PENDAHULUAN
Insidensi kehamilan kembar dua(twin) adalah sekitar 1 dalam setiap 80 kelahiran, dan
kembar tiga (triplet) adalah 80 kalinya, yaitu 1 dalam setiap 6400 kelahiran.Namun
demikian, angka-angka iini selalu berfluktuasi karena peingkatan pengguaan obat-obat
penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro.Mengingat kehamilan kembar dua
merupakan kehamilan kembar yang paling sering terjadi dan di temukan oleh para siswa
bidan, bagian ini akan lebih terkonsentrasi pada kehamilan kembar dua daripada
kehamilan kembar tiga atau lebih.
Tujuan Umum
Manfaat dari makalah yang kami buat ini adalah agar mahasiswa lebih mengetahui dan
mengerti bagaimana proses terjadinya kehamilan kembar. Selain itu juga agar
1
mahasiswa mampu memahami, memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada klien dengan kehamilan kembar.
2
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar dapat
memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam
menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil
kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga.
(Manuba, 1998:265)
Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak diketemukan obat-
obatan dan cara induksi ovulasi.(Mochtar, 1998:259)
Ketika dua atau lebih tumbuh dalam uterus pada saat yang bersamaan, kondisi ini dikenal
sebagai kehamilan multipel.(Reeder,dkk.2011)
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan selama
proses kehamilan.
( Farrer,Hellen.1999)
2.3 Etiologi
a Faktor ras
Pada kawasan di Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox
dan Morley (1960) dalam suatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di
Nigeria, mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,
kehamilan pada orang Timur atau Oriental tidak begitu sering terjadi. Perbedaan ras
yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan
kembar dizigot. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat
Folikel Stimulating Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi
b Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai
jemaat gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita
yang dirinya sendiri dizigot dengan frekuensi 1 per 58 kelahiran. Namun, wanita yang
bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan
4
frekuensi 1 per 116 kehamilan. Lebih lanjut, dalam analisis Bulmer (1960) terhadap
anak-anak kembar, 1 dari 25 (4%) ibu mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1
dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar, keterangan didapatkan bahwa salah satu
sebabnya adalah multiple ovuasi yang diturunkan.
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7,
frekuensi kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang
dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila
dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak
atau lebih. Di Swedia, Petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada
angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas. Dalam
kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan
kehamilan keempat sebesar 2,7%.
d Faktor nutrisi
5
1992, Pasqualato dkk,1999). Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda
dizigotik dan monozigotik.
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan
kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan hormon gonadotropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan
21 korpora lutea pada kehamilan kembar.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas
tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini
sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
6
Kadar FSH yang tinggi dapat menimbulkan peningkatan stimulasi folikel ovarii. Pada
sebagian kasus keadaan ini menyebabkan lebih dari satu ovum yang di lepaskan dan
selanjutnya di buahi. ( Farrer,Hellen.1999)
Kemungkinan kembar di curigai kalau penambahan berat badan ibu atau pertumbuhan
rahimnya lebih besar daripada usia kehamilannnya.Dengan USG, diagnosis kehamilan
kembar dan penyingkiran kemungkinan lain (cairan amnion yang berlebihan, fibroid,
mola hidatidosa, perhitungan usia kehamilan yang keliru) dapat di lakukan dengan mudah
dan lebih dini). Sesudah itu,kehamilan kembar dapat di ketahui lewat gerakan janin atau
bagian – bagian jani yang berlebihan, pemeriksaan palpasi yang meraba dua kepala janin
atau auskultasi oleh dua orang pemeriksa yang menangkap dua suara jantung dengan
variasi frekuensi paling tidak 10 denyutan per menit.
Dengan perawatan antenatal, kehamilan kembar jarang tidak terdiagnosis sampai saat
melahirkan. ( Farrer,Hellen.1999)
Di luar aspek emosional, social dan finansial,kehamilan kembar dapat di persulit oleh:
Plasenta letak rendah yang mengenai daerah yang lebih luas(perdarahan amtepartum)
7
Malpresentasi, khususnya kembar kedua,yang sering meliputi letak lintang atau
transversal
HIpertensi 2-5
Solusio Plasenta 3
Anemia 2-3
Hidroamnion 3-5
seksio sesaria 2
Selain itu
2.8 Patofisiologi
2.9 WOC
8
WOC terlampir (lampiran 1).
2.10Penatalaksanaan
Kehamilan kembar akan membawa risiko yang lebih berbahaya daripada kehamilan
tunggal, baik terhadap ibu maupun janinya.Karena itu harus di berikan perawatan
antenatal ekstra.Biasanya di perlukan nasihat dan tindakan untuk memastikan:
Istirahat yang cukup guna memperbaiki aliran darah Rahim (ibu dapat di rawat di
rumah sakit untuk mencegah persalinan premature).
Diet yang memadai, baik dan seimbang dengan suplemen zat besi serta asam folat.
Perbaikan dengan segera semua kelainan ringan dan gangguan kenyamanan pasien.
Penanganan dini komplikasi seperti pre eklamsia atau plasenta letak rendah
Palpasi dan mungkin pemutaran janin yang kedua setelah yang pertama di lahirkan
Penjepitan (klem) dan pengikatan tali pusat yang di lakukan dengan segera dan hati-
hati (pada kasus kehamilan uniovuler dengan sirkulasi darah plasenta yang saling
berhubungan).
(Farrer,Helen.1999)
2.11Pemeriksaan Penunjang
1. Ul
1. T
9
BAB III
KONSEP ASKEP
3.1 Pengkajian.
a Anamnesis
Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya kehamilan.
10
Apakah telah mendapat pengobatan infertilitas.
Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar dan lebih
cepat tumbuhnya dari biasa.
c Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau bila dihitung bersamaan
terdapata selisih 10.
e Ultrasografi
Bila tampak 2 janin atau 2 jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada
triwulan I/pada kehamilan 10 minggu.
f Elektrokardiogramn total
g Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar pada umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka
produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang – kadang
sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa.
Kadangkala diagnose baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar,
ternyata masih ada janin satu lamgi dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi
bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
i Diagnosis pasti
Secara klinis :
Tujuan :
12
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
Rasional :
13
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional :
Rasional :
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
15