Anda di halaman 1dari 5

PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TEKNOLOGI

SALTER DUCK PADA BUOY DI SELAT MADURA


Riki Sanjaya, Ir. Sardono Sarwito, M.Sc., Indra Ranu, ST. MT.
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
( ITS) Surabaya.
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: navale.engineering@yahoo.com

Abstrak— Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki II. TINJAUAN PUSTAKA


17.508 pulau, dengan panjang + 81 km dari garis pantai + 290,
yang berarti bahwa Indonesia memiliki potensi energi laut 1. Pengertian gelombang ombak.
sangat besar, terutama gelombang laut. Oleh karena itu, Gelombang ombak adalah pergerakan naik dan turunnya air
Indonesia perlu mengambil peran dalam hal penelitian dan dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk
pengembangan energi dari energi laut gelombang laut kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut biasanya disebabkan oleh
terutama, karena teknologi ini berpotensi dapat memecahkan angin. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan
masalah energi listrik sebagai negara kepulauan, termasuk perairan, menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan berubah
menyediakan energi listrik. Analisis ini memanfaatkan menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang atau ombak.
gelombang laut sebagai sumber utama untuk dikonversi
menjadi sumber listrik dengan menggunakan pendulum Salter
Duck. Kondisi gelombang yang dianalisis pada tinggi
gelombang 0,5 m, 1m dan 1.5m dan periode 13s, 14s, 15s.
Untuk mengkonversi energi gelombang menggunakan bandul
dengan massa 5kg, 15kg 10kg, dan lengan bandul dari 0,6 m,,
0.8m 1m, dan 1.5m dan Bebek Draft Salter dari 1m, 1.5m dan
2 m. Hasil terbaik diperoleh pada frekuensi hz Bebek Salter
1/14.17 dengan massa 10 kg dan lengan pendulum 1 m
menghasilkan tenaga putar dari 669,12 watt sebagai masukan
untuk generator listrik.

Kata Kunci: Salter Duck, Pendulum, Wave Energy.

I. PENDAHULUAN
Gambar 1. Ilustrasi pergerakan partikel zat cair pada
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan gelombang
luas lautan mencakup ¾ dari wilayah negara. Salah satu sumber Amati gerakan pelampung di dalam gambar gelombang di atas.
energi alternative yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah Perhatikan bahwa sebenarnya pelampung bergerak dalam suatu
laut. Secara umum, potensi energi laut dibagi menjadi 3 jenis, yaitu lingkaran (orbital) ketika gelombang bergerak naik dan turun.
: energi pasang surut air laut (tidal power), energi gelombang laut Partikel air berada dalam satu tempat, bergerak di suatu lingkaran,
(wave energy), dan energi panas laut (ocean thermal energy). naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke
Laut mempunyai potensi sumber energi yang besar, sehingga sisi semula. Gerakan ini memberi gambaran suatu bentuk
layak untuk dikembangkan. Selain itu, energinya tersedia secara gelombang. Pelampung yang mengapung di air pindah ke pola
terus menerus (kontinue) dan ramah lingkungan (terbarukan). yang sama, naik turun di suatu lingkaran yang lambat, yang dibawa
Potensi terbesar dari laut yang bisa dimanfaatkan adalah arus laut oleh pergerakan air. Di bawah permukaan, gerakan putaran
dan energi gelombangnya. Dua bentuk utama dari arus-arus laut gelombang itu semakin mengecil. Pergerakan orbital yang
adalah arus-arus marine dan arus-arus pasang surut. Keduanya mengecil seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian di
dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Arus-arus pasang surut terjadi dasarnya hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar
dengan cara yang sangat berbeda dibanding arus marine. Arus dari sisi ke sisi yang disebut “surge”.
pasang surut berlangsung sebagai hasil gravitasi,yang tergantung
Proses Pembangkitan Gelombang di Laut
pada lokasi dan geografis. Arus ini berlangsung dalam suatu siklus.
Ombak/Gelombang laut terjadi sebagai akibat perpindahan Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh
kalor dari matahari. Panas yang diterima oleh permukaan laut gerakan angin belum sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat
menyebabkan adanya perbedaan tekanan. Dengan adanya dijelaskan secara terperinci. Tetapi meurut perkiraan, gelombang
perbedaan tekanan ini akan menyebabkan terjadinya angin yang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di
bergerak dari laut ke darat ( angin laut) atau sebaliknya (angin atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan
darat). Angin ini menyebabkan air ikut bergerak,dengan gerakan membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan
air inilah yang disebut dengan Gelombang laut. hembusan angin (lihat Gambar).
Ada kira-kira 8,000 -80,000 TWh/yr atau 1 -10 TW dari
energi gelombang didalam seluruh samudra, dan di rerata masing-
masing gelombangmenghasilkan 10 – 50 kW

1
(empat) mil laut yang dapat membantu para navigator adanya
bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong,
kerangka kapal dan/atau untuk menunjukan perairan aman serta
pemisah alur, dan dapat dipergunakan sebagai tanda batas wilayah
negara.

