Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir
sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar,
asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu
pengambilan keputusan bagi para pemakainya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan
jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya,
mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang
masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan
barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik
warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi
tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.

Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan


teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam
perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak
berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong
akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang. Berdasarkan pada uraian-
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah dengan judul “Sejarah
Perkembangan Ilmu Akuntansi”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka pokok permasalahannya adalah :

1. Bagaimanakah Definisi Akuntansi, praktek akuntansi, dan sejarah metode pencatatan


double entry ?
1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan dalam
penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai.
Tujuan penulisan adalah :

1. Untuk mengetahui Definisi Akuntansi, praktek akuntansi, dan sejarah metode pencatatan
double entry .

1.4 MANFAAT PENULISAN

Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai
berikut.

1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.

2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu masalah atau
pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.

3. Sebagai panduan untuk memperluas pengetahuan di bidang akuntansi khususnya


mengetahui sejarah perkembangan ilmu akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AKUNTANSI DAN DOUBLE ENTRY

A. DEFINISI AKUNTANSI
a) Pengertian Akuntansi

Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari
suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah


pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber
daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah
seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara
luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.

Dengan demikian secara umum Akuntansi adalah suatu proses mencatat,


mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan
di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis.

b) Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang
terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi
mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk
membantu membuat keputusan suatu organisasi.
c) Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada
suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain
memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu
tertentu saja.

B. PRAKTEK AKUNTANSI

Praktik Akuntansi ini lebih kepada pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan
kejadian yang terjadi setiap hari nya. Pencatatan ini sudah dilakukan sejak adanya kehidupan
sosial ekonomi manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Ernest Stevelink yang
mengungkapkan “Mesir memiliki sejarah akuntansi yang panjang. Ribuan bukti catatan
akuntansi dalam kulit kayu (papyri) yang ditemukan lebih lima belas abad yang lalu dan
menjelaskan bahwa akuntansi itu telah ada lebih dari 3000 tahun yang lalu dengan beberapa
tingkat kejelasannya.

Praktik akuntansi adalah mengerjakan siklus akuntansi yaitu :

1. Bukti transaksi, akuntansi dicatat dengan bukti yaitu bukti transaksi yang kongkrit
dan dapat dipertanggungjawabkan kepastiannya.
2. Jurnal, ada 2 jurnal yaitu jurnal khusus dan jurnal umum.
 Untuk jurnal khusus ada 4 macam yaitu
 jurnal pembelian, sebagai jurnal untuk mencatat pembelian secara kredit
 jurnal penjualan sebagai jurnal untuk mencatat penjualan secara kredit
 jurnal penerimaan kas sebagai jurnal untuk mencatat segala penerimaan kas
seperti penerimaan piutang dan penjualan tunai
 jurnal pengeluaran kas, sebagai jurnal untuk mencatat segala pengeluaran kas,
seperti pembayaran utang dan pembelian tunai.
 Ada lagi jurnal untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan kas kecil
yaitu jurnal kas kecil
 Untuk jurnal umum, biasanya dipakai untuk mencatat transaksi keuangan yang
sederhana seperti pada perusahaan jasa.
kedua jurnal sama-sama menggunakan format double entry yaitu dicatat di dua sisi yaitu
debet dan kredit.

3. Buku besar ,yaitu bertujuan untuk pengelompokkan akun-akun yang ada dijurnal
umum agar lebih mudah dalam pengelolaan laporan keuangannya. Ada banyak bentuk
format dalam buku besar yaitu ada format 3 kolom, 4 kolom, dan banyak lagi.
4. Neraca saldo, yaitu neraca percobaan setelah semua transaksi, akun-akun
dikelompokkan dan diikhtisarkan dengan neraca saldo/ neraca percobaan tersebut.
5. Jurnal penyesuaian , akun-akun yang akan disesuaikan yaitu
 Perlengkapan
 Penyusutan aktiva tetap
 Beban dibayar dimuka, contoh : asuransi, dan sewa gedung yang dibayar
diawal
 Beban yang masih harus dibayar, contoh: beban gaji yang belum dibayar
 Pendapatan diterima dimuka
 Pendapatan yang masih harus diterima
 Penyesuaian kas kecil
 Penyesuaian kas bank (rekonsiliasi bank) karena adanya jasa giro dan biaya
admin.
6. Worksheet / Neraca Lajur / Kertas Kerja, yaitu kelanjutan dari AJP yang
merubah/mengganti jumlah saldo akun-akun yang disesuaikan, di worksheet akan
tampak jelas dan merupakan gambaran dari laporan keuangan.
7. Laporan keuangan, yaitu inti dari pencatatan dari akuntansi , ada 4 : neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
8. Jurnal penutup, fungsinya adalah untuk menutup akun-akun nominal pada akhir
periode sesuai kebijakan masing-masing perusahaan. Akun-akun nominal antara lain:
prive, pendapatan, pembelian, retur, potongan penjualan/ pembelian.
9. Neraca saldo setelah penutupan, ini adalah keadaan aktiva, kewajiban dan modal yang
akan menjadi saldo untuk periode berikutnya
10. Jurnal pembalik, yaitu jurnal untuk membalik sejumlah akun penyesuaian yang jika
tidak dibalik, diperiode selanjutnya akan terjadi double / ganda.
C. SEJARAH METODE PENCATATAN DOUBLE ENTRY

