Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333237393

PERUBAHAN IKLIM DAN ESKALASI KONFLIK DI DUNIA

Conference Paper · May 2019

CITATIONS READS

0 162

7 authors, including:

Bagas Aditya Yolanda Fikrina


Brawijaya University Universitas Gadjah Mada
3 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Bagas Aditya
Universitas Gadjah Mada
8 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Climate change and conflict View project

Kuliah Kerja Lapangan 3 Geografi Lingkungan UGM View project

All content following this page was uploaded by Bagas Aditya on 21 May 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERUBAHAN IKLIM
DAN ESKALASI KONFLIK
DI DUNIA
Kontributor : Bagas Aditya, Lutfiya Hanim, Yolanda Fikrina, Luthfi
Ardyanti, Fahkrunisa, Syella Rachma
PERUBAHAN IKLIM DAN ESKALASI KONFLIK
DI DUNIA

Perubahan iklim dan eskalasi konflik dalam Menurut Organisation for Economic Co-
beberapa dekade terakhir ini menjadi operation and Development (2012), terjadinya
permasalahan bagi banyak negara di dunia. perubahana iklim mengakibatkan kekeringan,
Emisi gas rumah kaca, kenaikan suhu, serta yang diperkirakan akan meningkat dan diiringi
perubahan pola musim menyebabkan beberapa dengan peningkatan jumlah orang yang tinggal di
negara rentan terhadap produktivitas daerah yang tertekan air terutama di Afrika
pertaniannya yang kemudian berdampak pada Utara dan Timur Tengah. Perubahan iklim juga
kegagalan perekonomian negara dan
berdampak besar terhadap produksi pangan
penurunan kesejahteraan masyarakat.
Kegagalan pemerintah dalam menjaga stabilitas
yang disebabkan berubahnya pola iklim di suatu
negara memunculkan ketidakpercayaan pada wilayah.
pemerintah dan memicu konflik. Dalam artikel
ini akan disampaikan beberapa gagasan terkait
dampak domino perubahan iklim pada eskalasi
konflik di dunia serta memberikan beberapa
contoh kasus konflik di negara-negara Benua
Afrika

Perubahan iklim adalah perubahan pada


variasi rata-rata kondisi iklim yang
disebabkan secara langsung maupun tidak
langsung oleh kegiatan manusia yang
mengubah komposisi atmosfer global dan Gambar 1. Kenaikan suhu rata-rata permukaan
juga terhadap variabilitas iklim alami yang air laut menjadi salah satu indikator dari adanya
diamati selama periode waktu tertentu perubahan iklim di dunia
(UNCFCC, 2011). Isu perubahan iklim mulai Sumber : IPCC
menjadi perbincangan dunia sejak tahun
1988, tepatnya setelah terjadi kebakaran
hutan seluas 1,5 juta hektar di Taman
Nasional Yellowstone Amerika Serikat pada
tanggal 8 september 1988 dan juga
mengeringnya Sungai Missisipi (Samosir,
2015). Saat ini, perubahan iklim bukan lagi
merupakan suatu isu melainkansuatu
fenomena yang berdampak nyata di
kehidupan manusia, diantaranya kelangkaan Gambar 2. Distribusi wilayah yang rentan terhadap
sumber daya alam (penurunan produksi perubahan iklim.
pangan dan ketersediaan air), kerusakan Sumber : Climate Emergency Institute
habitat flora dan fauna, gangguan
kesehatan, serta peningkatan bencana
hidrometeorologi.
1
Perubahan iklim pada faktanya Perubahan iklim dinilai memiliki dampak yang
tidak hanya berpengaruh pada multiplayer. Dampak yang diberikan lebih bersifat tidak
persoalan iklim dan sumberdaya langsung daripada langsung. Pemunculan daratan yang
alam, melainkan juga menimbulkan konflik teritori di wilayah antartika, tekanan
berpengaruh pada dinamika suatu sumberdaya alam, bencana kekeringan, serta instabilitas
komunitas baik itu kelompok adat pangan nasional di Afrika menjadi contoh dari keterkaitan
bahkan negara. Perubahan iklim keduanya. Apabila melihat pola kejadian konflik dibandingkan
dapat berdampak pada dengan peta kerentanan akibat perubahan iklim, dapat
kemunculan konflilk, disisi lain diketahui bahwa terdapat adanya pola yang berkaitan di
adanya konflik di suatu wilayah beberapa negara terutama di Benua Afrika dan Asia.
akan menurunkan kemampuan Perubahan iklim memiliki probabilitas yang tinggi pada
masyarakatnya dalam eskalasi konflik di negara-negara yang relatif belum mapan
menghadapi kondisi buruk dari dalam hal perekonomian negara, mayoritas masyarakat
perubahan iklim. mengandalkan agraris, dan kondisi perpolitikan pemerintahan
yang belum stabil.

