Anda di halaman 1dari 31

KAJIAN ISLAM

1. Iman, Islam, Ihsan


2. Islam dan Sains
3. Islam dan Penegakan Hukum
4. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar
5. Fitnah Akhir Zaman

Disusun sebagai tugas testruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Ulya Rahmi


NIM : G1A020066
Fakultas & Prodi : MIPA/BIOLOGI
Semester : 1

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas ini
dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Pendidikan Agama Islam.

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW karena
atas perjuangan beliaulah kita semua dapat menikmati indahnya islam sampai saat ini.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos sebagai
dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam.

Besar harapan penulis semoga tugas ini akan memberi manfaat kepada para pembaca serta
penulis. Namun dalam tugas ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
mengaharapkan saran dan kritik dari dosen pengajar maupun para pembaca.

Penyusun, Mataram 12 Desember 2020

Nama Ulya Rahmi


NIM G1A020066

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. Iman, Islam, Ihsan 1
II. Islam dan Sains 6
III. Islam dan Penegakan Hukum 11
IV. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar 14
V. Fitnah Akhir Zaman 19
DAFTAR PUSTAKA 27

iii
I

ISLAM, IMAN, DAN IHSAN

A. Islam
Islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk,
patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah
SWT. Orang yang beragama Islam berarti ia pasrah dan tunduk patuh terhadap ajaran-
ajaran Islam. Seorang muslim berarti juga harus mampu menyelamatkan diri sendiri, juga
menyelamatkan orang lain. Tidak cukup selamat tetapi juga menyelamatkan..
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun
menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian: Pertama:
Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam
mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah
‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan
bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada
Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman
Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam :

‫ب أَسلَمت قَا َل ۖ أَسلِم َربُّه لَه قَا َل إِذ‬


ِ ‫العَالَمِينَ ل َِر‬
Artinya :
“(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia
menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah: 131]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman:

‫اْلس ََلم ّللاِ عِندَ ال ِدينَ ِإن‬ َ َ‫َاب أوتوا الذِينَ اختَل‬
ِ ۗ ‫ف َو َما‬ ِ ‫فَإِن ّللاِ ِبآ َيا‬
َ ‫ت َيكفر َو َمن ۗ َبينَهم َبغيًا العِلم َجا َءهم َما َبع ِد مِن ِإّل ال ِكت‬
‫ّللا‬
َ ‫س ِريع‬
َ ‫ب‬
ِ ‫سا‬
َ ِ‫الح‬
Artinya :
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.

1
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat
perhitungan-Nya.” [Ali ‘Imran: 19]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

ِ ‫الخَاس ِِرينَ مِنَ اْلخِ َرةِ فِي َوه َو مِنه يقبَ َل فَلَن دِينًا‬
‫اْلس ََل ِم غَي َر يَبت َغِ َو َمن‬
Artinya:
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]
Menurut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab rahimahulllah, definisi Islam
َ ‫وأَه ِل ِه ال ِشركِ مِنَ َوالبَ َرا َءة باِلطا‬.
adalah: َ‫ا ِْلسَلَم‬: َ‫ع ِة لَه َوا ِْلن ِقيَاد بِالتوحِ ي ِد للِ ا ِْلستِسَلَم‬ َ “Islam adalah
berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk dan patuh kepada-Nya
dengan ketaatan, dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan para pelakunya.” Kedua:
Apabila kata Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka yang dimaksud Islam
adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah yang dengannya terjaga diri dan hartanya , baik
dia meyakini Islam atau tidak. Sedangkan kata iman berkaitan dengan amal hati.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

ِ َ‫اْلي َمان َيدخ ِل َولَما أَسلَمنَا قولوا َو َٰلَكِن تؤمِنوا لم قل ۖ آ َمنا اْلَع َراب قَال‬
‫ت‬ ِ ‫َو َرسولَه ّللاَ تطِ يعوا َو ِإن ۖ قلو ِبكم فِي‬
‫رحِ يم غَفور ّللاَ إِن ۚ شَيئًا أَع َمالِكم ِمن يَلِتكم َّل‬
Artinya :

“Orang-orang Arab Badui berkata, ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah (kepada mereka),
‘Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum
masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang.’” (Al-Hujuraat: 14).

Islam datang ke bumi untuk membangun manusia dalam kedamaian dengan sikap
kepasrahan total kepada Allah SWT, sehingga seorang yang beragama Islam akan
mengutamakan kedaiaman pada diri sendiri maupun pada orang lain. Juga keselamatan diri
sendiri dan keselamatan orang lain.

2
Dalam sebuah hadits Nabi SAW dikatakan:
‫عنه‬
َ ‫اجر َمن َه َج َر َما نَ َهى ّللا‬
ِ ‫ َوالم َه‬،‫سانِ ِه َو َيدِه‬
َ ‫سل َِم المسلِمونَ مِن ِل‬
َ ‫المسلِم َمن‬

Artinya:

Seorang muslim itu yang menyelamatkan muslim yang lain dari perkataannya, dan dari
perbuatan tangannya, dan orang yang berhijrah adalah orang yang berhijrah dari sesuatu
yang dilarang Allah. (HR. Nasa’i).

B. Iman
Iman (Bahasa Arab: ‫ )اإليمان‬secara etimologis berarti 'percaya'. Definisi Iman
berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama
dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya,
disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut
dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap
hidup.

Rukun Iman ada 6 (enam), yaitu :

1. Iman kepada Allah: Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia
mengimani 4 hal:

 Mengimani adanya Allah.


 Mengimani Rububiyyah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan
mengatur alam semesta kecuali Allah.
 Mengimani Uluhiyyah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah
selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.
 Mengimani semua asma dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah
tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi
sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan
menyerupakanNya.
3
2. Iman kepada para malaikat Allah:

 Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan
tugas yang diberikan Allah kepada para malaikat.
 Jumlah malaikat tidak ada seorangpun yang tahu dan hanya Allah SWT yang
mengetahuinya
 Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya
 Orang islam wajib mengimani 10 malaikat yaitu:

3. Iman kepada kitab-kitab Allah:

 Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat
Allah.
 Mengimani bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT termasuk 4 (empat)
yaitu: Al-Qur’an, Taurat, Zabur, dan Injil

4. Iman kepada para rasul Allah: Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari
kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan
para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang
sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya
menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa
semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala.
Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak
kita ketahui namanya.
5. Iman kepada hari akhir: Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari
kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di surga atau neraka
6. Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk: Mengimani
kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh
makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka
melalui kehendak Ilahi.

