Anda di halaman 1dari 20

Spesifikasi Teknis

PEKERJAAN

KONTRUKSI DAN SEMENISASI JALAN

LOKASI

DESA BANGUN JAYA KEC, KALIORANG

1
BAB I

LINGKUP PEKERJAAN

1.1 URAIAN PEKERJAAN


Pekerjaan yang tercakup di dalam kontrak, diuraikan secara terperinci di dalam Spesifikasi
Pekerjaan, Bill Of Quantity dan gambar-gambar Konstruksi untuk Pekerjaan Peningkatan Jalan
Lingkungan terdiri dari :

1.1.1 Pekerjaan Persiapan


● Papan Nama Kegiatan

1.1.2 Pekerjaan Structure


Meliputi pekerjaan:
 Pekerjaan Telford Batu Padas T = 20 cm
 Pekerjaan Agregat Klas B T = 15 cm (Manual)
 Pekerjaan Beton K-250 T = 15 cm
 Pekerjaan Joint Sealent

1.2 LOKASI PEKERJAAN


1.2.1 Jalan Masuk
Jalan masuk ke lokasi pekerjaan Menyesuaikan Lokasi Masing Masing Pekerjaan

1.2.2 Kondisi Jalan


Secara umum Kondisi Jalan Bervariasi , Tanah keras dan ada Yang sama sekali masih Tanah
Eksisting

1.3 KEWAJIBAN KONTRAKTOR


1.3.1 Umum
Semua keterangan yang tercantum dalam lingkup perjalanan ini tidak membatasi kebebasan
Kontraktor (dengan persetujuan Pemilik/Owner) untuk mengajukan / mengusulkan pendapat yang
berbeda untuk menghasilkan perbaikan yang lebih baik dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kontraktor berkewajiban mempertanggung-jawabkan akibat-akibat dari semua perubahan yang
diusulkan. Semua aktifitas Kontraktor yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, tidak
boleh mengganggu aktifitas dan kegiatan masyarakat.

2
1.3.2 Material Konstruksi dan Peralatan
Kontraktor harus memasok material dan peralatan untuk pekerjaan konstruksi sesuai dengan
aktifitas dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menjamin ketersediaan material
sesuai dengan waktu, jumlah dan mutu/spesifikasi yang disyaratkan. Setiap keterlambatan dari
kegiatan pasokan material yang dipasok oleh Kontraktor tersebut diatas sedemikian rupa sehingga
dapat menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terlambat merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan material, peralatan dan
metoda pelaksanaan yang baik dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

1.3.3 Gambar-gambar
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing untuk setiap pekerjaan (termasuk
perubahan-perubahan yang diusulkan). Perubahan-perubahan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Sistim penomoran Shop Drawing dan As Built Drawing harus sama dengan
gambar rencana yang diberikan serta diberi tanda pada kolom revisi yang tersedia. As Built
Drawing tersebut diserahkan masing-masing sebanyak 1 (satu) dan 4 (empat) kopi ukuran A3
kepada Pemilik/Owner, pada waktu serah terima pekerjaan, lengkap dengan asal usul perubahan.

1.3.4 Pengendalian Mutu, Pengawasan dan Pengujian


Kontraktor wajib melaksanakan pengujian, pengawasan dan prosedur pengendalian mutu sesuai
dengan yang disyaratkan dalam standar, baik yang tercantum maupun tidak didalam Dokumen
Kontrak serta untuk menyakinkan bahwa material yang digunakan sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan standar yang disetujui penerapannya oleh Direksi Pekerjaan. Laporan dari
Kontraktor mengenai pengawasan pekerjaan dan hasil pengujian wajib dikirimkan ke Direksi
Pekerjaan, 4 (empat) kopi dalam satu minggu.

Kontraktor wajib memberikan perincian dari jadwal untuk pengiriman bahan dan peralatan
bersama prosedur pengendalian mutu dan pengawasan dari program pengetesan kepada Direksi
Pekerjaan. Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan harus diberi kebebasan untuk memasuki lokasi
manufaktur/fabrikasi kontraktor dan sub-kontraktornya setiap saat selama jam kerja untuk
melaksanakan pengawasan terhadap prosedur Pengendalian mutu dan untuk menyaksikan dan
membuktikan bahwa pemeriksaan dan pengujian dilakukan berdasarkan prosedur pengendalian
mutu dan pemeriksaan dari program pengujian sesuai dengan yang telah disetujui.