Gambar 2.Proses pembentukan gelombang akibat


hembusan angin

Bila angin masih terus berhembus dalam waktu yang cukup


panjang dan meliputi jarak permukaan laut (fetch) yang cukup
besar, maka riak air akan tumbuh menjadi gelombang. Pada saat
yang bersamaan riak permukaan baru akan terbentuk di atas
gelombang yang terbentuk, dan selanjutnya akan berkembang
menjadi gelombang – gelombang baru tersendiri. Proses yang
demikian tentunya akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila
gelombang diamati pada waktu dan tempat tertentu, akan terlihat
sebagai kombinasi perubahan-perubahan panjang gelombang dan
tinggi gelombang yang saling bertautan. Komponen gelombang
secara individu masih akan mempunyai sifat-sifat seperti
gelombang pada kondisi ideal, yang tidak terpengaruh oleh
gelombang-gelombang lain. Sedang dalam kenyataannya, sebagai
contoh, gelombang-gelombang yang bergerak secara cepat akan
melewati gelombang-gelombang lain yang lebih pendek (lamban),
yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan yang terus- Keterangan :
menerus bersamaan dengan gerakan gelombang-gelombang yang Satuan dalam centimeter (cm)
saling melampaui.
Gambar 2.1Pelampung suar (Buoy) PT. Kemenangan
Jelasnya gelombang-gelombang akan mengambil energi dan Powerbuoy
angin. Penyerapan energi ini akan dilawan dengan mekanisme
peredam, yaitu pecahnya gelombang dan kekentalan air. Bila angin Pembangkit PowerBuoy dengan generator putar memiliki
secara kontinyu berhembus dengan kecepatan yang tetap untuk prinsip kerja berputar dengan pendulum yang sebagai rotornya dan
waktu dan ‘fetch’ yang cukup panjang, maka jumlah energi yang generator yang sebagai stator. Permodelannya pada saat delombang
terserap oleh gelombang akan diimbangi dengan energi yang laut atau angin menghantam PowerBouy maka PowerBouy tersebut
dikeluarkan sehingga suatu sistem ‘gelombang sempurna’ (fully mengalami kemiringan yang akan menyebabkan perputaran
developed waves) akan tercapai. Sistem gelombang demikian pendulum yang terdapat pada PowerBouy tersebut. Sekali
sebenarnya jarang dijumpai karena kondisi ‘steady’ tidak sering hantaman dapat menghasilkan perputaran yang begitu lama dan
terjadi, dan juga’fetch’ kadang-kadang dibatasi oleh kondisi secara otomatis menghasilkan daya yang besar pula. Massa dan
geografi lingkungan. Bilamana angin berhenti berhembus, sistem panjang lengan mempengaruhi daya yang dihasilkan.
gelombang yang telah terbentuk akan segera melemah. Karena
gelombang pecah adalah merupakan mekanisme yang paling
dominan, maka gelombang pendek dan lancip, akan menghilang
terlebih dulu, sehingga tinggal gelombang-gelombang panjang
yang kemudian menghilang oleh gaya-gaya kekentalan, yang pada
dasarnya lebih kecil dari gelombang pecah. Proses pelemahan
(menghilangnya) gelombang mungkin mencapai beberapa hari,
yang bersamaan dengan itu gelombang-gelombang panjang sudah
bergerak dan menempuh jarak ribuan kilometer, yang pada jarak
yang cukup jauh dan tempat mulainya gelombang akan dapat
diamati sebagai alun (swell). Alun biasanya mempunyai periode
yang sangat panjang, dan bentuknya cukup beraturan (reguler).
Sistem gelombang yang terbentuk secara lokal mungkin akan
dipengaruhi oleh alun yang terbentuk dan tempat yang jauh yang
tentu saja tidak ada kaitannya dengan angin lokal. (Triatmojo,
2006)
2. Pelampung Suar (Buoy).\
Pelampung suar adalah Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran apung Gambar 2.2 Pelampung suar (Buoy)
yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 4

