Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Alat dan K3

2.1.1 Pengertian K3

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,

tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak

lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Laboratorium merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian,

pelayanan, dan uji mutu. Institusi-institusi pendidikan, industri, dan lembaga-

lembaga penelitian dan pengembangan memiliki laboratorium kimia dalam jenis

yang berbeda-beda dalam desain, fasilitas, teknik dan penggunaan dan bahan

kimianya. Dalam sudut pandang keselamatan kerja di dalam laboratorium, semua

laboratorium tersebut memiliki bahaya dasar yang sama sebagai akibat

penggunaan bahan kimia dan teknik selama bekerja (Dian Riyani, 2011).

5
2.1.2 Alat-alat yang umum digunakan dilaboratoriun

Secara umum peralatan yang digunakan didalam laboratorium kimia

dikelompokkan menjadi tiga yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan

peralatan mekanik/elektronik.

Menurut Khamidinal (2009: 36), adapun alat gelas yang dimaksud seperti

1. Gelas kimia

Gelas kimia (gelas beker) tersedia dalam berbagai ukuran : 25 ml, 50 ml,

100 ml, 500 ml dan ada juga yang berukuran lebih besar lagi. Gelas beker

digunakan untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan,

untuk memanaskan larutan dan keperluan lain.

2. Erlenmeyer

Erlenmeyer merupakan alat gelas yang banyak penggunaanya dalam

laboratorium. Bentuk erlenmeyer mirip dengan gelas beker, tetapi

mempunyai leher yang lebih sempit. Bentuk leher yang menyempit

mempunyai keuntungan dalam penggunaan mengurangi penguapan zat cair

dalam pemanasan dan mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses

pengadukan. Sisi luar erlenmeyer terdapat skala yang menunjukkan perkiraan

volume cairan.

3. Labu takar

Labu takar merupakan peralatan galas yang banyak digunakan dalam

laboratorium kimia analisis. Labu takar digunakan untuk keperluan

pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera

6
dalam badan labu takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda

yang melingkar pada leher labu dengan membaca miniskus.

4. Gelas ukur

Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa yang mempunyai

kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Bibir atas terdapat bibir tuang untuk

memudahkan dalam menuang larutan atau cairan. Badannya terdapat skala

dan dibagian atas terdapat tulisan yang menyatakan kapasitas gelas ukur

tersebut.

5. Corong penyaring

Corong penyaring adalah corong yang terbuat dari gelas dan tersedia

dalam berbagai ukur diameter. Proses penyaringan digunakan kertas saring

yang dilipat secara khusus sedemikian rupa sehingga kertas saring tersebut

mempunyai permukaan seluas-luasnya.

6. Pipet tetes

Pipet tetes merupakan alat gelas yang paling sering digunakan dalam

laboratorium kimia manapun. Kegunaan pipet tetes adalah untuk mengambil

dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes.

7. Pipet skala

Pipet skala merupakan alat galas menyerupai pipa dengan salah satu

ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain

lebar. Pipet ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada

skalanya.

7
8. Pipet volume

Pipet volume (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas

yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah

batang pipa tersebut.

9. Buret

Buret merupakan peralatan galas berbentuk slindris memanjang dengan

skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan

untuk menambahkan larutan pereaksi dimana volume penambahan harus

diketahui/dicatat.

Peralatan non gelas merupakan peralatan yang biasanya digunakan dalam

percobaan di laboratorium kimia. Peralatan non gelas ini bukanlah merupakan

peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan

lain yang dapat menggantikan fungsiya. Namun demikian peralatan non gelas

harus sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di

laboratorium kimai dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan

(Baharuddin, 2013: 28).

Menurut Baharuddin (2013, 29), adapun alat non gelas yang dimaksud

seperti :

1. Bulp

Digunakan untuk membatu mengambil larutan kedalam pipet.

2. Kawat kasa

Kawat kasa adalah alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat pemanasan.

8
3. Klem

Klem alat yang digunakan bersama dengan statif.

4. Statif

Statif adalah alat yang digunakan untuk menopang alat gelas (buret,

termometer, corong pisah dan lain-lain).

Peralatan pengukuran merupakan peralatan bantu yang harus tersedia di

laboratorium kimia. Berbagai macam peralatan ukur baik mekanik, analog

elektronik maupun digital elektronik sangat diperlukan dalam berbagai percobaan

di laboratorium kimia (Baharuddin, 2013: 40).

