Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN PERKERASAN KAKU

(RIGID PAVEMENT) UNTUK AKSES MASUK BENDUNGAN


CIPANAS
Agam Apriliansyah1, Gugun Gunawan2
FT Universitas Majalengka1, FT Universitas Majalengka2
Jl. Raya K H abdul Halim No. 103, Majalengka Kulon, Kec. Majalengka, Kabupaten Majalengka,
Jawa Barat 45418
E-mail : agamima11@gmail.com 1, fusakagunawan@gmail.com 2

ABSTRAK

Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap setelah tercapainya suatu perencanaan


pekerjaan, serta pelaksanaan pekerjaan ialah sebagai proses untuk tercapainya pekerjaan
dan hasil yang diperoleh dari perencanaan suatu proyek. Pelaksanaan pekerjaan jalan untuk
akses sangat diperlukan dalam Proyek Pembangunan Bendungan Cipanas. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaannya menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement) untuk akses
masuk bendungan dari STA 0±00 – 2+389 dan material serta alat berat yang digunakan
dimana hasil pengamatan lapangan diperoleh : Lokasi per segmen tipikal 3,50× 6,00 m,
ketebalan lapis timbunan tidak boleh lebih dari 30 cm, tanah dasar (subgrade) yang diuji
mendapat nilai CBR > 5%, tebal Lapis Pondasi Bawah (LPB) = 20cm, tebal Lapis Pondasi
Atas (LPA) = 15cm, tebal Lean Concrete (LC) = 5cm dengan mutu K-125 dan pada Rigid
Pavement bermutu K-300 dengan tebal 25 cm. Alat berat yang digunakan antara lain :
Dump Truck, BullDozer, Excavator, Breaker, Vibro Roller, Motor Grader, Concrete Mixer
Truck. Semua mengacu pada spesifikasi teknis proyek
Kata kunci : perkerasan kaku (rigid pavement), STA 0±00 – 2+389, material, alat
berat, Lapis Pondasi Bawah (LPB), Lapis Pondasi Atas (LPA), Lean Concrete (LC)

ABSTRACT

Implementation of work is the stage after the achievement of a work plan, and the
implementation of work is as a process to achieve work and the results obtained from
planning a project. The implementation of road works for access is very much needed in the
Cipanas Dam Development Project. In this case the implementation of the work uses rigid
pavement for dam entry access from STA 0 ± 00 - 2 + 389 and materials and heavy
equipment used where the results of field observations are obtained: Location per typical
segment 3.50 × 6.00 m the thickness of the embankment should not exceed 30 cm, the
subgrade tested gets a CBR value of> 5%, the thickness of the Bottom Foundation (LPA) =
20cm, the thickness of the Upper Base Layer (LPA) = 15cm, thick Lean Concrete (LC ) =
5cm with K-125 quality and Rigid Pavement with K-300 quality of 25 cm thick. Heavy
equipment used include: Dump Truck, BullDozer, Excavator, Breaker, Vibro Roller, Motor
Grader, Concrete Mixer Truck. All refer to the technical specifications of the project
Keyword : (rigid pavement), STA 0±00 – 2+389, material, heavy equipment, Lower
Foundation Layer (LPB), Upper Foundation Layer (LPA), Lean Concrete (LC)