3
Jika pengujian khusus mensyaratkan kehadiran Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan maka satu set
gambar kerja dan metoda pengujian harus dibuat dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
seminggu sebelum pengujian.

Jika ada kerusakan peralatan maupun material yang memerlukan perbaikan, Kontraktor harus
segera melaksanakan perbaikannya atau mengganti dengan peralatan/material baru dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Semua laporan teknik mengenai perbaikan atau penggantian yang
telah dilakukan harus disusun dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

Pemeriksaan, pengetesan dan pembuktian dan lain-lain, yang telah dilaksanakan oleh Direksi
Pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari tanggungannya didalam kontrak ini, termasuk
pertanggungjawaban terhadap kerusakan yang disebabkan kelalaian Kontraktor, juga tidak
mempengaruhi jaminan yang terdapat pada kontrak.

1.3.5 Pengamanan Pelaksanaan Pekerjaan


Kontraktor bertanggung jawab untuk membuat penerangan yang memadai untuk penjagaan dan
pengawasan pada semua pekerjaan di lapangan dan penyediaan yang memadai untuk jalan, gang
dan penjagaan sesuai dengan kondisi/keadaan pelaksanaan pekerjaan untuk akomodasi dan
melindungi barang Pemilik/Owner dan yang ada disekitarnya. Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi Pekerjaan jika didalam pelaksanaan pekerjaan menemui / mendapatkan adanya
jaringan pipa atau peralatan listrik.

1.3.6 Pos Pertolongan Pertama


Kontraktor harus menyediakan pos pertolongan pertama dengan peralatan dan petugas yang
memadai, sedemikian hingga transportasi ambulan dan pemeriksaan di rumah sakit hanya
diperlukan untuk tenaga kerja yang mengalami kecelakaan serius didalam lokasi pelaksanaan.
Biaya rumah sakit selanjutnya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

1.4 TANGGUNG JAWAB PEMILIK/OWNER


Dalam hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Pemilik/Owner akan memenuhi sarana
sebagaimana tercantum dibawah, tetapi Kontraktor setiap saat bisa memberikan keterangan yang
mungkin diperlukan bagi Pemilik/Owner untuk menyediakan sarana tambahan yang lainnya.

4
1.4.1 Area Parkir sementara bagi masyarakat
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Semenisasi Jalan, Arae Parkir dan jalan alternatif Bagi masyarakat
Menjadi Tanggung jawab Kontraktor dan Kontrakktor harus Berkonsultasi dengan RT Setempat
sehingga pelaksanaan semenisasi jalan dapat berjalan dengan lancar dan tidak merusaki beton.

1.4.2 Gambar Pekerjaan


Pemilik/Owner menyediakan gambar untuk pelaksanaan pekerjaan.

1.4.3 Jalan Masuk


Kontraktor menyediakan area untuk jalan masuk dan keluar dari lokasi pekerjaan.

1.4.4 Informasi
Pemilik/Owner memberikan informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kepada
Kontraktor setelah menerima pernyataan tertulis dari Kontraktor.

1.5 PENGENDALIAN KEMAJUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam 3 (tiga) hari sesudah effective date, Kontraktor wajib mengirim keterangan pengendalian
kemajuan pekerjaan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan, informasi
pengendalian kemajuan yang diterapkan untuk melaksanakan pekerjaan seperti rincian
perencanaan, pelaksanaan, mobilisasi, pengiriman peralatan dan bahan, pengendalian mutu,
erection, pengujian yang berkaitan dan lain-lain.

Hal ini tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban untuk memenuhi pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan lain berikutnya dalam kontrak. Setelah keterangan
pengendalian kemajuan pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti
prosedur dan metoda yang tercantum didalamnya.

Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) foto kopi laporan kemajuan pekerjaan bulanan kepada
Direksi Pekerjaan yang merupakan ringkasan dari jadwal pekerjaan, kemajuan yang dicapai,
rencana kegiatan yang akan datang dan semua permasalahan dan tindakan perbaikan.
Setiap laporan kemajuan pekerjaan minimal meliputi ;
a. Laporan status pekerjaan
b. Perbandingan status pekerjaan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.
c. Garis besar permasalahan yang mempengaruhi waktu pemenuhan target pekerjaan.
d. Kurva “S” terbaru/actual dan jadwal terinci.

5
e. Program pengawasan dan pengujian yang telah diperbaiki.
f. Semua informasi yang diminta Direksi Pekerjaan.

Jika kontraktor menganalisa jadwal pekerjaan dengan menggunakan komputer, cetakan dari
analisa dan perbaikan dikirimkan ke Direksi Pekerjaan. Pertemuan/rapat teknis dan evaluasi
pekerjaan dilaksanakan dengan interval yang teratur dan tempat pertemuan harus disetujui oleh
peserta rapat koordinasi. Pertemuan yang dilaksanakan harus dihadiri wakil dari Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan.

1.6 PENGENDALIAN MUTU, PENGAWASAN DAN PENGUJIAN


1.6.1 Umum
Bahan bangunan dan peralatan yang dipasok Kontraktor harus sesuai dengan spesifikasi teknis
dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Bahan bangunan diklasifikasikan dalam 2 bagian :
a. Bahan alam : Pasir, kerikil, batu pecah, dan lain-lain.
b. Produk pabrik : Semen, Besi dan lain-lain.

Untuk bahan bagian (a) contoh dalam jumlah secukupnya dan laporan hasil pengujian harus
disediakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan untuk Pengendalian Mutu. Sesudah
disetujui Direksi Pekerjaan material dapat dikirimkan ke lokasi pelaksanaan pekerjaan. Selama
pengiriman bahan pengendalian mutu terus menerus dilakukan. Dalam tahap ini, material yang
tidak memenuhi syarat lagi dapat ditolak.

Untuk bahan bagian (b) Pengujian lapangan dan laboratorium jika perlu dilakukan. Jika pengujian
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan maka kontraktor bisa mengajukan sertifikat dari pabrik
pembuat bahan tersebut. Jika sebagian dari struktur harus dibuat oleh Sub-Kontraktor atau
pemasok, adalah kewajiban dari kontraktor untuk membuat rencana bagi Direksi Pekerjaan untuk
mengawasi, menguji dan menghadiri pengujian.

Pemeriksaan dan pengujian tidak dapat melepaskan/membebaskan kontraktor dari kewajibannya


sesuai kontrak. Peralatan pelaksanaan pekerjaan harus dalam kondisi baik dan dapat menghasilkan
mutu pekerjaan yang baik. Keterangan peralatan pelaksanaan pekerjaan pekerjaan mencakup
kapasitas, tahun pembuatan, metode operasi, kinerja, dan lain-lain, harus disediakan oleh
Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

6
Semua material, bangunan pendukung, instrument dan peralatan untuk test di lapangan harus
disediakan oleh Kontraktor.

Kontraktor harus menyusun dokumen dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan bersama semua
laporan pengecekan mutu, pengawasan dan test yang dilakukan. Uji material dan sertifikat analisis
harus diserahkan sesuai dengan keperluan Direksi Pekerjaan. Format laporan sebelumnya harus
merupakan hasil persetujuan antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan termasuk didalamnya
adalah laporan khusus dari pengapkiran, cacat atau kerusakan. Kontraktor harus membiayai
pembuatan daftar dan laporan yang lengkap.

1.6.2 Concrete Mixing Plant


Untuk menjaga kontinuitas pengecoran serta dengan mengingat bahwa kebersihan lingkungan
harus tetap terjaga, maka disyaratkan pekerjaan beton untuk menggunakan beton ready mixed.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan beton :


 Adukan percobaan (Trial Mix) untuk beberapa klas beton harus dibuat Kontraktor.
 Mutu beton ditentukan dengan Kuat Tekan 250 kg/cm2
 Adukan beton yang telah disetujui dapat digunakan pada pekerjaan beton selanjutnya.
 Selama pelaksanaan pekerjaan, mutu beton harus diperiksa secara terus menerus dengan
menyiapkan sample / contoh, konsistensi, jumlah beton yang akan digunakan dan lain-lain.