Dalam sejarah literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi


pertama kalinya ditemukan oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang
berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita. Buku ini
diterbitkan pada tahun 1494 di Florence, Italia. Menurutnya, pencatatan transaksi tidak hanya
mencatat pengaruhnya pada satu perkiraan saja tetapi juga di lakukan pencatatan pada
perkiraan lain.

Pada mulanya, akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian


dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah pada masa itu biasanya
mengumpulkan pajak dari penduduk, di mana dana ini nantinya akan digunakan untuk
keperluan pembangunan wilayahnya, di samping juga untuk kepentingan pribadi.

Laporan tentang pemungutan dan perolehan pajak ini biasanya dibuat oleh salah satu
staf dari tuan tanah tersebut, catatan seperti ini juga biasanya dibuat oleh para pedagang yang
berniaga ke daerah atau negeri lain, sebagai dasar atau pedoman dalam penghitungan
besarnya keuntungan yang telah dihasilkan dari kegiatan perdagangannya. Dalam sejarah
literatur akuntansi konvensional banyak ditulis bahwa akuntansi pertama kalinya ditemukan
oleh Lucas Pacioli (seorang pendeta Italia) dengan bukunya yang berjudul Summa de
Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita.

Menurut Mattessich (1987), sistem pencatatan dengan menggunakan double entry


sudah ada sebelum Lucas Pacioli menemukannya. Lucas Pacioli sendiri bahkan dalam
bukunya mencatat bahwa apa yang ditulisnya tentang sistem pencatatan double entry adalah
berdasarkan pada metode yang telah digunakan di Vanice, Italia (yang sudah sejak lama ada
dan berkembang). Ia mengakui bahwa dirinya hanya menuliskan sebuah metode pencatatan
pembukuan yang telah ada sejak ratusan tahun sebelumnya, dan sudah digunakan secara
umum oleh para pedagang pada masa itu. Lucas Pacioli juga menyatakan bahwa bukan
dirinyalah yang menemukan sistem pencatatan atau pembukuan berganda tersebut.

Littleton (1961) menyebutkan bahwa seluruh karakteristik dari sistem pencatatan


double entry telah dikembangkan dari seratus tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul.
Versi lamanya, Peragallo, menyebutkan bahwa orang pertama yang menulis tentang sistem
pencatatan double entry adalah Benedetto Cortrugly, dengan bukunya yang berjudul Della
Mercatua e del Mercante Perfetto, yang selesai ditulis pada tahun 1458 (tiga puluh enam
tahun sebelum buku Lucas Pacioli muncul) dan diterbitkan pada tahun 1573.

Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya
sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis
bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang
dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad
ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu
digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

Persamaan akuntansi double entry bookeeping system adalah sebagai berikut

Harta = Utang + Modal

Ada beberapa kelemahan single entry bookeeping system :

a. Sulit dalam melakukan pengecekan validitas dan akurasi dalam pencatatan dan
pembukuan dalam neraca percobaan

b. Kemungkingan data dan informasi yang hilang pada saat penyusunan laporan keuangan

c. Sulit dalam menganalisis transaksi dalam menyusun laporan keuangan.

d. Lemahnya tingkat keamanan intern perusahaan.

2 2. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI

Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana,


yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan
sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang
sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara
sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia
setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada
waktu itu.

Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu


usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan
tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca
Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at
Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang
membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti
pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian
dalam double entry bookkeeping.

Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada
sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku
berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system
telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi
36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica,
Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.

Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan“Orang yang pertama-tama “menulis”


(bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku
Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit.
Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.” Jika kita kaji
sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem
akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa
eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel
(dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan
sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-
saudagar Moslem (Moslem Merchants).”

Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di
Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-
undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan
saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-
keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai
pertanggungjawaban.

Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi


sebagai berikut.
Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entrymaupun
double entry.

Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.

Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).

Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap
lebih penting.

Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian
yang dilaksanakan secara nasional.

Tahun 1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:

1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,


akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;

2. Laporan keuangan mulai diseragamkan;

3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan

4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya
“punch card record”.

Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan
akuntansi, yaitu sebagai berikut.

1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.

2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).

3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.

4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan
profesi akuntan.

5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan


manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.

6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.


7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.

Tahun 1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang
lainnya, perkembangan itu antara lain:

1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-
usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;

2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model


organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;

3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;

4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan

5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan
yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.

2.3 SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA

Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di
Negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa masyarakat
Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri.
Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya, Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti
memiliki sistem akuntansi tersendiri. Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenal hal ini masih
belum dilakukan. Namun, Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indnesia melalui
pedagang Arab yang melakukan transaksi bisnis di kepelauan Nusantara.

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai
tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha
Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut
oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Periodisasi perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas zaman kolonial dan
zaman kemerdekaan.

1. Zaman Kolonial

Pada waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-16,
mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan
Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie (VOC),
yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami kemunduran dan
akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Dalam kurun waktu itu, VOC
memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di
Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun nilainya terus
bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa dipastikan Maskapai Belanda telah
melakukan pencatatan atas mutasi transaksi keuangan.

Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible
dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah
ada menjelang pertengahan abad ke-17.

2. Zaman Penjajahan Belanda

Setelah VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan
Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu, catatan
pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara lain dijumpai
pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha peredaran candu atau morfin
(amphioen) yang merupakan usaha monopoli di Belanda.

Catatan pembukuannya merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan tidak


dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan
karena kondisinya sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk
kepentingan perusahaan Belanda. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya
sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya,
diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon)
mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah
dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang
anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman
Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD –
Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public
pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

Hadibroto (1992) mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai berikut.

a. System pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu

1) System Hokkian (Amoy);

2) System Kanton;

3) System Hokka;

4) System Tio Tjoe atau System Swatow;

5) System gaya baru.

b. System pembukuan India atau system Bombay

c. System pembukuan Arab atau Hadramaut

3. Zaman Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, Indonesia sangat kekurangan tenaga di


bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh
bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-
kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Sejalan
dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan.
Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak
diajarkan pada orang-orang Indonesia.

Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr.
Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan
akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian
diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan
Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara
(1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
4. Zaman Kemerdekaan

System akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah system akuntansi


Belanda yang lebih dikenal system tata buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik
Belanda dinasionalisasi dan modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga
membawa system akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia.
Pada saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system akuntansi Belanda
yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah dualisme system akuntansi di Indonesia.

Pada tahum 1980 atas bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia
melakukan upaya harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus
dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme system akuntansi di Indonesia.

a. Standar Prinsip Akuntansi di Indonesia

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu wadah wadah organisasi profesi akuntansi di
Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. Untuk memudahkan
pengkoordinasian akuntan di Indonesia didirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI
berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973.
Dengan maksud antara lain : menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia
dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia pada waktu itu,
laporan keuangan dari perusahaan yang akan go public harus disusun atas dasar prinsip-
prinsip akuntansi di Indonesia.

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk menghimpun prinsip akuntansi Indonesia 1973
antara lain :

1) Buku Prinsip-Prinsip Accounting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara,


Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), Departement Keuangan RI
sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

2) Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprice, oleh


Paul Grady diterbitkan oleh AICPA.

3) Opinions of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing


Research Committee dari Accounting Research Foundation.

4) Kumpulan dari Accounting Research Bulletins diterbitkan oleh AICPA.


5) A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh NIVRA.

6) Wet op de Jaarekening Van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA.

PAI setelah berjalan selama satu dasawarsa, akhirnya disempurnakan pada tahun
1984. Hanya saja dalam PAI tahun1984 dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan
akuntansi keuangan yang diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum tidak
mencangkup praktik akuntansi untuk industri tertentu. Pada Prinsip Akuntansi Indonesia
1984 masih memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan pernyataan sendiri.
Sehubungan dengan itu, komite PAI-IAI mulai tahun 1986 menerbitkan serangkaian
pernyataan PAI dan interpretasi PAI untuk mengembangkan, menambah, mengubah, serta
menjelaskan standar akuntansi keuangan yang berlaku yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari PAI 1984.

Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti menjadi Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK). PSAK 1994 ini mengadopsi pernyataan resmi
Internasional Accounting Standard Committee (IASC). IAI mengadopsi pernyataan IASC
sebagai dasar acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemuadian
menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi Keuangan-Oktober 1994, Buku 1 dan
Buku 2 yang berisi :

1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

2) Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf


dengan standar International.

Kerangka dasar dan seperangkat pernyataan tersebut merupakan landasan yang


dianggap kokoh untuk pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyususnan Laporan
Keuangan mencangkup periode laporan yang dimualai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.
Sekarang ini standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI disebut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya standar akuntansi untuk entitas
Syariah, maka aka nada dua jenis standar akuntansi yaitu standar akuntansi konvensional dan
standar akuntansi syariah yang saling mendukung.