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 31


1. PENDAHULUAN baku, dan PLTA dengan luasan 7.711 km²
dan waduk cipanas berada dalam sub
Pengembangan sumber daya air wilayah sungai Cipanas-Pangkalan
dapat didefinisikan sebagai aplikasi cara merupakan salah satu yang berpotensi untuk
struktural maupun non-struktural untuk dikembangkan. Dalam hal tersebut
mengendalikan, mengolah sumber daya Pemerintah merealisasikan kesejahteraan
air agar memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pelaksanaan
mahluk hidup dan manfaat untuk tujuan – pembangunan nasional. Pembangunan
tujuan lingkungan. Cara struktural adalah Bendungan Cipanas di Kabupaten
program – program pengendalian dan Sumedang merupakan Proyek Strategis
pengolahan sumber daya air dengan Nasional yang telah dikaji oleh BBWS
membangun fasilitas yang dibutuhkan, Cimanuk-Cisanggarung untuk
sedangkan non-struktural adalah program meningkatkan pelestarian dan pemanfaatan
– program pengendalian dan pengolahan potensi sumber daya air serta pengendalian
sumber daya air yang tidak membutuhkan banjir di daerah aliran sungai Cipanas serta
fasilitas – fasilitas yang harus dibangun. meliputi bagian – bagian bendungan seperti
Untuk pemanfaatan potensi bangunan utama, bangunan pelengkap,
Sumber Daya Air (SDA) di Indonesia hingga untuk akses menuju bendungan..
masih sangat kurang, dengan
dianugerahkannya Sumber Daya Air
(SDA) yang melimpah dalam hal ini 2. METODOLOGI
adalah sumber daya air, dengan ditunjang
kondisi topografi yang relatif signifikan 1. Observasi
perbedaanya antara daerah hulu dan hilir Melihat dan mengamati serta
mengandung potensi kekuatan untuk mencatat kegiatan yang sedang
dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi berlangsung dilapangan ( data
energi lain demi kemaslahatan manusia. lapangan).
Selama ini air hujan dan mata air 2. Pengamatan Masalah
yang mengalir disungai terbuang Dalam hal ini pengamatan dilakukan
percuma ke laut tanpa dinikmati secara langsung, teknik pekerjaan
masyarakat Indonesia, khususnya di apa yang dilaksanakan dalam
perbatasan antara Kabupaten Sumedang pelaksanaan pekerjaan perkerasan
dan Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa kaku (rigid pavement) akses jalan
Barat pemanfaatan air sungai masih masuk bendungan tersebut.
kurang, salah satu bangunan air yang saat 3. Pengumpulan Data
ini tersedia yaitu Bendungan Jatigede Memperoleh data dan keterangan
dengan fungsi utama untuk sarana irigasi yang diperoleh dari konsultan
dan Pembangkit Listrik Tenaga Air supervise serta kontraktor dengan
(PLTA) yang mencakup daerah acuan referensi baik buku ataupun
Kabupaten Majalengka, Indramayu, dan internet dengan arahan pembimbing
Cirebon. Hal tersebut membuat dosen dan pembimbing lapangan.
kebutuhan akan pasokan air baku sangat
kurang seiring perkembangan
infrastruktur daerah tersebut. 3. LANDASAN TEORI
Maka dari itu salah satu sungai yang
terletak di Provinsi Jawa Barat dan sebagian Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement )
di Jawa Tengah yaitu Wilayah Sungai Jalan akses bendungan Cipanas
Cimanuk-Cisanggarung, merupakan merupakan jalan peningkatan dari jalan
wilayah sungai yang mempunyai potensi tanah yang dibangun untuk menuju lokasi
besar untuk pengembangan suplai irigasi, air bendungan, as bendungan serta bangunan

32 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019


fasilitas bendungan yang lain nantinya. 4. Lapisan permukaan/penutup
Jalan akses utama menuju as dam dan (surface course)
bangunan fasilitas lainnya.
Terdapat beberapa jenis/tipe
Jalan akses dibangun sepanjang 564 perkerasan jalan raya yaitu :
m dari jalan eksisting dilanjutkan dengan 1) Perkerasan lentur/aspal (flexible
jalan sepanjang ± 330 m untuk menuju as pavement)
bendungan serta untuk fasilitas menuju 2) Perkerasan menggunakan paving
rumah valve sepanjang ± 125 m. block (block pavement)
Perencanaan jalan akses terdiri dari
beberapa tahap yaitu survei lapangan, Perkerasan kaku/beton (rigid pavement)
analisa data dan perencanaan
teknis/perencanaan geometrik jalan. Desain
perencanaan jalan akses merupakan desain
jalan kabupaten (jalan kelas III), desain
perencanaan mengacu pada Standard Bina
Marga, meliputi perencanaan alinyemen
horisontal, perencanaan alinyemen vertikal
dan perencanaan tebal perkerasan. Tipikal
penampang melintang jalan disajikan pada
gambar 1 berikut ini.

