Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN


“Rona Lingkungan Hidup dan Skoping“

Disusun Oleh :

Kelompok 2 Kelas A2

1.Baby Aliska Ramadhani 1711211008

2. Nur Intan Rahmi 1711213011

3.Intan Hasri Yona 1711211036

4.Nurul Izza 1711212025

5.Wellya Andriani 1711212030

6.Miftahul Khairin 1711211010

7.Putri Octapia 1711213008

8.Prayoga Wagesti 1711211022

9.Zikri Wahyu Rizal 1711213029

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi karunia nikmat dan rahmat bagi umat-Nya atas Ridho-Nya pendapat kelompok
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya sehingga makalah ini dapat dibuat tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun secara ringkas sesuai dengan yang ada dibuku dan beberapa sumber
lainnya. Adapun makalah ini berjudul “Rona Lingkungan”.
Kelompok menyadari bahwa kehadiran makalah kelompok ini tidak lepas dari
kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu
kelompok harapkan sehingga penulis nantinya dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas
makalah yang berikutnya.

Padang, September 2019

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
2.1. Rona Lingkungan..............................................................................................................5
2.1.1 Pengertian Rona Lingkungan..........................................................................................5
2.1.2 Cara Pendekatan Rona Lingkungan bagi Suatu Proyek atau Kegiatan..........................6
2.2.3 Komponen pada Rona Lingkungan...............................................................................7
2.1.4 Metode Pengumpulan Data Pada Rona Lingkungan....................................................11
2.1.5 Manfaat Rona Lingkungan untuk Kehidupan...............................................................11
2.2. Skoping...........................................................................................................................11
2.2.1 Definisi Skoping............................................................................................................11
2.2.2 Tujuan Skoping...........................................................................................................13
2.2.3 Kegunaan Skoping......................................................................................................13
2.2.4 Macam Skoping............................................................................................................14
2.2.5 Proses dalam Skoping.................................................................................................16
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................19
3.2 Saran................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal


Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk studi
evaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu
dilakukan penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian
dasar yang sangat penting dalam proses AMDAL seperti halnya dengan penyusunan
deskripisi proyek.Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup
awal (environmental setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara
lingkungan Hidup republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Untuk dapat melakukan pendugaan
diperlukan pemahaman mengenai sifat dan dinamika dari lingkungan tersebut. Untuk
memahami sifat dan dinamika ini diperlukan pemahaman mengenai komponen-
komponen lingkungan dan hubungan timbal-balik antara komponen tersebut.
Attributes lingkungan, definisi mengenai Attributes lingkungan adalah sebagai berikut
: variable atau komponen-komponen yang menunjukkan ciri atau sifat lingkungan
tersebut sebagai Attributes, dan perubahan Attributes lingkungan menunjukan
indikator dari adanya perubahan dari lingkungan.Manfaat dari Rona Lingkungan
yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan
dengan proyek dan untuk menjaga keadaan lingkungan di masa yang akan datang
tanpa proyek. Istilah skoping sebenarnya berasal dari Inggris scoping atau dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pemusatan pandangan atau pelingkupan.
Skoping dalam AMDAL dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main
issue) dari suatu proyek terhadap lingkungannya (Suratmo, 2004). Selain itu skoping
juga dapat diartikan sebagai suatu proses penelaahan sebab akibat, inetraksi antara
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya.

4
Skoping ini sudah digunakan sejak sangat awal sekali dari proses rencana
pembangunan suatu daerah, masih jauh dari rencana melakukan AMDAL. Sewaktu
pemerintah merencanakan proyek-proyek apa saja yang akan dibangun di suatu
daerah dengan mepertimbangkan berbagai alternative proyek teknik skoping telah
digunakan. Skoping pada tingkat ini disebut dengan Policy/planning scoping atau
skoping kebijaksanaan dan perencanaan (MacAllister, 1982).Dalam melaksanakan
AMDAL skoping telah digunakan sejak awal dari langkah dasar dalam menyusun
Kerangka Acuan, kemudian dalam melaksanakan Penyajian Informasi Lingkungan
(PIL) dan dalam menyusun rencana penelitian lapangan lebih mendetail.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud Rona Lingkungan?
1.2.2 Bagaimana cara pendekatan Rona Lingkungan bagi suatu proyek atau kegiatan?
1.2.3 Apa saja komponen pada Rona Lingkungan?
1.2.4 Bagaimana metode pengumpulan data pada Rona Lingkungan?
1.2.5 Apa manfaat Rona Lingkungan untuk kehidupan?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan Skoping?
1.2.7 Apa saja tujuan dan kegunaan Skoping?
1.2.8 Apa saja macam-macam Skoping?
1.2.9 Bagaimana proses dalam Skoping?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk lebih dapat memahami mengenai Rona Lingkungan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Rona Lingkungan

