Anda di halaman 1dari 9

BAB 17 : PENTINGNYA ETIKA

1. Kerangka Aturan
Manusia telah mengembangkan kerangka aturan untuk mengatur perilaku.

1.1. Perkembangan Masyarakat.


Manusia telah berevolusi dari suku – suku prasejarah dan telah membangun masyarakat
yang kuat yang telah berevolusi di planet kita. Ini terjadi karena individu telah bekerja sama,
dipandu oleh aturan.
1.2 Kebutuhan akan Peraturan
Aturan dikembangkan melalui kebutuhan. Aturan lebih lanjut akan dikembangkan
ketika masyarakat tumbuh dan akhirnya hukum pertama ditetapkan untuk mengendalikan
populasi yang lebih besar.
1.3 Bagaimana Aturan tersebut cocok?
Terfokus pada 3 sumber utama aturan yang mengatur perilaku individu dan bisnis :
 Hukum (Kriminal dan Sipil)
 Peraturan
 Kode perilaku

2. Pengertian Etika
Etika adalah serangkaian prinsip moral dan pedoman perilaku manusia. Semua
manusia memiliki nilai moral dan kepercayaan mengenai perilaku yang baik maupun tidak
baik. Nilai tersebut seringkali didapat dari keluarga, budaya, maupun lingkungan. Etika dan
moral selalu berhubungan dengan benar dan salah serta bagaimana cara kita menilainya.
Moral berbeda dengan etika, dimana moral itu berasal dari kepercayaan seseorang dan
sering dikaitkan dengan pandangan religusnya. Jika seseorang melanggar moral terhadap
etika profesi, mereka bisa diprotes atau mengundurkan diri, tetapi akan berdampak dan
menjadi pilihan tersulit yang harus dihadapi . Hukum pun akan memberikan perlindungan
individu jika mereka melakukan protes etis.
Hal ini diidentifikasi oleh seorang Filsuf dan pemikir etika modern, Emmanuel Kant
sebagai “Nilai Baik” dimana manusia harus termotivasi berperilaku etis dibandingkan
mengambil pilihan yang mudah atau nyaman secara pribadi. Aristoteles pun berpendapat
bahwa manusia harus mempunyai fondasi yang kuat untuk sifat sifat yang mendasar seperti
“kejujuran, integritas, dan keterbukan. Hal ini bukan saja dipraktekkan tetapi menjadi inti
kekuatan manusia.
2. 1 Bisnis dan Etika
Bisnis juga memiliki nilai etika, norma dan standar perilaku yang diyakini akan sangat
membantu mengekspresikan identitas dan mencapai tujuan mereka. Kehidupan bisnis
merupakan sumber dilema etis karena seluruh tujuannya meliputi keuntungan dan
keberhasilan. Keberhasilan dalam bisnis membutuhkan kerja yang konstan dan rajin
sehingga mencapai keuntungan.

2.1.1 Isu Kepercayaan


Apapun situasinya, ada harapan publik bahwa organisasi akan bertindak etis. ini dikenal
sebagai model “Trust me” dan terjadi ketika sebagian bisnis dimiliki oleh keluarga.
Kebanyakan perusahaan dijalankan oleh Direktur dan Manager bukannya ayah dan anak.
Model pun berubah menjadi “Involve me” karena lebih banyak bukti yang diperlukan dari
kepercayaan etis mereka.
Akhir – akhir ini, kepercayaan pada bisnis telah merosot dan semakin banyak bukti
diperlukan dari kepercayaan etis mereka. Apa yang menyebabkan kepercayaan hancur?
Karena banyak kasus – kasus yang terjadi misalnya : Sejak tahun 1980-an, Inggris telah
menyaksikan prosesi bencana korporat termasuk nama Barings Bank, Polly peck dan
Maxwell. AS telah melihat skandal mengenai Worldcom, Enron, dan Tyco. Eropa Eropa
mengalami masalah dengan parmalat dan di Asia, Mitsubishi Motors dan Daewoo juga
memiliki masalah.
Semua skandal tersebut telah menghancurkan kepercayaan publik terhadap perusahaan
besar. Untuk mengatasin kurangnya kepercayaan, banyak perusahaan telah mengembangkan
startegi dan kebijakan etis untuk memberikan panduan dan pelatihan bagi karyawan serta
menjadi bagian dari budaya organisasi.

2.1.2 Kebijakan dan Laporan Tanggung Jawab Perusahaan


Banyak perusahaan sekarang, menghasilkan Kebijakan Tanggung Jawab Perusahaan
(CRPs) dan Laporan Tanggung Jawab Perusahaan (CRRs) bagi stakeholders untuk
menunjukan komitmen mereka serta mengelola hubungannya di masyarakat luas.
a. Kebijakan Tanggung Jawab Perusahaan (Sosial)
Ini adalah kebijakan dimana organisasi memutuskan membantu masyarakat
setempat bahwa itu adalah bagian dan badan amal mana yang harus didukung. Namun,
mereka juga berurusan dengan komunitas yang lebih luas, dan kebijakan seringkali fokus
pada pengurangan dampak lingkungan dari mana mereka merekrut karyawan baru.
Kebijakan harus konsisten dengan tujuan keseluruhan organisasi untuk memastikan
dukungan terus berlanjut bahkan ketika organisasi menghadapi masalah sendiri.
b. Laporan Tanggung Jawab Perusahaan
Kemajuan teknologi baru memungkinkan pelaporan statistik sebagai dampak
perusahaan terhadap lingkungan. ini dapat ditambahkan ke penilaian yang lebih
konvensional seperti pergantian staf untuk memberikan laporan yang cukup rinci tentang
organisasi.
3. Akuntan dan Etika
Hukum mempunyai 2 cara kerja yaitu menghukum orang yang melakukan pelanggaran
serius dan kompensasi bagi orang yang menderita. Mekanisme ini tidak tepat untuk
menangani keputusan yang dibuat akuntan sehari – hari, karena tingkat perilaku yang tidak
dapat diterima dan sangat tidak mungkin bahwa jumlah bukti untuk menetapkan kesalahan
akan ditemukan.
Oleh karena itu, profesi akuntan telah mengembangkan kode etik yang akan mengikat
semua akuntan. Jika akuntan tidak memenuhi aturan tersebut, maka akan dibawa ke
pengadilan. Alsan utama akuntan berperilaku etis yaitu :
 Masalah etika merupakan masalah hukum dan peraturan dan akuntan diharapkan
menerapkannya.
 Profesi mengharuskan anggota untuk memberikan layanan kepada publik sesuai
standar tertentu sehingga reputasi dan profesi dilindungi.
 Perilaku etis akuntan berfungsi utnuk melindungi kepentingan publik.
 Konsekuensi perilaku tidak etis termasuk tindakan displiner terhadap akuntan
oleh CIMA akan berdampak buruk terhadap pekerjaan, kelayakan finansial dan
kemanjuran bisnis organisasi.
 Akuntan yang dipekerjakan di sektor publik memiliki tugas melindungi uang
pembayar pajak.

Tidak cukup hanya berperilaku etis, akuntan harus up to date dengan harapan masyarakat
untuk memenuhi peran mereka dan membangun kepercayaan dalam profesi.

3.1 Pendekatan Etika Akuntansi


Para profesional akan memiliki gagasan tersendiri tentang perilaku apa yang etis dan
apa yang tidak. Di Inggris, Dewan Pelaporan Keuangan (FRC) telah mengambil peran utama
dalam pelaporan etis dan membangun kepercayaan dalam profesi akuntansi. Pekerjaan ini
dilakukan oleh dua sub – badan.
a. Dewan Pengawasan Profesional untuk Akuntansi (POB)
Perannya untuk mengatur kegiatan spesifik dari badan akuntansi mengenai
anggotanya:
 Pendaftaran dan pemantauan
 Pelatihan dan pendidikan
 Pengembangan profesional berkelanjutan (CPD)
 Perilaku dan displin
b. Dewan Praktik Audit (APB)
Peran utamanya terkait dengan praktik audit :
 Menerbitkan standar audit yang berisi prinsip dan prosedur yang harus dipatuhi
auditor di Inggris dan Republik Irlandia.
 Memberikan saran tentang penerapan standar audit dan bantuan dalam
menangani masalah yang muncul.
 Mengembangkan standar bagi akuntan yang menyediakan layanan jaminan.
 Mengeluarkan standar etika mengenai prinsip penting kemerdekaan,
objektivitas dan integritas.
 Membantu pengembangan legislasi dan peraturan lainnya secara nasional dan
internasional bila diperlukan.
 Mengembangkan pemahaman publik tentang peran dan tanggung jawab
auditor – termasuk penelitian dan sponsor.

3.2 Tujuh Prinsip Kehidupan Publik


Komite Standar dalam Kehidupan Publik Pemerintah Inggris menetapkan 7 prinsip
yang wajib diikuti:
a. Tidak mementingkan diri sendiri
Individu harus bertindak untuk kepentingan umum.
b. Integritas
Individu harus menghindari tindakan yang menempatkan mereka dibawah kewajiban
keuangan dimana akan mempengaruhi tugas publik mereka.
c. Objektivitas
Semua pilihan terutama yang berkaitan dengan pemberian kontrak, penghargaan dan
memberikan manfaat bagi orang lain harus dilakukan murni berdasarkan prestasi.
d. Akuntabilitas
Individu bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri dan orang lain.
e. Keterbukaan
Individu harus terbuka mengenai keputusan dan tindakan mereka. Informasi mengenai
alasan keputusan mereka harus tersedia secara bebas.
f. Kejujuran
Jika individu memiliki kepentingan pribadi yang berkaitan dengan kepentingan publik,
maka harus menyatakannya dan berusaha menyelesaikan konfil apa pun untuk
melindungi kepentingan publik.
g. Kepemimpinan
Individu harus mempromosi dan menghormati 6 prinsip diatas melalui kepimpinan.

3.3 Kaidah Tingkah Laku


Kode Etik atau “Kaidah Tingkah Laku” adalah rangkaian standar yang mengatur
perilaku anggota profesi, dengan menetapkan standar yang diharapkan untuk kompetensi,
perilaku profesional, dan integritas dengan tujuan membantu menilai apakah mereka
bertindak etis dalam situasi tertentu.
Terdapat 2 pendekatan yang bisa diikuti dalam mengembangkan kode etik :
 Pendekatan berbasis Kepatuhan (berbasis aturan).
 Pendekatan berbasis Etika (berbasis kerangka kerja)
3.3.1 Pendekatan berbasis Kepatuhan

Dengan pendekatan ini, badan pimpinan akan berupaya mengantisipasi setiap situasi
etis yang ada dan menetapkan aturan khusus yang diikuti anggotanya. Anggota diharapkan
mengikuti aturan dan betanggung jawab jika mereka melanggar aturan.

3.3.2 Pendekatan berbasis Etika

Pendekatan ini ditetapkan prinsip – prinsip yang menjelaskan nilai dan sifat dasar yang
seharusnya dimiliki anggota. Tidak ada upaya untuk meresepkan peraturan yang terperinci,
namun pedoman umum dikembangkan untuk memberikan nasihat tentang bagaimana situasi
tertentu ditangani. Pendekatan ini berarti anggota mengikuti pedoman sukarela yang
merupakan contoh praktik baik atau terbaik.

3.3.3 Perbedaan dalam Pendekatan

Dibawah pendekatan kepatuhan, individu memiliki presepsi yang jelas tentang


perilaku yang diharapkan, tetapi ada batas mengenai jumlah peraturan yang diatur.
Sedangkan pendekatan etika lebih organik dan memungkinkan individu untuk memutuskan
perilaku apa yang cocok dalam segala situasi.

3.4 Kode Etik untuk Organisasi Bisnis


Ada 3 elemen untuk menciptakan program etika yang efektif :
1. Kepemimpinan Aktif
Program ini harus didukung sepenuhnya oleh pimpinan organisasi. Seorang anggota
dewan senior harus ditunjuk sebagai “juara etis” yang perannya membujuk semua
eksekutif senior lainnya untuk memimpin melalui teladan.
2. Buy-in
Tujuan sang juara untuk mengatur proses konsultasi dengan anggota staf guna mencapai
“dukungan” terhadap etika baru mereka.
3. Pelatihan
Setelah karyawan memahami perlunya perilaku etis, pelatihan harus diberikan untuk
memastikan semua memahami apa yang diharapkan dari mereka.

3.5 Mengapa Mengembangkan Kode Etik?


Beberapa alasan untuk memperkenalkan Kode etik :,
1. Komunikasi
Kode etik berkomunikasi merupakan standar perilaku yang diharapkan dari karyawan.
2. Konsistensi Perilaku
Dengan pesan yang dikomunikasikan, perilaku karyawan dapat distandarisasi atau dibuat
konsisten di semua operasi dan lokasi.
3. Pengurangan Resiko
Perilaku terstandarisasi mengurangi risiko tindak etis karena karyawan yang tidak etis
akan “menonjol” dan dapat ditangani.
4. Kepatuhan pada Tata Kelola Perusahaan Inggris.
Tata kelola perusahaan menyarankan agar bisnis menyusun kode etik diterbitkan secara
internal dan eksternal kepada organisasi, tujuannya untuk memastikan karyawan tahu apa
yang diharapkan dari mereka.

4. Kode Etik Akuntan


Untuk pengembangan standar tinggi, Komite Etika IFAC menetapkan kode etik yang
memiliki standar selaras secara global. Kode (yang diadopsi CIMA) bertujuan
mnegidentifikasi tanggung jawab yang diambil seseorang sebagai akuntan. Kode tersebut
dibagi menjadi 3:
a. Bagian A - Aplikasi Umum Kode
Memperkenalkan prinsip – prinsip yang kita pelajari.
b. Bagian B – Akuntan dalam Praktek Publik.
Panduan Penerapan prinsip yang relevan bagi yang bekerja dalam pratik publik, misalnya
: Biaya dan remunerasi, pemasaran etc.
c. Bagian C – Akuntan Profesional dalam Bisnis.
Memberikan panduan secara relevan bagi mereka yang bekerja diperdagangan, seperti
persiapan informasi, kepentingan keuangan dll.

5. Pedoman Etika CIMA


Pada Juni 2006, CIMA meluncurkan Pedoman Etiknya. Pedoman etika ini memberikan
prinsip dasar yang wajib diikuti oleh anggotanya. Dalam hal ini, Kode etik CIMA
berdasarkan kerangka kerja/etika. Ada konsekuensi serius jika gagal mengikutinya. Kode
tersebut juga mencerminkan standar yang diharapkan CIMA dari anggota dan siswanya.
Untuk itu, para profesional harus memenuhi harapan publik untuk tetap mengikuti
perkembangan terkini.

5.1 Prinsip – Prinsip Dasar


Prinsip – prinsip dasar yang haris diperhatikan anggota sebagai berikut :
5.1.1 Intergritas
Intergritas adalah prinsip mengenai kejujuran dan mengharuskan akuntan untuk berterus
terang dalam sebuah hubungan profesional dan bisnis.
5.1.2 Objektivitas
Objektivitas adalah perpaduan dari ketidakberpihakan, kejujuran intektual dan kebebasan
dari konflik kepentingan.
5.1.3 Kompetensi Profesional dan Perhatian yang Wajar.
Ini berarti akuntan harus menahan diri dan melakukan layanan apa pun yang mereka
tidak dapat lakukan dengan pengetahuan yang wajar, kompetensi , ketekunan, dan kesadaran
penuh terhadap masalah penting.
5.1.4 Kerahasiaan
Akuntan memiliki tugas menjaga keamanan informasi yang dimilikinya kecuali jika ada
hak atau kewajiban hukum atau profesional untuk diungkapkan.
5.1.5 Perilaku Profesional
Berarti tidak melakukan apapun yang dapat mendiskreditkan profesi dan mematuhi
semua hukum dan peraturan yang relevan.

5.2 Aturan
Sebagai anggota, diharapkan melampaui aturan dan untuk mencapainya perlu
memahami beberapa teori.
 Aturan adalah titik batas
 Aturan memiliki arti
 Aturan perlu ditegakkan

6. Kualitas Akuntan
Untuk memenuhi prinsip dasar, Kualitad tertentu diharapkan dari akuntan yang
digolongkan sebagai :
 Kualitas Pribadi
 Kualitas Profesional

6.1 Kualitas Pribadi yang diharapkan dari seorang Akuntan.

 Keandalan
 Tanggung Jawab
 Ketepatan Waktu
 Sopan Santun
 Rasa Hormat

6.1.1 Keandalan
Klien dan kolega akuntan mempercayai merek dapat diandalkan sehingga ketika
mengambil pekerjaan, harus diserahkan tepat waktu dan sesuai apa yang dminta.
6.1.2 Tanggung Jawab
Akuntan harus mengambil “kepemilikan” dari pekerjaan mereka dan bertanggung
jawab atas tindakan dan keputusan mereka.
6.1.3 Ketepatan Waktu
Klien dan rekan kerja mengandalkan akuntan untuk menghasilkan pekerjaan dalam
kerangka waktu tertentu, untuk itu prioritas dan keterampilan manajemen kerja sangat
penting.
6.1.4 Sopan Santun
Akuntan harus bersikap santun, penuh pertimbangan terhadap klien, kolega, dan orang
lain yang berhubungan dengan mereka selama pekerjaan berlangsung.
6.1.5 Rasa Hormat
Akuntan harus menghormati orang lain dengan mengembangkan hubungan yang
konstruktif dan mengakui nilai dan hak mereka.

6.2 Kualitas Profesional yang diharapkan dari seorang Akuntan.


 Independensi
 Skeptitisme
 Akuntabilitas
 Tanggung Jawab Sosial

6.2.1 Independensi
Prinsip objektif membutuhkan “pikiran mandiri”. Ini berarti menempatkan semua
pertimbangan yang tidak relevan di satu sisi engan tugas di satu sisi – memungkinkan
pekerjaan bebas dari prasangka.
6.2.2 Skeptitisme Profesional
Prinsip integritas berarti akuntan harus mengembangkan rasa ketidakpercayaan yang
sehat. Untuk itu, akuntan harus mempertanyakan informasi yang diberikan kepada mereka.
6.2.3 Akuntabilitas
Akuntan harus menyadari bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian dan
keputusan mereka sendiri.
6.2.4 Tanggung Jawab Sosial
Akuntan memiliki tugas publik serta kewajiban kepada klien mereka. Tugas publik ini
menjadi tanggung jawab – penyediaan manfaat khusus bagi masyarakat secara keseluruhan.

7. Pengembangan pribadi dan pembelajaran seumur hidup


Pengembangan pribadi adalah pengembangan kualitas pribadi seperti keterampian
berkomunikasi, ketegasan dll. Sedangkan Pembelajaran seumur hidup adalah konsep
individu tidak pernah berhenti belajar dan harus terbuka untuk ide – ide baru, keterampilan,
dan perilaku.

7.1 Mengapa Pengembangan profesional diperlukan.


Untuk mengembangkan dan mempertahankan pengetahuan dan keterampilan teknis
mereka karena persyaratan tersebut didorong oleh harapan publik.
7.2 Siklus Pengembangan profesional CIMA
Salah satu pendekatan dan pengembangan pribadi dan pembelajaran seumur hidup adalah
siklus pengembangan CIMA. Tahapan tersebut terdiri dari :
 Tentukan, harus mendefinisikan peran mereka saat ini dan yang diinginkan.
 Menilai, kemampuan dan kompetensi harus dinilai dan kesenjangan pengetahuan
harus diidentifikasi.
 Desain, Anggota harus membangun program kegiatan yang memenuhi tujuan
pembelajaran
 Bertindak, anggota harus melakukan kegiatan pembelajaran.
 Refleksikan, harus merefleksikan, mempertimbangkan, dan menerapkan kegiatan
yang telah dipelajari.
 Evaluasi, anggota harus menilai pengembangan aktual terhadap tujuan
pembelajaran.

7.2.1 Apa yang dianggap sebagai pembangunan?


Siklus mengakui bahwa pengembangan adalah proses yang berkelanjutan dan
memberikan anggota kerangka kerja untuk diikuti.

7.3 Pendekatan lain untuk Pengembangan Profesional.


Badan Akuntansi lainnya seperti ICAEW dan ACCA memiliki persyaratan
penegembangan sendiri. Daripada mengikuti siklus, mereka meminta anggota untuk
menyelesaikan sejumlah jam CPD setiap tahun yang relevan dengan pengembangan mereka.

Anda mungkin juga menyukai