Praktikum Compressor
Praktikum Compressor
c. Katup
Katup isap dan katup keluar dapat membuka dan menutup sendiri sebagai akibat dari
perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan bagian luar silinder.
f. Batang Penghubug
Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala silang, batang
penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu menahan beban pada saat kompresi.
(2) Kompresi
Bila torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas katup isap tertutup dan udara
di dalam silinder termampatkan.
(3) KeluarBila torak bergerak ke atas, tekanan di dalam silinder akan naik. Maka katup keluar
akan terbuka oleh tekanan udara dan batang penggerak dan kompresor kerja ganda dihubungkan
batang torak melalui sebuah kepala silang kompresi di dalam kepala silinder dilakukan oleh kedua
sisi torak. Ujung silinder yang ditembus batang torak harus diberi packing untuk mencegah
kebocoran udara.
Gambar 2.13 Poros engkol
Sumber: Anonymous 26. 2013
(4) Ekspansi
Sesaat setelah udara terkompresi keluar, torak bergerak ke bawah sebelum langkah isap
- Isobarik
Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap
ΔW = ΔQ - ΔU = m.(Cp – Cv).(T2-T1)
- Isotermik
Selama proses suhunya konstan
Persamaan :
T1 = T2 » ΔV = 0
𝑉2 𝑉2
𝑊 = 𝑃1 . 𝑉1 . (𝑙𝑛 ) = 𝑃2 . 𝑉2 . (𝑙𝑛 )
𝑉1 𝑉1
𝑃1 𝑃1
𝑊 = 𝑃1 . 𝑉1 . (𝑙𝑛 ) = 𝑃2 . 𝑉2 . (𝑙𝑛 )
𝑃2 𝑃2
𝑉1 𝑉2
𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇1 . (𝑙𝑛 ) = 𝑛. 𝑅. 𝑇2 . (𝑙𝑛 )
𝑉2 𝑉1
𝑃1 𝑃1
𝑊 = 𝑛. 𝑅. 𝑇1 . (𝑙𝑛 ) = 𝑛. 𝑅. 𝑇2 . (𝑙𝑛 )
𝑃2 𝑃2
Ln x = 2,303 log x
- Adiabatik
Selama proses tidak ada panas yang keluar/masuk sistem jadi Q = 0
Tidak adanya panas yang keluar/masuk sistem maka berlaku hukum Boyle-Gay Lussac
𝑃1 . 𝑉1 𝑃2 . 𝑉2
=
𝑇1 𝑇2
Jika digambar pada grafik P dan V maka didapat sebagai berikut
ΔQ = 0 » 0 = ΔU + ΔW
V2.V1 = -ΔW
T1.V1γ-1 = T2.V2γ-1
b Hukum Termodinamika II
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡 𝑊 𝑄2 . 𝑄1 𝑄1
𝜂= = = =1−
𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑄2 𝑄2 𝑄2
Dimana :
T = suhu
η = efisiensi
P = tekanan
V = volume
W = usaha
Rumus Perhitungan
𝑇 = 273 + 𝑡𝑠 (𝐾)
(29,73 + 47,05𝑋) 𝑚. 𝑘𝑔
𝑅= ( )
(1 + 𝑋) 𝑘𝑔. 𝐾
Dimana :
T = temperatur ruangan (K)
ts = temperatur atmosfer (oC)
R = konstanta gas universal
ρudara = rapat massa udara pada sisi isap (kg.m-3)
ρsaluran = rapat massa udara pada saluran (kg.m-3)
SG = spesifik gravity
𝜌𝑎𝑖𝑟
𝑆𝐺 =
𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
X = kelembaban relatif (%)
Pbar = tekanan barometer (mmHg)
Ps = tekanan atmosfer pada sisi isap (mH2O)
P = tekanan atmosfer (kg.m-2)
g = percepatan gravitasi (m.s-2)
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice (mH2O)
k = konstanta adiabatik = 1,4
a. Kapasitas aliran massa udara lewat orifice
W = A{( 2 g saluran ( air hair )}1 / 2 60 (kg menit −1 )
Dimana :
W = kapasitas aliran massa udara [kg/menit]
= koefisien kerugian pada sisi buang (coeffisient of discharge)=0,613852
= faktor koreksi adanya ekspansi udara=0,999
A = luas penampang saluran pipa [ m 2 ];d=0,0175 m
g = percepatan gravitasi bumi=9,81 [m/ s 2 ]
hair = beda tekanan antara sebelum dan sesudah orifice [ mH 2 O ]
Dimana :
Lad = daya udara adiabatik teoritis [kW]
Pd = tekanan absolut udara pada sisi buang kompresor [kg m-2abs]
Pdgage = tekanan udara pada sisi buang kompresor [kg cm-2]
d. Efisiensi adiabatik
Lad
ad =
Ls
Ls = Nm x m [kW]
Dimana :
Ls = daya input kompresor [kW]
Nm = daya input motor penggerak [kW]
m = efisiensi motor penggerak
e. Efisiensi volumetrik
Qs
v =
Qth
Qth = Vc x Nc [m3/min]
Vc =
2
.Dc .Lc .nc [m3]
4
Dimana :
Qth = kapasitas teoritis kompresor [m3/min]
Vc = volume langkah piston [m3]
Dc = diameter silinder = 0,065 [m]
Lc = langkah piston = 0,065 [m]
nc = jumlah silinder = 2
Nc = putaran kompresor [rpm]