Organisasi akuntan yang paling tua dan berpengaruh di Indonesia adalah Amerikan
Institute of Certified Public Accountans (AICPA) dan American Accounting Association
(AAA). Dari tahun 1959-1973, Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Boards –
APB) telah banyak memberikan tuntunan dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim. APB terdiri dari delapan belas akuntan, anggota AICPA. Pada tahun 1973 APB
digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards
Boards – FASB). Badan tersebut terdiri dari tujuh anggota, empat diantaranya harus anggota
CPA yang direkrut dari praktek umum FASB dibantu oleh Dewan Pertimbangan dengan
duapuluh anggota, yang tanggung jawab utamanya ialah memberikan rekomendasi mengenai
prioritas dan agenda kerja. Setelah menerbitkan memo hasil diskusi dan usulan pendahuluan
dan setelah mengevaluasi tanggapan beberapa pihak, dewan tersebut mengeluarkan
pernyataan standar akuntansi keuangan yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip akuntansi
yang lazim.

Beberapa lembaga pemerintah yang mempunyai andil dalam pengembangan prinsip-


prinsip akuntansi ialah komisi pasar modal. Komisi yang didirikan berdasarkan undang-
undang Kongres tahun 1934 ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dalam
penyiapan laporan keuangan dan laporan lain yang diminta komisi. Direktorat Pajak Amerika
mengeluarkan peraturan yang mengatur perhitungan laba untuk keperluan pajak penghasilan.
Organisasi-organisasi lain yang mempengaruhi perkembangan prinsip akuntansi di Indonesia
antara lain, Institut Eksekutif Keuangan dengan mendorong dan mensponsori penelitian
akuntansi, Asosiasi Akuntansi Nasional dan Federasi Analisis Keuangan.

b. Pendidikan Akuntansi

Sebelum dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan , semua orang dapat
menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai gelar akuntan. Dengan dikeluarkannya UU
tersebut maka pemerintah mengatur mereka yang berhak memakai gelar akuntan hanyalah
mereka yang lulus dari Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi dan Swasta yang
disamakan, diatur oleh panitia Persamaan Ijasah Akuntan. Dengan semakin banyaknya
fakultas ekonomi swasta maka pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara
Akuntan. Pelaksanaan ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan negeri dan
swasta diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika ingin mendapatkan gelar akuntan.

Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru
ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai
tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha
Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut
oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.

Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan


tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari
pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan
di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa
(Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai
dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen,
menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan
cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients)
yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg,
yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.

Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang


akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa
Belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus
untuk mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874,
hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia,
pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan
(sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di
Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga
(1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).

Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember


1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang
akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada
tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan
undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong
berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran
profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di
dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sejarah akuntansi di


Indonesia tentu tidak lepas dari perkembangan akuntansi di Negara asal perkembangannya,
dengan kata lain, Negara luarlah yang membawa akuntansi itu masuk ke Indonesia.
Kendatipun bisa disangkal bahwa di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki system
akuntansi.

Orang yang pertama kali menerbitkan buku double entry bookkeeping adalah Lucas
Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia akuntansi mulai diterapkan pada tahun
1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di
Jakarta sejak tahun 1747.

Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain, meskipun hal itu tidak
selalu berhubungan. Terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan
perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan
menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan
aturan.
DAFTAR PUSTAKA

Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi

Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007.Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana

Barata, Atep Adya. 1995. Dasar Dasar Akuntansi. Bandung: Amico

Harahap, Sofyan syafri.2005. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

id.shvoong.com › Seni & Humaniora › Sejarah

www.scribd.com › School Work › Essays & Theses

staff.undip.ac.id/akuntansi/.../sejarah-perkembangan-akuntansi-di-ind

Putra Astika, I.B. 2011.Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Denpasar: Udayana


University Press

Divisi Litbang Madcoms. 2005. Seri Panduan Lengkap Myob Accounting, Yogyakarta : Andi

Harahap, Sofyan Syafri. 1997. Teori Akuntansi, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Rosjidi. 1999. Teori Akuntansi. Tujuan, Konsep, dan Struktur, Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Yadiati, Winwin & Ilham Wahyudi. 2007. Pengantar Akuntansi, Jakarta : Kencana

januardi parende di 09.33

Situs :

http://id.shvoong.com/humanities/h_history/1699638-sejarah-perkembangan-akuntansi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi

http://www.geocities.com/bert_tons/akuntansi.html

http://keuanganlsm.com/sejarah-sistem-pencatatan-double-entry

http://goimtotosik.blogspot.com/2014/02/makalah-sejarah-perkembangan-akuntansi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai