Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas A2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi karunia nikmat dan rahmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya pendapat kelompok
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga makalah ini dapat dibuat tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun secara ringkas sesuai dengan yang ada dibuku dan beberapa sumber
lainnya. Adapun makalah ini berjudul “Rona Lingkungan”.
Kelompok menyadari bahwa kehadiran makalah kelompok ini tidak lepas dari
kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu
kelompok harapkan sehingga penulis nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
makalah yang berikutnya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1. Rona Lingkungan..............................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Rona Lingkungan..........................................................................................5
2.1.2 Cara Pendekatan Rona Lingkungan bagi Suatu Proyek atau Kegiatan..........................6
2.2.3 Komponen pada Rona Lingkungan...............................................................................7
2.1.4 Metode Pengumpulan Data Pada Rona Lingkungan....................................................11
2.1.5 Manfaat Rona Lingkungan untuk Kehidupan...............................................................11
2.2. Skoping...........................................................................................................................11
2.2.1 Definisi Skoping............................................................................................................11
2.2.2 Tujuan Skoping...........................................................................................................13
2.2.3 Kegunaan Skoping......................................................................................................13
2.2.4 Macam Skoping............................................................................................................14
2.2.5 Proses dalam Skoping.................................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Skoping ini sudah digunakan sejak sangat awal sekali dari proses rencana
pembangunan suatu daerah, masih jauh dari rencana melakukan AMDAL. Sewaktu
pemerintah merencanakan proyek-proyek apa saja yang akan dibangun di suatu
daerah dengan mepertimbangkan berbagai alternative proyek teknik skoping telah
digunakan. Skoping pada tingkat ini disebut dengan Policy/planning scoping atau
skoping kebijaksanaan dan perencanaan (MacAllister, 1982).Dalam melaksanakan
AMDAL skoping telah digunakan sejak awal dari langkah dasar dalam menyusun
Kerangka Acuan, kemudian dalam melaksanakan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) dan dalam menyusun rencana penelitian lapangan lebih mendetail.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk lebih dapat memahami mengenai Rona Lingkungan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial
budaya, dan ekonomi.
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam dalam bentuk, ukuran,
tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keaneka
ragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan
timbulnya dampak lingkungan hiduppun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang
ada.
Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup.
Sesuai dengan hasil telaahan kaitan komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak dan jenis-jenis dampak potensial yang ditimbulkannya, maka berikut ini adalah
komponen lingkungan yang relevan untuk ditelaah dalam studi AMDAL.
6
1. Komponen geo-fisik-kimia yang meliputi iklim dan kualitas udara
ambien, kebisingan, kebauan dan getaran; fisiografi dan geologi;
hidrologi dan kualitas air; hidrooceonografi; ruang, lahan dan tanah serta
transportasi.
2. Komponen biologi meliputi biota darat dan biota air.
3. Komponen sosial meliputi kependudukan, sosial-ekonomi, dan sosial-
budaya
4. Komponen kesehatan masyarakat meliputi sanitasi lingkungan dan
tingkat kesehatan masyarakat.
2.1.2 Cara Pendekatan Rona Lingkungan bagi Suatu Proyek atau Kegiatan
7
3. Penyusunan berdasarkan kebutuhan dari proyek
2. Fisiografis, diantaranya:
– Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
8
– Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas
tanah.
– Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan
Secara geologis.
3. Hidrologi, diantaranya:
– Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
– Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
– Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
– Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
– Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
– Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk
keperluan sehari-hari dan industri.
– Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu
dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang
akan keluar.
4. Hidroseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
– Pasang surut
– Arus dan gelombang
– Morfologi pantai
– Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara
alami di daerah penelitian.
9
yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa
datang.
– Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau
belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
– Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
– Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah
rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.
Biologi
1. Flora, diantaranya:
– Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
– Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
– Kondisi Vegetasi :
10
2. Fauna, diantaranya:
– Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-
undang dalam wilayah studi rencana usaha.
– Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata
yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai
bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.
– Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan
dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
Sosial
a) Demografi
– Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
– Tingkat kepadatan penduduk.
– Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
– Tenaga kerja.
b) Ekonomi
– Ekonomi rumah tangga.
– Ekonomi sumber daya alam.
– Perekonomian lokal dan regional.
c) Budaya
– Kebudayaan.
– Proses sosial.
– Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
– Warisan budaya.
11
– Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan
kekuasaan
– Kekuasaan dan kewenangan.
– Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
– Adaptasi ekologis.
d) Kesehatan Masyarakat
– Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
– Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
– Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
– Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
– Sumber daya kesehatan.
– Kondisi sanitasi lingkungan.
– Status gizi masyarakat.
– Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.
12
pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data
survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis laboratorium pada
masing-masing komponen lingkungan akan didapat kondisi
lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan (Rona
Lingkungan).
2.2. Skoping
13
Dalam melaksanakan AMDAL skoping telah digunakan sejak awal
dari langkah dasar dalam menyusun Kerangka Acuan, kemudian dalam
melaksanakan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) dan dalam
menyusun rencana penelitian lapangan lebih mendetail.
Pelaksanaan skoping, terutama pada waktu penyusunan Kerangka
Acuan, sangat ditentukan oleh keahlian dan pengalaman yang cukup
dalam bidang dari maisng-masing anggota tim. Makin tinggi keahlian dan
pengalaman akan makin tajam dan tepat hasil skopingnya.
