217 415 1 SM PDF
217 415 1 SM PDF
ABSTRACT
Indonesia is exposed to climate change, especially with regard to the rising sea level, changes in precipitation
and extreme events. This will particularly impact to many sectors in this country. In order to evaluate the impact
on subsurface environment, groundwater temperatures in boreholes can be an important source of information on
recent climatic changes. Subsurface temperatures in Jakarta city were analyzed to evaluate the effects. As a result
the magnitude of surface warming was increase 1.4°C which agreed with the increase of air temperature meteorolo-
gical data during the last 100 years. This is the preliminary results of significant increase in climate change during
the last century in Jakarta. Still today, the information on vulnerability and adaptive measures is not sufficient in
order to plan and design appropriate activities on the national level in Indonesia.
Keywords: Climatic change; Global warming; Temperature change; Subsurface soils
65
Tabel 1. Kemungkinan Dampak pada Berbagai Sektor Akibat Perubahan Iklim.
Pertanian &
Kehutanan
Sumberdaya
Peningkatan
frekuensi dan Air
Bawah
intensitas
kejadian ekstrim Permukaan
iklim : Glb. El
Nino dan La Nina
66
di mana t adalah waktu pada saat pengukuran untuk dianalisis secara detail (Gambar 2). Ketiga
akan dilakukan dan DTi adalah perubahan sumur tersebut berlokasi di Jakarta Utara (J-38
temperatur setelah pengukuran dilakukan antara Marunda), Jakarta Timur (J-24 Tambun), dan
ti-1 dan ti. Respons temperatur bawah permukaan Jakarta Selatan (J-19 Pasar Minggu).
terhadap perubahan temperatur akan mengikuti Jenis data yang diambil adalah data tem-
persamaan4: peratur air tanah. Pengukuran profil temperatur
M z z dilakukan dengan interval 2 m dari muka air
T ( z , t = 0) = ∑ DTi erfc − erfc (2)
i 2 kt
i
2 kt
i −1
tanah hingga dasar sumur pantau. Peralatan
Fungsi erfc adalah fungsi error function yang digunakan adalah alat digital thermister
terhadap proses nonkonduktif yang mungkin ter- thermometer system (Technol Seven Ltd, Japan),
jadi dan k adalah nilai difusivitas panas (thermal Kabel pengukur teflon (panjang kabel 400 m) dan
diffusivity) dari material bawah permukaan yang dunit data logging (Technol Seven Ltd, Japan).
dapat didefinisikan sebagai: Resolusi dari alat ini memiliki tingkat presisi
pengukuran 0,01°C dengan tingkat keakurasian
K
k= data + 0,03°C. Sebelum pengukuran telah
rC p (3)
dilakukan tes kalibrasi di laboratorium dengan
menggunakan simulasi pengukuran dengan
di mana K, r, dan Cp adalah konduktivitas panas metode ice water pada kondisi 0,0°C (32°F).
batuan (thermal conductivity), nilai densitas Kalibrasi ini dilakukan untuk memastikan
dan specific heat dari material batuan. Tahapan bahwa pembacaan data lapangan akurat dan
selanjutnya adalah merekonstruksi nilai ini meng- dapat dipercaya.
gunakan proses inversi Bayesian berdasarkan Sumur pantau yang digunakan adalah sumur
persamaan Tarantola.5 berdiameter 3–6 inci (7,62–15,24 cm) dengan
konstruksi pipa besi dan memiliki satu screen.
Metode Penelitian Pengukuran ini merupakan pengukuran ulang
pada tiga lokasi sumur pantau terpilih dengan
Untuk mendapatkan data dilakukan proses
kedalaman lebih dari 200 m. Penelitian dilakukan
pengambilan data pada bulan Agustus 2008.
pada sumur-sumur tersebut dan dikompilasi
Pengambilan data dilakukan pada sumur-sumur
dengan data pengukuran pada tahun sebelumnya
pantau yang ada pada wilayah Jakarta. Ber-
(tahun 2004, 2006, dan 2007). Berdasarkan
dasarkan hasil pengukuran, terpilih tiga sumur
67
Gambar 3. Temperatur-Kedalaman (T-D) pada Sumur
Pantau dengan Kedalaman Lebih dari 200 m.
data-data tersebut dilakukan solusi analitik dan tahun (Gambar 4). Perubahan ini jauh lebih tinggi
analisis grafis pada sumur-sumur pantau tersebut. dari perubahan iklim global (climate change)
di dunia yang memiliki nilai 0,5–0,8°C. 1,2
Hasil dan Pembahasan Nilai perubahan hasil perhitungan ini pun dapat
dikonfirmasikan dengan data perubahan suhu
Hasil pengukuran data temperatur terhadap
udara di Jakarta selama 100 tahun yang tercatat
kedalaman (profil T–D) dari ketiga sumur ini
di stasiun klimatologi Jakarta6 yang menunjukkan
(Gambar 3) menunjukkan pola kenaikan tem-
nilai kenaikan yang sama (Gambar 5), khususnya
peratur dengan nilai gradien yang berbeda-beda.
