Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN PRAKTIKUM

PERLINDUNGAN TANAMAN (MP 302 A)


PRODI AGROETEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNS

A. Aturan Umum Pelaksanaan Praktikum:

1. Pelaksanaan praktikum dilakukan secara kelompok 3-5 mahasiswa, namun bagi


mahasiswa yang tinggal di zona tidak boleh ada kerumunan, dapat dilakukan
secara mandiri, dengan syarat melaporkan pada koordinator praktikum.
2. Pembentukan kelompok mahasiswa bebas, sesuai dengan kedekatan lokasi tempat
tinggal agar memudahkan koordinasi terutama pada saat pengamatan lapangan
3. Pelaksanaan praktikum dilakukan sesuai acara seperti yang disusun dalam panduan
pelaksanaan praktikum ini.
4. Pelaporan praktikum terdiri atas Laporan sementara (laporan per acara) dan
laporan akhir.
5. Laporan sementara dikumpulkan satu minggu setelah hari H kegiatan praktikum
dan laporan akhir dikumpulkan dua minggu setelah hari H acara terakhir
praktikum (akan diberi informasi tersendiri pada saatnya)
6. Laporan sementara harus disetujui oleh co-Ass via Klinik Tanaman HPT (email:
kliniktanaman_hpt@uns.ac.id) untuk memastikan validitas data hasil pengamatan
sebelum disusun menjadi laporan akhir.
7. Panduan laporan akhir praktikum dijelaskan di point C panduan ini.
8. Setiap mahasiswa wajib aktif melaksanakan seluruh kegiatan praktikum dan
evaluasi akan dilakukan per mahasiswa
9. Apabila mengalami kesulitan dalam pelaksanaan dapat mengontak Co-Ass via
email Klinik Tanaman atau via dosen klas masing-masing.
B. Pandun Pelaksanaan

Acara I. Pengenalan jenis dan gejala serangan hama-hama penting tanaman


pangan/ hortikultura/perkebunan
1. Tujuan:
a. Mahasiswa mengenal morfologi dan tipe alat mulut Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT)
b. Mahasiswa mampu mengenal gejala kerusakan akibat serangan OPT

2. Prosedur kerja: Diisi berdasarkan hasil studi pustaka

No Kelompok/Gol Stadia hidupi/gejala serangan Keterangan: (diisi praktikan)


ongan OPT
1 Burung Burung dewasa Sistematika:
pemakan biji Ordo:
padi: Burung Famili:
emprit Spesies:

Deskripsi morfologi*1:
(…………………….
Gejala/tanda serangan:
Deskripsi gejala/tanda /serang-
an*2:
…………………..

Catatan tambahan*3:
……………………….

2 Siput pemakan Keong dewasa Sistematika:


padi: Keong Ordo:
Mas Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


Stadium telur:- …………………..

Catatan tambahan:
……………………….
Gejala/tanda serangan:

3 Nematoda Nematoda Sistematika:


pemakan akar Ordo:
tanaman: puru Famili:
akar Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

Gejala serangan
Deskripsi gejala/tanda serangan:
…………………..

Catatan tambahan:
……………………….

4 Chordata: Tikus dewasa Sistematika:


Tikus sawah Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

Gejala serangan Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..
Catatan tambahan:
……………………….

5 Serangga: Stadia dewasa Sistematika:


Penggerek Ordo:
batang padi Famili:
kuning Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..
Telur dan stadia pradewasa:-

Catatan tambahan:
……………………….

Gejala/tanda serangan:

6 Serangga: Nimfa dan dewasa Sistematika:


Pengisap Ordo:
batang padi Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….


Deskripsi gejala/tanda serangan:
…………………..
Gejala serangan

Catatan tambahan:
……………………….

7 Serangga: Serangga dewasa Sistematika:


Pengisap bulir Ordo:
padi muda Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….


Gejala serangan
Deskripsi gejala/tanda serangan:
…………………..

Catatan tambahan:
……………………….

8 Serangga: kutu Serangga pradewasa dan Sistematika:


pengisap / dewasa Ordo:
vector virus Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


Gejala serangan …………………..

Catatan tambahan:
……………………….

9 Serangga: Larva dan imago Sistematika:


Pemakan daun Ordo:
kbis Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….

Serangga dewasa Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..

Catatan tambahan:
……………………….

Gejala serangan
10 Serangga : Larva Sistematika:
Lalat pengorok Ordo:
daun Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….


Dewasa
Deskripsi gejala/tanda serangan:
…………………..