4
C. Ihsan
Ihsan (Arab: ‫" ;احسان‬kesempurnaan" atau "terbaik") adalah seseorang yang
menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan
melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya Allah melihat
perbuatannya. Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia
mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain.
Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah dengan harta, ilmu, kedudukan dan
badannya.

Ihsan di dalam beribadah kepada Al-khaliq memiliki dua tingkatan

1. Ketika beribadah kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya, ini adalah ibadah dari
seseorang yang mengharapkan rahmat dan ampunan-Nya. Nama lain dari perbuatan ini
disebut Maqam al-Musyahadah (‫)مقام المشاهدة‬. Dan keadaan ini merupakan tingkatan ihsan
yang paling tinggi, karena dia berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan
kerinduan. Dia menuju dan berupaya mendekatkan diri kepada-Nya. Sikap seperti ini
membuat hatinya terang-benderang dengan cahaya iman dan merefleksikan pengetahuan
hati menjadi ilmu pengetahuan, sehingga yang abstrak menjadi nyata.
2. Jika kita tidak mampu beribadah seakan-akan kita melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihat kita, dan ini ibadah dari seseorang yang lari dari adzab dan
siksanya. Dan hal ini lebih rendah tingkatannya daripada tingkatan yang pertama, karena
sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi, takut akan hukuman. Sehingga, dari sini,
ulama salaf berpendapat bahwa, "Barangsiaa yang beramal atas dasar melihat Allah
Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang arif, sedang siapapun yang bermal karena
merasa diawasi Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia seorang yang ikhlas (mukhlis).

5
II
ISLAM DAN SAINS

A. Pendahuluan

Islam adalah agama kemaslahatan hidup bagi umat manusia. Mulai dari perbaikan
akhlak, cara beribadah, hingga upaya menjalani kehidupan di dunia ini sebagai bekal di
akhirat nanti.

Tak ada yang meragukan itu. Islam laksana cahaya yang senantiasa menyinari
umat manusia. Ia akan memberikan pencerahan dan kemudahan hidup. Tak heran, bila
Islam selalu dikaitkan dengan kegemilangan dan kejayaan.

Sepanjang sejarahnya, Islam telah hadir dengan beragam ilmu pengetahuan dan
melahirkan ribuan intelektual Muslim. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan,
memudahkan manusia dalam membangun peradaban dunia.

Sains atau ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi
adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih
canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.

Ilmu dalam pandangan Islam mempunyai peranan yang sangat besar, dan memiliki
kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah. Islam menyamakan pencarian ilmu
pengetahuan dengan Ibadah. Islam memandang sains dan teknologi terkait dengan konsep
tauhid , yaitu merupakan satu kesatuan dengan cabang pengetahuan lainnya. Rasulullah
pernah bersabda:

.ِ‫ط ِريقًا إِلَى ْال َجنَّة‬


َ ‫َّللاُ لَه ُ بِ ِه‬ َ ‫َمِس فِي ِه ع ِْل ًما‬
َّ ‫س َّه َل‬ ُ ‫ط ِريقًا يَ ْلت‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫َو َم ْن‬

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu , makan Allah akan mempermudahkan
jalan menuju surga” (HR. Muslim, no. 2699).

6
Islam tidak mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat
mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dalam bidang manapun. Termasuk sains
dan teknologi. Tidak ada pertentangan antara sain dan Al-quran justru Islam memiliki
kepedulian penuh terhadap umatnya supaya terus menggali potensi agar menjadi
peradaban yang maju.

Al-Qur’an merupakan inspirator yang berarti bahwa Al-Qur’an banyak terkandung


di dalamnya teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang,
berpikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta yang Allah ciptakan. Di
dalam alam semesta ini sangat banyak hal menarik yang bisa diselidiki, diteliti serta
dikembangkan. Dan dapat kita ketahui bahwa di dalam Al-Qur’an memuat segala
informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui maupun yang belum
diketahui.

B. Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan

Di zaman sekarang. bila kita amati banyak orang yang mencoba menafsirkan beberapa
ayat al-Qur’an dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan modern. Tujuan utamanya
adalah untuk menunjukkan mukjizat al-Qur’an sebagai sumber segala ilmu, dan untuk
menumbuhkan rasa bangga kaum muslimin karena telah memiliki kitab yang sempurna
ini.

Pandangan yang menganggap bahwa al-Qur’an sebagai sebuah sumber seluruh ilmu
pengetahuan ini bukanlah sesuatu yang baru, sebab kita mendapati banyak ulama besar
kaum muslimin terdahulu pun berpandangan demikian. Daiantaranya adalah Imamal-
Ghazali. Dalam bukunya “Ihya ‘Ulum Al-Din” beliau mengutip kata-kata Ibnu Mas’ud:
“Jika seseorang ingin memiliki pengetahuan msa lampau dan pengetahuan modern,
selayaknya dia merenungkan al-Qura’an”. Selanjutnya beliau menambahkan: “Ringkasan,
seluruh ilmu tercakup di dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah dan al-Qur’an adalah
penjelasan esensi, sifat-sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada batasan terhadap ilmu-ilmu
ini, dan di dalam al-Qur’an terdapat indikasi pertemuannnya (Al-Qur’an dan ilmu-ilmu)”.

7
Bahkan pada sebuah sumber yang dikutip oleh penulis, dijelaskan bahwa mukjizat
Islam yang paling utama ialah hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Surah pertama (al-
Alaq, ayat 1-5) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ialah nilai tauhid,
keutamaan pendidikan, dan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan diberikan
penekanan yang mendalam. Berikut firman Allah SWT yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemuhrah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 1-5)

Kata bacalah dalam ayat tersebut mengandung arti tentang perintah menuntut ilmu,
apalagi pada saat itu (awal kenabian), bangsa Arab sedang berada pada zaman jahiliyah
(zaman kebodohan).

Allah pernah berfirman yang artinya: “lakukanlah penelitian secara intensif mengenai
apa yang ada di langit dan di bumi” (surah Yunus ayat 101)

Di dalam al-Qur’an disebutkan tentang kejadian alam semesta, penciptaan mahkluk


hidup dan berbagai jenis proses alamiah lainnya. Meskipun al-Qur’an bukan buku
pelajaran seperti fisika, matematika, biologi, astronomi, dan lain sebagainya. Selain itu al-
Qur’an juga banyak mengandung ayat tentang teknologi. Sebagai contoh:

Artinya: “Dan setelah kami ajarkan kepada Daud pembuatan baja dan perisai (dari besi)
untuk kamu, untuk memelihara kamu dalam peperangan maka pakah kamu tidak
bersyukur ( dan telah kami tundukkan ) bagi Sulaiman angin yang kencang tiupannya
yang berhembus ke negeri yang Allah berkati dan kami maha mengetahui tentang segala
sesuatu” (al-Anbiya ayat 80-81)

Di dalam ayat pertama dinyatakan bahwa nabi Daud diberitahu oleh Allah SWT,
tentang pembuatan baju perlindungan dari besi yang dapat dipakai dalam peperangan jadi
ia diberi ilmu tentang pembuatannya. Pada ayat kedua Allah SWT memberitahu tentang
pemanfaatan tenaga angin sehingga ia dapat melayang dengan cepat ke negeri

8
disekitarnya sekehendak hatinya, seolah-olah ia dapat memerintah angin itu, Jadi belia
mendapatkan teknologi pengendalian tenaga angin. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
kecanggihan teknologi kurun iini, secara bertahap tapi pasti membuktikan bahwa ayat –
ayat al-Qur’an itu benar dan mengagumkan.

C. Al-Qur’an sebagai puncak tertinggi sains dan teknologi

Dari masa kemasa sains dan teknologi berkembang pesat. Jika sains diakitkan dengan
fenomena alam, maka dalam al-Qur’an lebih dari 750 ayat menjelaskan tentang fenomena
alam. Salah satunya ada pada surah Luqman, ayat 10. Yang artinya:

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperk embangbiakkan segala macam jenis mahkluk bergerak yang bernyawa di bumi.
Dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam
tumbuh-tumbuhan yang baik.”

Dalam ayat tersebut, menjelaskan tentang betapa besarnya kekuasaan Allah SWT
dalam menciptakan mahluk-mahlukNya. Tidak henti sampai disitu, kita juga
diperintahkan untuk mempelajarinya.

Seperti yang kita ketahui banyak para ilmuwan yang melakukan berbagai penelitian.
Namun ternyata penelitian yang dijalankan oleh para ilmuwan beberapanya sudah ada
dalam al-qur’an. Berikut ini beberapa peneliatian atau temuan menakjubkan yang sudah
dijelaskan dalam al-Qur’an:

1. Teori Big bang

َ‫ض كَانَت َا َرتقًا فَفَت َق َٰنه َم ۗا َو َج َعلنَا مِنَ ال َم ۤاءِ كل شَيءٍ َح ۗي ٍ اَفَ ََل يؤمِنون‬ ِ ‫ا َ َولَم َي َر الذِينَ َكفَر ْٓوا اَن السمَٰ َٰو‬
َ ‫ت َواّلَر‬

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulu menyatu dan kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak
beriman?” (QS. Al-anbiya:30).
9
Ayat diatas berhubungan dengan teori Big bang yang membahas mengenai
terbentuknya alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta
merupakan satu kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan-
pecahan dan meluas. Teori Big bang ini merupakan teori yang paling diakui di era modern
saat ini.

Kesesuaian antara al-Qur’an dengan Teori Bing bang adalah suatu hal yang tidak
dapat dielakkan lagi. Hal ini sudah dijelaskan Allah dalam al-Qur’an 1.400 tahun yang
lalu.

2. Bertemunya dua lautan

ِ َ‫ان بَينَه َما بَرزَ خ َّل يَب ِغي‬


‫ان‬ ِ َ‫َم َر َج البَح َري ِن يَلت َ ِقي‬

Artinya: “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara
keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS. Ar-Rahman: 19-20)

Karena ayat ini, seorang ahli oceanographer bernama Jacques Yves Costeau
menjadi seorang mualaf. Sebelumnya, saat sedang melakukan eksplorasi dawah laut, tiba-
tiba ia menemukan sesuatu yang janggal. Ia menemukan beberapa kumpulan mata air tawar
yang tidak tercampur dengan air laut. Seolah ada dinding membrane yang membatasi
keduanya.

Kemudian, pada suatu hari Costeau bertemu dengan seorang professor muslim dan
menceritakan kejanggalan yang ia temukan. Mendengar cerita Costeau, professor

10
III
ISLAM DAN PENEGAKAN HUKUM
A. Pendahuluan
Hukum bertujuan untuk mengatur dan menata kehidupan masyarakat agar lebih
baik. Tanpa hukum kehidupan manusia berantakan dan tidak teratur: orang kuat dan
berani akan seenaknya memperbudak yang lemah, seperti halnya hukum rimba, siapa
berani dia yang menjadi raja.

Maka dari itu, Islam memberikan rambu-rambu hukum dan kode etik kepada
umatnya supaya tidak terjadinya kezaliman dan ketidakadilan. Setiap orang harus
diberlakukan adil dan setara di hadapan hukum. Tidak ada perbedaan kaya dan miskin,
kuat dan lemah, pintar dan bodoh, pada saat proses pengadilan. Semuanya harus
diberlakukan sama.

Berbagai masalah hukum, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, pungutan liar,
penistaan agama, hingga korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) datang silih berganti.
Diperlukan kecepatan dalam menyelesaikannya. Jika lamban, satu masalah belum selesai
maka akan tumbuh masalah baru yang lebih banyak dan pelik.Penegakan supremasi
hukum adalah keniscayaan. Tegaknya supremasi hukum akan melahirkan suatu
kepastian. Kepastian tentang yang benar (al-haq) dan mana yang salah (al-bathil).

Dari penglihatan sehari-hari, sering kali terpinggirkan. Persoalan ditangani secara


berlebihan. Persoalan yang seharusnya diselesaikan menurut ukurannya, malah menjadi
lebar dan luass hanya karena tidak mampu menempatkan persoalan secara proporsional.
Keadilan menuntut kejujuran dan objektivitas, artinya tidak berpihak kecuali
kepada kebenaran dan rasa keadilan itu sendiri. Berkaitan dengan penegak hukum agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.

