Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Kec. Bantarkawung)
REVIEW FEASIBILITY
STUDY (FS) KELAYAKAN
BENDUNGAN
BANTARKAWUNG
KAB.BREBES
KELAYAKAN PROYEK
Prof. Dr. Ir. Sriyana, MS
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
TUGAS
KELAYAKAN PROYEK
Prof. Dr. Ir. Sriyana, MS
Oleh :
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Pemanfaatan air akan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan pola hidup dan jumlah penduduk serta industri di daerah
aliran sungai sehingga dapat mengakibatkan kelangkaan air di suatu
wilayah. Sejalan dengan pesatnya pembangunan di berbagai macam
sektor maka tuntutan pemenuhan air berdasar waktu, ruang, mutu, dan
jumlah semakin meningkat. Pembangunan di bidang sumberdaya air
diupayakan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber air juga
melestarikan mutu ketersediaan air di seluruh wilayah.
Pembangunan di bidang sumberdaya air yang diharapkan dapat
mengakomodir pelestarian mutu ketersediaan air salah satunya adalah
bendungan. Sebagaimana diketahui bahwa di Kabupaten Brebes hanya
ada 2 bangunan bendungan, yaitu Bendungan Penjalin dan Bendungan
Malahayu. Keduanya sudah melampaui batas usia pemanfaatan
bendungan, untuk itu ada wacana pembangunan bendungan baru di
Kabupaten Brebes, yaitu Bendungan Bantarkawung yang diharapkan
dapat mengakomodir kebutuhan akan ketersediaan air di wilayah
Kecamatan Bantarkawung dan Kabupaten Brebes pada umumnya.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR no 27 tahun 2015 tentang
Bendungan, bahwa perencanaan pembangunan bendungan perlu
dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu studi kelayakan pendahuluan,
studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan.
Mengingat hal tersebut, maka Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Brebes bermaksud melaksanakan Penyusunan Studi
Kelayakan Bendungan Bantarkawung sebagai tahapan awal dalam
perencanaan pembangunan Bendungan Bantarkawung.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Lokasi PENELITIAN
b. Lingkup Substansi
Mengacu pada pasal 21 Peraturan Menteri PUPR no 27 tahun 2015 tentang Bendungan,
dokumen studi ini sekurang-kurangnya data yang harus ditampilkan serta dilakukan
pengujian terhadapnya meliputi
Kondisi topografi untuk tapak rencana bendungan, jalan akses, quarry dan borrow
area, penyimpanan material, tempat pembuangan galian, dan daerah genangan.
Data struktur geologi dan lithologi yang berkaitan dengan tapak bendungan,
lokasi material bahan bendungan, dan daerah genangan.
Foto udara daerah yang termasuk dalam lingkup wilayah.
Data sosial, ekonomi, dan budaya pada daerah tapak bendungan dan rencana
genangan serta daerah penerima manfaat bendungan.
Lain-lain (land use, kehutanan, data tenaga listrik, bangunan-bangunan lama).
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
BAB 2
GAMBARAN KONDISI LOKASI
Lokasi
PENELITIAN
Dalam SWP III, dengan pusat di kota Bumiayu meliputi Kecamatan Bumiayu,
Tonjong, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung dan Salem. Sektor yang dikembangkan
adalah sektor pertanian, industri kecil, pariwisata dan perdagangan
Kabupaten Brebes memiliki beberapa potensi sumber daya mineral yang potensial
untuk dieksploitasi, meliputi batu kapur, trass, batu splite , dan batu bata, serta potensi
sumber minyak bumi dan panas bumi.
Cadangan batu bara muda di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan, ditemukan potensi
cadangan batu bara muda di desa Bentarsari sebanyak 24,24 juta ton dengan kandungan
minyak mencapai 5,30 liter per ton berdasarkan temuan Kementerian ESDM di tahun 2008.
Kandungan batu bara muda ini baru dapat dimanfaatkan sekitara 50 sampai 100 tahun ke
depan karena menunggu proses pelapukan dan pengkristalan
Paradigma baru dalam pengelolaan sumberdaya air di Indonesia dapat dijelaskan
sebagai berikut :
o Pengelolaan yang terpadu antar setiap jenis sumberdaya air (air hujan, air permukaan,
dan airtanah), tidak lagi terfragmentasi.
o Peran pemerintah pusat dari regulator dan sekaligus operator yang sentralistik menjadi
sebagai regulator, pembuatkebijakan, perencanaan nasional, pembinaan, konservasi
dan standarisasi nasional, dan menyerahkan pelaksanaan kebijakan dan pengambilan
keputusan pengelolaaan kepada pemerintah daerah, serta melibatkan para stake
holders, akar rumput di daerah, dan sector swasta.
o Pengelolaan yang tidak hanya menitikberatkan pada pemanfaatan sumberdaya air,
tetapi juga menjamin keberlanjutan (sustainability) ketersediaan sumberdaya air dalam
ruang dan waktu tertentu, baik jumlah maupun kualitasnya.
