Anda di halaman 1dari 10

Nama/ Nim : Dwi Andriyani/ 63010180181

Sari Ati Ningsih/ 6301018

*TUGAS KELOMPOK*

1. Kekuasaan & Politik

a. Apa yang anda ketahui tentang koalisi ?

Koalisi merupakan sebuah kelompok informal yang dibentuk guna


mempengaruhi orang-orang yang ada di luar kelompok dengan kekuatan para
anggotanya. Sebuah koalisi biasanya terbentuk ketika dua atau lebih anggota
organisasi sepakat atas atau tujuan tertentu yang bila mana sendiri maka ia kurang
mampu untuk mewujudkannya, seperti mendapatkan sumber dukungan dari
sistem jaringan yang baru, misalnya. Koalisi merupakan sebuah taktik politik
karena merupakan pengumpulan kekuasan dari beberapa individu atau kelompok
dalam organisasi demi mencapai tujuan-tujuan tertentu.

b. Jelaskan Hubungan kekuasaan dan politik !

Politik dan kekuasaan adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam
kehidupan setiap organisasi, tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi
penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya
dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.

c. Bagaimana pandangan anda terhadap pernyataan Presiden Turki, Tayyip


Erdogan : _“Jika orang baik tidak terjun ke politik, maka para penjahatlah yang
akan mengisinya ... !_ Jelaskan !

Menurut kami pendapat itu cukup beralasan, setidaknya untuk terjun ke


politik orang harus terlihat baik agar orang- orang memberikan kepercayaan untuk
memegang kekuasaan.
2. Konflik dan perundingan

a. Apakah konflik itu selalu berakibat buruk ? jelaskan!

Konflik tidak selalu berakibat buruk. Khususnya dalam suatu organisasi, konflik
dapat dipandang sebagai sesuatu yang negative dan positif. Kita tidak hanya
memandang dari sisi negative, namun kita bisa ambil sisi positifnya yaitu kita jadi
berpengalaman dan mengambil pelajaran dari suatu konflik, dan kita berusaha
untuk tidak memiliki atau muncul konflik lagi.

b. Di lingkungan tempat anda bekerja ada konflik antar kelompok. Jika anda
dimintai tolong atasan anda untuk menyesesaikan konflik tersebut apa yang akan
anda lakukan !

Untuk menyelesaikan konflik antar kelompok kami harus memperhatikan


penyebab keseluruhan tentang apa pemicu dan penyebab atau akar masalah yang
memicu terjadinya konflik, siapa saja yang terlibat dalam konflik tersebut, dan apa
tujuan sebenarnya yang ingin dicapai oleh pihak- pihak yang terlibat dalam
konflik dan menerima aspirasi dari kelompok baik yang terlibat konflik maupun
tidak, sehingga penyelesaian konflik secara efektif dan efisien tercapai dan dapat
bermanfaat untuk memperbaiki kinerja organisasi.

3. Dasar-Dasar Struktur Organisasi, Rancangan Kerja dan Teknologi

a. Menurut anda, haruskah setiap organisasi mempunyai struktur? Jelaskan!

Harus, karena struktur organisasi bisa mengatur jalannya organisasi


dengan cara pembagian tugas masing- masing yang dilakukan oleh anggota,
pemimpin atau pengurus lainnya serta mempertanggung jawabkan hasil kinerja
kepada pimpinan dan untuk pimpinan bisa lebih mudah dalam membuat keadilan
dam mengawasi tugas masing- masing bawahan.
b. Setidaknya ada 6 struktur organisasi, sebutkan dan berikan masing-masing
gambarnya !
Enam Elemen Dari Struktur Organisasi

1) SPESIALISASI KERJA

Istilah spesialisasi kerja atau pembagian tenaga kerja untuk


menggambarkan sampai sejauh mana aktivitas dalam organisasi dibagi ke
dalam pekerjaan-pekerjaan secara terpisah.

