Anda di halaman 1dari 22

Makalah Posyandu Lansia

Disusun Oleh :

Nama : Saufiliana Nesia

NIM : P07120118082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MATARAM

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan
kepada lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas
sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping
pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial,
agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang
dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas
dan mengembangkan potensi diri.

Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk
melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas,
ada juga jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut
usia. Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan,
yang diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap
produktif, serta pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut
untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin
meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan
pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Kegiatan pos
pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani
kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga
jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut
usia.Karena manula (manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus,
mengingat perkembangan fisik dan mentalnya yang rentan dengan bermacam
masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah
pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang
sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan
pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya

Kriteria keterlantaran yaitu, tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD, makan


makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu, makan lauk pauk berprotein tinggi
kurang dari 4 kaliseminggud, memiliki pakaian kurang dari 4 stele, tidak mempunyai
tempat tinggal tetap untuk tidur, bila sakit tidak diobati.

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatatkondisi kesehatan
pribadi lanjut usia baik fisik maupun mentalemosional. KMS digunakan untuk
memantau dan menilai kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui
kegiatan Posyandu Lanjut usia.

B.     Tujuan

1.      Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaanPosyandu bagi


lanjut usia secara komprehensif.

2.      Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untukmendapatkan berbagai


pelayanan, baik pelayanan kesehatanmaupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan
oleh berbagai unsur terkait.
3.      Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usiadi Posyandu secara
komprehensif dengan melibatkan lintassektor dan masyarakat.

4.      Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktifmelaksanakan kegiatan dengan


kualitas yang baik secaraberkesinambungan.

C.     Rumusan Masalah

Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia di Masyarakat ?


BAB II

TINJAUAN  TEORI

A.    PENGERTIAN

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-
desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi
warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi
kaum usia lanjut yg dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd
pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg
bertujuan u/ mewujudkan masa tua yg bahagia dan berdayaguna

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan
berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia
merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah
ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan
sosial. Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan lansia kurang
mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif.
Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup
sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan
makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang
menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini,
para lansia dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka.
Mereka hanya diminta dating tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan
lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan jauh akan diantar ke tempat
pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka.

B.     TUJUAN

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

1.       Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

2.       Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta


dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat
usia lanjut.

Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu:

1.      Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga


terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia

2.      Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta


dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat
usia lanjut

3.      Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.


Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun
Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu:

1.      Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia


Adanya sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian ke
masyarakat mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan
dalam keluarga lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan
untuk lansia supaya memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan
tentunya ada usaha dari si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan.
Terlebih lagi sekarang ini banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan
keadaan orang tuanya (lansia), yang mereka tau memberikan makan tempat dan
pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa memberikan adanya pemeriksaan
kesehatan dan kondisi psikis lansia.

2.      Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat
posyandu jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada
kerabat yang mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan
secara gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana
caranya untuk ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah
petugas mengadakan pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si
lansia untk berjalan dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk
melakukan kegiatan apa– apa. Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan darah,
hemoglobin, kandungan putih telur, kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan
kesehatan.

3.      Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan


tanpa memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah
untuk dana kesehatan masyarakat khususnya lansia.
Dengan begitu posyandu lansia akan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat
baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan yang diberikan juga sama rata tidak
membeda– bedakan, karena lansia tergolong mudah tersinggung apabila merasa dia
dibedakan oleh petugas dan itu justru akan memperburuk keadaan emosional si
lansia.

4.      Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas


setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah mereka.
Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan
bagaimana cara keluarga mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk
mempermudah petugas dalam memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.

C.     SASARAN

Sasaran Posyandu Lansia 

1.       Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2.       Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam
pembinaan usia lanjut, masyarakat luas
D.    PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

1.      Meja 1: Pendaftaran

Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.

2.      Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan
darah

3.      Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)

Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.

4.      Meja 4: Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan


tambahan.

5.      Meja 5: Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi


kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.

E.     PELAYANAN POSYANDU LANSIA

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia 


Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik
dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman
masalah kesehatan yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah: 

1.      Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam


kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

2.      Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental


emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.

3.      Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran


tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

4.      Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta


penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5.      Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

6.      Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)

7.      Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.

8.      Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan


kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9.      Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai
untuk meningkatkan kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan


prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka),
meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran
pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana,
thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia

Persoalan yang ada dalam posyandu lansia yang mendesak adanya pemecahan dan
pengembangan didalamnya yaitu:

1.      Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia


akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan
sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau
masalah kesehatan yang melekat pada mereka.

2.      Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi


dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.
3.      Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau jarak
posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus
mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk
menghadiri posyandu lansia.

4.      Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia


untuk datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama
lansia.

5.      Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap
yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial
untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus
yang menghendaki adanya suatu respons.
F.      INDIKATOR KEBERHASILAN

Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–indicator


keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:

1.      Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju
Sehat) Lansia

2.      Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%

3.      Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini
mencapai 80% setiap desa

4.      Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan
berkurang

G.    PENDEKATAN PENGEMBANGAN

Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social action.


Karena program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program yang
sudah ada. Untuk lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya lapisan
masyarakat juga ikut berpartisipasi pada posyandu lansia ini. Dengan begitu
posyandu lansia dapat melayani para lansia dengan maksimal karena telah matangnya
program yang ada dan adanya inovasi yang menarik dari program tersebut.
H.    STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN

1.      Strategi yang akan digunakan untuk pengembangan program ini yaitu dengan
Diversification Strategies, dimana program– program yang sudah ada akan diberi
inovasi– inovasi baru supaya lebih menarik. Dan dengan adanya penambahan
layanan–layanan baru supaya posyandulansia dapat menjangkau lansia pada seluruh
lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Streategi yang dilaksanakan dapat diperinci
sebagai berikut:

2.      Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu


dalam masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak hanya untuk
lansia saja tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan begitu masyarakat akan
tau betapa pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Jika terlambat maka usia lansia
dia hanya bisa merintih merasakan kesakitan yang terakumulasi selama masa
mudanya. Sosialisasi meminta bantuan dari pengurus desa setempat untuk
mengumpulkan masyarakat tanpa terkecuali. Sosialisasi juga menggunakan peralatan
seperti LCD supaya masyarakat tertarik untuk memperhatikannya.

3.      Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan


kesehatan. Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena
keterbatasan fisik yang dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan
menambah nilai positif posyandu lansia di mata masyarakat. Petugas yang menjemput
harus telah mengenal si lansia terlebih dahulu supaya si lansia tidak merasa asing
dengan petugas penjemput serta petugas harus benar– benar ramah pada si lansia
supaya lansia merasa nyaman selama perjalanan dan pelaksanaan.

4.      Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan


memberikan arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para petugas.
Sehingga petugas dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena perangainya yang
ramah dan tidak membeda– bedakan antar lansia serta tidak mudah mengeluh.
5.      Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna
menunjang keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana dan
prasarana yang dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat menggunakan dana yang
dialokasikan untuk posyandu dari pemerintah daerah dan pemeritah pusat tanpa
adanya penyalahgunaan didalamnya.

I.       KADER LANSIA 

1.       Pengertian Kader Lansia

Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader
bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau
sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.

2.       Tugas Kader Lansia

Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut

a.    Tugas-Tugas Kader

1)      Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.

2)      Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.

3)      Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas
setelah hari Posyandu.
b.   Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia

Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi
:

1)      Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat


peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.

2)      Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia


untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu
memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu

3)      Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana


kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa
hadir pada hari buka Posyandu.

4)      Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader


Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

c.    Organisasi Kader Lansia

1)      Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi,


jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT

2)      Peningkatan olahraga

3)      Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha

4)      Bimbingan pendalaman agama

5)      Pengelolaan dana sehat

6)      Pendanaan Kadar Lansia


J.       KMS

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk
memantau dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di
kelompok Usia Lanjut atau Puskesmas

Tata Cara pengisian KMS :

1.     KMS berlaku 2 th, diisi o/ petugas kesh

2.      Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pd


kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali u/ tes laboratorium dperiksa
per 3 bulan (Hb, Urine, Protein)

K.    Senam Lansia

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang
dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (Santosa, 1994). Lansia
seseorang individu laki-laki maupun perempuan yang berumur antara 60-69 tahun.
(Nugroho 1999:20)

Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud
meningkatkan kemamp meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai
tujuan tersebut.
Manfaat Olahraga Bagi Lansia

Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara lain :

1.       Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia.

2.       Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan


(adaptasi)

3.       Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya


terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit.

4.       Sebagai Rehabilitas Pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, tolerasnsi latihan, kapasitas aerobik dan
terjadinya peningkatan lemak tubuh.

5.       Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia dapat mencegah atau


melambatkan kehilangan fungsional tersebut.

6.       Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa latihan/olah raga seperti


senam lansia dapatmengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan. (Darmojo 1999;81)

Senam lansia dilaksanakan disetiap satu bulan sekali pada saat dilakukan kegiatan
posyandu lansia yang dilaksanakan di 22 posyandu lansia yang ada.

Komponen aktivitas dan kebugaran

Menurut Darmojo (1999:74) komponen aktivitas dan kebugaran terdiri dari:

1. Self Efficacy (keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk


menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktivitas.
Hal ini sangat berhubungan dengan ketidaktergantungan dalam aktivitas
sehari-hari. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang usia lanjut
mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas.
2.      Latihan Pertahanan (resistence training) keuntungan fungsional atas latihan
pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis latihan yang bertahan,
antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi, luas lingkup gerak sendi (range of
motion) dan jenis kekuatan. Yang dihasilkan pada penelitian-penelitian dipanti jompo
didapatkan bahwa latihan pertahanan yang intensif akan meningkatkan kecepatan gart
(langkah) sekitar 20% da kekuatan untuk menaiki tangga sebesar 23-38%

3.      Daya Tahan (endurance) daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk


melakukan kerja dalam waktu yang relatif cukup lama. Pada lansia latihan daya tahan
/kebugaran yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang didapat dari latihan
bertahan. Hasil akibat latihan kebugaran tersebut bersifat khas untuk latihan yang
dijalankan (training specifik), sehingga latihan kebugaran akan meningkatkan
kekuatan berjalan lebih dengan latihan bertahan.

4.      Kelenturan (flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak terjadi


pada lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon. Oleh karena itu
latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting dari latihan atau olah raga
bagi lanjut usia.

5.      Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering


mengakibatkan lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan motork yang
dihasikan oleh berbagai faktor, diantaranya input sesorik dan kekuatan otot.
Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan hanya sebagai akibat menurunya
kekuatan otot atau penyakit yang diderita. Penurunan keseimbangan bisa diperbaiki
dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan yang meliputi komponen
keseimbangan akan menurukan insiden jatuh pada lansia.
L.     KENDALA POSYANDU LANSIA

1.      Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu,
lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan
segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan
pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia

2.      Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa
harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk
menghadiri posyandu lansia

3.      Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia


untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri
untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika
lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia.

4.      Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang
diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah
suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan
oleh masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas
sektorpemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping
pelayanan kesehatan, di PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial,
agama, pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain
yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas
dan mengembangkan potensi diri.

B.     Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu
adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga
kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.

Anda mungkin juga menyukai