Apabila dampak penting atau dampak utama telah ditetapkan dari hasil
skoping maka perhatian selanjutnya baik dalam penelitian dan pendugaan
dampak yang akan terjadi dipusatkan pada hasil skoping tersebut.
Dalam penyusunan Kerangka Acuan yang kaan merupakan bagian
penting dalam kontraks kerjasam, termasuk apa yang akan diteliti dan
berapa besarnya biaya sebenarnya, merupakan hasil dari skoping pada
tingkat awal dari AMDAL.
14
5. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain di
sekitar rencana proyek, untuk bahan pertimbangan metode
pengumpulan data.
6. Rentang waktu perkiraan dampak penting, terutama untuk tahap
operasional kegiatan.
7. Perlu tidaknya kajian resiko terhadap lingkungan (environmental risk
assessment).
15
6. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau sama
sekali tidak akan terkena dampak tidak akan dievaluasi lagi.
Dapat disimpulkan bahwa dengan skoping waktu, biaya dan tenaga untuk
studi AMDAL dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang untuk komponen
lingkungan yang hanya sedikit atau tidak akan terkena dampak sama sekali
(Suratmo, 2004).
16
Di dala diskusi dan pembahsan penyusuan AMDAL biasanya kedua
pendekatan dilakukan bersama-sama dan setiap komponen lingkungan
yang dihasilkan dari skoping mempunyai dua nilai, yaitu nilai sosial-
ekonomi dan nilai ekologi. Komponen lingkungan yang dinilai akan
terkena dampak penting mungkin mempunyai nilai sosial- ekonomi dan
ekologi yang penting. Nilai penting bagi masyarakat banyak digali dari
penilaian masayarakat sedang nilai ekologi diberikan oleh tim AMDAL,
karena masyarakat belum tentu tahu mengenai nilai ekologinya.
Skoping yan gketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim
AMDAL dan tidak akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi
baru dilakukan antara instansi-instansi pemerintah, ilmuwan dan
17
pemrakarsa proyek. Hasil dari skoping bukan untuk merencanakan
penelitian yang lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya, tetapi
untuk mentepakan kebijakan dan perencanaan dari pemerintah. Proses
yang terjadi di dalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-
pemikiran dan pendapat-pendapat seperti di dalam brainstorming
(Suratmo, 2004).
18
Gambar 1. Proses skoping sosial-ekonomi
(sumber: Suratmo, 2004)
2. Proses skoping Ekologis
Sebelum melakukan skoping terlebih dahulu melihat rona
lingkungan yang ada di sekitar lahan yang akan dibangunan proyek.
Setelah itu melihat nilai-nilai ekologi yang ada di lahan tersebut. Lalu
dari perusahaan yang akan membangun usaha di tempat itu telah
memiliki diskripsi proyek yang akan diusulkan. Dari diskripsi proyek
yang diusulkan dengan melihat nilai ekologis maka dilakukanlah
skoping. Dalam skoping diperlukan keahlian dan pengalaman dari tim
AMDAL. Setelah melakukan skoping didapatkan dampak penting
(masalah utama), dari dampak penting tersebut muncul rencana
penelitian (biasanya rencana penelitian ini berisi solusi-solusi yang
ditawarkan)
19
Gambar 2. Proses skoping ekologis
(sumber: Suratmo, 2004)
3. Proses skoping Kebijaksanaan dan perencanaan
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial
budaya, dan ekonomi.
2. Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
3. Cara pendekatan rona lingkungan dilakukan dengan menyusun dan menggunakan
daftar komponen lingkungan.
4. Komponen pada rona lingkungan meliputi komponen geofisik kimia yang terdiri dari
iklim, kualitas udara, dan kebisingan. Komponen fisiografis yang terdiri dari
topografi bentuk lahan, indicator lingkungan hidup, keunikan, keistimewaan, dan
kerawanan bentuk-bentuk lahan dan batuan. Komponen hidrologi, komponen
hidroseanografi, serta komponen ruang, lahan, dan tahan.
5. Metode pengumpulan data pada rona lingkungan tergantung dari jenis komponennya.
Jenis komponen biogeofisik kimia diketahui dengan melakukan survey lapangan
sedangan jenis komponen social budaya dan ekonomi diketahui dengan melakukan
penyebaran questioner, wawancara langsung, dan data sekunder yang sudah ada.
6. Manfaat dari Rona Lingkungan yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan tanpa
proyek dan keadaan lingkungan dengan proyek dan untuk menjaga keadaan
lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek.
7. Skoping dalam AMDAL dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main
issue) dari suatu proyek terhadap lingkungannya (Suratmo, 2004). Selain itu skoping
21
juga dapat diartikan sebagai suatu proses penelaahan sebab akibat, inetraksi antara
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya.
8. Tujuan dari skoping ada tiga yaitudapat menetukan dampak penting, batas wilayah,
dan waktu kajian.
9. Skoping ada 3 jenis yaitu skoping social, skoping ekologis, dan skoping
kebijaksanaan dan perencanaan.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon sarjana kesehatan masyarakat tentu saja sangat penting bagi kita
untuk mengetahui tentang rona lingkungan yang sangat berguna dalam membantu kita dala
mengerjakan AMDAL.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kambuaya, B., 2012, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,
Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta
23