Umumnya alat ukur seperti neraca analitis mempunyai ketelitian yang

sangat tinggi hingga empat angka dibelakang koma, karena mempunyai ketelitian

yang sangat tinggi, maka umumnya neraca analitis digital dilengkapi dengan

penutup. Ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca, sehingga beban dapat dilihat

dari luar. Bagian penutup sisi kanan dan kiri dapat digeser untuk pintu

memasukkan dan mengeluarkan sampel yang akan ditimbang (Khamidial, 2009).

Penimbangan yang digunakan di laboratorium terdiri dari berbagai macam

jenis maupun merek, yang penting diketahui adalah kapasitas dan ketelitian

timbangan-timbangan yang akan digunakan yaitu apakah timbanagan kasar,

sedang atau halus. Jenis timbangan mana yang akan dipakai tergantung dari

tujuannya, misalnya untuk penentuan kadar air atau abu harus digunakan neraca

analitis dengan ketelitian 0,1 mg sedang untuk menimbang bahan kimia yang akan

dibuat menjadi larutan jenuh cukup menggunakan timbangan yang lebih kasar

(Suadarmadji dkk, 2008: 9).

9
Penggunaan alat/bahan kimia yang ada di laboratorium kimia, berdasarkan

hasil rekapitulasi angket menunjukkan bahwa sebagian besar alat dan bahan

digunakan untuk pembelajaran dan ada sebagian kecil dipakai untuk penelitian.

Penggunaan alat/bahan dalam pembelajaran praktikum dilaksanakan secara

berkelompok dan kadang dengan demonstrasi. Data yang dikemukakan diatas

ditunjang oleh informasi yang dikemukakan beberapa informan

(Wiratma dkk, 2014: 430).

Mematikan lampu spiritus setelah proses pemanasan dilakukan dengan

menggunakan penutup lampu, jangan sekali-kali mematikan lampu dengan cara

meniup kearah api yang sedang menyala karena berpotensi menyebabkan

kebakaran, uap spiritus dapat menyebar kearah yang tak terkendali

(Khamidinal, 2009: 130).

Bahan kimia yang ditimbang tidak boleh langsung ditaruh pada piringan

neraca, tetapi harus ditimbang dalam botol timbang dan sebagainya

(Baharuddin, 2015: 5).

2.1.3 Lambang dan spesifikasi bahan kimia yang umum terdapat


dilaboratorium

Lambang dan spesifikasi bahan kimia yang umum terdapat

dilaboratorium adalah sebagai berikut:

1. Irritant

Merupakan bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat

menyebabkan luka bakar pada kulit, dan memiliki lanmbang Xi. Tindakannya

yaitu hindari kontak langsung dengan kulit. Contohnya NaOH, C6H5OH, Cl2.

10
2. Harmful

Merupakan bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung

dengan tubuh atau melalui inhalasi, dan memiliki lanmbang Xn. Tindakannya

yaitu jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit.

Contohnya etilen glikol, diklorometan.

3. Toxic

Merupakan bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius

bahkan kematian bila tertelan atau terhirup, dan memiliki lambang T. tindakannya

yaitu jangan ditelan dan jangan dihirup, hindara kontak langsung dengan kulit.

Contohnya methanol dan benzene.

4. Very toxic

Merupakan bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya,

bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian, dan

memiliki lambang T+. tindakannya yaitu hindari kontak langsung dengan tubuh

dan system pernapasan. Contohnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitro

benzene, dan atripin.

5. Corrosive

Merupakan bahan yang bersifat korosit, dapat merusak jaringan hidup, dan

dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal , dan dapat membuat kulit mengelupas, dan

lambang C. tindakannya yaitu hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari

dari benda-benda yang besifat logam. Contohnya HCL, NaOH dan H2SO4.

11
6. Flammable

Merupakan bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar

dengan api bunzen, permuakaan metal panas atau loncatan bunga api, dan

memiliki lambang F. tindakannya yaitu jauhkan dari benda –benda yang

berpotensi mengeluarkan api. Contohnya minyak terpentin.

7. Highly flammable

Merupakan bahan kimia yang mudah terbakar dibawah kondisi atmosferik

biasa atau mempunyai titik nyala rendah dan mudah terbakar dibawah pengaruh

kelembapan, dan memiliki labang F. tindakannya yaitu hindari dari api, api

terbuka, dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembapatn tertentu.

Contohnya aseton dan logam natrium.