Contoh di tempat kerja : ditempat kerja saya adanya


staff marketing, accounting, staff pajak, tim kreatif, staff operasional, staff
recruitment, staff pengelahan data karyawan, staff lapangan, project
manager, dan marketing manager dengan job description masing-masing
sesuai dengan tanggungjawab dan keahliannya.

2) DEPARTEMENTALISASI

Ketika pekerjaan telah dibagi ke dalam spesialisasi kerja, mereka


harus dikelompokan sehingga tugas-tugas umum dapat dikoordinasikan.
Basis yang mana pekerjaan dikelompokan disebut dengan
departementalisasi.

Contoh di tempat kerja : setelah saya sebutkan tadi mengenai


beberapa staff sesuai dengan spesialisasinya maka dikelompokan dalam
satu department masing-masing di kantor saya seperti contoh staff
accounting dan staff pajak di dalam satu Financial Devision, staff kreatif,
operasional (production runner),  dan lapangan kedalam Production
Devision. Lalu, staff marketing, marketing relation, dan marketing
manager didalam Marketing Devision. Selanjutnya, ada project manager,
producer, dan direktur kedalam Head Devision.

3) RANTAI KOMANDO
Rantai komando merupakan garis kewengangan tak terputus yang
membentang dari organisasi puncak hingga pegawai terendah dan
menjelaskan siapa yang melaporkan kepada siapa. Otoritas mengacu pada
hak—hak interen di dalam posisi manajerial yang memberikan perintah
dan mengharapkan mereka untuk dipatuhi.

Contoh di dalam kerja : di kantor saya wewenang yang paling


tinggi berada pada direktur, lalu menugaskan kepada producer dan project
manager, dari project manager/producer diperintahkan kembali kepada
manager bagian masing-masing sesuai dengan perintah yang ditunjuk,
seperti contoh menunjuk kepada marketing devision, berarti project
manager/producer memerintah kepada marketing manager dari marketing
manager lalu diteruskan atau dibicarakan keseluruh staff marketing.

4) RENTANG KENDALI

Rentang kendali penting karena sangat menentukan jumlah level


dan menejer yang harus dimiliki oleh organisasi. Semuanya menjadi
seimbang, semakin lebar atau besarnya rentang, akan semakin efektif
organisai tersebut.

Contoh di dalam kerja : di kantor saya untuk rentang kendali setiap
bagian. Tiga staff marketing harus melaporkan dan bekerjasama dengan 1
marketing manger, lalu dia org staff keuangan dengan 1 head devision, 6
staff production devision dengan 1 orang head devision, lalu 3 head
devision tersebut dibawahi oleh seorang project manager, lalu project
manager bertanggungjawab langsung terhadap direktur.

5) SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI

Sentralisasi mengacu pada kondisi yang mana pengambilan


keputusan dipusatkan pada satu titik tunggal dalam organisasi. Dalam
organisasi tersentralisasi, para manajer puncak yang mengambil seluruh
keputusan, dan para manajer level rendah hanya melaksanakan
pengarahan dari mereka.

Contoh di dalam kerja : ketika dalam kegiatan tertentu dan


merupakan klient inti dari direktur, semua pilihan tema, konsep acara,
siapa yang bekerja, alur, penjadwalan, dll. Ditentuin secara sepihak oleh
direktur sehangga masing2 bagian hanya tinggal bekerja sesua yg
diperintahkan.

Desentralisasi sering kali diperlukan bagi perusahaan dengan


lokasi di luar negeri karena pengambilan keputusan yang bersifat lokal
diperlukan untuk memberikan tanggapan terhadap peluang keuntungan
tiap-tiap daerah, basis klien, dan undang-undang tertentu, sementara
pengawasan  yang tersentralisasi diperlukan untuk mempertahankan para
manajer regional yang bertanggung jawab.

Contoh di dalam kerja : ketika direktur memberikan kebebasan


kepada seluruh karyawan dan staff manager untuk dapat berdiskusi dan
dapat mengambil keputusan sendiri yang sesuai dengan pekerjaan dan
diawasi oleh project manager.

