162 498 1 SM
162 498 1 SM
Martini
Abstrak
Anemia merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang.Angka kejadian anemia
remaja putri di Indonesia masih cukup tinggi. Prevalensi anemia di Lampung pada remaja tahun
2007 sebesar 25,9%, masih lebih tinggi dibandingkan Nasional sebesar 19,7%. Hasil pra survei
pada remaja putri Kelas XI di MAN 1 Metro Lampung Timur diperoleh 50% dari 10 remaja putri
yang diperiksa Hb mengalami anemia. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri Kelas XI MAN 1 Metro Lampung Timur.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel remaja putri kelasXI
berjumlah 115 responden. Sampel diperoleh dengan teknik simplerandom sampling.Analisis data
menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.Hasil penelitian
diperoleh kejadian anemia berjumlah 40% dari 115 responden. Hasil uji statistik menggunakan
chi-square menunjukkan factor-faktor yang berhubungan dengan anemia adalah status gizi
p=0,009), pengetahuan (p=0,048), pendidikan ibu (p=0,036). Perlu upaya peningkatan pencegahan
anemia pada program UKS terhadap remaja putri di MAN 1 Metro Lampung Timur bekerja sama
dengan institusi terkait, seperti Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang anemia dan
pemberian tablet Fe pada remaja putri.
Kata kunci: Kejadian Anemia, status gizi, pengetahuan
Abstract
Anemia is a nutritional problem in the world, especially in developing countries. The prevalence
of anemia girls in Indonesia is still quite high. The prevalence of anemia in Lampung in
adolescents in 2007 amounted to 25.9%, still higher than the national 19.7%. The results of pre-
survey on adolescent girls in class XI MAN 1 Metro East Lampung obtained the result 50% of the
10 adolescent girls who checked Haemoglobin anemic. The objective of this study was to
determine the factors related with the incidence of anemia among adolescent girls class XI MAN 1
Metro East Lampung. This study used cross sectional design with a sample of adolescent girls in
class XI numbered 115 respondents. Samples were obtained by simple random sampling
technique. Analyzed using univariate and bivariate analysis with chi square test. The results were
obtained anemia amounted to 40% of the 115 respondents. The results of the bivariate analysis
with chi-square test showed factors related with anemia is nutritional status p = 0.009),
knowledge (p = 0.048), maternal education (p = 0.036). Necessary efforts to improve the
prevention of anemia in School Health Unit program for young women in MAN 1 Metro East
Lampung in cooperation with relevant institutions, such as health centers to provide counseling
about anemia and iron tablet administration in adolescent girls.
Keywords: The prevalence of anemia, nutritional status, knowledge
dibandingkan pada ibu hamil 50,5%, ibu nifas Faktor-faktor yang berhubungan
45,1%, dan balita 40,5%. Data Riskesdas 2007 dengan terjadinya anemia defisiensi besi ini
juga menunjukkan secara nasional prevalensi adalah pendidikan orang tua, pendapatan
anemia pada wanita perempuan dewasa (≥15 keluarga, pengetahuan dan sikap remaja putri
tahun) ditemukan kejadian anemia sebesar 19,7 tentang anemia, tingkat konsumsi gizi, pola
% dan hasil Riskesdas 2013 ditemukan proporsi menstruasi, dan kejadian infeksi dengan
anemia pada remaja (15-24 tahun) sebesar kejadian anemia pada remaja putri (Wati,
18,4% (Badan Litbangkes Depkes RI, 2013)3. 2010) 7.
Prevalensi anemia dianggap menjadi masalah Dampak anemia pada remaja putri yaitu
kesehatan jika > 15%.Berarti hal ini masih pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi,
menunjukkan bahwa kejadian anemia pada kebugaran tubuh berkurang, semangat belajar
remaja putri masih tinggi walaupun sudah dan prestasi menurun, sehingga pada saat akan
terjadi penurunan. menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko
Prevalensi anemia pada remaja tahun tinggi (Fransis, 2008) 8. Pada remaja putri juga
2001 di Provinsi Lampung tercatat sebagai memiliki banyak dampak lain, diantaranya:
peringkat ketiga setelah Sumatera Barat dan menurunkan kemampuan dan konsentrasi
Sumatera Utara yaitu sebesar 25,9% (Badan belajar, mengganggu pertumbuhan sehingga
Litbangkes Depkes RI, 2008)4, dan pada tahun tinggi badan tidak mencapai optimal,
2010 ditemukan hasil kejadian anemia 25,9% menurunkan kemampuan fisik olahragawati dan
pada perempuan dewasa (≥ 15 tahun). mengakibatkan muka pucat (Harli, 1999)9. Di
Sedangkan untuk prevalensi anemia remaja di samping itu hasil penelitian pada wanita usia
Kibang berdasarkan penelitian Sukmawati 15-49 tahun di Bangladesh menunjukkan bahwa
tahun 2011 didapatkan hasil 65% dari dari 142 ketersedian besi dalam tubuh, tinggi badan, dan
siswi SMP Negeri Kibang menderita anemia konsumsi tablet besi mempunyai pengaruh yang
(Sukmawati, 2011)5. signifikan terhadap kadar hemoglobin
Berdasarkan hasil studi pendahuluan (Bhargava et al., 2001)10. Penelitian yang
yang dilakukan pada remaja putri Kelas XI dilakukan oleh Antelman et al. (2000)11 di
MAN 1 Metro Lampung Timur terhadap 10 Tanzania menunjukkan bahwa ada hubungan
remaja putri yang diperiksa Hb diperoleh hasil yang signifikan indeks massa tubuh (IMT),
sebanyak 5 remaja putri (50%) mengalami konsumsi sayuran dan kadar serum retinol
anemia, sedangkan dari 10 remaja putri tersebut dengan anemia pada wanita usia subur (Farida,
ternyata terdapat 5 remaja putri (57%) memiliki 2007)12. Tujuan penelitianuntuk mengetahui
pengetahuan yang kurang tentang anemia dan 5 faktor–faktor yang berhubungan dengan
remaja putri mempunyai pengetahuan yang kejadian anemia pada remaja putri kelas XI di
baik. Dari 5 remaja putri yang mengalami MAN 1 Metro Lampung Timur.