8. Extremely flammable

Merupakan bahan yang amat sangat mudah terbkar. Berupa gas udara yang

membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di bawah kondisi

normal, dan memiliki lambang F+. tindakannya yaitu jauhkan dari campuran

udara dan sumber api. Contohnya di etil eter (cairan) dan propane (gas).

9. Explosive

Merupakan bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau

percikan bunga api, gesekan ataubenturan , dan memiliki lambang E. tindakannya

yaitu hindari pukulan atau benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala

lain, bahkan tanpa oksigen atmosferik. Contohnya trinitrotoulena, dan KClO3

10. Oxidizing

12
Merupakan bahan kimia bersifat mengoksidasi, dapat menyebabkan

kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organic dan

bahan pereduksi, dan memiliki lambang O. tindakannya yaitu hindarkan dari

panas dan reduktor.contohnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat.

11. Dangerous for the environment

Merupakan bahan kimia yang berbahaya bagi suatu atau beberapa komponen

lingkunagan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem, dan memiliki lambang N.

tindakannya yaitu hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat

membahaykan makhluk hidup. Contohnya tertaklorometan dan petroleum bensin.

2.2 Sistem Periodik Unsur

2.2.1 Nitrogen

Nitogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik

halus, N tinggi, L/N rendah, dan bahan organik kasar, N rendah rasio l/n tinggi).

Lalu faktor lainnya yaitu peningkatan mikroorganisme dan N udara. Simbiosis

dengan senyawa legum yaitu bakteri bintil akar atau rhizobium. Faktor lainnya

yaitu pupuk dan air hujan. Fungsi unsur N adalah untuk memperbaiki

pertumbuhan vegetatif dan pembentukan protein. Jika tanaman kekurangan N

maka tanaman akan kerdil, pertumbuhan akar terbatas dan daun kuning. Jika

tanaman kelebihan N maka akan menyebabkan tanaman lambat dalam proses

pematangan. Nitrogen dalam tanah dalam berbagai bentuk yaitu protein, senyawa-

senyawa amino, amonium, dan nitrat (Hardjowigeno, 2007).

13
2.2.2 Fosfor

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom

15. Fosfor berupa non logam, berfalensi banyak, termasuk golongan nitrogen

yang banyak di temui dalam batuan logam dan dalam semua sel hidup, tetapi tidak

pernah di temui dalam bentuk unsur bebasnya (Ariani, 2017).

2.2.3 Kalium

Kalium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang

K dengan nomor atom 19. Dalam tabel periodik kalium adalah salah satu logam

alkali, semua logam alkali memiliki satu elektron valensi di kelompok elektron

terluarrnya yang mudah di lepas membentuk ion bermuatan positif-sebuah kation

yang jika bergabung dengan anion membentuk garam (Wayan, 2011).

2.3 Stoikiometri

2.3.1 Pengertian stoikiometri

Stoikiometri ialah ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan

produk dalam reaksi kimia. Meskipun satuan yang digunakan untuk reaktan

(produk) adalah mol, gram, liter (gas), atau satuan lainnya, kita menggunakan

satuan mol untuk menghitung jumlah produk yang terbentuk dalam reaksi

kimia (Chang, 2005).

2.3.2 Penetapan kadar air tanah dan bahan nabati

Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting dalam bahan

pangan,karena air dapat mempengaruhi kenampakan tekstur dan cita rasa pada

14
bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan

daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi menyebabkan mudahnya

bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak ,sehingga akan terjadi

perubahan pada bahan pangan (Dwijosepputro, 2005).

2.3.3 Hubungan stoikiometri dan penetapan kadar air

Pengukuran kandungan air yang berada dalam bahan ataupun sediaan

yang dilakukan dengan cara yang tepat diantaranya cara titrasi, destilasi atau

gravimetri yang bertujuan memberikan batasan minimal atau rentang tentang

besarnya kandungan air dalam bahan, dimana nilai maksimal atau rentang yang

diperbolehkan terkait dengan kemurniaan dan kontaminasi (Dirjen POM, 2005).

2.4 Larutan I

2.4.1 Pengertian larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih

zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya

dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer

adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah

pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar

solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium

dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2009).

15
2.4.2 Zat terlarut

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.

Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,

sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan

disebut pelarut atau solven (Michael, 2007).

2.4.3 Jenis-jenis pelarut

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),

selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform,

benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak

disebutkan (Gunawan, 2005).