Catatan tambahan:
……………………….

Gejala serangan

11 Serangga: Lalat Serangga pra dewasa dan dewasa Sistematika:


buah Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..

Catatan tambahan:
……………………….
Gejala serangan

12 Serangga: Serangga pradewasa Sistematika:


penggulung Ordo:
daun pisang Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….

Serangga dewasa  Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..

Catatan tambahan:
……………………….
Gejala serangan

13 Serangga: Serangga pradewasa dan Sistematika:


bubuk beras dewasa Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi morfologi*:
(…………………….
 Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..

Catatan tambahan:
Gejala serangan ……………………….

14 Serangga: Serangga pradewasa Sistematika:


bubuk kacang Ordo:
hijau Famili:
Spesies:

Serangga dewasa Deskripsi morfologi*:


(…………………….

 Tipe alat mulut: ………….

Deskripsi gejala/tanda serangan:


…………………..

Catatan tambahan:
……………………….
Gejala serangan

Keterangan:
1) Morfologi dewasa: bentuk sayap depan dan belakang, jumlah sayap, bentuk tubuh,
warna tubuh, ukuran, tipe alat mulut
2) Morfologi stadia muda:ciri kaki/tungkai, jumlah kaki/tungkai, alat mulut, ciri lain
3) Catatan tambahan: stadia yang merusak (sebagai hama), status hama sebagai hama
utama/sekunder tanaman, cara makan dan bagian tanaman yang dimakan, arti ekonomi

3. Laporan sementara: menggunakan lembar kerja tersebut dan dimintakan pengesahan dari
Co-Ass via email Klinik Tanaman HPT.
Acara II. Pengenalan jenis dan gejala infeksi pathogen pada tanaman pangan/
hortikultura/perkebunan
1. Tujuan:
a. Mengenal tipe gejala, dan tanda penyakit tumbuhan yang umum.
b. Mengembangkan kecakapan mahasiswa dalam mendiagnosis penyakit secara
cepat berdasarkan deskripsi gejala dan tanda penyakit.
2. Prosedur kerja: Diisi berdasarkan hasil studi pustaka
No. Penyakit Penyebab penyakit
1. Penyakit blast pada padi Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala :
Tipe parasit : obligat/fakultatif*)
Deskripsi gejala :
Mekanisme : necrotroph/biotroph*)
2. Penyakit kerdil pada pisang Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Deskripsi gejala : Mekanisme : necrotroph/biotroph*)

3. Penyakit sapu pada kacang tanah Nama pathogen :


Gambar pathogen :

Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Mekanisme : necrotroph/biotroph*)
Tipe gejala :
Deskripsi gejala :
4. Penyakit pustul pada kedelai Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Deskripsi gejala : Mekanisme : necrotroph/biotroph*)

5. Penyakit akar gada pada sawi Nama pathogen :


Gambar pathogen :

Tipe gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Deskripsi gejala : Mekanisme : necrotroph/biotroph*)

6. Busuk pangkal batang pada jagung Nama pathogen :


Gambar pathogen :

Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Tipe gejala :
Mekanisme : necrotroph/biotroph*)
Deskripsi gejala :
7. Penyakit antraknosa pada cabai Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala :
Deskripsi gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)
Mekanisme : necrotroph/biotroph*)
8. Penyakit busuk buah kakao Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala :
Deskripsi gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)
Mekanisme : necrotroph/biotroph*)
9. Penyakit Diplodia pada jeruk Nama pathogen :
Gambar pathogen :

Tipe gejala : Tipe parasit : obligat/fakultatif*)


Deskripsi gejala : Mekanisme : necrotroph/biotroph*)

3. Laporan sementara: menggunakan lembar kerja tersebut dan dimintakan pengesahan


dari Co-Ass via email Klinik Tanaman HPT.
Acara III. Identifikasi OPT berdasar morfologi/gejala pada tanaman
pangan/hortikultura/ perkebunan
1. Tujuan:
a. Mahasiswa mampu memjelaskan gejala kerusakan pada tanaman
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab kerusakan pada tanaman

