Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKERIN


Sekolah Menengah kejuruan sebagai salah satu sub system Pendidikan
Nasional, memiliki kedudukan dan peranan penting dalam menyiapkan tenaga
kerja terampil sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Upaya menuju
ke arah itu melalui kebijakan link and match. Salah satu bentuk implementasi
kebijakan tersebut adalah penyelenggaraan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan(PKL).
Pada dasarnya Praktek Kerja industri merupakan suatu kegiatan pendidikan
yang terintekgrasi dengan kegiatan dunia usaha dan dunia
industri.Pengintegrasian ini dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan
standar penilaian kompetensi kerja disekolah dan dunia kerja, sekaligus
mendekatkan supply and demand ketenagakerjaan.
Dalam rangka penguatan sinergi antar pemangku kepentingan dan untuk
meningkatkan kualitas daya saing sumber daya manusia Indonesia, Presiden
Republik Indonesia pada tanggal 9 September 2016 mengeluarkan instruksi
(INPRES) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan kualitas dan Sumber Daya Manusia
Indonesia.
Meskipun secara umum inpres ini ditunjukan kepada Para Menteri Kabinet
Kerja, Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan Para Gubernur. Dalam
inpres tersebut, Presiden memberikan penugasan khusus kepada 11
Kementerian/Lembaga yaitu: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,Menteri
Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mentri Perindusrtian, Menteri
Ketanagakerjaan, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan,
Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kesehatan,Menteri Keuangan dan
Kepala Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Penugasan oleh Presiden dalam inpres Nomor 9 Tahun 2016, yang erat
kaitannya dengan dunia SMK adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dan Menteri Perindustrian. Diantara tugas kedua Kementerian tersebut adalah
meningkatkan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang
lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
dan Program magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK.
Mendorong indusri untuk memberikan dukungan dalam pengembangan
teaching factory dan infrastruktur serta mempercepat penyelesaian SKKNI.

B. DASAR HUKUM KEGIATAN PKL


Dasar hokum yang melandasi pelaksanaan PKL antara lain:
1. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab VI Bagian Ketiga Pasal 18.
2. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
peraturan No.19 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan pemerintah republic Indonesia No.17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2010
tentang perubahan atas Peraturan pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.41 Tahun 2015 tentang
Pembangunan Sumber Daya Indutri.
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
6. Intruksi Presiden No.9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber daya
Manusia Indonesia.
7. Intruksi Presiden No.9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam rangka Pengingkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia Indonesia.
8. Peraturan Menteri Perindusrtian No.03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.

2
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No.36 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Pemagangan Di dalam Negeri.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.60
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
kejuruan/Madrasah Aliah kejuruan.
11. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud No.4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan.
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud No.130/D/KEP/KR/2017 tentang Spektrum Keahlian
Pendidikan Menengah Kejuruan.

C. Prinsip-prinsip Pelaksanaan PKL


1. PKL pada dasarnya merupakan kegiatan intra kurikuler, harus dilaksanakan
oleh setiap peserta didik secara individu.
2. PKL dimaksudkan agar peserta didik mendapat:
a. Pendalaman dan perluasan penguasaan kemampuan profesional
kejuruan.
b. Menghayati suasana iklim kerja dalam situasi yang sesungguhnya.
c. Menginternalisasi etos kerja secara positif.
3. Sesuai dengan flesibelitas Kurikulum SMK, jadwal PKL dapat disesuaikan
dengan kodisi dan tuntunan kebutuhan setempat dan tidak harus pada suatu
semester tertentu sebagaimana tercantum dalam susunan program kerja
sekolah.
4. Memperhatikan aturan yang ada dan hakikat tujuannya, PKL dapat
diperluas menjadi bentuk magang, yaitu perpaduan kegiatan belajar
disekolah dan bekerja di dunia usaha/dunia industri dalam satu kesatuan
sistem untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu.
5. Dengan pengaturan organisasi dan pola penyelenggaraan pendidikan SMK
dapat menyelenggarakan proses pembelajaran sebagian atau seluruh
komponen keahlian kejuruan dalam bentuk latihan di dunia kerja.