2.1.1 Pengertian Rona Lingkungan

Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial
budaya, dan ekonomi.

Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beraneka ragam dalam bentuk, ukuran,
tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keaneka
ragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan
timbulnya dampak lingkungan hiduppun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang
ada.

Rona lingkungan disebut pula sebagai Environmental Setting atau Environmemtal


Baseline yang merupakan keadaan lingkungan sebelum proyek dibangun. Untuk studi
evaluasi (SEL) rona lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu
dilakukan penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan merupakan bagian dasar
yang sangat penting dalam proses AMDAL seperti halnya dengan penyusunan deskripisi
proyek.

Rona lingkungan merupakan gambaran keadaan lingkungan di tempat proyek yang


akan dibangun di daerah sekitarnya. Rona lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia
(permukiman, pertanian, dan lain sebagainya).

Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup.

Sesuai dengan hasil telaahan kaitan komponen kegiatan yang berpotensi menimbulkan
dampak dan jenis-jenis dampak potensial yang ditimbulkannya, maka berikut ini adalah
komponen lingkungan yang relevan untuk ditelaah dalam studi AMDAL.

6
1. Komponen geo-fisik-kimia yang meliputi iklim dan kualitas udara
ambien, kebisingan, kebauan dan getaran; fisiografi dan geologi;
hidrologi dan kualitas air; hidrooceonografi; ruang, lahan dan tanah serta
transportasi.
2. Komponen biologi meliputi biota darat dan biota air.
3. Komponen sosial meliputi kependudukan, sosial-ekonomi, dan sosial-
budaya
4. Komponen kesehatan masyarakat meliputi sanitasi lingkungan dan
tingkat kesehatan masyarakat.

Untuk dapat melakukan pendugaan diperlukan pemahaman mengenai sifat


dan dinamika dari lingkungan tersebut. Untuk memahami sifat dan dinamika ini
diperlukan pemahaman mengenai komponen-komponen lingkungan dan
hubungan timbal-balik antara komponen tersebut. Attributes lingkungan, definisi
mengenai Attributes lingkungan adalah sebagai berikut : variable atau
komponen-komponen yang menunjukkan ciri atau sifat lingkungan tersebut
sebagai Attributes, dan perubahan Attributes lingkungan menunjukan indikator
dari adanya perubahan dari lingkungan.

2.1.2 Cara Pendekatan Rona Lingkungan bagi Suatu Proyek atau Kegiatan

Cara pendekatan rona lingkungan dilakukan dengan menyusun dan


menggunakan
Daftar Komponen Lingkungan. Kegunaan penyusunan daftar komponen
diantaranya adalah:

1. Sebagai dasar pendugaan dampak lingkungan yang akan terjadi karena


adanya proyek
2. Agar pengambil keputusan dan evaluator dpt mengetahui kebutuhan
proyek dan memahami ciri dan sifat lingkungan

7
3. Penyusunan berdasarkan kebutuhan dari proyek

2.2.3 Komponen pada Rona Lingkungan

 Komponen Geofisik Kimia, Meliputi:

1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan diantaranya:


– Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan
dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi
matahari.
– Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir
bandang diwilayah studi rencana usaha.
– Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang.
mewakili
wilayah studi tersebut.
– Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara
umum maupun pada kondisi cuaca buruk.
– Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah
studi rencana usaha.
– Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode
kejadiannya.
Fisiografis, diantaranya:
– Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
– Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
– Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan secara geologis.