6) FORMALISASI

Formalisasi mengacu pada keadaan yang mana pekerjaan di dalam


organisasi  telah terstandardisasi. Jika suatu pekerjaan sudah terfomalisasi,
maka yang berkuasa memiliki sejumlah keleluasaan yang minimal atas
apa yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya.

Contoh di dalam kerja : contoh dalam pekerjaan saya adanya


jobdest sehingga tidak semua orang dapat tersangkut paut atau ada hak
dan wewangnya masing-masing.
c. Jika anda diserahi oleh mertua anda untuk memimpin BPRS-nya yang memiliki 7
karyawan, gambarkan struktur organisasinya ! Termasuk desain organisasi yang
mana gambar anda tersebut ?

4. Mengkaji artikel jurnal.

Masing2 kelompok mengkaji 3 judul jurnal yang ada kaitannya dengan tema yang
telah kita diskusikan, yaitu Kuasaan dan Politik, konflik dan perundingan, dasar2 struktur
organisasi, rancangan kerja, & teknologi. Jurnal boleh internasional atau nasional terkini
yg terakreditasi. Sistimatika pembahasan :

Praktik Politik Oligarki dan Mobilisasi Sumber Daya Kekuasaan Di Pilkades Desa
Sitimerto Pada Tahun 2016

a. Latar belakang dan rumusan masalah/pertanyaan penelitian

Artikel ini berusaha melacak penggunaan dan mobilisasi sumber daya


kekuasaan oligarki di pedesaan Jawa. Apakah masih bertumpu kepada sumber
daya kekuasaan material, atau sudah berkolaborasi dengan sumber daya
kekuasaan lainnya. Karena penguasa oligarki di desa Sitimerto telah membangun
dinasti politik keluarga sejak tahun 1998. Sebagai dampak liberalisasi politik di
tingkat nasional berimbas kepada politik pedesaan. Apalagi, dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa membuka kesempatan seluas-luasnya
kepada warga desa untuk berkontestasi dalam pemilihan kepala desa serentak. Hal
ini memberikan peluang bagi munculnya penguasa oligarki desa yang berkuasa
melalui proses demokratisasi seperti pemilihan kepala desa.

b. Tujuan penelitian

Artikel ini bertujuan mengetahui perkembangan model demokrasi dan


sumber kekuasaan oligarki di desa Sitimerto Kabupaten Kediri dalam Pilkades
serentak tahun 2016 yang lalu.
c. Kerangka konseptual penelitian

Analisis pada penelitian ini berdasarkan konsep dan teori oligarki, elite,
sumber daya kekuasaan dan demokrasi. Terdapat dua teori utama yang digunakan
kekuasaan oligarki dan elite. Pandangan teoritik sumber daya kekuasaan Jawa
Anderson (1972) dan Winters (2011), Robison maupun Hadiz (2005). Dari
berbagai penelitian terdahulu dan teori yang dipaparkan dalam studi ini maka
kerangka analisis penulis disampaikan pada

Gambar 1.

d. Hipotesis

Seorang peneliti ingin mengetahui bentuk mobilisasi sumber-sumber


kekuasaan calon kepala desa bertarung dalam kontestasi politik desa Sitimerto
dengan pendekatan kultural (kekuasaan Jawa) dan pendekatan ekonomi politik
(oligarki).
e. Populasi dan sampel
Para calon kandidat Haji Mul (Kediri, Juli 2018) , Adit (Kediri, Agustus
2017) , Basuki (Kediri, Agustus 2017), Hari (Kediri, Agustus 2017) , Agung
(Kediri, Agustus 2017), Rohmad (Kediri, Agustus 2017) dan para tokoh
masyarakat yang juga mungkin berasal dari keluarga para kandidat kepala desa
yang bertarung di Pilkades.
f. Variabel yang diteliti

Sumber kekuasaan oligarki dan politik uang di lingkup pemilihan.