B. Pesan Rasulullah Untuk Penegak Hukum


Hukum harus ditegakkan sesuai dengan aturan yang berlaku di sebuah negara.
Tidak boleh ditambahi dan dikurangi sesuai keinginan pribadi ataupun pesanan dari
orang lain. Pada zaman Rasulullah, sebagaimana dikisahkan ‘Aisyah, pernah terbesik

11
dalam hati sahabat untuk mengurangi hukuman seorang pencuri yang berasal dari
keturunan terhormat. Pencurinya adalah perempuan dari Bani Makhzum.

Sahabat kebingungan menghadapi kasus ini. Mereka berunding untuk mengadu


kepada Rasul SAW sembari meminta hukumannya dikurangi. Akan tetapi, di antara
mereka tidak ada yang berani mengutarakan hal itu langsung kepada Rasulullah SAW.
Sehingga akhirnya, Usamah Ibn Zaid diminta untuk mengadukan kasus ini dikarenakan
ia orang terdekat Rasulullah SAW. Mendengar laporan tersebut, Rasulullah SAW marah
dan mengatakan di hadapan orang banyak:

‫الناس أيها يا‬، ‫تركواه الشريف فيهم سرق إذا كانوا أنهم قبلكم من الذين هلك إنما‬، ‫أقاموا الضعيف فيهم سرق وإذا‬
‫الحد عليه‬. ‫هللا وايم‬، ‫سرقت محمد بنت فاطمة أن لو‬، ‫يده لقطعت‬

Artinya:

“Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian


adalah, apabila seorang bangsawan mencuri, mereka biarkan, tetapi bila ada orang lemah
dan miskin mencuri, mereka tegakkan hukuman kepadanya. Demi Allah, andaikan
Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya”. (HR: Ibnu majah).

Ini merupakan bentuk ketegasan Rasulullah SAW. Beliau tidak takut menerapkan
hukum kepada siapapun, baik kaya maupun miskin. Sebab tanda kehancuran suatu
kaum adalah hukum tidak ditegakkan. Sebagai negara hukum, mestinya hukum di
Indonesia harus ditegakkan oleh pemerintah, dalam hal ini kepolisian dan lain-lain,
seadil-adilnya. Hukum tidak boleh tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Jangan biarkan
lagi masyarakat sipil main hukum dan menindas seenaknya. Memimjam kata Gus Dur,
jangan menjadi bangsa penakut, lantaran tidak mau menghukum yang salah.

Keadilan menuntut kejujuran dan objektivitas, artinya tidak berpihak kecuali


kepada kebenaran dan rasa keadilan itu sendiri. Berkaitan dengan penegakan hukum,
Rasulullah SAW berpesan secara khusus kepada penegak hukum agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.

Pertama, memutuskan perkara secara adil. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa

12
yang menjadi hakim lalu menghukumi dengan adil, niscaya ia akan dijauhkan dari
keburukan." (HR Tirmidzi).

Kedua, tipologi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Hakim itu ada tiga, dua di neraka
dan satu di surga. Seseorang yang menghukumi secara tidak benar, padahal ia
mengetahui mana yang benar maka ia masuk neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu
menghancurkan hak-hak manusia maka ia masuk neraka. Dan, seorang hakim yang
menghukumi dengan benar maka ia masuk surga." (HR Tirmidzi).

Ketiga, tidak meminta jabatan hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
mengharap menjadi seorang hakim maka (tugas dan tanggung jawab) akan dibebankan
kepada dirinya. Dan barang siapa tidak menginginkannya maka Allah akan
menurunkan malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran." (HR
Tirmidzi).

Keempat, jangan silau menjadi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang
diberi jabatan hakim atau diberi kewenangan untuk memutuskan suatu hukum di antara
manusia, sungguh ia telah dibunuh tanpa menggunakan pisau." (HR Tirmidzi).

13
IV
KEWAJIBAN MENEGAKKAN AMAR MAKRUF NAHI MUNKAR

A. Pendahuluan
Amar makruf nahi mungkar (bahasa Arab: ‫األمر بالمعروف والنهي عن المنكر‬, al-amr
bilmaʿrūf wannahy ʿanilmunkar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang berisi
perintah menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Dalam ilmu fikih klasik,
perintah ini dianggap wajib bagi kaum Muslim. "Amar makruf nahi mungkar" telah
dilembagakan di beberapa negara, contohnya adalah di Arab Saudi yang
memiliki Komite Amar Makruf Nahi Mungkar (Haiʾat al-amr bilmaʿrūf wannahy
ʿanilmunkar). Di kekhalifahan-kekhalifahan sebelumnya, orang yang ditugaskan
menjalankan perintah ini disebut muhtasib. Sementara itu, di Barat, orang-orang yang
mencoba melakukan amar makruf nahi mungkar disebut polisi syariah.

Dalil amar ma'ruf nahi munkar adalah pada surah Luqman, yang artinya berbunyi
sebagai berikut:

“Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
laranglah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Luqman 17)

Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan
(kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal
membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah
selemah-lemahnya iman seorang mukmin.

B. Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar


Keberadaan manusia di muka bumi mempunyai tanggung jawab yang sangat
besar. Terlebih, dia menjelaskan, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-
Baqarah ayat 30 bahwa ma nusia di dunia sebagai khalifah di bumi.

14
Menurut Qadli Iyadh, hadis itu terkait dengan sifat-sifat seseorang tatkala
mengubah kemunkaran. Orang yang hendak mengubah kemungkaran berhak
mengubahnya dengan berbagai cara yang dapat melenyapkan kemungkaran tersebut,
baik melalui perkataan maupun perbuatan (tangan). Jika seseorang memiliki dugaan kuat
(yakni jika diubah dengan tangan akan muncul kemungkaran yang lebih besar lagi,
seperti menyebabkan risiko akan dibunuh atau orang lain bakal terbunuh karena
perbuatannya), cukuplah mengubah kemungkaran itu dilakukan dengan lisan; diberi
nasihat dan peringatan. Jika ia merasa khawatir bahwa ucapannya itu bisa berakibat pada
risiko yang sama, cukuplah diingkari dengan hati. Itulah maksud hadis tersebut (An-
Nawawi, Syarh Shahîh Muslim, jilid II/25).
Berdasarkan hal ini, seseorang yang mampu mengubah kemungkaran. Yang
dimaksud dengan mengubah kemungkaran melalui hati adalah menasihati pelaku
kemungkaran, kemudian (jika hal itu dilakukan, atau tidak mampu dilakukan karena
adanya risiko kemungkaran yang lebih besar) memutuskan hubungannya dengan
kemungkaran dan pelakunya melalui tindakan: tidak duduk bersama-sama pelaku yang
tengah melaksanakan kezaliman atau tindakan mungkar; tidak minum-minum (khamar)
bersama-sama; tidak makan-makan (makanan yang haram) secara bersama-sama dengan
pelaku, tidak melayani/memfasilitasi dan mendorong mereka melakukan kemungkaran;
dan sebagainya.

 Syarat dan Etika Beramal Ma’ruf Nahi Mungkar

Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan kita agar kita beribadah dan menjalankan
ketaatan kepada-Nya sebaik mungkin. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“(Dialah) yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (al-Mulk: 2)

Amar ma’ruf nahi mungkar adalah ibadah, ketaatan, dan amal saleh. Karena itu,
harus dilakukan dengan benar dan penuh keikhlasan agar menjadi amalan saleh yang
diterima. Al-Imam Fudhail Ibnu Iyadh rahimahullah mengemukakan bahwa suatu
amalan meskipun benar tidak akan diterima jika tidak ada keikhlasan, begitu pun
sebaliknya. Keikhlasan berarti semata-mata karena Allah subhanahu wa ta’ala,

15
sedangkan kebenaran berarti harus berada di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
Para penegak amar ma’ruf nahi mungkar hendaknya memerhatikan dan memenuhi
beberapa syarat berikut.

Syarat pertama: Ilmu dan pemahaman sebelum memerintah dan melarang.


Apabila tidak ada ilmu, dapat dipastikan yang ada adalah kebodohan dan kecenderungan
mengikuti hawa nafsu. Padahal siapa saja yang beribadah kepada Allah subhanahu wa
ta’ala tanpa ilmu, maka kerusakan yang diakibatkannya jauh lebih dominan daripada
kebaikan yang diharapkan.
Dalam kaitannya dengan amar ma’ruf nahi mungkar, ilmu yang harus dimiliki
meliputi tiga hal, antara lain: Mengetahui yang ma’ruf dan yang mungkar serta dapat
membedakan antara keduanya; Mengetahui dan memahami keadaan objek yang menjadi
sasarannya; serta mengetahui dan menguasai metode atau langkah yang tepat dan terbaik
sesuai dengan petunjuk jalan yang lurus (ketentuan syariat). Tujuan utamanya adalah
supaya tercapai maksud yang diinginkan dari proses amar ma’ruf nahi mungkar dan tidak
menimbulkan kemungkaran yang lain.

Syarat kedua: Lemah lembut dalam beramar ma’ruf dan bernahi mungkar.
Penyambutan yang baik, penerimaan, dan kepatuhan adalah harapan yang tidak mustahil
apabila proses amar ma’ruf nahi mungkar selalu dihiasi oleh kelembutan.Bukankah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyatakan dalam sabdanya:

“Sesungguhnya Allah Mahalembut dan menyukai sikap lemah lembut dalam tiap urusan.
Allah subhanahu wa ta’ala akan memberikan kepada sikap lemah lembut sesuatu yang
tidak akan diberikan kepada sikap kaku atau kasar dan Allah subhanahu wa ta’ala akan
memberikan apa-apa yang tidak diberikan kepada selainnya.” (HR. Muslim “Fadhlu ar-
Rifq” no. 4697, Abu Dawud “Fi ar-Rifq” no. 4173, Ahmad no. 614, 663, 674, dan 688,
dan ad-Darimi “Bab Fi ar-Rifq” no. 2673)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya:

16
“Tidaklah sikap lemah lembut itu ada dalam sesuatu, melainkan akan menghiasinya, dan
tidaklah sikap lemah lembut itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan
menghinakannya.” (HR. Muslim no. 4698, Abu Dawud no. 2119, dan Ahmad no. 23171,
23664, 23791)

Al-Imam Sufyan ibnu Uyainah rahimahullah mengatakan, “Tidak boleh beramar


ma’ruf dan bernahi mungkar selain orang yang memiliki tiga sifat: lemah lembut,
bersikap adil (proporsional), dan berilmu yang baik.”
Termasuk sikap lemah lembut apabila senantiasa memerhatikan kehormatan dan
perasaan manusia. Oleh karena itu, dalam beramar ma’ruf nahi mungkar hendaknya
mengedepankan kelembutan dan tidak menyebarluaskan aib atau kejelekan. Kecuali,
mereka yang cenderung senang dan bangga untuk menampakkan aibnya sendiri dengan
melakukan kemungkaran dan kemaksiatan secara terang-terangan. Sebab itu, tidak
mengapa untuk mencegahnya dengan cara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.

Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Siapa yang menasihati saudaranya


dengan sembunyi-sembunyi, sungguh ia benar-benar telah menasihatinya dan
menghiasinya. Siapa yang menasihati saudaranya dengan terang-terangan (di depan
khalayak umum), sungguh ia telah mencemarkannya dan menghinakannya.” (Syarh
Shahih Muslim)
Syarat ketiga: Tenang dan sabar menghadapi kemungkinan adanya gangguan setelah
beramar ma’ruf nahi mungkar.
Gangguan seolah-olah menjadi suatu kemestian bagi para penegak amar ma’ruf nahi
mungkar. Oleh karena itu, jika tidak memiliki ketenangan dan kesabaran, tentu
kerusakan yang ditimbulkannya jauh lebih besar daripada kebaikan yang diinginkan.