Gambar 3. Distribusi wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim.


Sumber : Climate Emergency Institute

Gambar 4 titik terjadinya konflik yang terorganisir berdasarkan skala konflik


Sumber : https://www.cfr.org

2
Dampak perubahan iklim terhadap
eskalasi konflik dapat bersifat
langsung atau pun tidak langsung.
Sebagai faktor tidak langsung,
perubahan iklim menjadi pemicu
dari berbagai permasalahan
lingkungan, ekonomi, dan sosial
yang kemudian berdampak pada
kemunculan konflik sosial.

Gambar 5. Kerangka dampak perubahan iklim


terhadap konflik

3
Perubahan iklim dan konflik tidak teorganisir Konflik yang terjadi di dunia seperti
yang disebutkan Ekuatorial (2013), diteliti
Perubahan iklim menimbulkan degradasi kualitas oleh tim peneliti dari University of California,
lingkungan hidup dan kekeringan yang dapat Berkeley dan Princeton University,
mendorong terjadinya krisis makanan dan air, menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat
terutama di wilayah yang masyarakatnya tidak antara pemanasan global, kekerasan, serta
memiliki kapabilitas yang cukup untuk mengolah stres. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
sumber daya yang ada sehingga mereka tidak bahwa ada keterkaitan antara suhu tinggi
memiliki kesempatan untuk mengolah sumber daya dengan kekerasan, yaitu ketika suhu naik +3
tersebut menjadi lebih efisien. Kelangkaan sumber derajat celcius, maka kejahatan dan
daya alam (sebagai dasar dari kebutuhan hidup kekerasan personal naik sebesar 4% dan
manusia) menimbulkan adanya dinamika populasi, kekerasan antar kelompok naik hingga 14%.
baik itu berupa migrasi, tekanan populasi, atau Negara-negara yang rentan terhadap
bahkan perpindahan lahan bercocok tanam. perubahan iklim maka akan memiliki risiko
Perebutan kebutuhan mendasar ini, akan memicu konflik yang cenderung lebih tinggi.
instabilitas politik di seluruh kawasan bersangkutan.
Peneliti AS menyatakan bahwa perubahan Perubahan iklim dan konflik tidak
sekecil apapun pada suhu dan curah hujan bisa teorganisir
memengaruhi tindakan penyerangan, pemerkosaan,
pembunuhan, serta konflik antarkelompok dan Perubahan iklim berdampak terhadap
perang. Peningkatan kekerasan di India selama masa kelangkaan sumberdaya alam. Kondisi ini
kekeringan dan lonjakan tindakan penyerangan, menjadi peluang dan kekuatan kelompok
pemerkosaan, pembunuhan juga terjadi pada saat teroris untuk mengontrol masyarakat,
adanya gelombang panas di AS. Beberapa data terutama masyarakat yang menggantungkan
bahkan menunjukkan jika peningkatan suhu hidupnya terhadap sumberdaya alam.
berpengaruh pada konflik yang lebih besar, Doherty (2017) menyatakan bahwa adanya
termasuk bentrokan antar etnis di Eropa dan perang perubahan iklim memicu terbentuknya
sipil di Afrika. Perubahan iklim sangat berpengaruh lingkungan dimana teroris dapat
pada kondisi perekonomian di seluruh dunia, berkembang, dan memperburuk ketegangan
terutama bagi masyarakat agraris. Banyak bukti yang dan konflik yang ada.
menunjukkan bahwa kondisi ekonomi memengaruhi Kegagalan perekonomian suatu
keputusan seseorang untuk ikut atau tidak ikut negara agraris secara tidak langsung
terlibat dalam sebuah pemberontakan (BBC News, dipengaruhi oleh perubahan iklim yang
2013). ekstrem seperti negara-negara di Afrika.
Rendahnya kesejahteraan bangsa
menyebabkan munculnya beberapa
kelompok yang menginginkan adanya
revolusi pemerintahan hingga akhirnya
menimbulkan konflik sipil antar pemerintah
dan kelompok separatis. Contoh konflik yang
dipicu dari kemunculan kelompok oposisi
penentang pemerintahan adalah konflik di
Sudan Selatan. Pada konflik ini, kelompok
oposisi merasa tidak puas atas kinerja
pemerintahan yang korup
Gambar 6. Demonstransi di Sudan Selatan yang
menuntut adanya dialog perdamaian antara
oposisi dan pemerintah
Sumber : newafricanmagazine.com

4
Konflik Afrika Barat dan Sahel

Gambar 7. Wilayah Sahel merupakan wilayah yang dicirikan dengan curah hujan
yang rendah, wilayah ini meliputi 14 negara di sisi selatan dari Sahara
Sumber : TL Miles
Konflik terkait dengan tekanan sumberdaya alam
Gambar 8.
sebagai dampak tidak langsung dari adanya
Danau Chad
perubahan iklim banyak terjadi di daratan Afrika,
merupakan
salah satunya adalah Afrika Barat dan Wilayah
danau yang
Saleh. Negara yang termasuk wilayah Afrika Barat
berperan
adalah Benin, Bukirna Faso, Ghana, Gambia,
penting bagi
Guinea, Guinea Bissau, Liberia, Mali, Muritania,
pemenuhan
Niger, Nigeria, Pantai Gading, Senegal, Sierra
kebutuhan air
Leone, dan Togo. Sementara itu, wilayah Sahel
bagi lebih dari
merupakan hasil regionalisasi berdasarkan
20 juta orang
karakteristik hujan, dimana wilayah ini merupakan
di Kmerun,
perbatasan antara utara dan selatan Sahara
Chad, Niger,
Konflik yang berkembang disini terkait pada
dan Nigeria
tekanan sumberdaya alam, terutama air, yaitu
Sumber : TL
mengeringnya Danau Chad. Danau Chad
Miles
mengalami penyusutan air sebesar 90% selama 4
dekade, yang disebabkan karena menurunnya
curah hujan. Padahal permintaan kebutuhan air
terus meningkat, yaitu mencapai 17 juta Salah satu konflik yang terjadi yaitu Boko
penduduk. Penyusutan air yang terjadi di Danau Haram. Selama lebih dari 25 tahun,
Chad menimbulkan dampak negatif, diantaranya kehidupan masyarakat mengalami
yaitu kelangkaan air, penggurunan lahan pertanian, ketidakstabilan. Masyarakat yang tidak stabil
dan kekeringan. Secara tidak langsung, dampak ini ini dapat dengan mudah menuju arah
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. konflik kekerasan. Solusi yang dapat
Masyarakat tradisional semakin sulit untuk dilakukan yaitu dengan menggunakan air
bertahan hidup, dan memicu munculnya kekerasan secara lebih efisien serta menciptakan
sebagai solusi dari permasalahan tersebut. pekerjaan yang tidak begitu tergantung
Munculnya kekerasan merupakan akibat adanya pada sumberdaya air. Selain itu pembuatan
tekanan terhadap masyarakat yang kanal yang menghubungkan Sungai Ubangi
menggantungkan hidupnya terhadap sumberdaya ke Danau Chad diharapkan mampu
alam. meningkatkan ketinggian air di Danau Chad.
5
ISIS dan pemanfaatan masalah Berbagai studi dan laporan menyatakan
perubahan iklim bahwa taktik kapitalisme yang dilakukan
ISIS berkaitan dengan permasalahan iklim
ini telah berdampak besar bagi
berkembangnya gerakan separatis
tersebut. Kekeringan serta tekanan
sumberdaya alam di Syria menurut
Laporan dari German Foreign Office telah
dimanfaatkan oleh ISIS untuk menambah
anggota yang berasal dari Syria.

Gambar 9. Petani di Iraq yang mengalami


kekeringan akibat perubahan pola hujan di wilayah
tersebut
Sumber : CNN

Permasalahan yang diakibatkan oleh perubahan iklim Gambar 10. Parade kelompok ISIS di Syria
sering dimanfaatkan oleh kelompok separatis untuk Sumber : Yaser Al Khodor
menarik simpati masyarakat agar bergabung dalam Politisasi sumberdaya alam juga dilakukan
kelompok militant mereka. Kasus ini terjadi pada ISIS untuk mempermudah dalam
kelompok militant Islamic State of Iraq and Syria mengalahkan oposisinya, salah satunya
(ISIS). adalah dengan mengontrol bendungan-
Wilayah Midle Africa dan North Africa (MENA) bendungan yang menjadi sumber air
memang menjadi wilayah yang paling rentan utama di Negara Syira. Penutupan
terhadap dampak dari perubahan iklim. Kerentanan bendungan di Ramadi menyebabkan ISIS
ini kemudian sejalan dengan kerentanan terhadap mampu dengan mudah menyerang
tumbuh dan berkembangnya kelompok separatis. ISIS lawannya, sementara yang dilakukan di
merupakan kelompok militant yang diakui telah Raqqa dimanfaatkan untuk mencari
menjadi ancaman keamanan global. Berawal dari pendanaan dengan menerapkan sistem
keinginan terbentuknya negara islam di Iraq sebagai pajak dalam pemanfaatan air. ISIS
hasil dari kekecewaan kinerja pemerintah saat itu. tentunya menjadi salah satu contoh,
Taktik perang serta sumberdaya yang baik, masih terdapat banyak konflik serta
menyebabkan kelompok ini berkembang pesat dan kelompok separatis yang memanfaatkan
meluar ke negara tetangga yaitu Syria. kondisi tekanan sumberdaya alam serta
Salah satu faktor yang menyebabkan ISIS wilayah dalam gerakannya.
mudah dalam merekrut simpatisan adalah dengan
memanfaatkan isu yang terkait sumberdaya alam.
Iraq menjadi negara yang sangat dirugikan dari
adanya perubahan iklim, terutama masyarakat yang
masih bergantung pada sektor pertanian. Pada tahun
2009, model rekrutmen ISIS adalah dengan menarik
simpati petani yang berada dalam kesusahan akibat
dari adanya kekeringan dan angin ganas. Kelompok
separatis ini memberikan tawaran bantuan makanan
dan uang bagi petani, dengan demikian akan menarik Gambar 11. Bendungan Raqqa
petani untuk bergabung dalam gerakan jihad mereka Sumber : Awaq News

6
Perubahan iklim dan potensi konflik
wilayah laut di Indonesia
Dampak dari perubahan iklim pada eskalasi konflik di darat secara signifikan memang
banyak terjadi pada negara-negara yang beriklim gurun. Namun, perubahan iklim ternyata juga
berdampak pada potensi perang laut. Sea Power dari negara-negara tertentu berperan dalam
sekalasi konflik tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan terhadap potensi
konflik tersebut. Konflik kelautan dapat dipicu oleh berbagai faktor, selain karena muncul atau
terendamnya pulau sehingga mengubah teritori negara, konflik juga dapat terjadi akibat distribusi
sumberdaya kelautan khususnya perikanan

Gambar 12. Peta sebaran potensi ikan di laut


Sumber : https://globalfishingwatch.org :
Lalu bagaimana kaitannya dengan
perubahan iklim? Perubahan suhu permukaan
Sumberdaya perikanan menjadi
di laut berdampak pada perubahan distribusi
sumberdaya kelautan yang distribusinya sangat
ikan di laut, dimana peningkatan suhu laut di
tergantung pada kondisi iklim dan perairan di laut.
suatu wilayah akan memicu terjadinya migrasi
Perairan di wilayah tropis menjadi wilayah perairan
perikanan tangkap. Syahailatua (2008)
yang sangat potensial bagi pemusatan sumberdaya
menyatakan bahwa perubahan North Atlantic
perikanan. Gambar 9 merupakan citra yang
Oscillation telah berdampak pada menurunnya
merepresentasikan distribusi potensi perikanan di
populasi ikan di Eropa Barat. Suhu, angin, dan
dunia, dapat dilihat bahwa sebagian besar potensi
salinitas sangat berpengaruh pada
perikanan berada di wilayah perairan Indonesia.
ketersediaan fitoplankton yang mana menjadi
Keberadaan sumberdaya perikanan ini menjadi
makanan utama beberapa jenis ikan.
salah satu penyebab adanya potensi pelanggaran
territorial dalam pemanfaatan sumberdaya alam
kelautan, terutama negara-negara tetangga
Indonesia
Laut Natuna Utara yang dahulu bernama
Laut China Selatan merupakan salah satu contoh
dimana terjadi sengketa penguasaan sumberdaya
kelautan. Pengubahan nama Laut China Selatan
menjadi Laut Natuna merupakan salah satu
agenda geopolitik Indonesia dalam menghindari
Gambar 13. Peta terbaru Indonesia yang
kemungkinan klaim teritori yang dilakukan oleh
mengalami perluasan batas laut dan kepastian
pihak lain, mengingat secara historis laut China
hukum beberapa batas laut territorial
Selatan telah lama menjadi sengketa antara
Indonesia yang sebelumnya masih bersengketa
China, Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam,
Sumber : Badan Informasi Geospasial
Singapura, dan Vietman

