingin dihitung berdasarkan Perry’s
Chemical Engineers’ Handbook sebagai berikut:
1) Evaporation Loss
Evaporation loss merupakan kehilangan air pendingin yang disebabkan oleh
adanya penguapan, perhitungan evaporation loss dapat menggunakan persamaan:
We = 0,00085 × Wc × (T1 – T2) (Perry, R. H, 1999)
Keterangan:
We = Evaporation loss (kg/jam)
Wc = Jumlah sirkulasi air pendingin (kg/jam)
T1 = Temperatur air pendingin masuk cooling tower (oF)
T2 = Temperatur air pendingin keluar cooling tower (oF)
41
Wc = 1.399.986,7453 kg/jam
T1 = 95 °F
T2 = 82,4 °F
We = 0,00085 × Wc × (T1 – T2)
= 0,00085 × 1.399.986,7453 kg/jam × (95 – 82,4) oF
= 14.993,8580 kg/jam
2) Drift Loss
Drift loss merupakan kehilangan air pendingin karena terbawa aliran udara keluar
cooling tower atau pergerakan fan yang berputar. Kehilangan karena drift loss ini berkisar
antara 0,1 – 0,2% dari sirkulasi air pendingin (Perry, R. H., 1999).
Wd = 0,2% × Wc
= 0,2% × 1.399.986,7453 kg/jam
= 2.799,9735 kg/jam
3) Blow Down
Blow down merupakan kehilangan air pendingin yang sengaja dilakukan demi
menjaga konsentrasi padatan terlarut dalam air pendingin yang meningkat karena
evaporative loss. Jumlah blowdown yang dilakukan dihitung berdasarkan siklus
konsentrasi yang dijaga agar tidak terbentuk scale pada peralatan ataupun pempipaan.
Siklus konsentrasi adalah perbandingan kandungan padatan pada air pendingin yang
disirkulasi dengan kandungan padatan pada air make-up. Biasanya digunakan siklus
konsentrasi antara 3 – 5. Jumlah air yang di blowdown dihitung dengan persamaan :
We
Wb =
(cycle −1) (Perry’s; Eq.12.12)
= 7.496,9290 kg/jam
Total make-up water yang dibutuhkan = We + Wd + Wb
= 25.290,7606 kg/jam
42
lumen
200 × 22.296,0521 m2
Daya yang dibutuhkan = m2
lumen
90 watt
48
49
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk menurunkan suhu bottom produk
EV-01 yang menuju KD-01
DATA DESIGN
Tipe Double pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Dirt Factor, Rd 0,0046
UC 14,3139
UD 13,9156
Annulus Side Inner Side
IPS 6 in IPS 3 in
SN 40 ft SN 40 in
OD 6,625 in OD 3,500 in
ID 6,065 in ID 3,0680 in
a” 1,734 a” 0,9170
∆Pa 0,1214 psi ∆Pp 1,9822 psi
53
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk mendinginkan produk monoetanolamina
DATA DESIGN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Stainless Steel 316
Dirt Factor, Rd 0,005
UC 61,5298
UD 46,6958
Tube Side Shell Side
Length 12 ft ID 19,25 in
OD 1 in Baffle Space 9,625 in
BWG 10 in Pass 1 in
Pitch 1,25 in (Triangular pitch) ∆P 0,1267 psi
Pass 1
∆P 0,0001 psi
54
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk menurunkan suhu bottom produk
KD-01 yang menuju KD-02
DATA DESIGN
Tipe Double pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Dirt Factor, Rd 0,0032
UC 11,4520
UD 11,1956
Annulus Side Inner Side
IPS 6 in IPS 3 in
SN 40 ft SN 40 in
OD 6,625 in OD 3,500 in
ID 6,065 in ID 3,0680 in
a” 1,734 a” 0,9170
∆Pa 0,5290 psi ∆Pp 1,7731 psi
55
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk mendinginkan produk dietanolamina
DATA DESIGN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Stainless Steel 316
Dirt Factor, Rd 0,0037
UC 47,1639
UD 40,0862
Tube Side Shell Side
Length 12 ft ID 19,25 in
OD 0,75 in Baffle Space 9,625 in
BWG 10 in Pass 1 in
Pitch 1 in (Triangular pitch) ∆P 0,0826 psi
Pass 4
∆P 0,0019 psi
56
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk mendinginkan produk trietanolamina
DATA DESIGN
Tipe Shell and Tube Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Stainless Steel 316
Dirt Factor, Rd 0,0035
UC 77,4023
UD 72,3719
Tube Side Shell Side
Length 12 ft ID 19,25 in
OD 1 in Baffle Space 9,625 in
BWG 10 in Pass 1 in
Pitch 1 in (Triangular pitch) ∆P 0,5086 psi
Pass 4
∆P 0,0040 psi
57
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Untuk menurunkan suhu top produk ST-02
yang menuju AB-02
DATA DESIGN
Tipe Double pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Dirt Factor, Rd 0,0036
UC 89,2003
UD 75,6961
Annulus Side Inner Side
IPS 6 in IPS 3 in
SN 40 ft SN 40 in
OD 6,625 in OD 3,500 in
ID 6,065 in ID 3,0680 in
a” 1,734 a” 0,9170
∆Pa 0,0009 psi ∆Pp 0,0022 psi
58
6.17. HEATER-03
IDENTIFIKASI
Nama Alat Heater
Kode Alat H-03
Jumlah 1 buah
Operasi Kontinyu
Fungsi Menaikan temperatur keluaran ST-02
menuju EV-01
DATA DESIGN
Tipe Double pipe Heat Exchanger
Bahan Konstruksi Carbon steel
Dirt Factor, Rd 0,00235
UC 47,8390
UD 43,6616
Annulus Side Inner Side
IPS 4 in IPS 3 in
SN 40 ft SN 40 in
OD 4,5 in OD 3,5 in
ID 4,026 in ID 3,0680 in
a” 1,1780 a” 0,9170
∆Pa 8,0099 psi ∆Pp 3,1159 psi
65
KOLOM
Top Bottom
Diameter 1,7894 m 1,7975 m
Tray spacing 0,5 m 0,5 m
Jumlah tray 8 buah 1 buah
Tebal 0,003 m 0,003 m
Tinggi 5,3967 m
Material Stainless Steel 316
PLATE
Top Bottom
Downcomer area 0,3016 m2 0,3044 m2
Active area 1,9102 m2 1,9276 m2
Hole Diameter 5 mm 5 mm
Hole area 0,1910 m2 0,1928 m2
Tinggi weir 70 mm 70 mm
Panjang weir 1,3599 m 1,3661 m
66
Plate thickness 5 mm 5 mm
PLATE
Top Bottom
Pressure drop per tray 109,0790 mm liquid 109,5097 mm liquid
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85% 85%
Jumlah hole 9.734 buah 9.823 buah
KOLOM
Top Bottom
Diameter 1,8837 m 1,8948 m
Tray spacing 0,5 m 0,5 m
Jumlah tray 2 buah 9 buah
Tebal 0,003 m 0,003 m
Tinggi 6,1 m
Material Carbon steel (SA-285, Cr.C)
PLATE
67
Top Bottom
Downcomer area 0,3342 m2 0,3382 m2
Active area 0,8690 m2 2,1419 m2
Hole Diameter 5 Mm 5 Mm
Hole area 0,2117 m2 0,2142 m2
Tinggi weir 70 Mm 12 Mm
Panjang weir 1,5069 M 1,4400 M
Plate thickness 5 Mm 5 Mm
PLATE
Top Bottom
Pressure drop per tray 108,3884 mm liquid 297,4197 mm H2O
Tipe aliran cairan Single pass Single pass
Desain % flooding 85 % 85 %
Jumlah hole 4.429 Buah 10.915 buah
68
Uang tunai yang diperoleh setiap tahun sebesar US$ 15.695.358.71 karena
uang tunai yang diperoleh setiap tahun adalah 64,62 % dari TCI dan lebih besar dari
bunga bank (18,75%), maka Pabrik Trietanolamina dengan kapasitas 45.000
Ton/tahun layak untuk didirikan.
FCI - TSV
Depresiasi =
Service life
Dimana :
FCI = Fixed Capital Investment = US $ 22.385.120,012
TSV = Salvage Value = 0
Service life = 11 tahun (Peters & Timmerhaus, 1991)
US $ 21.143.629 ,6411
Sehingga, Depresiasi = = US $ 1.922.148, 1492
11
97
FCI + BungaTCI
POT =
ACF
Dimana :
FCI (Fixed capital Investment) = US $ 21.143.629,6411
Bunga Total Capital Investment = US $ 9.490.271.07
ACF (Annual Cash Flow) = US $ 16.074.917,75
Pay Out Time (POT) yang diperoleh adalah 1,94 tahun, yaitu kurang dari
setengah umur pabrik (11 tahun), dengan kata lain pabrik ini layak untuk didirikan.
NPOTLP = CCP + CR
Keterangan :
99
Keterangan :
n (umur pabrik) = 11 tahun
ACF (Annual Cash Flow) = US $ 16.074.917,75
TCI (Total Capital Investment) = US $ 24.874.858,4
= US $ 151.949.236,81
Capital Recovery (CR) merupakan sejumlah modal yang ada pada akhir umur
pabrik. Capital Recovery terdiri dari modal kerja (Working Capital), Salvage Value
(Vs) dan tanah (land). Harga CR ditentukan menggunakan persamaan :
CR = WC + Vs + L
Keterangan :
Working Capital = US $ 3.731.228,76
Vs (Salvage Value) = US $ 0
CR = US $ 3.731.228,76 + US $ 0 + US $ 2.296.858,26
= US $ 6.028.087,02
Dengan memasukan nilai CCP dan CR diatas, besarnya NPOTLP dapat
dihitung sebagai berikut :
100
NPOTLP = CCP + CR
NPOTLP = US $ 151.949.236,81+ US $ 6.028.087,02
= US $ 157.977.323,82
= US $ 148.677.680,34
Dari perhitungan di atas, harga TCS yang didapat sebesar US $
148.677.680,34. Nilai ini lebih besar dari TCI, yaitu sebesar US $
24.874.858,40 sehingga pabrik ini layak untuk didirikan.
101
Keterangan :
TCI (Total Capital Investment) = US $ 24.874.858,4
ACF (Annual Cash Flow) = US $ 16.074.917,75
WC (Working Capital) = US $ 3.731.228,7602
Vs (Salvage Value) = US $ 0
n (Service Life) = 11 tahun
102
1
(Discount Factor)
(1 + i )n
Dari hasil trial and error, didapatkan nilai Discounted Cash Flow Rate of
Return (i) sebesar 0,665. Jadi, Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF-ROR),
i = 66,5 %. Nilai Discounted Cash Flow Rate of Return ini lebih besar dari bunga
bank yaitu 18,75 % maka pabrik ini layak untuk didirikan.
Fixed Cost
BEP = 100 %
Selling Price − Variable Cost
Keterangan :
Fixed Cost = Fixed Charge + Plant Overhead Cost + General
Expenses
= US $ 16.005.116,59
= US $ 150.309.243,02
Selling Price = Total Income
= US $ 190.459.016,28
103
Sehingga :
Fixed Cost
BEP = 100 %
Selling Price − Variable Cost
US $ 16.005.116 ,59
= 100 %
US $ 190.459.01 6,28 - US $ 150.309.24 3,02
= 39,86 %
Jadi Break Even Point (BEP) yang didapatkan adalah 39,86 %. Dimana nilai
BEP yang memenuhi syarat adalah dalam range 20 % - 40 %. Sehingga pabrik ini
layak untuk didirikan.
200,0000
150,0000
harga/1000 USD
Selling Price
100,0000 Fixed Cost
Total Production Cost
50,0000
0,0000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
kapasitas produksi %
114
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS KHUSUS
KOLOM DESTILASI
1. Deskripsi Umum
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bantuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi
kimia jenis perpindahan panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.
Kebutuhan panas pada operasi destilasi cukup besar dibandingkan evaporator karena
melibatkan panas sensibel, panas laten penguapan pada reboiler dan kondenser.
Pengembangan salah satu proses pemisahan ini masih dilakukan untuk memperoleh
kebutuhan panas yang minimum namun efisiensi pemisahan tinggi. Pemisahan dengan
metode destilasi mudah dilakukan pada campuran dengan kriteria:
a) Keadaan standar berupa cairan yang saling melarutkan menjadi benar-
benar homogen.
b) Sifat penguapan relatif (α) yang besar.
c) Bukan termasuk cairan azeotrop.
Proses pemisahan metode destilasi dioperasikan dengan menguapkan
campuran dengan pertimbangan titik didih zat yang volatil. Campuran akan
diuapkan di reboiler. Uap dikontakkan dengan cairan dari feed maupun refluks
dalam waktu relatif cukup pada temperatur dan tekanan tertentu sehingga mencapai
keseimbangan fase sebelum campuran dipisahkan menjadi distilat dan residu.
1
2
b) Kolom bagian dalam seperti trays atau Plates yang digunakan untuk
meningkatkan pemisahan komponen.
c) Reboiler untuk memberikan penguapan yang diperlukan untuk proses
destilasi.
c) Kondensor untuk mendinginkan dan mengembunkan uap yang
meninggalkan bagian atas kolom.
d) Sebuah drum refluks atau accumulator untuk menampung uap yang
terkondensasi dari top kolom sehingga liquid (reflux) dapat di recycle
kembali ke dalam kolom.
Campuran liquid yang akan diproses dikenal sebagai umpan dan ini
dimasukkan biasanya di suatu tempat dekat tengah kolom ke tray yang dikenal
sebagai feed tray. Feed tray membagi kolom menjadi bagian atas (enriching atau
rectification) dan bagian bawah (stripping). Umpan mengalir ke bawah kolom di
mana ia dikumpulkan di reboiler. Panas disuplai ke reboiler untuk menghasilkan
uap. Sumber input panas dapat berupa cairan yang cocok, sebagian besar pabrik
kimia ini biasanya dalam bentuk steam. Di kilang, sumber pemanas dapat berupa
aliran keluaran dari kolom lain. Uap yang dinaikkan dalam reboiler dimasukkan
kembali ke dalam unit di bagian bawah kolom. Cairan yang dikeluarkan dari
reboiler dikenal sebagai produk bawah. Uap bergerak ke atas kolom, dan saat keluar
dari bagian atas unit, kondensor mendinginkannya. Cairan kental disimpan dalam
3
bejana penampung yang dikenal sebagai drum refluks. Beberapa cairan ini didaur
ulang kembali ke bagian atas kolom dan ini disebut refluks. Cairan kental yang
dikeluarkan dari sistem dikenal sebagai produk sulingan atau produk atas.
3. Jenis Destilasi
3.1. Berdasarkan prosesnya, destilasi terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Kolom Batch
Pada operasi batch, umpan dimasukkan kedalam kolom secara batch, yaitu
kolom diisi kemudian baru dilakukan destilasi. Ketika proses yang dinginkan
telah dicapai, umpan berikutnya baru dimasukkan lagi.
b) Kolom Kontinyu
Kolom kontinyu memproses laju umpan yang kontinyu. Tidak ada
penghentian kecuali jika terjadi masalah pada kolom atau unit prosesnya.
Tipe ini yang paling umum dipakai. Destilasi kontinyu dapat dibedakan
menjadi :
• Flash Destilasi
Flash distillation atau dikenal dengan destilasi kilat merupakan
destilasi kontinyu (steady state) satu tahap tanpa adanya refluks yang
kembali ke bejana didih. Pada destilasi ini, penguapan sebagian liquid
terjadi sedemikian rupa sehingga uap yang dihasilkan berada dalam
kesetimbangan dengan liquid yang tersisa, kemudian uap tersebut
dipisahkan dari liquid dan dikondensasikan. Destilasi kilat digunakan
terutama untuk memisahkan komponen-komponen yang memiliki
titik didih yang berbeda jauh. Destilasi ini tidak efektif untuk
memisahkan komponen-komponen yang nilai volatilitasnya hampir
sama, karena proses yang terjadi berlangsung secara cepat.
• Destilasi kontinyu dengan refluks
Destilasi kontinyu dengan refluks adalah proses destilasi yang lebih
banyak digunakan pada industri, proses ini pada bagian top kolom
dilengkapi dengan aliran balik uap yang telah terkondensasi menuju
bejana didih kembali berupa refluks.
4
b) Destilasi Atmosferik
Destilasi atmosferik adalah proses destilasi yang dilakukan pada tekanan
atmosfer (tekanan sekitar 1 atm). Pengaturan suhu maksimum dengan maksud
agar tidak terjadi perengkahan pada produk yang dihasilkan. Destilasi
atmosferik pada industri migas adalah untuk mengolah minyak mentah
menjadi fraksi-fraksi antara lain refinery gas, naphta, kerosen, solar, minyak
diesel, dan residu.
c) Destilasi Bertekanan
Kolom ini beroperasi pada tekanan diatas tekanan atmosfer. Ini digunakan
untuk memisahkan senyawa yang bertitik didih atau titik embun rendah.
5
lebih sulit menguap daripada heavy key components akan terdapat pada
distilat dalam jumlah yang sedikit.
a) bubble-cap Plate
Mempunyai riser atau cerobong yang terpasang diatas lubang (hole) dan
sebuah cap yang menutupi riser. Cap tersebut diletakkan sedemikian rupa
sehingga ada celah antar riser dan cap. Uap melalui chimney dan langsung
keluar melalui celah cap. Akhirnya keluar melewati slots dalam cap dan
mem-bubble melalui liquid pada tray.
b) valve Plate
Pada valve trays, perforasi ditutupi oleh valve yang dapat dingkat. Uap
terangkat ketutup, karena itu membentuk area aliran untuk aliran uap. Lifting
cap langsung mengalirkan uap secara horizontal ke liquid, sehingga
memungkinkan kontak lebih banyak dari pada yang terjadi pada sieve tray.
8
c) sieve Plate
Sieve Tray adalah plate metal sederhana dengan lubang diantaranya. Vapour
lewat keatas melalui liquid pada plate . Jumlah dan ukuran lubang menjadi
parameter desain. Karena luas range operasi, kemudahan perawatan, dan
factor biaya, kebanyakan aplikasinya sieve dan valve tray diganti dengan
bubble cap tray.
( (
( (
Gambar 4. Berbagai Macam Plate
(Sumber: Felder, 2000)
d) Pemlilihan Tipe Tray/Plate
Faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam membandingkan kinerja
bubble cap, sieve dan valve plate adalah: biaya, kapasitas, range operasi, efisiensi
dan pressure drop.
1. Biaya
Bubble-cap lebih mahal dibandingkan sieve atau valve plate. Biaya relatif
tergantung pada material konstruksi yang digunakan; untuk mild steel rasio biaya
bubble-cap : valve : sieve, mendekati 3,0 : 1,5 : 1,0.
2. Kapasitas
Perbedaan ketiganya tidak terlalu besar namun urutannya mulai dari flowrate
yang lebih besar adalah sieve, valve, bubble-cap.
3. Range operasi
Ini merupakan faktor yang amat signifikan. Dengan range operasi yang
berarti range dari laju uap dan liquid melalui Plates yang akan beroperasi secara
menguntungkan (operasi stabil). Fleksibelitas selalu diperlukan dalam
mengoperasikan pabrik untuk perubahan dalam laju produksi, dan untuk menutupi
9
kondisi start-up dan shut down. Perbandingan antara flowrate tertinggi terhadap
flowrate terendah disebut turn-down ratio.
4. Pressure drop
Pressure drop dari plate dapat menjadi pertimbangan utama terutama dalam
kolom vakum. Plate pressure drop tergantung dari desain detail dari plate tetapi
pada umumnya sieve tray memberikan pressure terendah lalu diikuti oleh valve,
dengan bubble cap merupakan yang tertinggi.
Dari semua faktor dalam pemilihan tersebut dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
a. Sieve plates merupakan plates termurah dan lebih menguntungkan
untuk berbagai aplikasi.
b. Valve plates harus dipertimbangkan jika turn over ratio tidak bisa
dipenuhi oleh sieve plates.
c. Bubble Plates hanya digunakan jika laju uap yang akan ditangani sangat
rendah.
4.2. Packed Column
Packed column adalah sebuah kolom yang memiliki material packing yang
berfungsi untuk meningkatkan kontak antara cairan dan uap. Hal ini dikarenakan
packing dapat mempengaruhi pergerakan cairan dan gas dalam sebuah kolom.
Fluida akan membentuk flow path dalam melewati packing. Adanya flow path ini
mempengaruhi bagaimana transfer massa antara cairan dan uap. Transfer terjadi di
dinding-dinding dalam packing. Dalam packed column, material packing dibagi
menjadi tiga jenis:
a) Random packing, dimana packing dimasukkan ke dalam sebuah kolom secara
random, tanpa adanya penyusunan.
b) Stacked packing, dimana packing disusun ke dalam sebuah kolom untuk
memberikan sebuah susunan packing yang seragam.
c) Structured packing, merupakan sebuah packing yang dibuat untuk
memberikan konfigurasi geometrik yang spesifik. Contohnya structured
packing yang dibuat dari plat besi yang dibentuk secara bergelombang.
10
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS KHUSUS
STRIPPER
1. Deskripsi Umum
Stripping adalah operasi pemisahan solute dari fase cair ke fase gas, yaitu
dengan mengontakkan cairan yang berisi solute dengan pelarut gas (stripping
agent) yang tidak larut ke dalam cairan. Stripping adalah proses regenerasi termal
pelarut dimana larutan tersebut dikontakkan dengan pelarut gas yang tidak larut
terhadap cairan tersebut. Kolom stripper terdiri dari beberapa buah bed yang berisi
tumpukan packing serta beroperasi pada suhu dan tekanan tertentu (Nisa dkk,
2019). Proses Stripping dilakukan dalam kolom stripper, stripper adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengambil suatu zat atau senyawa dari senyawa lainnya
dengan fase yang berbeda (Davis dan Gerry 2009). Contohnya adalah pemisahan
gas nitrogen dan hydrogen pada amoniak cair. Berikut gambar kolom stripper yang
tersedia pada Gambar 1.
2. Jenis Stripper
2.1 Stripper dengan Injeksi Steam
4. Packed column
Packed column terdiri dari kolom vertikal dengan cairan masuk mengalir
dari bagian atas dan cairan keluar dari bagian bawah. Fasa uap masuk dari bagian
bawah kolom dan keluar dari atas. Packed digunakan untuk meningkatkan bidang
kontak antarafase cair dan uap. Ada berbagai jenis kemasan yang digunakan dan
masing-masing keuntungan dan kerugiannya. Kontak gas cair dalam packed bed
column berlangsung secara kontinyu.Dalam rangka memperluas permukaan kontak
antar fase gas-cair, digunakan kolom berisi packing (packed coloumn ). Pemilihan
packing dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut ( Perry and
green, 1984) :
1. Memiliki luas permukaan terbasahi tiap unit volum yang besar.
2. Memiliki ruang kosong yang cukup besar sehingga kehilangan tekanan
kecil.
3. Karakteristik pambasahan baik.
4. Densitas kecil agar berat kolom keseluruhan kecil.
5. Tahan korosi dan ekonomis.
No Keuntungan Kerugian
1. Menghilangkan VOC 99% Dibutuhkan treatment udara agar tidak terjadi
polusi udara
2. Alternatif paling ekonomis untuk Bed packing harus dibersihkan dan dicuci
aliran 50 gpm dengan asam
3. Dapat beroperasi pada tekanan Fouling dapat terjadi dengan cepat
rendah
4. Dapat beroperasi pada berbagai Membutuhkan biaya konstruksi yang tinggi
laju aliran udara
5. Biasanya digunakan untuk air yang Membutuhkan kolom yang tinggi
cenderung berbusa
c. Raschig ring.
Rasching ring, generasi pertama random packing, biasanya terbuat
darilogam seperti baja karbon, atau dari non-logamkarbon hitam. Hal ini
biasanya lebih tebal daripada jenis random packing yang lainnya. jenis
packing ini menawarkan duarbility korosi tinggi. Jenis random packing ini
tersedia dalam variabel seperti ukuran (mm): 25,38, dan 50. Raschig ring
yang dibuat khusus dari karbon grafit atau digunakan dalam aplikasi
khusus menuntut korosi baik dan thermal shock resistance. Jenis ini paling
tahan terhadap asam, alkalis dan sebagai pembersih pada temperatur
tinggi. Raching ring memiliki penggunaan yang luas karena harganya
yang murahdan disediakan oleh vendor dalam berbagai ukuran dan bahan.
Namun,penggunaan rasching ring secara bertahap mulai digantikan
oleh pall ring yang lebih efisien walaupun harganya lebih mahal.
d. Pall ring
Pall ring merupakan tipe baru dari random packing. Pall ring mempunyai
efisiensi yang tinggi dan merupakan pengembangan dari raschig ring.
Jenis Dohntec pall ring menunjukkan bahwa pall ring mempunyai
kapasitas yang lebih besar dan pressure drop yang lebih kecil daripada
random packingyang lain. Pada pallring mempunyai dinding silindris
yang terbuka dan bagian dalam yang cenderung menonjol keluar,
sehingga pall ring dapat menerima kapasitas yang lebih besar dan
pressure drop yang lebih kecil daripada cylindrical rings. Desain cincin
terbuka pada pall ring dapat menjaga distribusi dan menahan tendensi
saluran dinding. Kontak pada permukaan bagian dalam dan bagian luar
dari pall ring ,efektif untuk distribusi liquid dan gas, serta tahan terhadap
penyumbatan.
4.4.3. Regular Packing
Packing jenis ini menguntungkan karena pressure drop yang rendah dan laju
alir fluida yang makin lebih besar, namun packing jenis ini lebih mahal
biaya instalasinya dari packing yang jenis random. (Seader dan Henley.
2005) .Berikut adalah gambar untuk regular packing tersedia Gambar 4.4
Regular Packing adalah elemen yang dibentuk oleh lapisan yang condong
deflecting element. The deflecting element tersebut diatur dalam
persimpangan berselang berhubungan satu sama lain dan terus
memberikan aliran saluran yang buka di kedua berakhir. Selain itu, aliran
saluran terbukalaterally mengalir ke saluran yang berdekatan lapisan dari
deflecting element. Dengan menyediakan kemasan untuk meningkatkan
perpercepatan dan massa antara dua media mengalir melalui counter
current dalam kemasan yang lebih baik adalah sebuah polyhedron.
B.A. Oyenekan, G.T. Rochelle. 2007. Alternative stripper configurations for CO2
capture by aqueous amines. AIChE J. Vol. 53(12): 3144-3154.
Nisa,dkk. 2019. Simulasi Unit Stripping CO2 Dalam Packed column Skala Industri
Dengan Kondisi Non-Isothermal. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol.
14(1) 53-62.
Perry, R.H. and Green, D.W. 1984. Perry’s Chemical Engineer’s Handbook. 6th
edition. McGraw Hill Book Company: Singapore.
Seader dan Henley. 2005. Absorption and Stripping. Review Session. Vol 3(2):
317-325.
Treybal, R.E. 1981. Mass Transfer Operation, 3rd ed. Mc. Graw-Hill Book
Company: Singapore.