anemia terdapat 2 remaja (40%) mempunyai
status gizi di bawah normal dan 3 remaja putri Metode
mempunyai status gizi normal. Hasil tersebut
menunjukkan kejadian anemia di Kelas XI Penelitian ini merupakan penelitian
MAN 1 Metro Lampung Timur.masih tinggi, analitik dengan rancangan penelitian cross
dibandingkan hasil penelitian dengan hasil uji sectional. Rancangan penelitian ini digunakan
statistik kejadian anemia pada remaja putri di untuk mengetahui faktor-faktor yang
wilayah kota Depok sebanyak 35,7% yang berhubungan dengan kejadian anemia. Populasi
mengalami anemia (Siahaan, 2012) 1. penelitian adalah semua remaja putri remaja
Remaja wanita usia 10-19 tahun putri kelas XIdi MAN 1Metro Lampung
merupakan salah satu kelompok yang rawan Timur.Besar sampel berjumlah 115 responden
menderita anemia, hal ini disebabkan oleh diperoleh dengan perhitungan menggunakan
berbagai factor antara lain karena masa remaja rumusSolvin (N=162, d=5%).Sampel diperoleh
adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan dengan menggunakan teknik simplerandom
zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan
Disamping itu remaja putri mengalami
observasi dan menyebarkan kuesioner.Metode
menstruasi setiap bulannya sehingga observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara variabel anemia dengan alat ukur haemometer sahli
makanan yang dikonsumsi lebih rendah dari dan variabel status gizi remaja putri dengan indicator
pria, karena faktor takut gemuk (Depkes RI, IMT melalui alat ukur timbangan dan mikrotois (alat
2003)6. pengukur tinggi baan).Kuesioner untuk
Martini, Faktor–faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri ... 2
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X
Tabel 2
Distribusi Hubungan Variabel Independen dengan Kejadian Anemia Remaja Putri
Kejadian Anemia
P OR
Variabel Anemia Tidak Anemia Jumlah
value (CI 95%)
n=46 % n=69 % n=115 %
Status gizi (IMT)
Kurus 23 57,5 17 42,5 40 100 3,059
0,009
Normal 23 30,7 52 69,3 75 100 (1,380-6,781)
Pengetahuan
Kurang 24 52,2 22 47,8 46 100 2.331
0,048
Baik 22 31,9 47 68,1 69 100 (1,080-5,027)
Pendidikan ibu
Rendah 30 50 30 50 60 100 2,436
0,036
Tinggi 16 29,1 39 70,9 55 100 (1,127-5,271)
Martini, Faktor–faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri ... 3
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X
Zat besi yang berasal dari makanan seperti Faktor yang Berhubungan
daging, hati, telor,sayuran hijau dan buah- Status Gizi
buahan diabsorpsi di usus halus.Rata-rata dari Hasil penelitian menyimpulkan adanya
makana yang mengandung 10-15 mg zat besi hubungan antara status gizi dengan kejadian
tetapi hanya 5-10% yang diabsorpsi.Penyerapan anemia di Kelas XI MAN 1 Metro Lampung
zat besi ini dipengaruhi oleh faktor adanya Timur (p= 0,009 < α = 0,05). Remaja dengan
protein hewani dan vitamin C. sedangkan yang status gizi dalam kategori kurus mempunyai
menghambat serapan adalah kopi, teh, garam risiko 3,1 kali mengalami anemia dibandingkan
kalsium dan magnesium, karena bersifat dengan remaja yang status gizinya dalam
mengikat zat besi. Menurunnya asupan zat besi kategori normal (OR=3,059 (95% CI:1,425-
yang merupakan unsur utama pembentukan 6,761).
hemoglobin maka kadar/produksi hemoglobin Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
juga akan menurun (Tarwoto & Wasnidar, penelitian di SMA sekota Metro oleh Riyanto
2007)14. (2010)15 yang menunjukan bahwa ada
Anemia kekurangan zat besi dapat hubungan yang bermakna antara status gizi
menimbulkan berbagai dampak pada remaja dengan kejadian anemia (p = 0,018). Hasil
putri antara lain: menurunkan daya tahan tubuh penelitian ini sama dengan penelitian
sehingga mudah terkena penyakit, mengganggu Gunatmaningsih (2007)16 di SMA Negeri
pertumbuhan sel tubuh sehingga tinggi badan Jatibarang Brebes bahwa menunjukan ada
tidak mencapai optimal, menurunkan aktivitas hubungan antara status gizi dengan kejadian
dan prestasi belajar, kemampuan dan anemia defisiensi besi (p=0,002 dan OR=2,18).
konsentrasi belajar menjadi menurun, konsumsi Pada dasarnya anemia dipengaruhi
makanan yang tidak teratur, menurunkan secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-
bugaran dan kemampuan fisik, dan hari yang kurang mengandung zat besi, selain
mengakibatkan muka pucat. faktor infeksi sebagai pemicunya.Secara umum,
Masalah defisiensi zat besi cukup konsumsi makanan berkaitan erat dengan status
diterapi dengan memberikan makanan yang gizi. Bila makanan yang dikonsumsi
cukup mengandung zat besi, namun jika anemia mempunyai nilai gizi yang baik, maka status
sudah terjadi tubuh tidak akan mungkin gizi juga baik, sebaliknya bila makanan yang
menyerap zat besi dalam jumlah yang besar dan dikonsumsi kurang nilai gizinya, maka akan
dalam waktu yang relatif singkat. Cara menyebabkan kekurangan gizi dan dapat
pengobatan lain, yaitu menambah jumlah menimbulkan anemia (Hapzah & Yulita,
makanan yang kaya zat besi untuk menambah 2012)17. Remaja dengan status gizi yang tinggi
penyerapan zat besi. Dosis pemberian zat besi maka kejadian anemia rendah, Bila status gizi
pada anemia derajad ringan terhadap remaja kurang maka kejadian anemia tinggi. Gizi baik
dan dewasa, yaitu 120 mg (Arisman, 2009) 13. akan dapat dicapai dengan memberi makanan
Tingginya kejadian anemia tersebut yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan
kemungkinan disebabkan asupan zat besi yang dan gizi kurang menggambarkan ketidak-
kurang karena tingkat pengetahuan remaja seimbangan makanan yang di makan dengan
tentang anemia kurang.Hasil penelitian yang kebutuhan tubuh manusia. Ekonomi rendah
dilakukan pada 115 responden yang cenderung mengalami gizi kurang. Hal tersebut
mempunyai pengetahuan yang kurang tentang akan berpengaruh pada kemampuan untuk
anemia sebanyak 40% responden.Selain itu, konsumsi makanan dan zat gizi sehingga
tingginya proporsi anemia juga disebabkan keadaan tersebut memungkinkan untuk
karena ketidaktahuan remaja saat minum teh terjadinya anemia pada remaja. Pada keadaan
setelah atau bersamaan dengan makan dapat sakit asupan energi tidak boleh dilupakan,
menyebabkan anemia. Untuk itu, perlu upaya remaja di anjurkan mengkonsumsi tablet
dari tenaga kesehatan untuk mencegah kejadian mengandung zat besi atau makanan yang
anemia dengan cara memberikan informasi atau mengandung zat besi seperti hati bayam dan
melakukan penyuluhan tentang tanda-tanda sebagainya.Demi kesuksesan keadaan gizi
anemia dan konsumsi minuman teh yang benar remaja harus mendapatkan tambahan protein,
untuk mengurangi kejadian anemia.. mineral, vitamin dan energi.
Martini, Faktor–faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri ... 4
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X
Martini, Faktor–faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri ... 5
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X
15. Riyanto; Weliyati, 2010, Factor Terjadinya 17. Hapzah; Ramlah Yulita, 2012, Hubungan
Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri Kota Tingkat Pengetahuan Dan Status Gizi Terhadap
Metro, Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Kejadian Anemia Remaja Putri Pada Siswi Kelas
Volume V No,2 Edisi Desember 2012 III Di SMAN 1 Tinambung Kabupaten Polewali
16. Gunatmaningsih, Diah, 2007, Faktor-faktor yang Mandar, Tersedia Online:
Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada [http:/jurnalmediagizipangan.files.wordpress.co
Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Kecamatan m] [12 Maret 2014]
Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2007, 18. Maulana, Heri, 2009, Promosi Kesehatan,
Tersedia Online: [http://digilib.unnes.ac.id] [14 Jakarta: EGC
April 2011] 19. Notoatmodjo, S., 2010. Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Martini, Faktor–faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri ... 7