2. Fisiografis, diantaranya:
– Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.

8
– Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas
tanah.
– Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan
bantuan
Secara geologis.

3. Hidrologi, diantaranya:
– Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
– Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
– Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
– Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
– Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
– Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk
keperluan sehari-hari dan industri.
– Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu
dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang
akan keluar.

4. Hidroseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
– Pasang surut
– Arus dan gelombang
– Morfologi pantai
– Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara
alami di daerah penelitian.

5. Ruang, lahan, dan tana, diantaranya:


– Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat
rencana usaha

9
yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa
datang.
– Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau
belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
– Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna
tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya
pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
– Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah
rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.

 Biologi

1. Flora, diantaranya:
– Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi
rencana usaha.
– Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi
undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
– Kondisi Vegetasi :

 kerapatan total: jumlah seluruh individu dalam suatu area


tertentu
 kerapatan relatif:
– Potensi volume / produktivitas :
 volume (mengukur tinggi & diameter pohon setinggi
dada tinggi pohon sampai batang bebas cabang)
 produktivitas (tingkat perubahan dari biomass per unit
area dlm waktu tertentu)
– Biomass (pengamatan seluruh bagian tanaman yg ada dlm plot, lalu
ditimbang)

10
2. Fauna, diantaranya:
– Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-
undang dalam wilayah studi rencana usaha.
– Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata
yang
dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai
bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.
– Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan
dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.

 Sosial

a) Demografi
– Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata
pencaharian, pendidikan, dan agama.
– Tingkat kepadatan penduduk.
– Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
– Tenaga kerja.

b) Ekonomi
– Ekonomi rumah tangga.
– Ekonomi sumber daya alam.
– Perekonomian lokal dan regional.

c) Budaya
– Kebudayaan.
– Proses sosial.
– Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
– Warisan budaya.

11
– Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan
kekuasaan
– Kekuasaan dan kewenangan.
– Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
– Adaptasi ekologis.

d) Kesehatan Masyarakat
– Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana
pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
– Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
– Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
– Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
– Sumber daya kesehatan.
– Kondisi sanitasi lingkungan.
– Status gizi masyarakat.
– Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran
penyakit.

2.1.4 Metode Pengumpulan Data Pada Rona Lingkungan

Pengumpulan data pada rona lingkungan menggunakan banyak cara


tergantung dari jenis komponennya yaitu:

1. Biogeofisik Kimia, meliputi : komponen-komponen lingkungan


tersebut diketahui dengan melakukan survei lapangan, yaitu dengan
suatu strategi pengambilan sampling yang tepat, kemudian dianalisa
sesuai dengan komponen lingkungan masing-masing
2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi : komponen lingkungan ini
didapat dengan melakukan penyebaran questioner, wawancara
langsung kepada masyarakat, pemuka setempat dan data sekunder

12
pada beberapa desa dan kecamatan di sekitar lokasi proyek. Dari data
survey lapangan, data sekunder dan hasil analisis laboratorium pada
masing-masing komponen lingkungan akan didapat kondisi
lingkungan pada saat itu atau sebelum proyek didirikan (Rona
Lingkungan).

2.1.5 Manfaat Rona Lingkungan untuk Kehidupan

Manfaat dari Rona Lingkungan yaitu untuk pendugaan keadaan


lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan dengan proyek dan untuk
menjaga keadaan lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek.

2.2. Skoping

2.2.1 Definisi Skoping


Istilah skoping sebenarnya berasal dari Inggris scoping atau dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai pemusatan pandangan atau
pelingkupan. Skoping dalam AMDAL dapat diartikan sebagai proses
untuk menentukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut
pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap
lingkungannya (Suratmo, 2004). Selain itu skoping juga dapat diartikan
sebagai suatu proses penelaahan sebab akibat, inetraksi antara kegiatan
dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya.
Skoping ini sudah digunakan sejak sangat awal sekali dari proses
rencana pembangunan suatu daerah, masih jauh dari rencana melakukan
AMDAL. Sewaktu pemerintah merencanakan proyek-proyek apa saja
yang akan dibangun di suatu daerah dengan mepertimbangkan berbagai
alternative proyek teknik skoping telah digunakan. Skoping pada tingkat
ini disebut dengan Policy/planning scoping atau skoping kebijaksanaan
dan perencanaan (MacAllister, 1982).