1.6.3 Biaya Pengujian


Semua biaya pengujian kualitas material merupakan tanggungan Kontraktor. Kontraktor
menanggung biaya pengujian ulang yang dilakukan pada material yang sejenis yang dilakukan
karena material sebelumnya tidak memenuhi standar yang disyaratkan.

Jika pengujian harus dilakukan oleh Firma atau perseorangan yang bertempat di luar lokasi
pekerjaan atau lokasi manufaktur / fabrikasi komponen / material yang akan diuji, dan
mensyaratkan kehadiran Direksi Pekerjaan selama pengujian tersebut, maka semua biaya
perjalanan dan penginapan personil dari Direksi Pekerjaan yang ada sehubungan dengan
Pengendalian mutu, pemeriksaan dan pengujian yang tercakup dalam pekerjaan ini bukan
tanggung jawab Kontraktor.

7
1.7 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.7.1 Keterangan / informasi pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan (kepada Direksi Pekerjaan) usulan metoda pelaksanaan pekerjaan,
daftar material, alat, tenaga kerja yang akan digunakan dalam setiap jenis pekerjaan paling lambat
3 (tiga) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Kontraktor harus menyampaikan informasi
yang diperlukan kepada Direksi Pekerjaan mengenai transportasi, gudang dan penggunaan
peralatan konstruksi dan bahan pelaksanaan pekerjaan.
Informasi yang harus diberikan adalah meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
a. Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti: Beton, semen, agregat.
Informasi mengenai jumlah, ukuran gudang dan lain-lain juga harus disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.
b. Jadwal penggunaan material konstruksi.
c. Perkiraan jumlah staf teknik dan supervise, tenaga kerja dari beberapa tingkatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dijelaskan dalam struktur
organisasi lengkap beserta orangnya.
d. Informasi lain yang dirasa perlu oleh Kontraktor atau atas permintaan Direksi Pekerjaan.
e. Semua detail dan gambar komponen yang difabrikasi dan perincian informasi termasuk
metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan manual-manual untuk pekerjaan tersebut.
f. Keperluan (secara umum) mengenai kendaraan transportasi yang digunakan dari dan ke lokasi
penyimpanan material dan atau lokasi pekerjaan.
g. Sarana komunikasi.

1.7.2 Koordinasi dengan Perusahaan Lain dan Sub Kontraktor


Kontraktor harus bekerja sama dengan Kontraktor lain yang dipekerjakan Pemilik Pekerjaan dan
beberapa pemasok yang bekerja pada lokasi yang sama, untuk menjamin hasil interfacing
pekerjaan yang memuaskan.

1.8 MASA PEMELIHARAAN


Setelah penyerahan pertama Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan dan
kekuatan struktur yang telah selesai dilaksanakan untuk menerima beban yang direncanakan.
Setiap kerusakan, kekurangan, perbaikan, pekerjaan tambahan dan kehilangan peralatan serta
material selama masa pemeliharaan merupakan tanggung jawab Kontraktor dengan masa
pemeliharaan sebesar 3 (tiga) bulan.

8
1.9 PENYERAHAN AKHIR
Penyerahan akhir dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan, selain itu Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan telah melakukan pengujian akhir untuk membuktikan bahwa pekerjaan sudah
dinyatakan selesai dan sesuai dengan kontrak dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.
Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan tanpa terjadi keterlambatan seperti tercantum dalam
kontrak.

1.10 KESELAMATAN KERJA


Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan perlengkapan konstruksi serta bahan
yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan sehingga dapat menjamin
keselamatan yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus
mengikuti peraturan keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja Direksi
Pekerjaan.

Semua perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja misalnya, helm, sabuk pengaman, sepatu
pengaman, ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, harus
menciptakan sistem pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menjamin tentang sistem keamaman dari lokasi/ peralatan lain disekitarnya agar
tidak terganggung operasinya/jalannya pekerjaan di workshop dan produksi.

