Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia PDF
Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia PDF
BAB II
atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Pada intinya, yang
banyaklah yang menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu kebenaran.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan
berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi
ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa
balances30.
Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal
dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun,
arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah
yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica
dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk
(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat
tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap
31
Ibid
lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya
adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat. Sehingga secara hirarki seharusnya
yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat mengalami masa demokrasi singkat
pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilu bebas di
Pancasila.
presiden sebagai kepala Negara tidak secara mutlak memiliki kekuasaan. Akan
dimana pada masa orde baru demokrasi yang seharusnya menjadi hak rakyat
masih dibatasi oleh besarnya kekuasaan dari pemerintah. Pada masa orde baru,
Di masa orde baru rakyat belum terbuka secara luas untuk menyampaikan
32
Ibid
33
Asvi Warman Adam, Habibie, Prabowo dan Wiranto Bersaksi, Media Kita, Jakarta,
2006, hal 21.
pendapat.
Indonesia ketakutan yang telah melanda rakyat membuat rakyat tidak dapat
menyampaikan pendapat yang membawa Negara ini kearah yang lebih baik.
Diakhir masa orde baru rakyat keluar dan memberanikan diri secara
pemerintah selama masa orde baru. Setiap elemen masyarakat secara bersama-
sama keluar kejalan untuk melakukan unjuk rasa dan berani melawan angkatan-
Diakhir masa orde baru banyak unjuk rasa-unjuk rasa yang dilakukan oleh
masyarakat untuk menentang pemerintahan orde baru. Salah satu unjuk rasa
tersebut dapat kita lihat dari unjuk rasa trisakti. Unjuk rasa tersebut banyak
dikenal dengan nama tragedi trisakti. Tragedi trisakti ini meletus pada tanggal 12
Mei 1998. Unjuk rasa ini dilakukan oleh mahasiwa, akan tetapi lagi-lagi angkatan
bersenjata menjadi lawan dari rakyat dalam unjuk rasa ini. Dalam unjuk rasa ini 4
mahasiswa tewa akibat peluru tajam.34 Tragedi ini menjadi pemicu bagi rangkaian
didominasi oleh militer, dan memang hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah
atau tulisan, baik melalui media cetak maupun media elektronik mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Namun, terkadang ada yang menyalah artikan
rakyat adalah penentu utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seluruh
bangsa Indonesia dijamin dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat (2). Oleh karena itu,
berbagai hak-hak yang melekat dalam diri warga negara dijamin sepenuhnya oleh
pikiran dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
34
Habibie, Detik-Detik yang Menentukan : Jalan Panjang Menuju Demokrasi THC
Mandiri, Jakarta, 2006, hal 32.
undang.” Kemudian dalam Pasal 28E Ayat (3) menyatakan “Setiap orang berhak
menyampaikan pikiran dengan lisan dan tulisan secara bebas serta bertanggung
perlindungan hukum.”35
unjuk rasa atau demonstrasi seperti nya sudah bukan hal yang baru dan aneh lagi
bagi kamu. Hampir setiap hari orang bisa melihat aksi unjuk rasa di televisi.
sampai aksi yang dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa. Bahkan tak kalah
menariknya, terkadang unjuk rasa dilakukan oleh ibu-ibu dan mengajak serta
anak-anak.
Akan tetapi demonstrasi yang semakin marak terjadi itu sering berakhir
anarki. Masyarakat sering melakukan hal-hal yang membuat terjadi bentrok antara
35
Undang-Undang No. 9 Tahun 1998, Op.Cit, Pasal 5.
berikut :
4. Asas proporsionalitas
5. Asas manfaat36
pendapatnya, akan tetapi unjuk rasa itu harus mempunyai etika individual bukan
rasa harus demi kepentingan rakyat banyak, sehingga tercipta suatu demokrasi
menyambut baik nilai kebebasan itu dengan sikap dan perilaku positif. Adapun
36
Ibid, Pasal 3