2
Kelebihan dari PowerBuoy dengan generator putar ini dapat sec + 4.5 sec (sesuai standart IALA) yang berarti 0.5 terang dan 4.5
ditempatkan pada perairan yang dangkal seperti Selat Madura gelap. Maka daya buoy yang dipelukan diperlukan pada buoy ialah
karena pendesainan tidak meninggi seperti PowerBuoy generator 20 watt untuk satu buah lampu.
linear. Daya yang dihasilkan sangat besar.
Buoy yang dipakai pada Skripsi ini adalah Buoy dari produksi
3. Salter Duck PT. Kemenangan bertype KST. Data Buoy didapat dari Distrik
Navigasi Klas I Surabaya, yang berada dalam naungan Dirjend.
Pada tahun 1974 Salter memperkenalkan suatu konsep Perhubungan Laut, Dapertement Perhubungan.
pengkonversi energi yang cukup unik yang mampu menghasilkan
effisiensi sebesar 90% pada gelombang sinusiodal 2 di mensi. Dia
menyebutnya dengan “nodding duck” berdasarkan bentuknya
maupun operasinya, yang di ilustrasikan pada gambar 2.4

Gambar 2.12. Nomenclature for the nodding duck wave energy


converter

Paunch dari “bebek” tersebut dibentuk seperti itu dalam


memeanfaatkan tekanan dinamik yang disebabkan oleh gelombang
yang akan mempengaruhi gerakan partikel dari air yang secara
effisien akan memaksa “bebek” tersebut untuk berotasi pada
sumbu O. Sebagai tambahan, perubahan tekanan hidrostatis akan
memberikan konstribusi untuk rotasinya dengan menyebabkan
bouyant forebody dekat beak menjadi naik turun. Ketika kedua
tekanan ini mempengaruhi pergerakan dari tiap fase, nodding duck
mengkonversi dari energi kinetik dan potensial dari gelombang Gambar 3.1 Buoy
menjadi energi mekanik rotasi. Energi mekanik rotasi ini lalu di
konversi menjadi energi listrik dengan menggunkan hydraulic – kapasitas Minimum Baterry
electric subsystem. Analisis matematis dari operasi perangkat ini
dapat ditemukan dalam paper yang dibuat oleh Salter pada tahun Bouy yang direncanakan menyala pada malam h ari yang
1976. (McCormick 1981) selama 12 j am dari pukul 17.30 s.d 05.30 maka daya yang
diperlukan adalah
III. PROSES EKSPERIMENT.
= P x t (Wh/hari) (4.1)
Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan
data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang = 20 x 12 (waktu menyala lampu)
didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan
dalam menentukan daya yang dihasilkan oleh Salter Duck. = 240 Wh/hari

Sistem pendulum yang akan di simulasikan dengan Daya Salter Duck


menggunakan perangkat lunak didasarkan pada apa yang telah
dijelaskan pada bab dasar teori. Data dari simulasi yang dibutuhkan Besarnya daya putar pendulum dengan menggunakan teknologi
adalah dimensi dari Salter Duck dan juga gerakan pitching akibat Saloter Duck didapatkan dari perhitungan :
gelombang laut.
P = ω . τ (4.4)
Daya Buoy
dimana :
Dengan mengathui karakter lampu buoy (tipe nyala) dapat
P = daya (watt)
diketahui daya buoy. Salah satu karakter yang dipilih adalah 0.5

3
ω = kecepatan anguler (rad/s) Waktu yang dibutuhkan perjam.

τ = torsi (Nm) 3600 sec : 14.67 sec/gel= 245,4 (4.7)

