Anda di halaman 1dari 2

Tugas Rangkuman Buku Practical Engineering Geology

Prosedur Untuk Melakukan Investigasi Lapangan (Site Investigasion)

A. Umum

Pada setiap negara memiliki pedoman pelaksanaan dalam melakukan investigasi lapangan
(site investigasion) masing-masing. Contohnya British memiliki kode BS 5930 (BSI,1999)
memberikan saran atas prosedur dan teknik dalam mendeskripsi tanah dan batuan. Para ahli setuju
bahwa langkah pertama dalam melakukan investigasi lapangan adalah meninjau semua dokumen
serta peta yang berkaitan dengan lapangan tersebut yang biasa disebut studi meja (desk study).

B. Studi meja (desk study)

i. Pengumpulan informasi

Semua dokumen harus diperhatikan baik berupa peta geologi, peta topografi atau peta rawan
bencana. Terkadang juga memerlukan peta seismik, semua data tersebut umumnya didapatkan pada
lembaga atau badan yang berwenang.

ii. Interpretasi foto udara

Interpretasi foto udara sangat membantu dalam mengecek sebuah lapangan. Pasangan dari foto
udara tersebut di overlapping dengan kacamata streografik untuk melihat kondisi geologi dan
geomorfologi. Selain itu, dari hasil overlapping tersebut para engineer dapat memberikan penilaian
terhadap bahaya alam (natural hazard) yang dapat terjadi.

C. Merencanakan investigasi lapangan

Setelah meninjau semua data dan dokumen, langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memeriksa
data dari investigasi lapangan dan berfokus pada berbagai aspek yang dapat mempengaruhi proyek
dengan cara daftar periksa (checklist manner). Terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu
sebagai berikut:

1. Faktor geologi

Investigator harus mempertimbangkan profil dari tanah (geology) dan propertinya termasuk skala
material dan massanya. Skala material adalah batuan intact dan tanah yang menyusun lapangan
tersebut. Faktor-faktor yang diperhatikan termasuk kimia, kepadatan (density) dan kekuatan berbagai
material geologi serta fluida yang terkandung didalamnya. Sebagai contoh faktor yang ingin diketahui
adalah kekerasan mineral dan pertimbangannya abrasivitas maka didapat jenis batuannya yang
dominan silika.

Faktor skala massa mencakup distribusi material yang berbeda, zona pelapukan atau rezim
struktur yang berbeda sebagai strata atau instrusi. Fitur geologi struktur yang mengontrol faktor ini
termasuk lipatan, sesar, ketidakselarasan dan joints. Diskontinuitas mengontrol perilaku massa batuan
dan di beberapa tanah seperti kekuatan dan deformabilitas.

2. Faktor lingkungan
Faktor-faktor yang harus diperhatikan sangat bergantung pada alam, sensitivitas dan umur
suatu kontruksi serta konsekuensi kegagalannya (failure). Selain itu faktor lingkungan juga
memperhitungkan kondisi hidrogeologi, faktor biogenik, seismik dan sebagainya.

3. Faktor yang terkait dengan kontruksi

Faktor yang ketiga adalah interaksi kondisi geologi dan lingkungan dengan suatu kontruksi.
Penggalian akan menimbulkan perubahan tekanan dan perubahan air tanah yang perlu diatasi agar
tidak memiliki potensi yang membahayakan. Demikian pula dengan pembebanan dari suatu kontruksi
akan berpotensi meningkatkan tekanan air dalam waktu sementara.

Ada juga bahaya yang sangat khusus, contohnya terowongan yang dibuat dengan di gali atau
dengan ledakan akan memiliki bahaya yang berbeda. Maka dari itu diperlukan investigasi lapangan
yang sangat mendalam. Hal tersebut diharapkan untuk mengidentifikasi bahaya dan desain yang kuat
namun dengan biaya yang kecil.

Meskipun tidak dapat memberikan penjelasan yang detail, namun investigasi lapangan tetap harus
dilakukan dengan memerhatikan standar metode ISRM maupun yang lainnya. Investigasi lapangan
harus dapat menargetkan faktor-faktor yang penting untuk sebuah proyek, tidak membuang-buang
uang dan waktu untuk menguji aspek yang tidak relevan. Perlu adanya tinjaun tentang faktor
geoteknik.

Anda mungkin juga menyukai