g. Metode penelitian

Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan mengambil studi kasus pada
pemilihan kepala desa Sitimerto, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Propinsi
Jawa Timur.
h. Diskusi/pembahasan

1) Sumber Kekuasaan Oligarki dan Elite Desa


Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa di pedesaaan
Kediri selain kelompok elite desa yang memiliki pengaruh di masyarakat,
juga terdapat kelompok oligark yang juga memilik i pengaruh di
masyarakat pedesaan Jawa. Oligarki dibedakan dari elite desa biasa atas
dua hal. Pertama, menyangkut jenis sumber daya kekuasaan apa yang
menopang kelompok oligarki. Kedua, jangkauan kekuasaan minoritas
tersebut. Menurut Winters (2011) elite dan oligark sama-sama
menggunakan kekuasaan dan pengaruh minoritas. Namun kemampuan
mereka melakukan itu berdasar pada jenis kekuasaan yang berbeda.
Kenyataan ini telah menimbulkan hasil politik yang berbeda-beda sekali.
Salah satu perbedaan paling dasar adalah bahwa hampir semua bentuk
pengaruh minoritas elite telah ditentang melalui pergulatan dan perubahan
demokratis, sementara kekuasaan oligarkis, karena hakekatnya beda,
belum. Para ahli teori elite tak punya penjelasan mengapa kekuasaan
politik mahabesar oligark sangat kebal terhadap semua tantangan dari
demokrasi kecuali yang paling radikal – yang justru sengaja dicegah oleh
rancangan demokrasi yang ada. Oligark bisa punya bentuk kekuasaan elite
di atas bercampur dengan dasar material. Jika demikian maka oligark bisa
sekaligus menjadi elite. Tapi elite tak bisa menjadi oligark kalau tidak
memiliki dan menggunakan sendiri kekuasaan material yang besar.
Ditinjau dari jenis sumber daya kekuasaan elite bisa bermacam-macam
diantaranya; hak politik formal, kekuasaan pemaksa, jabatan resmi, dan
kekuasaan.
2) Kondisi Nyata: Pemilih Desa Pragmatis dan Rasionalisasi Calon Kepala
Desa Tentang Politik Uang
Politik uang telah membuat masyarakat desa semakin pragmatis,
seringkali calon pemilih yang menerima uang kebingungan dalam
menentukan pilihan kepala desa. Hari (2017) menjelaskan kalau zaman
orang tua dulu tanda kekuasaan memang pulung, tapi sekarang sudah
menjadi puluk (cara orang makan dengan menggunakan tangan). Jadi yang
berkuasa adalah bukan pulung tapi orang yang punya banyak uang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Agung (2017) zaman sekarang hakekat orang
yang punya wibawa adalah yang mempunyai uang. Bahkan seringkali satu
keluarga menerima uang dari beberapa calon kepala desa yang berbeda.
Sehingga sebagian keluarga biasanya memilih calon kepala desa yang
mampu memberikan politik uang terbesar. Di tengah gempuran politik
uang tersebut, lantas mengakibatkan warga desa yang kemudian
menentukan pilihannya tidak didasarkan atas hubungan kekerabatan
dengan salah satu calon kepala desa. Hal cukup menarik terkait pengaruh
hubungan keluarga dalam Pilkades, adalah berdasarkan pengakuan
Rohmad (2017) sekarang di desa mengandalkan keluarga tidak bisa, yang
paling berpengaruh itu uang. Karena jika ditotal jumlah keluarga itu 200
orang tetapi suara yang diperoleh saat Pilkades sangat kecil.
i. Keterbatasan penelitian
Peneliti harus melakukan pendekatan dan wawancara kepada narasumber
secara satu persatu dimana itu membutuhkan ketersediaan dan waktu.
j. Celah penelitian yg dimungkinkan untuk diteliti di masa mendatang

Hubungan penyelenggaraan pemerintahan desa dan pemilihan kepala desa


dengan praktik demokrasi yang lebih cenderung ke oligarki

Anda mungkin juga menyukai