Al-Imam ar-Razi rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang beramar ma’ruf


nahi mungkar itu akan mendapat gangguan, maka urusannya adalah bersabar.
Al-Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga mengemukakan bahwa para rasul adalah
pemimpin bagi para penegak amar ma’ruf nahi mungkar. Allah subhanahu wa
ta’ala telah memerintah mereka semua agar bersabar, seperti firman-Nya:

17
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang
memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk
mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, merasa seolah-olah tinggal (di
dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak
ada yang dibinasakan, selain kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah subhanahu wa
ta’ala).” (al-Ahqaf: 35)
“Dan karena Rabbmu, bersabarlah!” (al-Mudatstsir: 7)

“Dan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Rabbmu, karena sesungguhnya


engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu
ketika engkau bangun.” (at-Thur: 48)

Allah subhanahu wa ta’ala juga menyebutkan wasiat Luqman kepada putranya


dalam firman-Nya:
“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Luqman: 17)

Seseorang yang beramar ma’ruf nahi mungkar berarti telah memosisikan dirinya
sebagai penyampai kebenaran. Padahal tidak setiap orang ridha dan suka dengan
kebenaran. Oleh karena itu, ia pasti akan mendapat gangguan, dan itu menjadi cobaan
serta ujian baginya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:


“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan,
‘Kami telah beriman’, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-
orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti
mengetahui orang-orang yang dusta.” (al-‘Ankabut: 2—3).

18
V

FITNAH AKHIR ZAMAN

A. Pendahuluan

Hari kiamat pasti terjadi. Hanya saja, kapankah peristiwa itu akan
berlangsung? Allah SWT sajalah yang mengetahui. Tak ada satu pun makhluk di
alam semesta, termasuk malaikat, yang mampu memprediksikan waktu kiamat.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW yang menjadi kekasih-Nya pun tidak diberi
informasi yang jelas.

Hal tersebut ditegaskan Allah dalam Surat al-A’raf ayat 187.

‫ض‬ ِۗ ِ ‫اْل ار‬َ ‫ت َو ا‬


ِ ‫سمٰ ٰو‬ َّ ‫ت فِى ال‬ ‫ع ِة اَيَّانَ ُم ارسٰ ى َه ِۗا قُ ال اِنَّ َما ع اِل ُم َها ِع ان َد َر ِب ْۚ اي َْل يُ َج ِل اي َها ل َِو اقتِ َها ٓ ا َِّْل ه َۘ َُو ثَقُلَ ا‬ َ َ‫يَساـَٔلُ اونَك‬
َ ‫ع ِن السَّا‬
َ‫اس َْل َي اعلَ ُم اون‬ ِ ‫ّللا َو ٰلك َِّن ا َ اكث َ َر ال َّن‬
ِ ٰ ‫عِل ُم َها ِع ان َد‬ ‫ي َع ان َه ِۗا قُ ال اِنَّ َما ا‬ ٌّ ‫َْل ت َأاتِ ايكُ ام ا َِّْل َب اغت َ ًة ِۗ َيساـَٔلُ اونَكَ َكاَنَّكَ َح ِف‬

Artinya :

“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat, kapankah


terjadinya? Katakanlah sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat hanya ada pada
sisi Tuhanku. Tiada seorang pun yang mengetahui waktu kedatangannya selain
Dia.”

Tidak dapat dimungkiri bahwa kita saat ini hidup di akhir zaman. Berbagai
peristiwa telah mengisyaratkan bahwa bumi semakin tua. Cuaca semakin tidak
menentu dan sulit diprediksi. Berbagai bencana, seperti gempa bumi, gunung
meletus, badai, dan banjir kerap terjadi di berbagai penjuru dunia.

Ini ditambah dengan gejala pemanasan global (global warming) yang makin
mengkhawatirkan. Dalam kehidupan sosial, berbagai kejadian memilukan juga
sering terjadi akhir-akhir ini. Misalnya pembunuhan, pemerkosaan, perang saudara,
korupsi, dan berbagai bentuk kebejatan moral lainnya. Hal tersebut melanda di

19
berbagai penjuru dunia. Banyak yang mengatakan berbagai kejadian tersebut
merupakan pertanda kiamat sudah dekat.

Dan memang, meskipun kiamat adalah suatu rahasia besar, tapi Allah
memberikan sejumlah isyarat atau tanda kepada manusia bahwa saatnya telah
dekat. Butuh kepekaan hati untuk bisa membaca tanda-tanda tersebut. Buku karya
ulama besar Ibu Katsir ini mengungkap banyak hal tentang kiamat. Antara lain,
tentang tanda-tanda kedatangannya.

B. Tanda-tanda Fitnah akhir zaman

Meskipun tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat itu akan datang
kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Setiap umat Islam tentunya harus mengimani hari akhir atau


hari kiamat tersebut karena pada hari tersebut manusia yang sudah mati akan
dibangkitkan kembali dan dihisab amal perbuatannya. Meskipun tidak ada
seorangpun yang tahu kapan akan datang hari kiamat ada beberapa hal yang
menandai bahwa manusia saat ini tengah berada di akhir zaman atau yang dikenal
dengan sebutan Asyrath as saah dan kejadian tersebut terjadi sekali maupun
berulang-ulang. Berikut ini beberapa tanda-tanda kiamat yaitu:

1. Munculnya Imam Mahdi

Kemunculan Imam Mahdi menjadi salah satu tanda datangnya akhir zaman. Hal
ini seusia dengan hadits riwayat Al Hakim, Rasulullah SAW bersabda,

"Imam Mahdi akan keluar di akhir umatku. Allah akan menurunkan hujan, akan
menumbuhkan tanaman di muka bumi, harta akan dibagi secara merata. Binatang
ternak akan semakin banyak, begitu juga umat akan bertambah besar. Imam
Mahdi hidup selama 7 atau 8 tahun."

20
2. Dajjal

Fitnah dajjal adalah fitnah terbesar yang akan melanda dunia menjelang
kiamat. Kemunculannya akan memporak–poranda bumi dan seisinya karena
seluruh penjuru negeri dapat dikunjungi dajjal kecuali Makkah dan Madinah.
Manusia bisa menghindari fitnah akbar dengan berpegang pada janji Allah.
Dajjal akan menebar ancaman dan pengaruh agar manusia tunduk kepadanya dan
mengadaikan imannya. Untuk mempengaruhi manusia, dajjal akan menggunakan
kekuatannya, menghidupkan orang mati, menurunkan hujan, memberikan
kesuburan pada tanaman.

Dari Samurah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam


khotbahnya sewaktu terjadi gerhana matahari, “Demi Allah! Kiamat tidak akan
terjadi hingga muncul 30 orang pendusta, yang diakhiri oleh pendusta bermata
satu (Dajjal).” (HR. Ahmad)

3. Nabi Isa AS Memimpin Dunia

Dalam Al Quran surat An Nisa ayat 159, Allah SWT berfirman bahwasanya Nabi
Isa akan muncul di dunia dan menjadi saksi bagi atas umat manusia

Arab: ‫ش ِهيد ًۚا‬


َ ‫علَي ِهم‬ ِ ‫َواِن مِن اَه ِل ال ِك َٰت‬
َ ‫ب اِّل لَيؤمِ نَن بِ ٖه قَب َل َموت ِٖه َۚويَو َم ال ِق َٰي َم ِة يَكون‬

Latin: wa im min ahlil-kitābi illā layu`minanna bihī qabla mautih, wa yaumal-


qiyāmati yakụnu 'alaihim syahīdā

Artinya: Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman
kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan
menjadi saksi mereka.

4. Ya'juj dan Ma'juj

Dalam Quran surat Al Kahfi ayat 94, Allah SWT berfirman mengenai Ya'juj dan
Ma'juj, yakni kaum yang menjadi perusak di bumi.

21
Arab: ‫ض فَ َهل نَج َعل لَكَ خَر ًجا َع َٰلْٓى اَن ت َج َع َل‬ َ ‫قَالوا َٰيذَا القَرنَي ِن اِن َيأجو َج َو َمأجو َج مفسِدونَ فِى‬
ِ ‫اّلر‬
‫سدًّا‬
َ ‫َبينَنَا َو َبينَهم‬

Latin: qālụ yā żal-qarnaini inna ya`jụja wa ma`jụja mufsidụna fil-arḍi fa hal


naj'alu laka kharjan 'alā an taj'ala bainanā wa bainahum saddā

Artinya: Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu
(makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu
imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?"

5. Matahari Terbit dari Arah Barat

Matahari terbit dari arah Barat menjadi salah satu tanda-tanda kiamat kubra atau
besar. Dalam hadist Abu Dawud serta Ibnu Majah, dari Abdullah bin Amr, dia
berkata, aku hafal dari Rasulullah sabda beliau,

"Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang Kiamat) ialah


terbitnya matahari dari Barat dan munculnya binatang melata menemui manusia
pada waktu Dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak
lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi."

6. Daabbah (Binatang Melata)

Kemunculan binatang melata disebutkan dalam hadist yang sama dengan


terbitnya matahari dari arah Barat. Namun, tidak diketahui mana yang duluan
akan terjadi, apakah kemunculan binatang melata atau matahari dari Barat.

7. Kabut dan Angin Berhembus

Dalam Quran surat Ad Dukhan, Allah SWT bersabda mengenai kemunculan


kabut yang menjadi peringatan akan datangnya hari kiamat.

ٍ ‫فَارتَقِب يَو َم ت َأتِى الس َم ۤاء بِدخ‬


Arab: ‫َان ُّمبِي ٍن‬

Latin: fartaqib yauma ta`tis-samā`u bidukhānim mubīn

22
Artinya: Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak
jelas,

8. Munculnya Api

Berdasarkan hadits riwayat Muslim, kemunculan api menjadi tanda tanda kiamat.
Bahkan, api tersebut membawa manusia menuju tempat berkumpul.

"Dan yang terakhirnya adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring manusia
ke tempat mereka berkumpul."

9. Terjadinya Gempa

Gempa di muka bumi saat hari kiamat dijelaskan dalam Al Quran surat Al Hajj
ayat 1 yang berbunyi

Arab: ‫عظِ يم‬ َ ‫َٰيْٓاَيُّ َها الناس اتقوا َربك ۚم اِن زَ لزَ لَةَ السا‬
َ ‫ع ِة شَيء‬

Latin: yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakum, inna zalzalatas-sā'ati syai`un 'aẓīm

Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan


(hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar.

10. Kehancuran Kakbah

Tanda-tanda kiamat yang terakhir adalah hancurnya Kakbah. Hal itu sesuai dalam
hadits riwayat Hakim dan Abu Ya'la, oleh Abu Sa'id Al Khudri RA,

"Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Kakbah ini tidak lagi didatangi orang
untuk menunaikan ibadah haji."

Dalam hadits riwayat Muslim dan Bukhari, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah
SAW bersabda, "Kakbah diruntuhkan oleh Dzu Suwaiqatain dari Habasyah."

23
C. Melindungi Diri Dari Fitnah Akhir Zaman

Fitnah Dajjal akan menjadi ujian terbesar yang dihadapi manusia di muka
bumi.Bahkan, Allah SWT dan para nabi utusannya berkali-kali memperingatkan
soal kemunculan Dajjal di akhir zaman nanti.Nabi Muhammad bersabda:
"Tidaklah diutus seorang nabi, melainkan dia mengingatkan kaumnya tentang si
buta sebelah, sang pendusta. Ketahuilah Dajjal itu buta sebelah dan Tuhan kalian
tidak buta sebelah. Diantara dua matanya tertulis: Kafir".Peringatan tersebut tidak
boleh dianggap sepele dan dibiarkan begitu saja, melainkan harus menjadi
pengingat agar kita selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.

Adapun ciri–ciri dajjal dari ‘Ubadah bin ash–Shamit, ia berkata bahwa


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Dajjal adalah
seorang laki–laki pendek, berkaki bengkok, keriting, buta sebelah mata, terhapus
mata, tidak menonjol dan tidak bermata cekung. Jika disamarkan kepadamu,
maka ketahuilah bahwa Rabb kamu tidak buta sebelah matanya.” (HR. Ahmad
dan Abu Daud)

Para ulama berpendapat bahwa tidaklah seorang Nabi di mana pun berada
dari zaman Nabi Adam ‘alaihis salam hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, semuanya sudah memperingatkan bahayanya fitnah dajjal.

Dari Anas bin Malik dalam kitab Muslim bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak setiap makhluk itu dari zaman Nabi Adam
sampai akhir zaman, fitnah yang terbesar yaitu fitnah dajjal.”.

Pendakwah Habib Muhammad Syahab dalam program Cahaya Hati di iNews TV


menjelaskan beberaoa cara untuk menghindari fitnah dajjal yaitu :

1. Berpegang teguh dengan Nabi Muhammad


Dikisahkan, ketika Nabi Muhammad sedang duduk bersama sahabat –
sahabatnya yang sedang berbincang mengenai dajjal. Lalu, seorang sahabat
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang bagaimana
cara untuk menghindari fitnah Dajjal.

