Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fisiologi Tanaman
Disusun Oleh:
Muhamad Fakhruddin (4442190098)
Asti Fauziah (4442190099)
Angelina Gabriella (4442190121)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................
1.3. Tujuan...............................................................................................
BAB II TINJAUAN/REVIEW JURNAL.....................................................
2.1. ..........................................................................................................
2.2. ..........................................................................................................
2.3. ..........................................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1. Simpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Setiap mahluk hidup pasti memiliki ciri adanya kehidupan, salah satunya
yaitu bernapas atau respirasi. Sama halnya dengan mahluk hidup lain, tumbuhan
pun melakukan proses bernapas. Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar
diartikan sebagi proses pertukaran gas di paru-paru. Tetapi secara biologis,
pengertian respirasi tidaklah demikian. Pernafasan lebih menunjuk kepada proses
pembongkaran atau pembakaran zat sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk
memperoleh energi atau tenaga. Pernapasan pertumbuhan berbeda dibandingkan
pernapasan pada hewan atau manusia karena pernapasan pada tumbuhan lebih
kompelks prosesnya. Tanpa adanya respirasi tumbuhan akan mengalami
kemunduran fisiologi karena respirasi merupakan proses yang vital bagi
kehidupan tumbuhan.
Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap
melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi
aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan
respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob,
terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga
menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP
saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma).
Sebagian mikroorgaanisme melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam),
anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif).
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan
untuk proses respirasi. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan
mampu melakukan proses fotosintesis, hasl ini disebabkan klorofil hanyak akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidioseputro, 1985). Energi yang ditangkap
dari proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dapat digunakan untuk
mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Bila tumbuhan
sedang tumbuh, laju respirasi meningkata sebagai akibat dari permintaan
pertumbuhan, tapi beberapa senyawa yang hilang dialihkan kedalam reaksi
sintesis dan tidak pernah muncul sebagai CO2 (Salisbury dan Ross, 1995).
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
2. Mengetahui tahapan-tahapan respirasi yang terjadi di dalam tumbuhan .
3. Mengetahui bagaimana respon respirasi terhadap intensitas cahaya yang
rendah.
4. Mengetahui adakah pengaruh erthhel terhadap laju respirasi selama proses
pematangan buah jeruk nipis.
5. Mengetahui bagaimana pengaruh memar pada buah manga gedong gincu
dalam beberapa suhu penyimpanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Pengaruh Memar pada Buah terhadap Laju Respirasi dan Produksi
Etilen
Memar merupakan gejala kerusakan buah akibat getaran dan guncangan
yang dialami buah selama transportasi. Memar akan segera diikuti dengan
pembusukan sehingga buah menjadi tidak layak jual. Memar mengindikasikan
jaringan daging buah telah rusak sehingga mutunya menurun. Sedangkan respirasi
merupakan proses biologis yaitu oksigen diserap untuk digunakan pada proses
oksidatif yang menghasilkan energy yang diikuti oleh pengeluaran sisa
pembakaran berupa gas karbondioksida dan air. Umur simpan buah dapat
dipengaruhi oleh laju respirasi. Laju respirasi dapat dikendalikan antara lain
dengan memanipulasi kandungan gas O2 atau CO2 dalam kemasan atau ruang
penyimpanan. Dengan cara menurunkan konsentrasi O2 atau meningkatkan
konsentrasi CO2 maka laju respirasi dapat diperlambat sehingga umur simpan
buah dapat diperpanjang. Adapun buah yang diteliti adalah buah Mangga varietas
gedong gincu yang berumur 93-107 (terhitung dai berbunga), sampel diambil dari
daerah Majalengka.
Hasil penelitian pada jurnal terkait menunjukkan bahwa mangga gedong
gincu yang dimemarkan dengan tingkat tekanan sebesar 50% memiliki
kecenderungan laju respirasinya lebih rendah dibandingkan dengan mangga
gedong gincu yang tidak dimemarkan. Mangga gedong gincu yang disimpan
dalam suhu 10 0C mempunyai laju respirasi paling rendah dibandingkan dengan
mangga gedong gincu yang disimpan pada suhu 20 0C dan 25 0C. Dapat
disimpulkan bahwa laju respirasi ditentukan oleh suhu, dan kerusakan pada
produk juga mempengaruhi laju respirasi. Suhu dingin akan menyebabkan
perubahan yang sangat mencolok pada kecepatan glikolisis dan respirasi
mitokondria, yang mengakibatkan laju respirasi menjadi lambat dibandingkan
dengan suhu tinggi. Suhu rendah akan mereduksi laju respirasi, memperlambat
laju produksi etilen, serta laju kemunduran mutu produk.
Mangga gedong gincu yang dimemarkan dengan tingkat tekanan 50 %
mempunyai kecenderungan produksi etilennya lebih rendah dibandingkan dengan
mangga gedong gincu yang tidak dimemarkan. Mangga gedong gincu yang
0
disimpan dalam suhu 10 C, mempunyai produksi etilen paling rendah
dibandingkan dengan mangga gedong gincu yang disimpan pada suhu 20 0C dan
25 0C, pada buah mangga gedong gincu yang tidak dimemarkan yang disimpan
dalam suhu 10 0C, 20 0C dan 25 0C masing-masing mempunyai nilai produksi
etilen 3.46E+00 ppm, 3.09E+00 ppm dan 2.00E+00 ppm. Dapat dikatakan bahwa
produksi etilen amat erat hubungannya dengan laju respirasi, dan suhu yang
rendah akan menurunkan produksi etilen sehingga pematangan buah dapat
diperlambat.
Penyimpanan pada suhu yang tinggi dan proses pememaran
mengakibatkan buah mangga gedong gincu mengalami laju respirasi yang tinggi
dan produksi etilen yang tinggi. Pada suhu yang rendah, akan memperpanjang
umur simpan buah mangga gedong gincu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat diambil kesimpulan bahwa respirasi merupakan proses pengambilan
O2 untuk memecah senyawa senyawa organik menjadi CO 2, H2O dan energi. Laju
Fotosintesis, laju transpor elektron, titik kompensasi cahaya, dan laju respirasi
gelap menurun akibat intensitas cahaya rendah, masing-masing hanya mencapai
71,80,71, dan 67% kontrol. Pada intensitas cahaya rendah, genotipe toleran
Ceneng memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam mempertahankan laju
fotosintesis dan transpor elektron dibandingkan dengan genotipe peka Godek.
Titik kompensasi cahaya dan laju respirasi gelap pada genotipe toleran Ceneng
masing-masing hanya mencapai 64 dan 60% kontrol sedangkan pada genotipe
peka Godek masih mencapai 69 dan 84% kontrol.
Erthel memiliki pengaruh terhadap laju respirasi pada buah jeruk nipis
selama proses pematangan. Ethrel meningkatkan laju respirasi buah jeruk nipis
dan laju peningkatan respirasi bergantung pada konsentrasi ethrel yang
diaplikasikan. Pengaruh ethrel pada laju respirasi dan kandungan klorofil paling
optimal terjadi pada konsentrasi 15%.
Memar pada buah mangga gedong gincu mempengaruhi pola respirasi dan
produksi etilen pada buah mangga gedong gincu. Buah yang mengalami
pememran akan mengakibatkan laju respirasi dan produksi etilen meningkat. Suhu
yang rendah akan mengakibatkan laju respirasi dan produksi etilen yang rendah
pula. Begitupun dengan suhu yang tinggi akan menyebabkan laju respirasi dan
produksi etilen meningkat sehingga akan mempercepat pematangan buah mangga
gedong gincu.
DAFTAR PUSTAKA