3
6. Untuk mengoptimalkan kegiatan PKL sebagai wahana belajar peserta didik,
SMK perlu membentuk tim khusus yang dapat menangani secara
profesional dan terkoordinasi dengan kegiatan-kegiatan lain, seperti unit
produksi, kerjasama dengan Dunia Usaha dan Sertifikasi Keahlian.
7. Perlu dirancang suatu sistem yang dapat menjamin pelaksanaan kegiatan
secara terrarah,efektif dan terkendali, seperti adanya buku panduan PKL.
8. Proses pembimbingan dan penetapan keberhasilan peserta didik yang
melaksanakan PKL, diatur dan ditetapkan bersama antara sekolah dan
dunia Usaha/Dunia Industri tempat PKl.

D. Tujuan PKL
Program PKL disusun Bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi
intitusi/induatri pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhui
kebutuhan peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus sebagai wahana
berkontribusi bagi DUDI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di
SMK. Tujuan PKL antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berirorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia
kerja yang ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja sesuai tuntunan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasi salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program Pendidikan di sekolah
dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DUDI).
6. Memberi motivasi peserta didik untuk berwirausaha.

4
7. Mengharapkan terjadinya penyerapan perkembangan teknologi dari dunia
usaha/dunia industri ke sekolah sebaliknya.
8. Memberi masukan dan umpan balik,guna memperbaiki dan
mengembangkan serta kesesuaian pendidikan kejuruan dengan kebutuhan
tenaga kerja dilapangan.
9. Memberi peluang untuk pemasaran dan penelusuran lulusan.

E. Manfaat PKL
1. Manfaat bagi peserta didik
a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di
sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa
pengalaman langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja
positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja
yang tinggi sesuai budaya industri.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari.
f. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntunan
nilai-nilai yang tumbuh dari budaya industri.
2. Manfaat bagi sekolah
a. Terjadinya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan dunia kerja (DUDI).
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman langsung selama
PKL.
c. Meningkatkan relevansi dan evektifitas program sekolah melalui
sinkronisasi kirikulum, proses pembelajaran, teching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil
pengamatan di tempat PKL.

5
d. Merealisasikan program penguatan Pendidikan karakter berbasis
masyarakat secara terencana dan implementasi Peraturan Pemerintah
No.87 Tahun 2017 tentang Peningkatan Pendidikan Karakter.
e. Meningkatkan kualitas lulusan.
3. Manfaat bagi dunia kerja
a. Dunia kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDI.
c. Dunia Kerja (DUDI) dapat mengembangkan proses dan atau produk
melalui optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontriusi terhadap
dunia pendidikan sebagai implementasi dari instruksi Presiden No.9
Tahun 2016.

F. Ruang Lingkup PKL


Pelaksanaan PKL mencakup serangkaian fase kegiatan yang membantu
mengartikulasikan peran peserta didik, guru pembimbing dan pembimbing
industri selama proses PKL.
Ruang lingkup PKl yang diadaptasi dari Hansman (2001) meliputi:
1. Tahap I :
pengamatan
Peserta didik mengamati kinerja (pengetahuan, keterampilan, sikap kerja
dan nilai-nilai karakter budaya indusrti) dari suatu kegiatan di tempat PKL,
kemudian merencanakan mengartikulasikannya dalam suatu kegiatan
nyata/riil
2. Tahap II :
Meniru Tindakan
Peserta didik meniru tindakan berupa keterampilan, sikap kerja dan nilai-
nilai karakter yang dilakukan oleh pekerja/staf DUDI/pembimbing industri.

6
Peserta didik mencoba kegiatan yang memungkinkan membandingkan apa
yang mereka lakukan dengan yg dilakukan oleh ahli.
3. Tahap III :
Kerja dengan Bantuan dan pengawasan
Peserta didik mulai bekerja/beroperasi secara lebih rinci di bawah
pengawasan dan bantuan pembimbing indusrti.Mereka bekerja sesuai
standar tempat kerja.Kemampuan peserta didik meningkat melalui bantuan
ahli atau pembimbing industri.
4. Tahap IV :
Bekerja Mandiri
Peserta didik hanya meminta bantuan jika diperlukan.Peserta didik
mencoba tindakan nyata berupa keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai
karakter budaya industri di dunia kerja (DUDI), namun tetap membatasi
dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami.Peserta didik
melakukan tugas yang sebenarnya dan hanya mencari bantuan bila
diperlukan dari ahli.
5. Tahap V :
Aktualisasi dan Eksplorasi
Pesrta didik melakukan aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan
pengetahuan, keterampilan, sikap kerja dan nilai-nilai karakter budaya
indusrti yang sudah dimiliki.Dalam tahap ini peserta didik memberikan
tanggapan terhadap penembangan metode kerja, prosedur kerja, formula
dan lain-lain yang digunakan di dunia kerja (DUDI).

7
BAB II
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Sejarah Ringkas Sekolah


SMK Negeri 1 Sumatera Barat didirikan pada tanggal 15 Juni 2011
melalui SK Gubernur Sumatera Barat No. 892-276-2011, tertanggal 15 Juni
2011 yang diorientasikan sebagai SMK Model Sumatera Barat menuju SBI.
Didirikan atas inisiasi guru dengan dukungan Kepala BLPT Sumbar. Berdiri
dalam lingkungan BLPT Sumbar. Saat ini telah direlokasi melalui reposisi
pengalihan lahan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sumbar ke bagian Timur area
BLPT menjadi area SMK Negeri 1 Sumatera Barat.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sumatera Barat adalah
sekolah bidang teknologi dan industri. Sekolah ini pada awalnya terdiri dari 3
keahlian yaitu jurusan Teknik Pemesinan, Teknik Mekatronika, Teknik
Kendaraan Ringan. Namun seiring dengan kebutuhan masyarakat akan
pendidikan kejuruan maka sekolah melakukan pengembangan jurusan menjadi
5 program keahlian yaitu Teknik Mesin, Teknik Konstruksi & Properti,
Teknik Elektronika, Teknik Otomotif dan Teknik Ketenagalistrikan.

B. Profil Sekolah
NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 1 Sumatera Barat
STATUS : NEGERI
NPSN : 10310780
NSS : 401086109051
ALAMAT :Jln. M.Yunus, Lubuk Lintah Padang
RT/RW : 03/02
KELURAHAN : Lubuk Lintah
` KECAMATAN : Kuranji
KOTA : Padang
KODE POS : 25152
TELEPON : (0751) 26755
SK PENDIRIAN : Gubernur Sumatra Barat

8
NOMOR : 892-276-2011
TANGAL SK : 15 JUNI 2011
JUMLAH ROMBEL : 35 Rombel
PROGRAM KEAHLIAN : 1. Teknik Elektronika
2. Teknik Mesin
3. Teknik Otomotif
4. Teknik Konstruksi& Properti
5. Teknik Ketenagalistrikan
KEPALA SEKOLAH : Drs.Risman Jondedwi, MM
GURU PNS : 70 Orang
GURU NON PNS : 19 Orang
TENAGA ADM PNS : 2 Orang
TENAGA ADM NON PNS : 20 Orang
JUMLAH SISWA : 1047 Orang
KELAS X : 525 Orang
KELAS XI : 295 Orang
KELAS XII : 227 Orang

1. Visi
Mewujudkan insan berkarakter, cerdas dan kompetitif agar dapat bersaing
di Pasar Global.
2. Misi
a. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
b. Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan
secara berkelanjutan.
c. Menyediakan sarana belajar yang setara dengan sekolah unggulan
Nasional dan Internasional.
d. Menerapkan manajemen berbasis sekolah dan sistem manajemen
mutu.

9
3. Tujuan
a. Menghasilkan tamatan di bidang Teknologi dan Industri dengan
memiliki kemampuan/ kopetensi sesuai program keahlian.
b. Menyiapkan tamatan yang mampu memilih karir, berkopetensi dan
mampu mengembangkan diri.
c. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan
dunia usaha dan industri pada saat ini maupun yang akan datang dalam
lingkup program keahlian.
d. Menyiapkan lulusan agar menjadi warga negara yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, produktif, adaptif
dan kreatif.

C. Tata Tertib sekolah


1. Tata Tertib Guru
a. Guru yang mengajar sesuai dengan aturan yang berlaku ( tepat waktu
) dan telah berada di dalam kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
b. Guru yang berhalangan hadir harus memberi berita / kabar/
surat kepada Kepala Sekolah / Wakil Kepala Sekolah / Ketua Bidang
Keahlian/Koordinator Adaptif Normatif.
c. Guru yang mengajar jam pertama sampai seterusnya harus sudah
hadir 07.05 setiap harinya.
d. Guru yang sudah selesai mengajar, sebelum pulang agar
mengambil absen pulang diruang piket.
e. Tugas dan tanggungjawab guru tidak dapat dialihkan kepada guru
lain kecuali ada rekomendasi dari Kepala Sekolah apabila keadaan
yang tidak memungkinkan
f. Guru dalam pelaksanaan PBM didalam kelas sesuai dengan jadwal
pada Roster, tidak dibenarkan meninggalkan siswa dalam belajar
yang dibimbing Guru bersangkutan, kecuali sangat prinsipil dan telah
memberitahukan pada piket, jika masih berada dalam lingkungan
sekolah dan jika keluar dari lingkungan sekolah harus izin Kepala
Sekolah.

10
g. Jika tugas dan tanggung jawab tidak dilaksanakan oleh Guru
dan Pegawai dengan semestinya, maka Kepala Sekolah dan Kepala
Tata Usaha memanggil dan membina guru dan Pegawai yang
bersangkutan secara rutinitas dan berkala sehingga mendapat suatu
kesimpulan atas Guru dan Pegawai tersebut.
h. Guru dilarang merokok di lingkungan Sekolah kecuali diruang
khusus.
2. Tata Tertib Siswa
1) Kegiatan Belajar
a. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.15 WIB
b. Siswa yang terlambat hanya diizinkan masuk setelah mendapat
izin dari guru piket .
c. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa tidak
dibenarkan keluar dari lingkungan sekolah tanpa izin guru piket
dan disetujui oleh guru yang sedang mengajar
d. Izin keluar dalam kegiatan belajar mengajar dibolehkan paling
lama 10 menit.
2) Pakaian
a. Senin s/d Rabu pakai baju putih, Celana/ rok abu-abu, lengkap
dengan atribut jurusan, OSIS serta nama yang
dijahitkan/disablonkan.
b. KBM praktek memakai baju praktek lengkap dengan papan nama
dijahitkan sisablonkan
c. Hari Kamis memakai baju batik
d. Hari Jum’at putri berpakaian seragam muslim. Celana/rok
pramuka.
e. Hari Sabtu berpakaian Pramuka lengkap) dengan lambang dan
papan nama yang dijahitkan/disablonkan
f. Khusus siswa putra tidak dibenarkan memakai accessories
selain jam tangan, tidak bertato, celana Pensil, Pakai Tindik
(siswa). Berkuku panjang, dan memakai topi selain topi sekolah.

11
g. Khusus Siswi tidak dibenarkan memakai pakaian yang
mencolok dan rambut keluar dari jilbab.
h. Pakaian Tidak boleh dirobah diluar ketentuan/ baju harus masuk
kedalam celana bagi putra, pakai ikat pinggang hitam dengan
kepala polos. Dan tidak boleh memakai baju lepis (kaos oblong)
didalam pakaian seragam sekolah yang sedang dipakai.
i. Sepatu berwarna hitam dengan kaos kaki Putih
j. Parkir kendaraan siswa harus pada lapangan parkir yang
disediakan sekolah
3) Kehadiran
a. Sudah Hadir disekolah jam 07.15 WIB
b. Siswa yang tidak hadir disebabkan: Berhalangan penting harus
memberi kabar dengan surat kesekolah oleh Orang tua/ wali,
tidak dibenarkan menggunakan telepon / Handphone Siswa
yang sakit wajib melampirkan surat keterangan dokter atas
keterangan sakitnya. Atau pemberitahuan langsung dari Orang
tua /wali siswa kesekolah
c. Siswa tidak diizinkan mengikuti ujian semester apabila
kehadiran siswa kurang 80% tanpa Izin
d. Masing-masing siswa harus mengikuti pengembangan diri
minimal satu bidang minat dan bakat

D. Struktur Organisasi Sekolah

Kepala Sekolah :Drs.Risman Jondedwi,M.M


Ketua Komite : Drs. Ermon
Kepala Tata Usaha : Mega Amelia, S Pd
Wakil Bidang Kurikulum : Drs. Budy Prianto
Wakil Bidang Sarana dan prasarana :Edwin,M Pd. T
Wakil Bidang Kesiswaan : Drs. Junaidi
Wakil Bidang Manajemen Mutu : Nora Margaret, S.Si.,M.Pd
Ketua KPK Teknik Konstruksi & Properti : Lazuardi, S.Pd

12
Ketua KPK Teknik Elektronika : Drs. Naldi Agus
Ketua KPK Teknik Mesin : Jimmy Zamora, S.Pd
Ketua KPK Teknik Ketenagalistrikan : Subur, M.Pd. T
Ketua KPK Teknik Otomotif : Yuniswar, M.Pd. T

13

Anda mungkin juga menyukai