24
Kemudian, Rasulullah mengatakan, “Berpegang teguhlah kepada ajaran
Allah. Dajjal berada di Bumi selama 40 hari yang dimana satu hari terasa seperti
satu tahun dan dalam sehari ia bisa ke seluruh penjuru dunia kecuali Mekah dan
Madinah. Kecepatan ia dalam mengunjungi seluruh penjuru bumi bagaikan hujan
yang lebat kemudian dihembuskan oleh angin.”

Ada seorang mukmin yang datang kepada Dajjal dan mengatakan dengan
keras, “Saya ingin bertemu Dajjal musuhnya Allah dan saya ingin bertemu penipu
penyihir ini!” Maka bala tentara Dajjal berkata kepada orang tersebut, “Buat apa
engkau ingin menemui Tuhan kami, mengapa engkau tidak beriman kepada
Tuhan kami?” Maka dia dipukuli oleh bala tentara Dajjal di punggungnya,
lututnya, dan semua anggota badannya.

Setelah dipukuli dan diikat, barulah bala tentara membawa dirinya kepada
Dajjal. Lalu orang mukmin tersebut berteriak, “Jangan kalian ikuti!” Kemudian
Dajjal marah dan mereka menggergaji mukmin dari kepalanya hingga terbelah.
Lalu badannya dipisahkan dan Dajjal melewati tubuh mayit mukmin tersebut dan
menghidupkannya kembali dan berkata, “Bangkitlah engkau.”

Dengan sihirnya dajjal, tubuh mukmin tersebut bersatu kembali.


“Bagaimana, apakah engkau sudah beriman kepadaku?” kata Dajjal. “Aku
semakin yakin bahwa kau ini bukan Tuhan,” kata mukmin tersebut.

Kemudian ketika Dajjal hendak menggergajinya lagi, Allah kirimkan besi


seperti tembaga sehingga Dajjal tidak bisa memotongnya lagi. Karena tidak
berhasil, maka Dajjal mengambil kaki mukmin tersebut dan melemparnya ke
Neraka kata para pengikutnya. Tetapi tidak, apa yang dilakukan Dajjal adalah
kebalikan bagi umat muslim maka Allah menempatkannya di Surga.

2. Baca doa setelah tasyahud akhir sebelum salam


Setelah membaca tasyahud akhir, sebelum salam berdoalah untuk
meminta perlindungan dari fitnah dajjal.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,

25
‫ َواَعو ذ ِبكَ مِن فِتنَ ِة ال َمح َيا‬، ‫ح الد جال‬ ِ ‫عذَا‬
ِ ‫ َواَعو ذ ِبكَ مِن فِتنَ ِة ال َمسِي‬، ‫ب القَب ِر‬ َ ‫اَللهم ِإنِي اَعوذ ِبكَ مِن‬
‫ اَللهم ِإنِي اَعوذ ِبكَ مِن ال َما ث َ َم َوال َمغ َر ِم‬. ‫ت‬ِ ‫وال َم َما‬.َ

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur,
aku berlindung kepada-Mu dari fitnah al - Masih Dajjal, aku berlindung kepada-
Mu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan kerugian." (HR. Bukhari dan
Muslim).

3. Jangan sampai bertemu dengannya


Karena besarnya fitnah Dajjal, maka menghindarlah darinya. Jika ia hadir
ke dalam suatu negeri maka pergilah menjauh.

Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang mendengar keberadaan Dajjal,


hendaknya dia menjauh darinya. Sungguh demi Allah ! Ada seorang
mendatanginya dalam keadaan dia mengira bahwasanya dia itu beriman, namun
pada akhirnya dia malah menjadi pengikutnya, disebabkan syubhat–syubhat yang
dia sampaikan.” (HR. Ahmad)

Dalam hadis lain, Nabi menerangkan, “Sungguh orang – orang saat Dajjal
keluar nanti akan melarikan diri menghindari darinya, sampai ke gunung–
gunung.” (HR. Muslim)

4. Bacalah Surah al–Kahfi


Memasuki Jumat, dianjurkan untuk melakukan amalan–amalan sunah
sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Salah satunya membaca Surat al–
Kahfi yang dapat menyinari manusia pada dua jumat dan melindungi diri dari
fitnah Dajjal.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang hafal


sepuluh ayat dari permulaan Surah Al–Kahfi niscaya ia dipelihara dari Dajjal.”

Dalam hadis lain disebutkan, Barangsiapa yang menemuinya dari kamu,


maka hendaklah ia membaca pembuka Surah Al–Kahfi.” (HR. Muslim nomor
8009 dan nomor 2937).

26
DAFTAR PUSTAKA

https://almanhaj.or.id/3192-pengertian-islam-dan-tingkatannya.html
https://media.neliti.com/media/publications/225319-al-quran-dan-ilmu-pengetahuan-

86bc1365.pdf

https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi

https://www.republika.co.id/berita/islampedia/ilmuwan/19/02/01/plokyw313-landasan-

agama-dalam-pengembangan-sains-islam-seperti-apa

https://palembang.tribunnews.com/2020/03/18/penelitiannya-terjawab-dalam-al-quran-

10-ilmuwan-ini-langsung-bersyahadat-masuk-islam-takjub?page=all

https://id.wikipedia.org/wiki/Ihsan

https://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman

https://id.wikipedia.org/wiki/Amar_makruf_nahi_mungkar

https://republika.co.id/berita/peojie313/menegakkan-amar-makruf-nahi-mungkar

https://asysyariah.com/kewajiban-amar-maruf-nahi-mungkar-2/

https://islam.nu.or.id/post/read/74591/ini-nasihat-rasulullah-kepada-penegak-hukum

https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/11/25/oh6pth313-4-pesan-

rasulullah-untuk-penegak-hukum

https://republika.co.id/berita/mfbe54/ini-enam-tanda-kiamat-menurut-rasulullah-saw

https://kalam.sindonews.com/berita/1457803/69/cara-menjaga-diri-dan-keluarga-dari-

fitnah-akhir-zaman?showpage=all

27
https://news.detik.com/berita/d-5153689/10-tanda-tanda-kiamat-menurut-islam-sesuai-

urutan

https://muslim.okezone.com/read/2020/09/03/616/2272255/4-cara-menghindar-dari-

fitnah-dajjal?page=2

https://portaljember.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-16682684/5-cara-selamat-dari-

fitnah-dajjal-nomor-4-harus-diamalkan-tiap-hari

28

Anda mungkin juga menyukai