7
Persoalan berkaitan lingkungan hidup penyelesaiannya dapat dijelaskan melalui kerangka
DPSIR. Kerangka DPSIR menjelaskan terkait beberapa kelompok faktor yang berpengaruh
terhadap penyebab dan penyelesaian suatu permasalahan lingkungan hidup, DPSIR terdiri dari
variabel Driving force, Pressure, State, Impact, dan Response. Driving forces menjelaskan sosial,
demografi, dan pengembangan ekonomi masyarakat dan perubahan dalam gaya hidup, pola
produksi, dan konsumsi. Pressure sebagai akibat kepada alam dari adanya perubahan kegiatan
manusia yang menyebabkan konsumsi berlebihan, perubahan penggunaan lahan, dan polusi.
State adalah dampak terhadap lingkungan alam yang merubah kondisi fisik, biologi, dan kimia
alam. Impact kondisi pada lingkungan sosial dan interaksinya sebagai hasil dampak dari
perubahan lingkungan alam

Gambar 14. Kerangka DPSIR

8
BBC News. 2013. Rise in violence 'linked to climate change'. Diakses dalam
https://www.bbc.com/news/science-environment-23538771 pada 12 Mei 2019

Climate Home News. 2018. Climate Change Affecting Stability Across West Africa and Sahel: UN Security
Council. Diakses dalam https://www.climatechangenews.com/2018/01/31/climate-change-affecting-
stability-across-west-africa-sahel-un-security-council/ pada 12 Mei 2019

Doherty, Ben. 2017. Climate Change Will Fuel Terrorism Recruitment, Report for German Foreign Office
Says. Diakses dalam https://www.theguardian.com/environment/2017/apr/20/climate-change-will-fuel-
terrorism-recruitment-adelphi-report-says pada 12 Mei 2019

Ekuatorial. 2013. Perubahan Iklim berhubungan dengan Eskalasi Konflik. Diakses dalam
https://www.ekuatorial.com/en/2013/08/perubahan-iklim-berhubungan-dengan-eskalasi-konflik/ pada 12
Mei 2019

Hazen J.M., 2008, “Armed Violence in Asia and the Pasific: An Overview of the Causes, Cost and
Consequence”, Briefing Paper, United Nations Development Program

Muni, S.D., 2013, “Conflict in South Asia: Causes, Consequences, Prospects”, ISAS Working Paper,
National University of Singapore

Organisation for Economic Co-operation and Development. 2012. Climate change: Consequences of
inaction. Diakses dalam www.oecd.org/statistics/climate-change pada 12 Mei 2019

Samosir, Hanna Azarya. 2015. Sejarah Dunia Memerangi Perubahan Iklim. Diakses dalam
www.cnnindonesia.com/internasional

Subiyanto, A., Rizaldi B, Edwin A, Perdinan, dan Rilus K. 2018. Isu Perubahan Iklim dalam Konteks Keamanan
dan Ketahanan Nasional. Jurnal Ketahanan Nasional Volume 24 No 3:287

Syahailatua, A., 2008, “Dampak Perubahan Iklim terhadap Perikanan”, Oseanea, Volume XXXIII Nomor 2

United Nations Framework Convention on Climate Change. 2011. Fact sheet: Climate change science - the
status of climate change science today. Diakses dalam
https://unfccc.int/files/press/backgrounders/application/pdf/press_factsh_science

Wiebe, Keith D., Sulser, Timothy B., Mason-D’Croz, Daniel, and Rosegrant, Mark W. 2017. The effects of
climate change on agriculture and food security in Africa. In A thriving agricultural sector in a changing
climate: Meeting Malabo Declaration goals through climate-smart agriculture, eds. Alessandro De Pinto and
John M. Ulimwengu. Chapter 2, pp. 5-21. Washington, D.C.: International Food Policy Research Institute
(IFPRI)

9
“ Saving our planet, lifting people out
of poverty, advancing economy
growth, these are one and the same
fight. We must connect the dots
between climate change, water
scarcity, energy shortage, global
health, food security and women’s
empowerment

-Ban Ki-moon
UN Secretary-general

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai