PEKERJAAN
LOKASI
1
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN
2
1.3.2 Material Konstruksi dan Peralatan
Kontraktor harus memasok material dan peralatan untuk pekerjaan konstruksi sesuai dengan
aktifitas dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menjamin ketersediaan material
sesuai dengan waktu, jumlah dan mutu/spesifikasi yang disyaratkan. Setiap keterlambatan dari
kegiatan pasokan material yang dipasok oleh Kontraktor tersebut diatas sedemikian rupa sehingga
dapat menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terlambat merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan material, peralatan dan
metoda pelaksanaan yang baik dan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
1.3.3 Gambar-gambar
Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dan As Built Drawing untuk setiap pekerjaan (termasuk
perubahan-perubahan yang diusulkan). Perubahan-perubahan harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Sistim penomoran Shop Drawing dan As Built Drawing harus sama dengan
gambar rencana yang diberikan serta diberi tanda pada kolom revisi yang tersedia. As Built
Drawing tersebut diserahkan masing-masing sebanyak 1 (satu) dan 4 (empat) kopi ukuran A3
kepada Pemilik/Owner, pada waktu serah terima pekerjaan, lengkap dengan asal usul perubahan.
Kontraktor wajib memberikan perincian dari jadwal untuk pengiriman bahan dan peralatan
bersama prosedur pengendalian mutu dan pengawasan dari program pengetesan kepada Direksi
Pekerjaan. Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan harus diberi kebebasan untuk memasuki lokasi
manufaktur/fabrikasi kontraktor dan sub-kontraktornya setiap saat selama jam kerja untuk
melaksanakan pengawasan terhadap prosedur Pengendalian mutu dan untuk menyaksikan dan
membuktikan bahwa pemeriksaan dan pengujian dilakukan berdasarkan prosedur pengendalian
mutu dan pemeriksaan dari program pengujian sesuai dengan yang telah disetujui.
3
Jika pengujian khusus mensyaratkan kehadiran Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan maka satu set
gambar kerja dan metoda pengujian harus dibuat dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
seminggu sebelum pengujian.
Jika ada kerusakan peralatan maupun material yang memerlukan perbaikan, Kontraktor harus
segera melaksanakan perbaikannya atau mengganti dengan peralatan/material baru dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan. Semua laporan teknik mengenai perbaikan atau penggantian yang
telah dilakukan harus disusun dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
Pemeriksaan, pengetesan dan pembuktian dan lain-lain, yang telah dilaksanakan oleh Direksi
Pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari tanggungannya didalam kontrak ini, termasuk
pertanggungjawaban terhadap kerusakan yang disebabkan kelalaian Kontraktor, juga tidak
mempengaruhi jaminan yang terdapat pada kontrak.
4
1.4.1 Area Parkir sementara bagi masyarakat
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Semenisasi Jalan, Arae Parkir dan jalan alternatif Bagi masyarakat
Menjadi Tanggung jawab Kontraktor dan Kontrakktor harus Berkonsultasi dengan RT Setempat
sehingga pelaksanaan semenisasi jalan dapat berjalan dengan lancar dan tidak merusaki beton.
1.4.4 Informasi
Pemilik/Owner memberikan informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kepada
Kontraktor setelah menerima pernyataan tertulis dari Kontraktor.
Hal ini tidak membebaskan Kontraktor dari kewajiban untuk memenuhi pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan lain berikutnya dalam kontrak. Setelah keterangan
pengendalian kemajuan pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor wajib mengikuti
prosedur dan metoda yang tercantum didalamnya.
Kontraktor wajib menyediakan 4 (empat) foto kopi laporan kemajuan pekerjaan bulanan kepada
Direksi Pekerjaan yang merupakan ringkasan dari jadwal pekerjaan, kemajuan yang dicapai,
rencana kegiatan yang akan datang dan semua permasalahan dan tindakan perbaikan.