2. Prosedur kerja: Melakukan pengamatan jenis-jenis OPT yang menyerang tanaman


berdasar morfologi dan gejala serangannya dan pencatatan data lain yang perlu (surveilans)
2.1 Carilah lokasi pertanaman terdekat dari rumah, baik pertanaman pangan, hortikultura
ataupun perkebunan.
2.2 Siapkan peralatan praktik sesuai kebutuhan dan carilah sampel tanaman yang sehat dan
tanaman sakit akibat serangan OPT
2.3 Amatilah OPT (hama dan penyakit tanaman) yang menyerang tanaman berdasarkan
morfologi jenis OPT hama dan gejala serangan (OPT hama dan penyakit tanaman)
2.4 Ambilah gambar/foto jenis OPT dan gejala serangan OPT serta catat/deskripsikan
morfologi/gejala serangan OPT dengan lengkap
2.5 Pengamatan dilakukan di beberapa titik pengamatan untuk mendapatkan jenis /gejala
serangan OPT yang lain yang juga menyerang tanaman sama
2.6 Catat pula kondisi umum lokasi (jenis dan perkiraan umur tanaman, jenis habitat
sekitarnya dan informasi penting lain
2.7 Identifikasi berdasar deskripsi/foto//gambar dari buku atau referensi valid lainnya untuk
memastikan nama hama dan atau penyebab penyakitnya
2.8 Konfirmasikan hasil identifiksi saudara ke Co-Ass via Klinik tanaman untuk memastikan
validitas hasil identifikasi saudara.

. 3. Laporan sementara: laporkan deskripsi umum lokasi, data OPT (jenis dan gejala) hasil
pengamatan, foto jenis OPT hama dan atau gejalanya, dengan mendiskripsikan secara.
ringkas
Acara IV. Pengendalian OPT

A. Pengenalan musuh alami (predator, parasitoid dan entomopatogen, dan


Antagonis patogen)

1. Tujuan:
a. Mahasiswa mampu mendiskripsikan ciri-ciri morfologi musuh alami hama
b. Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja musuh alami

2. Prosedur kerja: Diisi berdasarkan hasil studi pustaka

No Kelompok/Golo- Stadia hidupi/gejala serangan Keterangan: (diisi


ngan musuh alami praktikan)
1 Predator: Stadia dewasa: kumbang Coccinella Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memangsa*1:
(…………………
….
Stadia muda: kumbang Coccinella

2 Stadia desawa : lalat jala Sistematika:


Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
1
memangsa* :
Stadia muda :lalat jala sedang makan …………………….
kutudaun
3 Kepinding Sycanus (Reduviidae) Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
1
memangsa* :
(…………………
….

Sycanus spp. sedang mengisap cairan


tubuh ulat api (hama daun kelapa sawit)

4 Sistematika:
Ordo:
Belalang sembah sedang memakan Famili:
mangsa Spesies:

Deskripsi cara
memangsa*1:
(…………………
….
5 Laba-laba Lycosa pseudoannulata Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memangsa*1:
(…………………
….
Laba-laba pembuat jaring

6 Parasitoid : Serangga dewasa Ichneumonidae Sistematika:


Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memarasit inang*1:
……………………
.
7 Serangga dewasa Braconidae Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memarasit inang*1:
……………………
.
8 Serangga dewasa Trichogrammatidae gejala/tanda
Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memarasit inang*1:
……………………
.
9 Serangga dewasa Tachinidae Sistematika:
Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
memarasit inang*1:
Gejala inang terparasit ……………………
.
1 Endo/Ektoparasitoi Pupa parasitoid menempel inang Ektoparasitoid:
0 d Cara membunuh
inang:…………….

Larva dan pupa parasitoid dalam tubuh Endoparasitoid:


inang Cara membunuh
inang:…………….

1 Penyakit Serangga muda terserang jamur Sistematika:


1 serangga(Entomo Ordo:
pahogens) Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
membunuh
inang/gejala
serangan *1:
……………………
.
1 Sistematika:
2 Serangga muda terserang bakteri Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
membunuh
inang/gejala
serangan *1:
……………………
.

1 Serangga muda terserang virus Sistematika:


3 Ordo:
Famili:
Spesies:

Deskripsi cara
membunuh
inang/gejala
serangan *1:
……………………
.

Keterangan:
1) Morfologi dewasa: bentuk sayap depan dan belakang, jumlah sayap, bentuk tubuh,
warna tubuh, ukuran, alat mulut
2) Morfologi stadia muda: ciri kaki/tungkai, alat mulut, ciri lain
3) Catatan tambahan: stadia yang bertindak sebagai musuh alami, sumber makanan
stadium yang tidak sebagai musuh alami; cara makan/ status endo/ekto parasite, arti
penting/potensi sebagai agens pengendali hayati
4) Keterangan untuk agens musuh alami nonserangga , deskripsi menyesuikan kebutuhan

B. Uji Antagonisme
1. Tujuan : Mengenalkan pengaruh jasad antagonis terhadap pertumbuhan atau
perkembangan patogen secara in vitro.
2. Prosedur kerja : Diisi berdasarkan hasil studi pustaka
Keterangan
(c) =

(d) =
(c)
Mekanisme agen antagonis =

Laporan sementara: menggunakan lembar kerja tersebut dan dimintakan pengesahan dari
Co-Ass via email Klinik Tanaman HPT.
Acara V. Pengenalan jenis/formulasi pestisida
1. Tujuan:
a. Mahasiswa mampu memjelaskan jenis-jenis pestisida
b. Mahasiswa mampu menjelaskan OPT sasaran pestisida
c. Mahasiswa mampu menjelaskan arti kode formulasi dan cara aplikasi pestisida

2. Prosedur kerja: Diisi berdasarkan informasi label dan hasil studi pustaka

No Kelompok/Golongan Bahan aktif dan Formulasi Cara aplikasi dan OPT


Pestisida sasaran
1 Insektisida: cair …………………. …………………………..

Insektisida: granula

Insektisida: Powder

2 Fungisida

3 Bakterisida
3. Laporan sementara: menggunakan lembar kerja tersebut dan dimintakan pengesahan
dari Co-Ass via email Klinik Tanaman HPT.
Acara VI. Praktik Isolasi dan Inokulasi Patogen
1. Tujuan
a. Isolasi : mempelajari beberapa cara isolasi dan inokulasi dari jamur dan bakteri
patogen tanaman
b. Inokulasi :
1. Mengenal beberapa teknik inokulasi
2. Mempelajari cara masuk patogen ke dalam tubuh tanaman inang
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan inokulasi buatan
2. Bahan dan Alat
Isolasi
a. Isolasi Jamur
Bahan : Buah apel yang terinfeksi (busuk), daun kacang tanah terinfeksi (bercak),
Aqudestilata, sublimat 0,1%, alcohol 90%, PDA
Alat : petridish steril, lampu spirtus, pisau silet, pinset, beaker glass, kertas Label,
kertas saring, kapas.
b. Isolasi Bakteri
Bahan : umbi wortel terinfeksi (busuk basah), aquadestilata, PDA, alcohol 50%
Alat : petridish steril, lampu spirtus, pisau silet, pinset, beaker glass, kertas Label,
kertas saring, kapas.
Inokulasi
a. Inokulasi melalui stomata
Bahan : Tanaman kacang tanah sehat yang ditanaman dalarn polybag, tanaman kacang
tanah terinfeksi (karat dawi) sebagai sumber inokulum; Aquadestilata.
Alat : tabung reaksi, pipet drop, kertas label, kapas
b. Inokulasi melalui luka
Bahan : Stek batang panili sehat, biakan mumi Fusarium spp., Aquadestilata, Alkohol
90%
Alat : jarum preparat, tali raffia, kertas label, kapas
c. Inokulasi bakteri secara penetrasi langsung
Bahan : umbi wortel sehat, Umbi wortel terinfeksi (busuk basah) sebagai sumber
inokulum, Aquadestilata, Alkohol 90%
Alat : Petridish, kertas saring, jarum preparat, pipet drop, pisau silet, label

3. Langkah kerja
Isolasi
a. Isolasi jamur dari jaringan tebal
1. Siapkan media biakan
2. Masukkan medium agar yang masih panas ke dalam petridish steril secara
aseptis.
3. Ratakan medium agar dalam petridish dengan cara pelan-pelan petridish
digerakkan, lalu letakkan pada meja datar.
4. Ambil buah apel terinfeksi dan bersihkan dari kotoran kasar. Cucilah bagian
buah apel yang terinfeksi dan bagian yang sehat dis sekelilingnya dengan
alcohol 90%.
5. Kupas kulit buah apel yang telah dicuci menggunakan pisau silet, kemudian
iris dan potonglah kecil-kecil (0.5 x 0.5 x 0.5) sedemikian rupa sehingga pada
hasil potongan terdapat setengah bagian sakit dan setengah bagian yang masih
sehat.
6. Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam medium biakan menggunakan
pinset secara aseptis dan letakkan pada titik / daerah membentuk segitiga,
kemudian berilah label.
7. Bungkuslah kembali petridish dengan posisi terbalik dari semula, lalu inkubasikan
selama 4x24 jam pada suhu kamar.
8. Amati perubahan yang terjadi. Gambar dan beri keterangan
b. Isolasi jamur dari jaringan tipis
1. Siapkan medium biakan seperti poin a
2. Potonglah daun kacang tanah terinfeksi menjadi kecil-kecil (0.5x 0.5cm)
sedemikian rupa sehingga pada hasil potongan terdapat setengah bagian sakit dan
setengah bagian sehat.
3. Rendamlah hasil potongan tersebut dalam larutan sublimat 0. 1% selama lebih
kurang 30 detik.
4. Cucilah hasil potongan tersebut dalam aquadestilata, lalu keringkan dengan kertas
saring.
5. Masukkan ke dalam medium biakan dengan menggunakan pinset secara aseptis dan
letakkan pada 3 titik membentuk segitiga. Berilah label.
6. Bungkuslah kembali petridish medium biakan dengan posisi terbalik dari semula,
lalu, inkubasikan selama 2x24 jam pada suhu kamar.
7. Amati hasil isolasi. Gambar dan beri keterangan!

c. Isolasi Bakteri
1. Siapkan medium seperti pada point a
2. Siapkan suspensi bakteri
i. Ambil umbi wortel terinfeksi, kemudian cuci dengan aquadestilata menggunakan
kapas.
ii. Kupas kulit umbi yang terdapat di sekeliling bagian umbi sakit dengan pisau
silet, lalu tusuk-tusuk dan korek-korek bagian Umbi yang sakit dengan jarum
preparat.
iii.Ambil dengan jaruni preparat hancuran umbi tersebut secukupnya, kemudian
masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml aquadestilata. Goyanglah
hingga merata.
iv. Masukkan jarum ose steril ke dalam suspensi bakteri, goreskan jarum ose pada
permukaan medium secara zigzag tidak terputus (pada kondisi aseptis). Berilah
label.
3. Bungkuslah kembali petridish medium biakan dengan posisi terbalik dari semula,
lalu inkubasikan selama 4x24 jam pada.suhu kamar.
4. Amati hasil isolasi. Gambar dan beri keterangan.
Inokulasi
a. Inokulasi melalui stomata
1. Siapkan suspensi uredospom karat:
a. Koreklah menggunakan jarum ent titik-titik seperti karat (kumpulan uresdospora)
pada permukaan daun sakit secukupnya.
b. Masukkan ke dalani tabung reaksi yang berisi 10 ml aquadestilata, lalu gojoglah
hingga merata.
c. Pilih daun kacang tanah yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, lalu cuci
dengan aquadestilata. kedua permukaan daun dengan kapas.
d. Tetesi daun permukaan bagian bawah dengan suspensi uredospora menggunakan
Pipet drop sampai merata, kemudian berilah label.
e. Lakukan hal yang sama dengan kontrol pada daun yang berbeda, yaitu daun
kacang tanah di tetesi dengan aquadestiiata (bukan suspensi uredospom)
2. Inkubasikan selama, 4 x 24 jam pada suhu kamar. Pertahankan kesegaran tanaman.
3. Amati hasil inokulasi dan bandingkan kedua perlakuan tersebut. Gambar dan beri
keterangan.

b. Inokulasi melalui luka


1. Bersihkan buah apel sehat dengan alcohol 90% menggunakan kapas.
2. Pilih salah satu bagian buah, kemudian buatlah luka-luka berupa tusukan kecil
dengan ujung jarum preparat yang telah diseterilkan dengan alcohol 90%.
3. Ambil inokulum dan tempelkan dengan menggunakan Jarum preparat pada
pemukaan buah yang dilukai, kemudian balut, dengan kapas lembab. Beri label.
4. Ulangi hal yang sama sebagai kontrol, yaitu bagian buah yang tidak diinokulasi
dengan inokulum.
5. Inkubasikan selama, 24 jam pada suhu kamar. Pertahankan kelembaban kapasnya.
6. Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan kedua perlakuan tersebut. Gambar dan
beri keterangan gambarnya.