Gambar 2 Lapisan Perkerasan Jalan Kaku


(Beton)
Perkerasan jalan beton semen atau
secara umum disebut perkerasan kaku,
terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai
lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa
juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam
konstruksi perkerasan kaku, plat beton
sering disebut sebagai lapis pondasi karena
dimungkinkan masih adanya lapisan aspal
Gambar 1 Tipikal Penampang Jalan Akses beton di atasnya yang berfungsi sebagai
lapis permukaan.
Jalan raya direncanakan untuk mampu Perkerasan beton yang kaku dan
menahan beban kendaraan yang lewat memiliki modulus elastisitas yang tinggi,
diatasnya. Jenis tanah dan kekuatan tanah akan mendistribusikan beban ke bidang
pun berbeda – beda untuk setiap daerah yang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian
akan dibangun jalan. Dengan demikian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan
maka dibutuhkan struktur perkerasan jalan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini
yang berbeda – beda pula, sesuai dengan berbeda dengan perkerasan lentur dimana
kondisi daerah tersebut. Pada umunya, kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal
perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapis pondasi bawah, lapis pondasi atas dan
lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah lapis permukaan.
ke atas, sebagai berikut : Karena yang paling penting adalah
1. Lapisan tanah dasar (sub grade) mengetahui kapasitas struktur yang
2. Lapisan pondasi bawah (subbase menanggung beban, maka faktor yang
course) paling diperhatikan dalam perencanaan
3. Lapisan pondasi atas (base course) tebal perkerasan beton semen adalah
kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 33


kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi 4. Proses perbaikan jalan dengan cara
hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas menumpang pada konstruksi jalan
struktural perkerasannya. beton yang lama, sehingga menaikan
ketinggian elevasi jalan, sehingga
Lapis pondasi bawah jika digunakan
terkadang elevasi jalan lebih tinggi
di bawah plat beton karena beberapa
dibanding rumah di sampingnya.
pertimbangan, yaitu antara lain untuk
5. Warna beton membuat suasana jalan
menghindari terjadinya keluar butir –
menjadi keras dan gersang shingga
butiran halus tanah bersama air pada daerah
menimbulkan efek kehati-hatian
sambungan (pumping), kendali terhadap
bagi pengendara di atasnya.
sistem drainasi, kendali terhadap kembang-
susut yang terjadi pada tanah dasar dan
untuk menyediakan lantai kerja (working Referensi
platform) untuk pekerjaan konstruksi. 1. Spesifikasi Teknik Dan Volume
Pekerjaan Bendungan Cipanas Paket 2
2. Sertifikasi Desain Bendungan Cipanas
Kelebihan Jalan Beton
1. Dapat menahan beban kendaraan yang
berat 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Tahan terhadap genangan air dan banjir Ruang Lingkup


3. Biaya perawatan lebih murah dibanding Pekerjaan jalan masuk ke bendungan
jalan aspal cipanas terbagi menjadi beberapa bagian
pekerjaan yaitu :
4. Dapat digunakan pada struktur tanah a. Pekerjaan persiapan, pekerjaan ini
lemah tanpa perbaikan struktur berupa pekerjaan pembersihan
tanahnya terlebih dahulu (clearing), pencabutan akar
5. Pengadaan material lebih mudah (grubbing), dan pengupasan
didapat (stripping).
b. Pekerjaan galian dan timbunan
Kekurangan jalan beton badan jalan.
1. Kualitas jalan beton sangat bergantung c. Pekerjaan perkerasan jalan masuk.
pada proses pelaksanaannya misal Pekerjaan ini meliputi pekerjaan
pengeringan yang terlalu cepat dapat lapis pondasi bawah (t= 20 cm) dan
menimbulkan keretakan jalan, untuk lapis pondasi atas (t= 15 cm).
mengatasi hal ini dapat menambahkan d. Pekerjaan beton. Pekerjaan beton
zat kimia pada campuran beton atau meliputi pekerjaan perkerasan jalan
dengan menutup beton pasca beton, lean concrete, besi tulangan
pengecoran dengan kain basah untuk ulir dan pekerjaan bekisting expose.
memperlambat proses pengeringan
2. Untuk penggunaan pada jalan raya
Sumber Daya
dengan kapasitas berat kendaraan
yang tinggi, maka biaya konstruksi
1 Pengaturan Tenaga Kerja
jalan beton lebih mahal dibanding
jalan aspal, namun lebih murah pada
Mutu suatu pekerjaan banyak tergantung
masa perawatan.
dari keahlian dan keterampilan tenaga kerja,
3. Kehalusan dan gelombang jalan
jumlah pekerja dan pengaturan waktu.
sangat ditentukan pada saat proses
Untuk itu perlu adanya penjadwalan dan
pengecoran sehingga diperlukan
penempatan tenaga kerja sesuai dengan
pengawasan yang ketat.
keahlian masing – masing. Pada
pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan

34 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019


kaku (rigid pavement) akses masuk dimana selama dalam pengangkutan
bendungan cipanas, tenaga kerja yang mixer terus berputar agar beton tetap
terlibat meliputi : homogen serta tidak mengeras.
a. Tenaga Kerja Pusat 8. Vibrator Beton
b. Tenaga Kerja Kontrak Digunakan untuk memadatkan atau
c. Tenaga Kerja Harian meratakan adonan beton yang
dimasukan ke dalam bekisting,
2 Jadwal Peralatan tujuannya agar udara atau angin
yang masih didalam adonan tersebut
Jadwal peralatan, mengatur penggunaan bisa keluar sehingga tidak
peralatan yang akan dipakai pada setiap menimbulkan rongga atau lubang.
bagian pekerjaan. Hal ini terutama 9. Jidar (Besi Hollow)
diperlukan untuk penghematan biaya. 10. Sikat besi/kayu modifikasi kawat
Dalam pengadaan alat terutama alat berat
yang disewa harus dijadwalkan sesuai Digunakan untuk membuat tekstur
dengan schedule penggunaan alat, sehingga pemukaan jalan beton agar tidak licin
waktu mengaggur alat bisa seminimal
mungkin. Berikut adalah peralatan yang 4 Pelaksanaan Pekerjaan
digunakan khusus pekerjaan perkerasan
jalan kaku (rigid pavement) akses masuk A. Pekerjaan Persiapan
bendungan cipanas :
1. Dump Truck 1) Pekerjaan dimulai dari kegiatan
Digunakan untuk angkutan material setting lokasi (staking out) bersama
timbunan atau galian dan lokasi pekerjaan oleh tim survey
sebagainya. penyedia jasa kontruksi bersama tim
2. BullDozer konsultan supervise dan pihak
Digunakan untuk mendorong, pengguna jasa.
menggusur, mengurug, dan 2) Untuk selanjutnya pekerjaan
sebagainya. dilanjutkan dengan pembersihan
3. Excavator (clearing), pencabutan akar
Digunakan untuk memudahkan (grubbing), dan pengupasan
pekerjaan penggalian, akan tetapi (stripping) dari sta 1+430 menuju sta
alat ini termasuk alat multifungsi 2+389. Setelah pekerjaan
yang bisa digunakan untuk pembersihan sta 1+430 s.d 2+389
pembuatan sloping atau kemiringan, selesai dikerjakan dilanjutkan
pemecahan batu, perataan tanah dan dengan pekerjaan pembersihan dari
sebagainya. sta 0.00 s.d sta 1+430.
4. Breaker
Digunakan untuk penggalian batu,
penggalian lereng dan sebagainya.
5. Vibro Roller
Digunakan untuk menggilas,
memadatkan hasil timbunan,
sehingga kepadatan tanah yang
dihasilkan lebih sempurna.
6. Motor Grader
7. Concrete Mixer Truck Gambar 3 Situasi Jalan Masuk Bendungan
Digunakan untuk mengangkut Cipanas
adukan beton ready mix dari tempat
pencampuran beton ke lokasi proyek

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 35


3) Pekerjaan clearing, grubbing, dan
stripping dilakukan dengan
menggunakan komposisi alat 1
excavator PC 200, 1 bulldozer D.65,
dan 3 dump truck kapasitas 6 ton.
Sedangakan pekerjaan grubbing
dilakukan mengunakan chain shaw
dan excavator PC 200.
4) Hasil clearing, grubbing, dan
stripping dibuang ke disposal area di
sta 1+700 sisi kanan dengan
menggunakan dump truck, ilustrasi
pekerjaan disajikan pada gambar
berikut.
b. Pekerjaan Timbunan

1) Pekerjaan timbunan yang dimaksud


dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaan timbunan dipadatkan
dengan material hasil galian tanah
setempat.
2) Pekerjaan timbunan dimulai dari sta
1+430 menuju 2+389 kemudian
Gambar 4 Ilustrasi Clearing, Grubbing, dan dilanjutkan galian dari sta 1+430
Stripping menuju 0±00.
3) Pekerjaan timbunan dimulai setelah
B. Pekerjaan Galian dan Timbunan dilakukan inspeksi bersama terhadap
pondasi badan jalan bersama tim dari
a. Pekerjaan Galian direksi pekerjaan dan konsultan
supervisi.
1) Setelah pekerjaan persiapan selesai, 4) Setelah pondasi dinyatakan dapat
untuk selanjutnya pekerjaan digunakan sebagai pondasi badan
dilanjutkan dengan pekerjaan galian jalan maka dilakukan penimbunan
dan timbunan. lapis perlapis.
2) Pekerjaan galian dilakukan dari sta 5) Ketebalan lapis timbunan tidak
1+430 menuju sta 2+389 kemudian boleh lebih dari 30 cm (mengacu
dilanjutkan galian dari sta 1+430 pada spesifikasi teknis).
menuju 0±00, hasil galian dibuang 6) Jumlah lintasan pemadatan harus
ke disposal di sta 1+700 sisi kanan sesuai dengan trial timbunan yang
dengan menggunakan dump truck telah disepakati.
kapasitas 6 ton. 7) Untuk membentuk kemiringan
badan jalan sesuai dengan desain
Untuk pekerjaan galian tahapan digunakan motor grader.
pekerjaannya adalah sebagai berikut:
8) Berikut tahapan pekerjaan timbunan:

36 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019


7) Setelah penghamparan dan
pemadatan maka dilakukan uji
kepadatan LPB yang mengacu pada
spesifikasi teknis.
8) Untuk membentuk kemiringan
badan jalan sesuai dengan desain
digunakan motor grader.

b. Pekerjaan Lapis Atas (t = 15 cm)

1) Spesifikasi material lapisn pondasi


atas mengacu pada spesifikasi
teknis.
2) Pekerjaan lapis pondasi atas dimulai
dari sta 1+430 menuju 2+389
Gambar 5 Tahapan Pekerjaan Timbunan kemudian dilanjutkan galian dari sta
Badan Jalan 1+430 menuju 0±00. Pekerjaan LPA
dilaksanakan separuh bagian jalan
C. Pekerjaan Perkerasan Jalan dengan lebar ± 6.00 m.
3) Pekerjaan LPA dimulai setelah
a. Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah (t = dilakukan inspeksi bersama terkait
20 cm) kepadatan lapis pondasi bawah
(LPB) bersama tim dari direksi
1) Spesifikasi material lapis pondasi pekerjaan dan konsultan supervisi.
bawah mengacu pada spesifikasi 4) Setelah LPB kepadatannya
teknis dinyatakan memenuhi spesifikasi
2) Pekerjaan lapis pondasi bawah maka selanjutnya dilakukan
dimulai dari sta 1+430 menuju penghamparan LPA sesuai desain.
2+389 kemudian dilanjutkan galian 5) Ketebalan lapis LPA tidah boleh
dari sta 1+430 menuju 0±00. lebih kurang dari desain.
Pekerjaan LPB dilaksanakan 6) Jumlah lintasan pemadatan harus
separuh bagian jalan dengan lebar ± sesuai dengan trial LPA yang telah
6.00 m. disepakati.
3) Pekerjaan LPB dimulai setelah 7) Setelah penghamparan dan
dilakukan inspeksi bersama terkait pemadatan maka dilakukan uji
kepadatan timbunan tanah badan kepadatan LPA yang mengacu pada
jalan di lapis paling atas (di bawah spesifikasi teknis.
LPB) bersama tim dari direksi
pekerjaan dan konsultan supervisi. 8) Untuk membentuk kemiringan
4) Setelah timbunan tanah badan jalan sesuai dengan desain
kepadatannya dinyatakan memenuhi digunakan motor grader.
spesifikasi maka selanjutnya
dilakukan penghamparan LPB
sesuai desain.
5) Ketebalan lapis LPB tidak boleh
kurang lebih dari desain.
6) Jumlah lintasan pemadatan harus
sesuai dengan trial LPB yang telah
disepakati.

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 37


lean concrete ditambah 5 cm sisi
kanan dan kiri yang digunakan
sebagai dudukan bekisting
perkerasan jalan beton.
4) Pekerjaan lean concrete dimulai dari
sta 1+430 menuju 2+389 kemudian
dilanjutkan dari sta 1+430 menuju
0±00. Pekerjaan lean concrete
dilaksanakan separuh bagian jalan
dengan lebar ±4.50 m.
5) Setelah dilakukan staking out lean
contrete kemudian dipasang
bekisting expose di sisi kanan dan
kiri bagian jalan yang akan di cor.
Gambar 6 Tahapan Pekerjaan Lapis Pondasi
Bawah (LPB) 6) Lean concrete kemudian diratakan
menggunakan besi hollow (jidar) 5
cm dan dirapikan menggunakan
cetok besi.

Gambar 8 Potongan Melintang Tahapan


Perkerasan Lean Concrete

Gambar 7 Tahapan Pekerjaan Lapis Pondasi


Atas (LPA)

D. Pekerjaan Beton

a. LC (Lean Concrete)
Gambar 9 Tahapan Pengecoran Lean
1) Pekerjaan lean concrete dikerjakan Concrete
setelah lapis pondasi kepadatannya
dinyatakan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
2) Sebelum pekerjaan lean concrete
komposisi campurannya harus
terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan pihak penggunan jasa.
3) Tebal lean concrete sesuai desain
adalah 5 cm, dengan lebar 7.0 m,
Gambar 10.a Ilustrasi Pekerjaan Lean
akan tetapi dalam pelaksanaan lebar
Concrete Pekerjaan Jalan

38 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019


dipasang pada bagian tikungan dan
persimpangan jalan.
3) Pekerjaan pemasangan bekisting
dimulai dari staking out posisi
perkerasan jalan.
4) Selanjutnya bekisting dipasang
sesuai hasil staking out tim surveyor.
5) Setelah bekisting terpasang
Gambar 11.bIlustrasi Pekerjaan Lean
dilakukan joint survey terhadap
Concrete Pekerjaan Jalan
posisi dari bekisting, pelaksanaan
b. Pemasangan Tulangan Jalan joint survey harus dihadiri oleh
pihak direksi dan konsultan
1) Baja tulangan untuk jalan beton supervise.
adalah Ø 8 mm dengan jarak
d. Pemasangan Dowel Bar Memanjang
penulangan 15 × 15 cm.
Dan Melintang
2) Sebelum digunakan untuk pekerjaan
jalan terlebih dahulu material baja 1) Pemasangan dowel bar memanjang
harus mendapatkan persetujuan dari dan melintang dilakukan bersamaan
direksi pekerjaan. dengan pemasangan besi Ø 8 mm
3) Baja tulangan bisa di rakit di tempat dan pemasangan bekisting.
pabrikasi besi untuk lokasi yang 2) Mengacu pada gambar pelaksanaan,
segmennya tipikal/lurus (3.50 × 6.00 dowel untuk pekerjaan jalan berupa
m). Akan tetapi jika segmen terletak besi tulangan ulir D22.
di tikungan jalan atau persimpangan 3) Dowel bar memanjang atau dipasang
maka perakitan baja bisa dilakukan memanjang jalan dan diletakan di as
di tempat. tengah (center line) kontruksi jalan
4) Oleh karena letak baja tulangan di beton dengan jarak 25 cm.
sisi dangan penampang beton, maka Sedangkan dowel bar melintang
diperlukan besi tulangan penopang dipasang dengan penambahan pipa
(cakar ayam) yang dipasang PVC Ø 1.25 dengan jarak 25 cm.
sedemikian hingga baja tulangan
tepat berada di tengah dan tidak e. Pengecoran Beton Perkerasan Jalan
menyentuh/menempel LC.
1) Setelah pekerjaan lean concrete,
5) Pemasangan baja tulangan di mulai bekisting ekspose, pemasangan baja
dari sta 1+430 menuju 2+389 tulangan Ø8 mm, tulangan
kemudian dilanjutkan galian dari sta penyangga, dan dowel bar selesai
1+430 menuju 0±00. dikerjakan maka pekerjaan
c. Pekerjaan Bekisting Ekspose selanjutnya adalah pengecoran beton
perkerasan jalan.
1) Setelah lean concrete selesai 2) Campuran beton perkerasan jalan
dikerjakan, pekerjaan selanjutnya sebelumnya sudah harus dilakukan
adalah pemasangan bekisting trial mix dan sudah harus disetujui
ekspose. direksi pekerjaan.
2) Bekisting ekspose pekerjaan 3) Pekerjaan pengecoran beton tahapan
perkerasan jalan beton dapat berupa pengerjaanya sama dengan LC, yaitu
bekisting yang terbuat dari pelat baja mulai dari sta 1+430 s.d 2+389
yang dipakai berulang – ulang dan kemudian dilanjutkan sta 1+430
juga bisa berupa bekisting kayu yang menuju sta 0±00.

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 39


4) Pekerjaan pengecoran jalan beton menggunakan mesin cutter concrete
dilaksanakan separuh bagian jalan dan garis potongan antar segmen
(sisi kanan atau kiri) dengan lebar diisi dengan aspal sealent.
3.50 m.
5) Sebelum memulai pengecoran 12) Bagian jalan yang telah dicor
lakukan opname/perhitungan dilakukan pemeliharaan (curing)
bersama item pekerjaan baja menggunakan karung goni basah
tulangan, besi cakar ayam, dowel bar selama 7 hari dan pembukaan
memanjang, melintang dan bekisting bekisting selama 3 hari setelah
ekspose bersama tim konsultan pengecoran.
supervise dan direksi pekerjaan.
6) Sebelum memulai pengecoran 5. KESIMPULAN
bekisting ekspose diolesi pelumas,
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya
hal ini dilakukan agar permukaan
yang penyusun tulis dari hasil pengamatan
bekisting dapat lebih mudah
selama melaksanakan Kerja Praktik pada
dikerjakan.
Proyek Pembangunan Bendungan Cipanas
7) Setelah bekisting diolesi pelumas,
di sub bagian Pekerjaan Perkerasan Jalan
maka dimulai pekerjaan pengecoran
Kaku (Rigid Pavement) untuk Akses Masuk
jalan beton.
Bendungan, maka disimpulkan beberapa hal
8) Setelah beton dituang dari truck
sebagai berikut :
mixer, selanjutnya dilakukan
1) Tujuan Owner (Pemilik Proyek)
perataan beton menggunakan besi
membuat pekerjaan jalan adalah
hollow (jidar). Hal ini dilakukan
untuk akses masuk menuju lokasi
dengan meletakan besi hollow tepat
Bendungan Cipanas dan sebagai
di top bekisting kemudian mulai
salah satu pendukung dalam suatu
meratakan permukaan jalan beton
Bangunan Bendungan.
sesuai kemiringan melintang jalan.
2) Memberikan keamanan dan
9) Setelah dilakukan perataan
kenyamanan bagi pemakai jalan
selanjutnya dilakukan finishing
untuk akses menuju Bendungan
dengan menggunakan cetok agar
Cipanas.
permukaan beton terlihat rapi.
3) Dalam pelaksanaan prosedur dan
10) Pekerjaan selanjutnya adalah tahap
pengendalian mutu pekerjaan secara
akhir pekerjaan beton perkerasan
umum berjalan cukup baik sehingga
jalan yaitu membuat pola garis –
memberikan hasil akhir pekerjaan
garis pada permukaan jalan beton.
sesuai dengan yang telah
Pekerjaan ini dilakukan setelah
direncanakan.
beton cukup keras untuk di garis
4) Pentingnya kerjasama dan
(±15 menit setelah pengecoran).
koordinasi antar pihak kontraktor,
Pembuatan garis – garis permukaan
konsultan, dan pimpinan proyek
ini dilakukan dengan menggunakan
harus terjalin dengan baik. Demikian
sikat besi atau kayu yang
dalam tubuh kontraktor, setiap
dimodifikasi dengan menggunakan
personil harus menciptakan suasana
kawat. Pembuatan garis permukaan
kerja yang tentram dan menjadi team
ini bertujuan agar permukaan jalan
work yang baik.
tidak licin pada saat dilalui
kendaraan. SARAN
11) Sehari setelah pengecoran,
dilakukan pembagian segmen yang Selama melaksanakan Kerja Praktik pada
dilakukan dengan memotong bagian Proyek Pembangunan Bendungan Cipanas
jalan sesuai segmen dengan di sub bagian Pekerjaan Perkerasan Jalan

40 Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019


Kaku (Rigid Pavement) untuk Akses Masuk
Bendungan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
1) Pengawasan manajemen para
pekerja perlu ditingkatkan
mengingat seringkali kesalahan
teknis pelaksanaan pekerjaan yang
dapat dikerjakan bersamaan atau
tidaknya dengan mengingat pada
beberapa fakrtor seperti cuaca,
bahan, ataupun kurangnya pekerja
sehingga pekerjaan terus berjalan.
2) Perlunya penjabaran tugas yang jelas
dari masing – masing pelaksanaan.
Hal ini penting untuk menghindari
terjadinya tugas yang overlap atau
terlantar, serta perlu adanya
perincian anggaran biaya dan time
schedule sehingga memudahkan
untuk mengetahui kemajuan proyek
dan evaluasi anggaran.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.scribd.com/document/343572592/Bab-I-
Pendahuluan-Bendungan-Paselloreng
http://strong-
indonesia.com/artikel/pengendalian-mutu-
proyek/
Herdi Yudirachman. 2000. Laporan
Kerja Praktek: Proyek Pembangunan
Jembatan Dogongan Daerah Istimewa
Yogyakarta. Program Studi Teknik Sipil,
UMY
Spesifikasi Teknik Dan Volume
Pekerjaan Bendungan Cipanas Paket 2
Sertifikasi Desain Bendungan Cipanas
http://www.ilmusipil.com/pengawasan-dan-
pengendalian-waktu-pekerjaan-
proyek

Jurnal IKRA-ITH TEKNOLOGI Vol 3 No 3 Bulan November 2019 41

Anda mungkin juga menyukai