Setiap laporan kemajuan pekerjaan minimal meliputi ;
a. Laporan status pekerjaan
b. Perbandingan status pekerjaan terhadap jadwal pelaksanaan pekerjaan.
c. Garis besar permasalahan yang mempengaruhi waktu pemenuhan target pekerjaan.
d. Kurva “S” terbaru/actual dan jadwal terinci.
5
e. Program pengawasan dan pengujian yang telah diperbaiki.
f. Semua informasi yang diminta Direksi Pekerjaan.
Jika kontraktor menganalisa jadwal pekerjaan dengan menggunakan komputer, cetakan dari
analisa dan perbaikan dikirimkan ke Direksi Pekerjaan. Pertemuan/rapat teknis dan evaluasi
pekerjaan dilaksanakan dengan interval yang teratur dan tempat pertemuan harus disetujui oleh
peserta rapat koordinasi. Pertemuan yang dilaksanakan harus dihadiri wakil dari Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan.
Untuk bahan bagian (a) contoh dalam jumlah secukupnya dan laporan hasil pengujian harus
disediakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan untuk Pengendalian Mutu. Sesudah
disetujui Direksi Pekerjaan material dapat dikirimkan ke lokasi pelaksanaan pekerjaan. Selama
pengiriman bahan pengendalian mutu terus menerus dilakukan. Dalam tahap ini, material yang
tidak memenuhi syarat lagi dapat ditolak.
Untuk bahan bagian (b) Pengujian lapangan dan laboratorium jika perlu dilakukan. Jika pengujian
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan maka kontraktor bisa mengajukan sertifikat dari pabrik
pembuat bahan tersebut. Jika sebagian dari struktur harus dibuat oleh Sub-Kontraktor atau
pemasok, adalah kewajiban dari kontraktor untuk membuat rencana bagi Direksi Pekerjaan untuk
mengawasi, menguji dan menghadiri pengujian.
6
Semua material, bangunan pendukung, instrument dan peralatan untuk test di lapangan harus
disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyusun dokumen dan menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan bersama semua
laporan pengecekan mutu, pengawasan dan test yang dilakukan. Uji material dan sertifikat analisis
harus diserahkan sesuai dengan keperluan Direksi Pekerjaan. Format laporan sebelumnya harus
merupakan hasil persetujuan antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan termasuk didalamnya
adalah laporan khusus dari pengapkiran, cacat atau kerusakan. Kontraktor harus membiayai
pembuatan daftar dan laporan yang lengkap.
Jika pengujian harus dilakukan oleh Firma atau perseorangan yang bertempat di luar lokasi
pekerjaan atau lokasi manufaktur / fabrikasi komponen / material yang akan diuji, dan
mensyaratkan kehadiran Direksi Pekerjaan selama pengujian tersebut, maka semua biaya
perjalanan dan penginapan personil dari Direksi Pekerjaan yang ada sehubungan dengan
Pengendalian mutu, pemeriksaan dan pengujian yang tercakup dalam pekerjaan ini bukan
tanggung jawab Kontraktor.
7
1.7 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.7.1 Keterangan / informasi pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor harus menyerahkan (kepada Direksi Pekerjaan) usulan metoda pelaksanaan pekerjaan,
daftar material, alat, tenaga kerja yang akan digunakan dalam setiap jenis pekerjaan paling lambat
3 (tiga) hari sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Kontraktor harus menyampaikan informasi
yang diperlukan kepada Direksi Pekerjaan mengenai transportasi, gudang dan penggunaan
peralatan konstruksi dan bahan pelaksanaan pekerjaan.
Informasi yang harus diberikan adalah meliputi, tetapi tidak terbatas pada :
a. Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti: Beton, semen, agregat.
Informasi mengenai jumlah, ukuran gudang dan lain-lain juga harus disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.
b. Jadwal penggunaan material konstruksi.
c. Perkiraan jumlah staf teknik dan supervise, tenaga kerja dari beberapa tingkatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja dijelaskan dalam struktur
organisasi lengkap beserta orangnya.
d. Informasi lain yang dirasa perlu oleh Kontraktor atau atas permintaan Direksi Pekerjaan.
e. Semua detail dan gambar komponen yang difabrikasi dan perincian informasi termasuk
metode pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan manual-manual untuk pekerjaan tersebut.
f. Keperluan (secara umum) mengenai kendaraan transportasi yang digunakan dari dan ke lokasi
penyimpanan material dan atau lokasi pekerjaan.
g. Sarana komunikasi.
8
1.9 PENYERAHAN AKHIR
Penyerahan akhir dilakukan setelah selesainya masa pemeliharaan, selain itu Kontraktor dan
Direksi Pekerjaan telah melakukan pengujian akhir untuk membuktikan bahwa pekerjaan sudah
dinyatakan selesai dan sesuai dengan kontrak dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan.
Kontraktor harus menyerahkan pekerjaan tanpa terjadi keterlambatan seperti tercantum dalam
kontrak.
Semua perlengkapan keselamatan kerja bagi pekerja misalnya, helm, sabuk pengaman, sepatu
pengaman, ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan, harus
menciptakan sistem pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menjamin tentang sistem keamaman dari lokasi/ peralatan lain disekitarnya agar
tidak terganggung operasinya/jalannya pekerjaan di workshop dan produksi.
Pelaksanaan Pekerjaan
Kontraktor melaporkan tentang pelaksanaan pekerjaan dengan mencantumkan status peralatan dan
material dalam gudang, kerusakan, kehilangan, perbaikan, meralat/mengulang pesanan, hasil
pemeriksaan dan pengendalian mutu.
9
Masa Pemeliharaan
Kontraktor wajib melaporkan seluruh kegiatan pada masa pemeliharaan, evaluasi teknis dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pengendalian Pekerjaan
Kontraktor wajib membuat laporan kemajuan pekerjaan, rapat kemajuan pekerjaan dan agenda
pertemuan.
Sistem Informasi
Semua prosedur, manual-manual, gambar-gambar spesifikasi, daftar peralatan dan material,
informasi teknis dan lain-lain.
10
BAB II
SPESIFIKASI MATERIAL
2.1 UMUM
Semua material untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan sedapat mungkin menggunakan
material domestik.
11
2.3 PENGIRIMAN DAN PENEMPATAN
a. Pengiriman material oleh Kontraktor, baik dari tempat fabrikasi maupun langsung dari
pabrik pembuat dengan metoda tertentu ke lokasi kerja untuk siap dipasang, harus dalam
keadaan baik dan tidak terdapat cacat/kerusakan.
b. Kontraktor harus mengatur dan menempatkan material yang berada di lokasi kerja dengan
baik sebelum dipasang dan menjaga dari kerusakan serta memberi identifikasi untuk setiap
material yang akan dipasang.
c. Keterlambatan pengiriman yang bisa mengganggu jadwal pemasangan adalah tanggung
jawab kontraktor.
d. Kontraktor wajib memberitahukan rencana pengiriman dan penempatan di lokasi kepada
Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan.
e. Jika material mengalami kerusakan, Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan berhak menolak
material tersebut untuk dipasang dan kontraktor wajib menggantinya atas biaya sendiri.
12
2.5.2 Semen
2.5.2.1 Umum
Semen yang digunakan dalam campuran beton normal dan beton kedap air, adalah jenis semen
standard Portland type Pz-35 F berdasarkan standar DIN 1164 atau Semen Portlant type I
berdasarkan standard Indonesia NI-8, dengan kandungan mineral semen :
MgO 5 % max
SO3 3 % max jika C 3A < 8%
3,5 % max jika C 3a > 8%
Hilang pijar : 3 % max
Bagian tak larut = 1,5 % max
Alkali NA2O = 0,6% max
Apabila diperlukan persyaratan-persyaratan khusus mengenai sifat betonnya, maka dapat dipakai
jenis-jenis semen Portland-tras, semen aluminia, semen tehan sulfat, dan lain-lain. Dalam hal ini
pelaksana diharuskan untuk meminta pertimbangan-pertimbangan dari lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui.
13
Untuk beton mutu yang telah ditetapkan dalam spesifikasi di atas, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus ditentukan dengan ukuran. Pengukuran semen, tidak boleh
mempunyai kesalahan dari ± 2,5 %. Semen Portland yang dipakai disini adalah merk Kujang,
Tiga Roda (semen type I) apabila karena satu dan lain hal merk ini tidak terdapat di pasaran, dapat
dipergunakan semen merk lain dengan seijin dari Konsultan Pengawas, serta harus memenuhi
syarat yang tercantum dalam PBi 1971.
Gudang penyimpanan semen harus berventilasi baik, kedap air dan cuaca dan diletakkan diatas
papan tidak kurang dari 30 cm di atas permukaan tanah. Penyimpanan untuk setiap pengiriman
dilakukan secara terpisah agar lebih mudah dilakukan identifikasi, test dan pemeriksaan. Semen-
semen tersebut tidak boleh disusun lebih dari 13 (tiga belas) lapis. Pemakaian semen dilakukan
menurut urutan penerimanya. Kontraktor harus memberikan laporan mingguan kepada Direksi
Pekerjaan mengenai jumlah semen yang telah diterima dan jumlah yang telah digunakan dalam
pekerjaan.
Direksi Pekerjaan berhak menolak agregat yang tidak sesuai dengan standar yang
disyaratkan.Persediaan secukupnya dari agregat yang telah disetujui untuk digunakan harus
menjamin kelangsungan pekerjaan beton selama 2 minggu tanpa penundaan yang diakibatkan
keterlambatan pengiriman.
14
2.5.3.2 Agregat Kasar
Agregat ksar bisa berupa kerikil atau batu pecah yang telah disetujui Direksi Pekerjaan dengan
ukuran minimal maksimum 40 mm, dan tidak boleh melebihi 1/3 dari ukuran terkecil cetakan.
Ukuran nominal agregat lebih kecil 5 mm dari jarak terkecil tulangan (DIN 1045). Agregat harus
bersifat keras, tahan lama, bersih dan tidak mengandung Lumpur atau lapukan batuan.
2.5.3.4 Prosentase berat lolos campuran agregat kasar dan halus untuk beton normal
menurut DIN 1045 :
Diameter Saringan (mm)
31,5 16 8 4 2 1 0,5 0,25
80- 62- 47- 28-
% 100 28-8 8-2 2-0
62 38 23 14
% prosentase berat lolos
2.5.3.5 Prosentase berat lolos gradasi agregat halus untuk beton kedap air menurut SK SNI -
36-1990-03
Diameter Saringan (mm)
10,00 5,00 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15
100- 100- 100- 100-
% 100 70-5 15-0
89 60 30 15
% prosentase berat lolos
2.5.3.6 Prosentase berat lolos gradasi agregat kasar untuk beton kedap air menurut SK -
SNI-36-1990-03.
Diameter Saringan (mm)
50,00 37,50 20,00 10,00 5,00
% 100 100-95 70-35 40-10 5-0
% prosentase berat lolos
15
2.5.3.7 Pengujian butiran
Setiap saat Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan Kontraktor untuk melakukan pengujian agregat
/ butiran sesuai DIN 1048, Din 1045,NI-2 atau SK SNI. Agregat yang terbukti tidak memenuhi
syarat harus disingkirkan atau dicuci hingga dapat memenuhi syarat pada pengujian berikutnya.
Biaya pelaksanaan pengujian ditanggung oleh kontraktor.
2.5.3.9 Air
Air untuk pembuatan, untuk membasahi formwork, dan peralatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkalin, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
beton dan atau baja tulangan.
Air diambil dari sumber air industri yang disediakan Pemilik/Owner, titik-titik pengambilan air
akan ditentukan oleh Pemilik/Owner.
Acuan/formwork harus dapat cepat dan mudah dipindahkan tanpa pukulan/bentrokan atau
kerusakan pada permukaan beton dan bahan-bahan yang berdekatan/berbatasan. Acuan/formwork
umumnya digunakan material plywood atau pelat baja untuk mendapatkan bentuk akhir
16
permukaan beton yang disyaratkan, atau dapat digunakan material lain dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
Untuk menghasilkan bentuk sudut beton yang tumpul maka pada semua sudut-sudut bagian dalam
dari acuan / formwork yang akan di exposed tersebut harus terbuat dari 1,5 cm fillet segitiga.
Permukaan bagian dalam acuan / formwork harus bersih, tidak kotor dan tidak diperbolehkan
kena pada bagian-bagian beton yang telah mengeras/keras dimana beton segar (fresh) akan
ditempatkan. Acuan pada tepi pondasi / footing setempat boleh dibuat dari bata atau campuran
beton yang ditempatkan langsung pada galian yang rapih dan teratur.
2.5.3.11 Pasir
Harus menggunakan pasir dari kali yang tidak mengandung kotoran-kotoran lendut (slib) dan jika
dianggap perlu, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum dicampur untuk adukan spesie. Untuk
pekerjaan konstruksi beton pasir yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971 Bab 3 pasal 3.3.
17
3. Material Sub Base
Material yang digunakan adalah slag campur dengan tanah setebal 20 cm dengan komposisi 70 :
30 by volume dipadatkan.
18
BAB III
PEKERJAAN BETON
Dalam hal beton berupa ready-mix yang diambil dari mixing plant diluar areal pabrik, maka
pengangkutan beton dilakukan dengan menggunakan truck-mixer, dengan memperhatikan hal-hal
yang dapat mengurangi kekuatan beton.
Tidak ada bagian pekerjaan pengecoran yang dilaksanakan hingga semua pekerjaan persiapan
pengecoran disetujui dan ijin diberikan oleh Pemilik/Owner/Direksi Pekerjaan. Pengecoran beton
harus dibawah pengawasan langsung foreman yang berpengalaman. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Pemilik Pekerjaan mengenai rencana dan jadwal pengecoran beton.
Beton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk mencegah terjadinya
segregasi. Tinggi jatuh pengecoran beton tidak boleh melebihi 1,2m.
Pengecoran slab beton dilakukan per lapis dengan tebal lapisan maksimum 50.0 cm (British
Standard). Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini dilanjutkan tanpa berhenti sampai mencapai
siar-siar pelaksanaan yang telah ditentukan dan disetujui Direksi Pekerjaan. Pemadatan beton
selama pengecoran perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya rongga-rongga kosong dan sarang-
sarang kerikil. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat mekanis (alat
penggetar). Penggunaan alat penggetar ini harus mengikuti peraturan di dalam NI-2. 71.
19
3.3 Perawatan Beton
Untuk mencegah pengeringan bidang permukaan beton secara tiba-tiba akibat panas sinar
matahari, angin udara kering dan lain-lain, maka selama paling sedikit 2 (dua) minggu beton harus
dibasahi terus menerus, antara lain dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada hari-
hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak boleh terganggu.
Tidak boleh menggunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk bahan-bahan yang berat. Perawatan dengan menggunakan uap
bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, pemanas atau proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai jika sebelumnya telah mendapatkan persetujuan
Pemilik Pekerjaan terlebih dahulu.
BAB IV
PENUTUP
Semua sisa-sisa bahan dan alat-alat bantu harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
segera setelah pekerjaan selesai atas biaya kontraktor. Untuk itu kontraktor harus
memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan dan
material.
Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan penyelesaian di
lapangan, akan dibicarakan kemudian oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan
Konsultan Perencana dan diketahui/disetujui oleh Pemilik.
RUPHAN
Wakil Direktur
20