di wilayah Jakarta Utara (Gambar 4). Hasil
Berdasarkan hasil perhitungan meng- ini menunjukkan bahwa kenaikan temperatur
gunakan persamaan (2), profil T-D sumur bawah permukaan di daerah Jakarta tidak hanya
terpilih menunjukkan perubahan temperatur yang disebabkan oleh perubahan iklim dunia (global
bervariasi antara 0,8–1,4°C dalam periode 100 warming), tetapi juga disebabkan oleh faktor lain.
68
Gambar 5. Perubahan Temperatur Udara di Jakarta dalam
Kurun Waktu 100 Tahun6
Berdasarkan analisis data permodelan dan perubahan temperatur akibat perubahan iklim,
data pengukuran, terlihat satu pola yang serupa. tetapi juga disebabkan oleh faktor lain.
Kedua data tersebut menunjukkan perubahan Perubahan ini akan memberikan dampak
kenaikan temperatur yang signifikan sejak tahun pada kehidupan di masa mendatang. Adaptasi
1950. Jika dibandingkan dengan data pertum- dapat mengurangi risiko yang disebabkan oleh
buhan penduduk Jakarta (Gambar 6), terdapat perubahan iklim. Strategi adaptasi memerlukan
kemiripan dari masing-masing pola. Hal ini integrasi kebijakan pada sektor dan proses
menunjukkan adanya kemungkinan penambahan rencana pembangunan agar dapat berjalan dengan
kenaikan temperatur udara dan bawah permukaan efektif.
akibat dari perkembangan kegiatan urbanisasi
kota Jakarta.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.
Kesimpulan Dr. Masno Ginting, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Perubahan panas bawah permukaan menunjukkan Indonesia atas bimbingan dan arahannya
besaran 1,4°C yang sesuai dengan data meteo- dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Ir. Haris
rologi 100 tahun terakhir. Mengacu kepada data Pindratno, M.M., Pemerintah Daerah Khusus
pemanasan global dunia yang mengindikasikan Ibukota Jakarta dan Lambok M. Hutasoit Ph.D.,
kenaikan 0,5–0,7°C selama 100 tahun, penelitian Institut Teknologi Bandung untuk izin penguku-
ini menunjukkan peningkatan temperatur bawah ran lapangan dan saran-sarannya. Ir. Abdurahman
permukaan yang lebih tinggi dari pemanasan Assegaf, M.T., Universitas Trisakti Jakarta; Dr.
global rata-rata. Hasil pengukuran menunjukkan Akinobu Miyakoshi, Geological Survey of Japan,
bahwa temperatur bawah permukaan di daerah AIST; Prof. Makoto Yamano, ERI The University
DKI Jakarta tidak hanya mengindikasikan of Tokyo; Prof. Yasuo Sakura, Chiba University;
69
dan Prof. Makoto Taniguchi, RIHN, Kyoto-Japan 3
Goto, S., Kim H.C., Uchida Y., and Okubo Y. 2005.
untuk dukungan dan masukannya. Penelitian ini Reconstruction of the ground surface tempera-
dibiayai oleh Riset Kompetitif LIPI dan project ture history from the borehole temperature data
in the southeastern part of the Republic of Ko-
2–4 “Human impacts on urban subsurface
rea. J. Geophys. Eng 2: 312–319.
environment”, Research Institute for Humanity 4
Carslaw H.S., Jaeger J.C. 1959. Conduction of Heat
and Nature (RIHN) Japan. in Solids, second ed. Oxford University Press,
New York.
Daftar Pustaka 5
Tarantola A. 1987. Inverse problem theory: Methods
1
Huang S., Pollack, H.N., Shen, P.Y. 2000. Tempera- for data fitting and model parameter estimation.
ture trends over the past five centuries recon- Elsevier Amsterdam.
structed from borehole temperatures. Nature 6
Kementerian Lingkungan Hidup Negara Kesatuan
403: 756–758. Republik Indonesia, Badan Meteorologi In-
2
Hansen, J., Lebedeff S. 1987. Global trends of mea- donesia, NOA. 2007. Data Temperatur Udara
sured surface air temperature. Journal of Geo- DKI Jakarta. KLH, Jakarta.
physics Research 92: 13345–13372. 7
Biro Pusat Statistik Negara Kesatuan Republik Indo-
nesia 2005. Jakarta Dalam Angka. BPS, Jakarta
70