c. Inokulasi bakteri secara penetrasi langsung


1. Siapkan suspensi bakteri :
a) Ambil umbi wortel terinfeksi kemudian cuci dengan aquadestilata menggunakan
kapas.
b) Kupas umbi di sekeliling bagian umbi terinfeksi dengan pisau silet, lalu tusuk-
tusuk, dan korek-korek bagian umbi terinfeksi dengan jarum preparat.
c) Ambil dengan Jarum preparat hancuran umbi terinfeksi, kemudian masukkan ke
dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml aquadestilata. Goyang hingga merata,
2. Cuci umbi wortel sehat dengan alcohol 90% menggunakan kapas. Belah dan atau
potong umbi dengan pisau silet menjadi potongan-potongan yang tidak terlalu besar.
Letakkan 3 potong umbi di atas kertas saring ke dalam petridish, lalu basahi kertas
saring dengan aquadestilata agar lembab.
3. Teteskan suspensi bakteri pada permukaan umbi sehat menggunakan pipet drop.
Berilah label.
4. Lakukan hal yang sama sebagai kontrol, yaitu potongan umbi wortel sehat
diinokulasi hanya dengan aqadestilata.
5. Inkubasikan selama 2 x 24 jam pada suhu kamar. Pertahankan kelembabannya.
6. Amati hasil inokulasi, dan bandingkan kedua perlakuan tersebut. Gambar dan beri
keterangan!
Acara VII. Praktik pembuatan larutan dan penyemprotan dengan (knapsack sprayer dan
hand sprayer)
1. Tujuan:
a. Mahasiswa mampu membuat larutan pestisida
b. Mahasiswa mempraktikkan cara aplikasi pestisida
2. Prosedur kerja:
Skenario

1) Memperagakan cara membuat larutan pestisida sesuai dengan konsentrasi dan dosis
yang dibutuhkan (sesuai anjuran pabrik)
2) Memperagakan cara menggunakan knapsack sprayer dan hand sprayer untuk
mengaplikasikan pestisida sesuai dosis yang diperlukan.
Langkah Kerja
1) Membuat Larutan pestisida sesuai dengn konsentrasi dan dosis pada panduan (label)
1.1. Siapkan alat dan bahan, yakni pestisida gelas ukur, corong air, dan tabung
panampung larutan contoh
1.2. Ambilah pestisida dalam kemasan dan bacalah label dengan teliti, nama bahan
aktif, kebutuhan konsentrasi, dan dosis sesuai hama sasaran yang akan
dikendalikan
1.3. Bacalah formulasi pestida dan cara penggunaanya denga teliti
1.4. Bacalah kebutuhan konsentrasi penggunaan dan ambil dengan hati-hati
pestisida sesuai konsentrasi/l larutan dengan menggunakn gelas ukur.
1.5. Tuangkan pestisida tersebut dalam satu liter air yang telah ditempatkan dalam
tabung contoh.
1.6. Aduk dengan hati-hati sesuai dengan formulasi dan petunjuk dalam label
1.7. Larutan siap digunakan sesuai kebutuhan

2) Melakukan praktik penyemprotan dengan knapsack sprayer dan handsprayer


2.1. Ambil pestidia yang telah disediakan dan bacalah dosis kebutuhan per ha.
2.2. Ambilah knapsack sprayer dan hand sprayer lalu isi dengan air sesui
kapasitasnya. Hitung berapa kebutuhan pestisida sesuai perhitungan pembuatan
larutan yang benar
2.3. Bacalah aturana pemakaian/kebutuhan dosis per Ha
2.4. Praktiikkan kecepatan berjalan untuk dapat menghasilkan semprotan yang sesuai
dengan dosis /ha
3. Laporan sementara: foto peragaan dan cara menghitung kbutuhan konsentrasi dan
dosis pestisida per Ha.

C. Laporan Akhir Praktikum

1. Laporan praktikum disusun dalam format word/pdf dengan huruf standar pada
ukuran kertas A4.
2. Cover depan laporan ditulis identitas nama mata kuliah, prodi, NIM dan nama
mahasiswa
3. Sistematika laporan terdiri atas: Pendahuluan, Metode (diambil dari procedure
masing-masing acara) dan Hasil Praktikum (laporan sementara yang telah
disyahkan), dan penutup, serta Daftar pustaka
4. Pendokumentasian pustaka mengikuti style penulisan pustaka tugas akhir skripsi
Prodi Agroeknologi
5. Laporan disampaikan ke Laboratorium HPT ( akan diberikan infomasi khusus)

D. Penilaian
1. Nilai akhir praktikum Perlintan merupakan nilai rata-rata laporan dan responsi
a. Pemanfaatan sumber pustaka, gambar, tabel atau bentuk ilustrasi lainnya yang
relevan akan menambah bobot nilai.

Anda mungkin juga menyukai