T PKKH 0908267 Chapter1
T PKKH 0908267 Chapter1
PENDAHULUAN
informasi disampaikan dalam berbagai media dan salah satunya media tertulis
berupa buku, majalah, surat kabar dan lainnya. Untuk dapat mengikuti
mempunyai peran yang penting dan strategis dalam proses belajar mengajar
di sekolah.
hal yang menjadi kendala saat kita membaca sehingga kita mengalami
hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap
1
2
pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan
(Tarigan 1979:9).
yang sulit karena mereka memiliki keterbatasan dalam penguasaan kosa kata
mengemukakan bahwa :
menunjukkan pada umumnya mereka sulit memahami isi bacaan, hal ini
terbukti pada saat siswa diberikan evaluasi berupa pertanyaan yang berkaitan
dengan isi bacaan, jawaban mereka tidak sesuai dengan isi bacaan. Siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi bacaan disebabkan oleh
kata yang terdiri dari beberapa jenis kata seperti ; kata benda, kata kerja, kata
sifat, kata bilangan dan beberapa kata keterangan tempat dan keterangan
kata dan kalimat sehingga mereka sulit memahami isi bacaan secara
bagi siswa tunarungu. Selama ini dalam pembelajaran membaca, guru hanya
Pada tahap pertama siswa diberi tugas untuk membaca teks bacaan secara
bergilir, dan setelah membaca teks bacaan tersebut, siswa hanya diminta
siswa belum terlatih untuk menemukan pola hubungan antar ide dalam
bacaan.
pada siswa Kelas II SDLB di SLB-X seperti yang telah dikemukakan di atas,
dalam diri siswa. Oleh karena itu, maka perlu dicobakan strategi lain dalam
tunarungu.
yang telah dibawa anak-anak dari rumah berkaitan dengan materi bacaan’.
pembelajaran bahasa Indonesia, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
(KWL) yang dikembangkan oleh Ogle dan digunakan Asrori pada siswa
membicarakan tentang apa yang sedang mereka pelajari dalam ruang lingkup
pengetahuan yang telah dimiliki siswa berkaitan dengan materi bacaan serta
tunarungu disertai dengan bantuan media yang bersifat visual. Media visual
yang ada sehingga mereka akan memahami kalimat dengan utuh dan
(Ilyas, 1997:46 )
menunjukkan bahwa :
Dari empat mata pelajaran yang diteskan, hanya satu mata pelajaran
saja (yakni IPS) yang menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan. Adapun tiga mata pelajaran lainnya (yakni Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPA) tidak ada perbedaan yang signifikan.
Ini berarti bahwa dilihat dari perbedaan mata pelajaran yang diteskan
pun strategi pembelajaran K-W-L tetap efektif untuk mengembangkan
kemampuan siswa memahami teks. Hanya pada mata pelajaran
Matematila, K-W-L menunjukkan kurang efektif.
7
sederhana. Dalam penelitian ini peneliti mencoba salah satu strategi yang
belum pernah dilakukan pada siswa tunarungu yang disebut dengan strategi
dibangun dari apa yang sudah siswa ketahui sebelumnya dan dekat dengan
kehidupannya”.
dilakukan dalam tiga langkah. Pada langkah pertama (K) siswa melakukan
Pada langkah kedua (W) siswa menyebutkan apa yang ingin mereka ketahui
kepada materi bacaan yang akan diberikan. Selanjutnya pada langkah ketiga
memahami bacaan karena dengan strategi ini informasi baru yang terdapat
8
pada bacaan diintegrasikan dengan apa yang sudah diketahui siswa, sehingga
memahami teks bacaan pada siswa Sekolah Dasar untuk digunakan pada siswa
Variabel Bebas
pembelajaran yang terdiri dari tiga langkah dasar yang menuntut siswa dalam
memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui (K),
menentukan apa yang ingin mereka ketahui (W) dan mengingat kembali apa
yang mereka pelajari dari membaca. Strategi KWL merupakan salah satu
latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu tema topik. Pada
strategi ini digunakan tabel yang terdiri dari tiga kolom untuk membantu
siswa berpartisipasi aktif dalam berbicara tentang apa yang sedang mereka
Variabel Terikat
perwujudan dari aktivitas kognisi yang tidak dapat dilihat. Produk dari
ingatan, pemahaman, penerapan dan analisis. Hal ini didasari oleh kurikulum