2.4.4 Titrasi

Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan

mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar).

Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa

(reaksi penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan

titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa yang

bereaksi (Syukri, 2011).

2.4.5 Pengenceran

Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu

senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai

yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu

16
senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari

senyawa yang dilarutkan/diencerkan (Brady, 2010).

2.5 Larutan II

2.5.1 Titik Didih

Titik didih adalah temperature dimana tekanan uap sebuah zat cair sama

dengan tekanan atmosfer. suhu (temperature) di mana tekanan uap sebuah zat cair

sama dengan tekanan eksternal yang di alami oleh cairan. Berdasarkan nilai titik

didih zat terlarut, larutan dapat di bagi dua yaitu titik didih zat terlarut lebih kecil

dari pelarutnya sehingga zat terlarut lebih mudah menguap, dan yang kedua zat

terlarut lebih besar dari pada pelarutnya sehingga apabila di panaskan pelarut yang

lebih dulu menguap (Devi nadiya widjaya 2015).

2.5.2 Kenaikkan titik didih

Kenaikkan titik didih adalah pelepasan cairan dari tempat terbuka ke fase

uap. Suatu cairan di katakana mendidih pada titik didihnya, yaitu bila suhu

dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan atmosfer sekitaran. Pada titik

didih, tekanan uap cairan cukup besar sehingga atmosfer dapat di atasi hingga

gelembung uap dapat terbentuknya di permukaan cairan yang di ikuti penguapan

yang terjadi di setiap titik dalam cairan. Pada umumnya, molekul dapat menguap

bila dua persyaratan, yaitu molekul harus cukup tenaga kinetik dan harus cukup

dekat dengan batas antara cairan – uap (Petrucci 2000).

2.6 Asam basa

17
2.6.1 Derajat Keasaman

Rasa masam ini di sebabkan oleh senyawa yang bersifat asam. Buah-

buahan memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang di kandungnya.

Jeruk mengandung asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Air

susu yang basi mengandung asam laktat. Senyawa asam dapat kita temukan juga

dalam lambung dan darah. Dalam lambung terdapat asam klorida yang berperan

pada pencernaan makanan serta dalam darah terdapat asam karbonat dan asam

phosfat yang berperan pada makanan (Aufar, 2012).

2.6.2 Larutan asam dan larutan basa

Asam adalah zat yang ketika berada di dalam air akan melepaskan ion

H+, sedangkan basa adalah zat yang ketika berada di dalam air akan melepaskan

ion OH– (Petrucci, 2007).

2.6.3 pH riil dan pH potensial

pH riil dikenal sebagai harga pH yang di ukur dalam pelarut air yang

menyatakan kepekatan ion hidrogen tersedia dalam tubuh tanah, sedangkan pH

potensial adalah nilai pH yang di ukur dalam pelarut KCl 1 M yang menyatakan

kepekatan ion hidrogen yang ada dalam tanah (Eka, 2015).

2.7 Identifikasi Gugus Fungsi

18
2.7.1 Hidrokarbon Jenuh dan Hidrokkarbon tak Jenuh

2.7.1.1 Hidrokarbon

Hidroarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur atom karbon (C) dan

atom hydrogen (H). seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom

hydrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga

sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa)

adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat ato hydrogen : CH 4.

Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua

atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga

atom karbon : C2H6. Propane memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya

(CnH2n+2+). Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan

dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon

yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh

(Tim Kimia Organik I, 2014).

2.7.1.2 Sifat-sifat Hidrokarbon Jenuh dan tidak jenuh

Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon yang di sebabkan oleh sifat non

polar dari senyawa tersebut. Umunya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan

pelarut polar seperti air atau etanol. Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur

dengan pelarut yang relative non polar seprti karbon tetraplorida (CCl4) atau di

klorometana (CH2C12). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon di tentukan oleh

jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkan) tidak reaktif terhadap sebagian besar

pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkana dan alkuna) dapat mengalami reaksi edisi

19
pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic biasanya

mengalami reaksi subtitusi. (Pinres, 2015).

2.7.2 Alkohol dan Fenol

2.7.2.1 Alkohol

Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-

unsur karbon, hydrogen, oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat di tentukan dari

letak gugus hidroksil pada atom C yang di kenal sebagai alkohol primer di mana

gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer. Alkohol sekunder di mana

gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier (Ayu Melinda 2015).

2.7.2.2 Fenol

Fenol merupakan senyawa dengan gugus –OH yang terikat pada cincin

aromatik. Senyawa fenol banyak terdapat di alam dan merupakan intermediet bagi

industri untuk berbagai macam produk seperti adhesy dan antiseptik. Fenol dapat

di pakai sebagai desinfektan dan di peroleh dari batu bara (Riswiyanto,2009).

2.7.2.3 sifat-sifat alcohol

Sebagian gugus alkohol larut dalam air, tetapi hanya alkohol dengan

struktur yang kecil saja atau berat molekulnya ringan, alkohol tidk dapat bereaksi

dengan FECL3, tidak larut dalam en-heksan dan keasaman alkohol lebih rendah

dibandingkan fenol. (Derinsianipar, 2010)

2.7.2.4 sifat-sifat fenol

20
Kelarutan fenol dalam air akan berkurang jika gugus non polar terikat

pada cincin aroomatik. Fenol tidak dapat dioksidasi oleh asam kromat, fenol

berekasi dengan FECL3 dan memberikan warna merah-ungu dan keasaman fenol

lebih tinggi dari alkohol. (Derinsianipar, 2010)

2.7.3 Aldehid dan keton

2.7.3.1 Aldehid

Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil

yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat

lebih reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami

reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi

poli-merisasi (Wilbraham, 2015).

Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar

dengan bau tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap,

senyawa polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur

aldehid yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R =

adalah alkil dan –CHO adalah Gugus fungsi aldehida (Acton, 2013). 

2.7.3.2 Keton

Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus

karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton

juga dapat dikatakan senyawa organik yang karbon karbonilnya dihubungkan

dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung atom hidrogen yang terikat

pada gugus karbonil (Wilbraham, 2015).

2.7.3.3 sifat-sifat aldehid

21
Aldehida dengan 1-2 atom karbon (formaldehida, dan asetaldehida)

berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak. Aldehida dengan 3-12

atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap. Aldehida dengan

atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar. Aldehida suku

rendah (formaldehida, dan asetaldehida) dapat larut dalam air (Ahmad, 2011).

2.7.3.4 Sifat-sifat Keton

Titik didih keton relatif lebih tinggi daripada senyawa hidrokarbon

dengan massa molekul relatif yang hampir sama. Misal titik didih propana adalah

-44,5 °C sedangkan titik didih 2-propanon adalah 56,2 °C. Larut dalam air.

Homolog yang lebih tinggi kurang larut dalam air. Banyak keton yang memiliki

bau harum (Andreas, 2006).

Bila keton direduksi akan menghasilkan alkohol sekunder. Keton tidak

dapat dioksidasi oleh pereaksi Fehling dan Tollens. Inilah yang membedakan

keton dengan aldehid ( Melky, 2009).

2.8 Senyawa Karbon

2.8.1 Identifakasi karbohidrat

2.8.1.1 Pengertian karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak di jumpai

di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan.

Nama lain karbohidrat adalah sakarida (berasal dari N bahasa latin

saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau

polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan

oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n. Karbohidrat paling sederhana

22
adalah monosakarida di antaranya glukosa yang mempunyai rumus C6H12O6

(Sirajuddin, 2014).

2.8.1.2 Sifat-sifat karbohidrat

Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun

polisakarida, akan berwarna merah – ungu bila larutannya di campur dengan

beberapa tetes larutan α-naftol. Dalam alkohol dan di tambahkan asam sulfat

pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas

antara kedua cairan. Sifat ini di pakai sebagai dasar uji kualitatif adanya

karbohidrat dalam suatu bahan dan di kenal dengan uji molisch ( Yazid, 2006 ).

2.8.1.3 Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, monosakarida

larut dalam air dan tidak larut dalam alkohol juga eter. Monosakarida dibagi

menjadi dua, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa, yaitu monosakarida yang

mengandung gugus aldehid. Aldosa terdiri dari glukosa dan galaktosa. Glukosa

adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa karena mempunyai sifat dapat

memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Galaktosa jarang terdapat di alam

bebas. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang

terdapat di dalam susu ( Fessenden, 2009 ).

Ketosa, yaitu monosakarida yang mengandung gugus fungsi keton,

contohnya fruktosa yang merupakan suatu karbon heksosa yang mempunyai sifat

memutar cahaya terpolarisasi ke kiri (Riawan, 2008).

2.8.1.4 Disakarida

23
Bila dihidrolisis akan menghasilkan dua molekul monosakarida yang

sama atau berbeda. Disakarida terbentuk dari dua molekul monosakarida dimana

tergabung melalui ikatan glioksida yang berbentuk antara karbon aromatic dan

salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lainnya,

terhadap aktivitasnya terhadap oksidator, maka disakarida dibedakan atas

disakarida produksi (maltose, laktosa) dan disakarida non produksi (sukrosa).

Hidrogen disakarida oleh pengaruh asam-asam mineral energi panas atau oleh

enzim disakarida pada kondisi tertentu akan dihasilkan monosakarida

penyusunnya. (Irawan M. Anwari, 2007).

2.8.1.5 Oligosakarida

Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai

delapan satuan monosakarida (Yunani, oligo-, = beberapa). Senyawa yang

termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri dari beberapa molekul

monosakarida. Oligosakarida dibedakan atas  :  a) Disakarida, terdiri atas maltosa,

laktosa, solobrosa, meletrosa, gatibrosa, dan turatosa (mampu mereduksi), sukrosa

(tidak memiliki sifat pereduksi). b) Trisakarida, terdiri atas marcotrosa,

rhaminosa, rattinosa, meltitosa. c)  Tetrasakarida, terdiri atas stacyosa,

schorodosa. d) Pentasakarida, contohnya verbacossa  (Fessenden, 2013).

2.8.1.6 Polisakarida

24
Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada hidrolisis.

Contoh–contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan

dekstrin. Mereka kadang - kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan,

homopolisakarida, atau heteropolisakarida tergantung pada bentuk monosakarida

yang mereka hasilkan pada hidrolisis (Harper, 2006).

2.8.2 Identifikasi Protein

2.8.2.1 Pengertian protein

Protein adalah senyawa organic yang banyak dijumpai kalam semua

makhluk hidup. Protein terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen dan umumnya

juga mengandung sulfur. Molekulnya berkisar antara 6000 hingga jutaan. Satu

molekul protein terdiri dari rantai panjang polipeptida. Polipeptida ini berasal dari

asam. Asam amino yang salaing berikatan dengan urutan yang khas. Ikantan

teratur yang berurutan ini dinamakan struktur primer protein. Polipeptida dapat

melipat atau menggulung yang menyebabkan timbulnya struktur sekunder.

Struktur tersier asam amino berbentuk tiga dimensi dari polipeptida yang

menggulung atau melipat ini. Struktur kuartener muncul polipeptida yang terlibat.

Pemanasan dengan suhu di atas 500C atau pemberian asam basah kuat akan

membuat protein kehilangan struktur tersiernya yang khas. Hal ini juga dapat

menimbulkan koagulat yang tak larut (misalnya patih telur). Proses ini dapat

membuat sifat hayatinya menjadi tidak aktif (Tanti, 2009).

25
2.8.2.2 Sifat-sifat protein

Protein adalah komponen yang terdiri atas atom karbon, hydrogen,

oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur. Tersusun dari

serangkaian asam amino dengan berat molekul yang relatif sangat besar, yaitu

berkisar 8.000 sampai 10.000 (Devi, 2010).

2.8.2.3 Asam-asam Amino

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus

fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia

seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)

yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat

asam dan gugus amina memberikan sifat basa. (Melinda, 2008).

2.8.3 Sifat-Sifat Minyak dan Lemak

2.8.3.1 Minyak

Minyak sebagai komponen cair yang relative non-volatil. Minyak dapat

diperoleh dari bahan yang mengandung minyak dengan cara pengepresan, dengan

cara ekstraksi mengunakan berbagai zat pelarut yang mudah menguap atau

berubah wujud (Ketaren, 2006).

2.8.3.2 Lemak

Lemak sebagai suatu kelompok bahan yang secara umum larut dalam

ether, chloroform atau pelarut yang lainnya. Minyak dan lemak mempunyai sifat

26
tidak larut dalam air, hidrophobik dan terdapat pada tumbuhan hewan darat dan

laut dan biasa disebut trigliserides (Marley, 2011).

2.8.3.3 Reaksi-reaksi pengenal lipid

Lipid adalah  senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan

gliserol yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air,

tetapi larut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan

benzene.Lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi terdiri dari

beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang

dimiliki, lipid dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu Asam lemak, Lemak dan

fosfolipid (Salirawati et al, 2007).

27

Anda mungkin juga menyukai