13
Dalam melaksanakan AMDAL skoping telah digunakan sejak awal
dari langkah dasar dalam menyusun Kerangka Acuan, kemudian dalam
melaksanakan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) dan dalam
menyusun rencana penelitian lapangan lebih mendetail.
Pelaksanaan skoping, terutama pada waktu penyusunan Kerangka
Acuan, sangat ditentukan oleh keahlian dan pengalaman yang cukup
dalam bidang dari maisng-masing anggota tim. Makin tinggi keahlian dan
pengalaman akan makin tajam dan tepat hasil skopingnya.
Apabila dampak penting atau dampak utama telah ditetapkan dari hasil
skoping maka perhatian selanjutnya baik dalam penelitian dan pendugaan
dampak yang akan terjadi dipusatkan pada hasil skoping tersebut.
Dalam penyusunan Kerangka Acuan yang kaan merupakan bagian
penting dalam kontraks kerjasam, termasuk apa yang akan diteliti dan
berapa besarnya biaya sebenarnya, merupakan hasil dari skoping pada
tingkat awal dari AMDAL.

2.2.2 Tujuan Skoping


Menurut Mursidi (2014) secara ringkas tujuan dari skoping ada tiga
yaitudapat menetukan dampak penting, batas wilayah, dan waktu kajian.
Adapun secara rinci, skoping bertujuan untuk menentukan:
1. Komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting
sehubungan dengan pelaksanaan rencana kegiatan.
2. Variabel-variabel kunci maupun pendukung dari komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting.
3. Batas wilayah dan lokasi pengukuran data rona lingkungan hidup
4. Tingkat kedalaman pengumpulan data dan prakiraan dampak untuk
tiap komponen lingkungan hidup.

14
5. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain di
sekitar rencana proyek, untuk bahan pertimbangan metode
pengumpulan data.
6. Rentang waktu perkiraan dampak penting, terutama untuk tahap
operasional kegiatan.
7. Perlu tidaknya kajian resiko terhadap lingkungan (environmental risk
assessment).

2.2.3 Kegunaan Skoping


Pembatas studi AMDAL teruama adalah waktu dan biaya, biasnaya
waktu yang tersedia hanya berkisar antara 6-12 bulan. Jarang sekali
AMDAL yang dilakukan lebih dari 1 tahun walaupun ada juga royek yang
AMDAL-nya memerlukan beberapa tahun. Begitu pula halnya dengan
biaya AMDAL biasanya juga sangat terbatas, sehingga tidak mungkin tim
AMDAL memeliti terlalu bnayak komponen dan sistem hubungan tiap
komponen dalam lingkungan. Berhubung adanya pembatas waktu dan
biaya tersebu, maka perlu diadakan seleksi komponen lingkungan yang
akan diteliti, yait hanya komponen-komponen lingkungan yang akan
mendapat banyak dampak nyata atau penting. Pemilihan atau seleksi
komponen tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Identifikasi dampak penting atau masalah utama (main issue) dari
suatu proyek
2. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan terken
dampak nyata.
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang
akan diukur.
4. Efisiensi waktu studi AMDAL
5. Efisensi biaya studi AMDAL

15
6. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau sama
sekali tidak akan terkena dampak tidak akan dievaluasi lagi.
Dapat disimpulkan bahwa dengan skoping waktu, biaya dan tenaga untuk
studi AMDAL dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang untuk komponen
lingkungan yang hanya sedikit atau tidak akan terkena dampak sama sekali
(Suratmo, 2004).