Sedangkan untuk perhitungan torsi pendulum di dapatkan dari Waktu yang dibutuhkan selama perharinya 12 jam .
persamaan:
245.4 sec x 12 jam =2944,8 perhari (4.8)
τ =I.α
Selama 12 jam daya yang dihasilkan:
τ = mr2 . α (4.5)
2944,8 x 7,27 watt = 7950,9 w/hari (4.9)
dimana :
Namun, kita kolerasikan daya Bouy yang direncankanan
τ = torsi putar pendulum (Nm) menyala pada malam hari yang selama 12 jam dari pukul 17.30 s.d
05.30 maka daya yang diperlukan adalah
m = massa pendulum (kg)
= P x t (Wh/hari)
r = lengan pendulum (m)
= 20 x 12 (waktu menyala lampu)
α = Percepatan anguler pendulum (rad/s2)
= 240 W/hari
untuk mencari percepatan anguler dari perhitungan:
Selisih yang dihasilkan data pada pengujian salter duck
(4.6) dengan daya yang dibutuhkan Buoy 7950,9 – 240 = 7710,9 w/hari.
Maka hasil yang di dapat sangat mencukupi kebutuhan Buoy untuk
perharinya.
dimana :
Karena tegangan battery yang di pakai 12 volt, maka maka
daya dalam satu hari yang dihasilkan oleh salter duck untuk
α = Percepatan anguler pendulum (rad/s2)
pengisian battry adalah 7950.9 watt
ω = Kecepatan anguler pendulum awal
Pada umumnya pengisian / charging battry mengalami
kerugian, hal ini karena ada sebagian energi yang hilang menjadi
= Kecepatan anguler pendulum awal pada saat ‘t’
panas atau hilang saat menjadi konversi dari energi listrik menjadi
energi kimia.
t = waktu (s)
V. KESIMPULAN.
Hasil Tabel Terlampir

Pada tabel diatas nilai kecepatan anguler (rad/s) dengan tanda Sesuai dengan tujuan awal dari penulisan ini, yaitu untuk
(-) menunjukkan kecepatan putar berlawanan arah jarum, mengetahui daya yang dihasilkan oleh Salter duck untuk
sedangkan kecepatan anguler (rad/s) dengan tanda (+) memenuhi kebutuhan pada buoy. Maka dari analisa yang telah
menunjukkan arah putaran searah jarum jam. dilakukan diambil kesimpulan sebagai berikut :

Hasil perhitungan data diatas didapatkan daya rata yang 1. Daya yang dihasilkan oleh Salter Duck sangat memenuhi
didapatkan adalah ± 100 watt. Daya yang terbesar didapatkan pada untuk kebutuhan daya pada Buoy.
Frekuensi Salter Duck 1/14.17 dengan massa pendulum 10 kg dan 2. Daya paling besar yang dihasilkan dari putaran pendulum
lengan pendulum 1 m . sedangkan daya yang terkecil pada yaitu pada frekuensi 1/14.17 dengan massa 10 kg d an
Frekuensi Salter Duck 1/14.67 dengan massa pendulum 5 k g dan lengan 1 m sebesar 669.12 watt. Sedangkan daya terkecil
lengan pendulum 0.8 m pada frekuensi 1/14.67 dengan massa 5 kg dan lengan 0.8m
3. Pada stabilitas buoy dengan pemakaian teknologi Salter
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Duck pada umumnya kemiringan yang terjadi akibat
gelombang laut dan hembusan angin sekitar 5’ maupun 10’
Dengan data simulasi yang terlampir, kita bisa mengkolerasikan diperoleh moment pengembalian lebih besar saat terjadi
hasil data dengan daya yang dibutuhkan oleh buoy. Perhitungan gelombang laut, sehingga dapat dipastikan bahwa buoy
yang akan dipakai ialah dari data yang terkecil. Bila data terkecil dapat ke posisi semula.
memenuhi kebutuhan buoy maka data simulasi telah mem. Data
yang dipakai yaitu Frekuensi Salter Duck 1/14.67 dengan massa
pendulum 5 kg dan lengan pendulum 0.8 m.

4
DAFTAR PUSTAKA

[1] Balitbang Ketenagalistrikan PLN dan LPPM ITS.2010 ,”Studi


Pemodelan dan Simulasi Pembangkit Listrik tenaga
Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTGL-
SB),”Surabaya
[2] Martin, George H. 1982 ,”Kinematika dan Dinamika
Teknik”, Jakarta : Penerbit Erlangga
[3] Hibbeler, R.C. 1998 ,”Mekanika Teknik Dinamika”, Jakarta
: PT.Prenhalindo
[4] Thomshon, William T. 1992 ,”Teori Getaran Dan
Penerapan,” Jakarta : Penerbit Erlangga
[5] Syafril Riza, 2011”Studi Penerapan Salter Duck di Laut
Jawa Sebagai Alternatif Pembangkit Listrik”,
Surabaya : Jurusan Sistem Perkapalan FTK ITS
[6] Ardi Noerpamoengkas, 2011 ,”Pemodelan Dan Simulasi
Respon Pendulum Akibat Eksitasi Harmonik
Gelombang Laut Pada Pembangkit Listrik Tenaga
Gelombang Laut Sistem Pendulum-Ponton Datar”,
Surabaya : Jurusan Mesin FTI ITS

Anda mungkin juga menyukai