1.11 PROSEDUR KOORDINASI


Prosedur koordinasi dibuat untuk menetapkan distribusi surat-surat, dokumen pengiriman,
spesifikasi, gambar-gambar, pembelian dan dokumen lain mengenai pekerjaan antara Direksi
Pekerjaan dengan Kontraktor. Selama menjalankan pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti
prosedur koordinasi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Usulan prosedur koordinasi harus
dikirimkan oleh Kontraktor kepada Direksi Pekerjaan paling lambat satu bulan sebelum kegiatan
pekerjaan dilaksanakan. Prosedur koordinasi disetujui oleh Direksi Pekerjaan paling lambat tiga
hari sebelum kegiatan pekerjaan dilaksanakan. Usulan prosedur koordinasi harus dibuat pada
setiap kegiatan dengan isi sebagai berikut:

Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor melaporkan tentang pelaksanaan pekerjaan dengan mencantumkan status peralatan dan
material dalam gudang, kerusakan, kehilangan, perbaikan, meralat/mengulang pesanan, hasil
pemeriksaan dan pengendalian mutu.

9
Masa Pemeliharaan
Kontraktor wajib melaporkan seluruh kegiatan pada masa pemeliharaan, evaluasi teknis dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Pengendalian Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan, rapat kemajuan pekerjaan dan agenda
pertemuan.

Pengendalian Jadwal Waktu


Jadwal pekerjaan, kurva “S”, pengendalian pembiayaan, jadwal dan prosedur pembayaran,
pengendalian cash flow, perubahan lingkup pekerjaan, laporan kemajuan pembayaran, spesifikasi
daftar peralatan dan material, informasi teknik dan lain-lain.

Sistem Informasi
Semua prosedur, manual-manual, gambar-gambar spesifikasi, daftar peralatan dan material,
informasi teknis dan lain-lain.

10
BAB II
SPESIFIKASI MATERIAL

2.1 UMUM
Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sedapat mungkin menggunakan
material domestik.

2.2 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN


a. Semua material yang akan dipakai dalam pelaksanaan harus diperiksa, diuji untuk
mendapatkan persetujuan Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
b. Sebelum pengadaan dan pemakaian material, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus
meminta Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk memeriksa material yang akan digunakan
(dapat berupa contoh / brosur dan sertifikat, atau pemeriksaan langsung ke pabrik pembuat)
dan mendapatkan persetujuan.
c. Jika Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan mensyaratkan/meminta sertifikat pengujian dari
pabrik pembuat, maka pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus mengirimkannya untuk
mendapatkan persetujuan.
d. Pelaksana pekerjaan (Kontraktor) harus menyiapkan pengujian material yang disyaratkan
dengan biaya sendiri, dan disaksikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan untuk
memperlihatkan pemenuhan dari spesifikasi.
e. Pemilik/Owner/Dreksi Pekerjaan berhak menolak material yang tidak memenuhi
spesifikasi, dan kontraktor harus mencari alternative lain yang sesuai spesifikasi.
f. Jika material telah terpasang, dan ternyata dalam pemasangannya tidak sesuai standar /
mutu yang disyaratkan, maka kontraktor harus membongkar dan menggantinya, dengan
biaya sendiri.
g. Kehilangan dan kerusakan material menjadi tanggung jawab kontraktor.
h. Untuk semua material yang menyangkut pemeriksaan, pengujian serta sertifikat, sudah
harus selesai dan mendapatkan persetujuan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum material
tersebut digunakan.
i. Semua yang menyangkut usulan, pengiriman dan permintaan untuk persetujuan material
dilakukan secara tertulis, baik dari pihak Kontraktor maupun Pemilik/Owner/Direksi
Pekerjaan.

11
2.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN
a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat fabrikasi maupun langsung dari
pabrik pembuat dengan metoda tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam
keadaan baik dan tidak terdapat cacat/kerusakan.
b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang berada di lokasi kerja dengan
baik sebelum dipasang dan menjaga dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap
material yang akan dipasang.
c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal pemasangan adalah tanggung
jawab kontraktor.
d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan penempatan di lokasi kepada
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan berhak menolak
material tersebut untuk dipasang dan kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.

2.4 BAHAN BANGUNAN


2.4.1 Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan sebagai yang dipersyaratkan dalam bestek teknik dan gambar-gambar.
2.4.2 Semua bahan bangunan harus dari kualitas yang baik sesuai dengan syarat-syarat yang
terantum dalam peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Dewan Normalisasi Indonesia,
AVWI dan syarat-syarat yang dikehendaki Direksi.

2.5 MATERIAL UNTUK PEKERJAAN SIPIL


2.5.1 Material Beton
 Material : Beton
 Material campuran beton : Semen Portland type I, agregat halus, agregat kasar dan air,
sesuai Standard Nasional Indonesia.
 Mutu Beton : K-250 T = 15 cm
 Mix Design :
Sebelum pembuatan beton dilakukan, Kontraktor harus mengirimkan Mix Design (berdasarkan
berat masing-masing campuran) sesuai mutu yang ditetapkan kepada Pemilik/Owner / Direksi
Pekerjaan. Mix Design selanjutnya diuji dengan beberapa contoh campuran beton dan jika telah
disetujui Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan, maka ditetapkan sebagai standar untuk pembuatan
beton ready mix. Kontraktor harus memperhatikan syarat-syarat material campuran untuk
pembuatan beton.

12
2.5.2 Semen
2.5.2.1 Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap air, adalah jenis semen
standard Portland type Pz-35 F berdasarkan standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I
berdasarkan standard Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen :
 MgO 5 % max
 SO3 3 % max jika C 3A < 8%
3,5 % max jika C 3a > 8%
 Hilang pijar : 3 % max
 Bagian tak larut = 1,5 % max
 Alkali NA2O = 0,6% max

Dengan syarat fisika :


Kehalusan :
Sisa diatas saringan 0,09 mm max 10% berat dengan alat Blaine, luas permukaan tiap satuan berat
: 280 m2/kg.
Waktu pengikatan dengan alat vicat :
 Pengikatan awal : 60 menit
 Pengikatan akhir : 8 jam
Kekuatan tekan :
 Hari : 125 Kgf/cm2 min
 Hari : 200 Kgf/cm2 min
Pengikatan semen :
 Penetrasi akhir 50% min. Portland semen dengan jenis pengerasan awal tinggi dapat digunakan
hanya dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Untuk mendapatkan kualitas beton kedap air dapat digunakan bahan-bahan tambahan seperti
pozolan sebagaimana disyaratkan SK SNI-36-1990-03. Jenis bahan pozolan yang akan
digunakan harus diketahui dan disetujui Direksi Pekerjaan.

Apabila diperlukan persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat dipakai
jenis-jenis semen Portland-tras, semen aluminia, semen tehan sulfat, dan lain-lain. Dalam hal ini
pelaksana diharuskan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui.

13
Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi di atas, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran. Pengukuran semen, tidak boleh
mempunyai kesalahan dari ± 2,5 %. Semen Portland yang dipakai disini adalah merk Kujang,
Tiga Roda (semen type I) apabila karena satu dan lain hal merk ini tidak terdapat di pasaran, dapat
dipergunakan semen merk lain dengan seijin dari Konsultan Pengawas, serta harus memenuhi
syarat yang tercantum dalam PBi 1971.

2.5.2.2 Pengangkutan dan Penyimpanan Semen


Umur semen pada saat pengiriman tidak lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus digunakan
sebelum 3 (tiga) bulan sesudah pengiriman. Pengangkutan semen dilakukan dalam keadaan
tertutup agar tidak dipengaruhi cuaca (hujan) selama proses pengangkutan.

Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan cuaca dan diletakkan diatas
papan tidak kurang dari 30 cm di atas permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman
dilakukan secara terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan pemeriksaan. Semen-
semen tersebut tidak boleh disusun lebih dari 13 (tiga belas) lapis. Pemakaian semen dilakukan
menurut urutan penerimanya. Kontraktor harus memberikan laporan mingguan kepada Direksi
Pekerjaan mengenai jumlah semen yang telah diterima dan jumlah yang telah digunakan dalam
pekerjaan.

2.5.3 Agregat Beton


2.5.3.1 Umum
Syarat-syarat mengenai agregat yang akan digunakan dalam pembuatan beton normal dan beton
kedap air adalah sebagaimana tercantum dalam DIN 1045, Din 4226, NI-2/71 dan Sk SNI-36-
1990-03 atau standar lain yang disetujui Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus mengirimkan contoh
agregat yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Direksi
Pekerjaan 7 (tujuh) hari sebelum agregat digunakan. Contoh agregat ini terdiri dari 2 m3 agregat
halus dan 4 m3 agregat kasar.

Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan standar yang
disyaratkan.Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk digunakan harus
menjamin kelangsungan pekerjaan beton selama 2 minggu tanpa penundaan yang diakibatkan
keterlambatan pengiriman.

14
2.5.3.2 Agregat Kasar
Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan
ukuran minimal maksimum 40 mm, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan (DIN 1045). Agregat harus
bersifat keras, tahan lama, bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.

2.5.3.3 Butiran Halus


Pasir untuk bahan beton harus dibersihkan dan bebas Lumpur chlor atau Lumpur organic,
lempung, slit atau partikel-partikel lain yang bersifat merusak, pasir yang digunakan dapat berupa
pasir alam atau pasir batu pecah yang sebelumnya telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2.5.3.4 Prosentase berat lolos campuran agregat kasar dan halus untuk beton normal
menurut DIN 1045 :
Diameter Saringan (mm)
31,5 16 8 4 2 1 0,5 0,25
80- 62- 47- 28-
% 100 28-8 8-2 2-0
62 38 23 14
% prosentase berat lolos

2.5.3.5 Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air menurut SK SNI -
36-1990-03
Diameter Saringan (mm)
10,00 5,00 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15
100- 100- 100- 100-
% 100 70-5 15-0
89 60 30 15
% prosentase berat lolos

2.5.3.6 Prosentase berat lolos gradasi agregat kasar untuk beton kedap air menurut SK -
SNI-36-1990-03.
Diameter Saringan (mm)
50,00 37,50 20,00 10,00 5,00
% 100 100-95 70-35 40-10 5-0
% prosentase berat lolos

15
2.5.3.7 Pengujian butiran
Setiap saat Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengujian agregat
/ butiran sesuai DIN 1048, Din 1045,NI-2 atau SK SNI. Agregat yang terbukti tidak memenuhi
syarat harus disingkirkan atau dicuci hingga dapat memenuhi syarat pada pengujian berikutnya.
Biaya pelaksanaan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

2.5.3.8 Penyimpanan Butiran


Agregat harus ditimbun ditempat pekerjaan sedemikian rupa hingga pengotoran oleh bahan-bahan
lain (bahan organic atau bahan perusak lain) dan pencampuran satu sama lain dapat dicegah.
Penggunaan bak-bak bahan yang berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah
bawah pada waktu pengambilan bahan. Di tempat-tempat dimana tanahnya gembur dan atau
becek pada waktu hujan, penggunaan bak bahan yang berlantai merupakan suatu keharusan.

2.5.3.9 Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
beton dan atau baja tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik/Owner, titik-titik pengambilan air
akan ditentukan oleh Pemilik/Owner.

2.5.3.9 Material Acuan Beton (Formwork)


Umumnya acuan / formwork harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971; N.I.-2 dan A.C.I. “Standard Specifications for Structural Concrete for Building” (A.C.I.
301-72); A.C.I.formwork standard, Recommended Practice for Concrete Formwork (A.C.I.347-
68).

Perencacnaan formwork / acuan dan konstruksinya, harus dipertanggungjawabkan oleh


Kontraktor. Formwork harus direncanakan untuk dapat menahan beban, tekanan lateral dan
tekanan yang diijinkan seperti pada “Recommended Practice for Concrete Formwork” (A.C.I.
347-68) dan peninjauan dalam perencanaan terhadap beban angin, tegangan yang diijinkan dan
lain peraturan Pembangunan Pemerintahan Daerah.

Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan/bentrokan atau
kerusakan pada permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan. Acuan/formwork
umumnya digunakan material plywood atau pelat baja untuk mendapatkan bentuk akhir

16
permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.

Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam
dari acuan / formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan
kena pada bagian-bagian beton yang telah mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan
ditempatkan. Acuan pada tepi pondasi / footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran
beton yang ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan teratur.

2.5.3.10 Kerikil Beton


Kerikil yang dipakai untuk pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI 1971 Bab 3 Pasal 4. Untuk pekerjaan ini, kerikil beton/split diambil dari
daerah sekitar Merak atau daerah lainnya yang dianggap baik sesuai mutu yang disyaratkan.

2.5.3.11 Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika
dianggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie. Untuk
pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 3.3.

2.5.3.12 Batu Pecah/Belah


Untuk pekerjaan pondasi disini harus dari jenis yang keras, dari jenis andesit atau basalt, tidak
keropos dengan minimal tiga muka pecahan, ukuran maximal 30 cm. Batu kali yang pipih atau
yang bersisi bulat licin dilarang dipergunakan.

2.5.3.13 Material Perkerasan Jalan


1. Material Sub – Grade
Untuk sub-grade perkerasan jalan digunakan dari permukaan tanah yang telah dibentuk dan
dipadatkan dengan mesin giling yang memadai hingga mencapai > 90% proctor density (kapasitas
minimum 10 ton).

2. Material Base Coarse


Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 80 :
20 by volume dipadatkan.

17
3. Material Sub Base
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 70 :
30 by volume dipadatkan.

18
BAB III
PEKERJAAN BETON

3.1 Pengangkutan Adukan


Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
(segregasi) dan kehilangan bahan, yang telah disetujui Pemilik Pekerjaan. Cara pengangkutan
adukan beton harus lancer sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok
antara beton yang sudah dicor dan akan dicor.

Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar areal pabrik, maka
pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal
yang dapat mengurangi kekuatan beton.

3.2 Pengecoran dan Pemadatan Beton


Sebelum pengecoran dilaksanakan, tulangan dan bahan terbenam lainnya harus dibersihkan dari
semua bahan perusak dari pelaksanaan pengecoran beton sebelumnya. Bentuk dan ukuran cetakan
beton (formwork) harus diperiksa secara teliti dan tempat pengecoran beton harus benar-benar
bersih.

Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua pekerjaan persiapan
pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan. Pengecoran beton
harus dibawah pengawasan langsung foreman yang berpengalaman. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Pekerjaan mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah terjadinya
segregasi. Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi 1,2m.

Pengecoran slab beton dilakukan per lapis dengan tebal lapisan maksimum 50.0 cm (British
Standard). Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai
siar-siar pelaksanaan yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Pekerjaan. Pemadatan beton
selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rongga-rongga kosong dan sarang-
sarang kerikil. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis (alat
penggetar). Penggunaan alat penggetar ini harus mengikuti peraturan di dalam NI-2. 71.

19
3.3 Perawatan Beton
Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba akibat panas sinar
matahari, angin udara kering dan lain-lain, maka selama paling sedikit 2 (dua) minggu beton harus
dibasahi terus menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada hari-
hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu.

Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang berat. Perawatan dengan menggunakan uap
bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanas atau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah mendapatkan persetujuan
Pemilik Pekerjaan terlebih dahulu.

3.4 Pembongkaran Cetakan


Jika tidak ditentukan lain, maka pembongkaran cetakan bisa dilakukan setelah beton berumur 3
minggu.

BAB IV
PENUTUP

Semua sisa-sisa bahan dan alat-alat bantu harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
segera setelah pekerjaan selesai atas biaya kontraktor. Untuk itu kontraktor harus
memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan dan
material.

Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan penyelesaian di
lapangan, akan dibicarakan kemudian oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan
Konsultan Perencana dan diketahui/disetujui oleh Pemilik.

Samarinda 4 Maret 2016


CV.RAODAH MADINA

RUPHAN
Wakil Direktur

20

Anda mungkin juga menyukai