2.2.4 Macam Skoping


Beanlands dan Duinker (1983) memeberikan pengertian untuk dua macam
skoping yaitu skoping social (social skoping) dan skoping ekologis
(Ecological scoping). Kemudian Sontag (1983) memperkenalkan satu
macam lagi yang disebut skoping kebijaksanaan dan perencanaan
(Policy/planning scoping).
1. Skoping sosial
Merupakan proses dari skoping yang menetapkan dampak penting
berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap komponen
dan sistem dari lingkungan yang ada dinilai berdasarkan kepentingan
bagi masyarakat baik secar local, nasional maupun internasional yang
ditinjau dari aspek sosial ekonomi, social-budaya, maupun etika.
2. Skoping ekologis
Merupakan proses proses dari skoping yang menetapkan dampak
penting berdasarkanpada nilai-nilai ekologi atau peranannya di dalam
ekologi.
Dari kedua macam skoping tersebut dinilai bahwa skoping sosial akan
lebih cocok di dalam menguraikan atau menyajikan dalam laporan
mengenai dampak dari suatu proyek, sedang skoping ekologi hasilnya
akan lebih sesuai sebagai dasar dari penelitian yang lebih mendetail
mengenai komponen yang akan terkena dampak.

16
Di dala diskusi dan pembahsan penyusuan AMDAL biasanya kedua
pendekatan dilakukan bersama-sama dan setiap komponen lingkungan
yang dihasilkan dari skoping mempunyai dua nilai, yaitu nilai sosial-
ekonomi dan nilai ekologi. Komponen lingkungan yang dinilai akan
terkena dampak penting mungkin mempunyai nilai sosial- ekonomi dan
ekologi yang penting. Nilai penting bagi masyarakat banyak digali dari
penilaian masayarakat sedang nilai ekologi diberikan oleh tim AMDAL,
karena masyarakat belum tentu tahu mengenai nilai ekologinya.

3. Skoping kebijaksanaan dan perencanan


Merupakan proses skoping untuk menetapkan secara cepat
pilihan dari suatu pembangunan proyek, menganalisis masalah-
masalah, menjalankan atau membatalkan suatu proyek.
Proses skoping ini akan dapat menghindarkan pemborosan
biaya, tenaga dan waktu yang tidak perlu pada langkah-langkah
selanjutnya yang seharusnya tidak perlu dilakukan, karena dengan
skoping kebijaksanaan dan perancenaan ini langkah yang tidak perlu
tersebut telah dapat diputuskan untuk tidak dilanjutkan.
Hasil dari skoping kebijaksanaan dan perencanaan:
a. Merumuskan garis besar dampak awal
b. Merumuskan ketidakjelasan
c. Menetapkan masalah-masalah yang akan timbul
d. Konsensus secara terpadu akan ditetapkan antara instansi-
instansi pembangunan.

Skoping yan gketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim
AMDAL dan tidak akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi
baru dilakukan antara instansi-instansi pemerintah, ilmuwan dan

17
pemrakarsa proyek. Hasil dari skoping bukan untuk merencanakan
penelitian yang lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya, tetapi
untuk mentepakan kebijakan dan perencanaan dari pemerintah. Proses
yang terjadi di dalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-
pemikiran dan pendapat-pendapat seperti di dalam brainstorming
(Suratmo, 2004).

2.2.5 Proses dalam Skoping


Dengan menggunakan informasi mengenai diskripsi proyek dan rona
lingkungan yang sangat terbatas maka proses dalam skoping akan
mendasarkan terutama kepada keahlian dan pengalaman dari anggota tim
AMDAL.

1. Proses skoping sosial-ekonomi


Sebelum melakukan skoping terlebih dahulu melihat rona
lingkungan yang ada di sekitar lahan yang akan dibangunan proyek.
Setelah itu melihat seberapa pentingnya nilai lingkungan bagi
masyarakat (mencakup ekonomi, budaya, dan estetika). Lalu dari
perusahaan yang akan membangun usaha di tempat itu, telah memiliki
diskripsi proyek yang akan diusulkan. Dari diskripsi proyek yang
diusulkan dengan melihat nilai lingkungan tersebut bagi masyarakat
maka dilakukanlah skoping. Dalam skoping diperlukan keahlian dan
pengalaman dari tim AMDAL. Setelah melakukan skoping
didapatkan dampak penting (masalah utama), dari dampak penting
tersebut muncul rencana penelitian (biasanya rencana penelitian ini
berisi solusi-solusi yang ditawarkan).

18
Gambar 1. Proses skoping sosial-ekonomi
(sumber: Suratmo, 2004)
2. Proses skoping Ekologis
Sebelum melakukan skoping terlebih dahulu melihat rona
lingkungan yang ada di sekitar lahan yang akan dibangunan proyek.
Setelah itu melihat nilai-nilai ekologi yang ada di lahan tersebut. Lalu
dari perusahaan yang akan membangun usaha di tempat itu telah
memiliki diskripsi proyek yang akan diusulkan. Dari diskripsi proyek
yang diusulkan dengan melihat nilai ekologis maka dilakukanlah
skoping. Dalam skoping diperlukan keahlian dan pengalaman dari tim
AMDAL. Setelah melakukan skoping didapatkan dampak penting
(masalah utama), dari dampak penting tersebut muncul rencana
penelitian (biasanya rencana penelitian ini berisi solusi-solusi yang
ditawarkan)

19
Gambar 2. Proses skoping ekologis
(sumber: Suratmo, 2004)
3. Proses skoping Kebijaksanaan dan perencanaan

Gambar 3. Porses Skoping kebijaksanaan dan perencanaan


(Sumber: Suratmo, 2004)

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Rona lingkungan merupakan kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
komponen komponen lingkungan awal sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
dimulai. Hal-hal yang termuat di dalam rona lingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial
budaya, dan ekonomi.
2. Salah satu dasar acuan tentang deskripsi rona lingkungan hidup awal (environmental
setting) ada dalam Lampiran I Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
3. Cara pendekatan rona lingkungan dilakukan dengan menyusun dan menggunakan
daftar komponen lingkungan.
4. Komponen pada rona lingkungan meliputi komponen geofisik kimia yang terdiri dari
iklim, kualitas udara, dan kebisingan. Komponen fisiografis yang terdiri dari
topografi bentuk lahan, indicator lingkungan hidup, keunikan, keistimewaan, dan
kerawanan bentuk-bentuk lahan dan batuan. Komponen hidrologi, komponen
hidroseanografi, serta komponen ruang, lahan, dan tahan.
5. Metode pengumpulan data pada rona lingkungan tergantung dari jenis komponennya.
Jenis komponen biogeofisik kimia diketahui dengan melakukan survey lapangan
sedangan jenis komponen social budaya dan ekonomi diketahui dengan melakukan
penyebaran questioner, wawancara langsung, dan data sekunder yang sudah ada.
6. Manfaat dari Rona Lingkungan yaitu untuk pendugaan keadaan lingkungan tanpa
proyek dan keadaan lingkungan dengan proyek dan untuk menjaga keadaan
lingkungan di masa yang akan datang tanpa proyek.
7. Skoping dalam AMDAL dapat diartikan sebagai proses untuk menentukan atau
menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main
issue) dari suatu proyek terhadap lingkungannya (Suratmo, 2004). Selain itu skoping

21
juga dapat diartikan sebagai suatu proses penelaahan sebab akibat, inetraksi antara
kegiatan dengan komponen lingkungan hidup dan atau diantaranya.
8. Tujuan dari skoping ada tiga yaitudapat menetukan dampak penting, batas wilayah,
dan waktu kajian.
9. Skoping ada 3 jenis yaitu skoping social, skoping ekologis, dan skoping
kebijaksanaan dan perencanaan.

3.2 Saran

Sebagai seorang calon sarjana kesehatan masyarakat tentu saja sangat penting bagi kita
untuk mengetahui tentang rona lingkungan yang sangat berguna dalam membantu kita dala
mengerjakan AMDAL.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kambuaya, B., 2012, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,
Kementrian Lingkungan Hidup, Jakarta

Pertamina, 2007, ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok: Rona Lingkungan


Hidup, http://www.jbic.go.jp/ja/about/environmet/guideline/project/2012-0141/1-
2-2_BAB%203.pdf diakses tanggal 23 September 2013

Mursidi. 2014. Pelingkupan Dalam AMDAL. Samarinda: Universitas Mulawarman

Suratmo, G. F. 2004. Analis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Universitas


Gajah Mada Press

23

Anda mungkin juga menyukai