Pengelolaan sumberdaya airtanah harus dilakukan secara bijaksana oleh semua
pihak dengan bertumpu pada aspek teknis dan aspek hukum dan kelembagaan yang benar.
Secara teknis, Cekungan Air Tanah (CAT), yaitu suatu wilayah yang dibatasi hidrologis,
tempat semua kejadian hidrologis, seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan
air tanah berlangsung.
Tabel 2.1 Daftar Cekungan Air Tanah Lintas Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah
Pada rencana elevasi 137.5 mdpl, tata guna lahan yang tergenang air meliputi :
Kebun : 26.32 Ha
Sawah Irigasi : 30.61 Ha
Sawah Tadah Hujan : 26.6 Ha Tegal
: 84.014 Ha
BAB 3
METODOLOGI PELAKSANAAN
Metodologi kerja yang disusun pada penelitian Studi Kelayakan Bendungan Bantarkawung
di Kabupaten Brebes ini akan didasarkan atas penugasan yang diamanatkan dalam kerangka
acuan kerja. Untuk menghasilkan kebutuhan analisis dan desain rinci bendungan, sesuai
dengan Permen PUPR no 27 tahun 2015 tentang Bendungan, pasal 23- 25, yaitu
a. Analisis kondisi topografi untuk tapak rencana bendungan, jalan akses, quarry dan
borrow area, penyimpanan material, tempat pembuangan galian, dan daerah genangan.
b. Analisis geologi yang berkaitan dengan tapak bendungan, lokasi material bahan
bendungan dan daerah genangan.
c. Analisis hidrologi daerah tangkapan air.
d. Analisis kependudukan di daerah tapak bendungan dan rencana genangan serta daerah
penerima manfaat bendungan.
e. Analisis sosial, ekonomi, dan budaya pada daerah tapak bendungan dan rencana
genangan serta daerah penerima manfaat bendungan.
f. Membuat gambar teknis rencana bendungan beserta bangunan pelengkapnya dan
fasilitas yang berkaitan dengan pembangunan bendungan dan peta genangan.
g. Menyusun nota desain yang meliputi kriteria yang dipergunakan dalam menyusun
desain dan perhitungan gambar teknis sebagaimana dimaksud pada huruf f.
h. Membuat spesifikasi teknis yang meliputi ukuran yang harus dipenuhi untuk mencapai
kualitas penelitian yang disyaratkan dan peralatan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan konstruksi.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
i. Menyusun metode pelaksanaan yang paling sedikit meliputi cara pengelakan aliran
sungai, penimbunan tubuh bendungan, dan pemasangan peralatan hidromekanikal.
j. Menyusun rencana anggaran biaya pelaksanaan konstruksi bendungan yang meliputi
perhitungan volume Penelitian dan biaya.
3.2. PENYELIDIKAN GEOLOGI
Setiap proses pembangunan bendungan, dimulai dari studi kelayakan, perencanaan dan
proses pembangunannya, tidak terlepas dari faktor kelayakan kondisi geologi site
bendungan, terutama geologi bawah bendungan dan potensi patahan, sesar dan lipatan
pada lokasi rencana bendungan.
a. Bendungan Bajulmati di Jawa Timur yang mengalami pembengkakan biaya hingga 300%
dari rencana anggaran biaya (engineers estimate) dari hasil perencanaan karena kondisi
pondasi bendungan yang tidak sesuai dimana very loose material dan boulder sehingga
membutuhkan treatment dengan teknologi tinggi yang sangat mahal.
b. Bendungan Jatigede di Jawa Barat juga menyimpan permasalahan geologi bawah
permukaan (sesar) yang menyebabkan kebutuhan treatment dan penambahan biaya
konstruksi >200%.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Penekanan tinjauan khusus kepada faktor geologi pondasi dan daerah tampungan waduk
bukan berarti mengesampingkan faktor lain seperti topografi, hidrologi, konstruksi
bendungan dan jenis materialnya. Disebabkan faktor selain geologi tersebut lebih dapat
diprediksi dan dianalisis melalui rekayasa teknis terkini, karena pada umumnya memiliki
data-data teknis yang lebih akurat dan mudah didapat. Sebagai gambaran, kondisi geologi
pondasi dan daerah genangan bisa menyebabkan biaya yang dapat mencapai 50
% atau lebih dalam hal biaya pembangunan.
a. Acuan Baku
Pedoman Analisis Dinamik Bendungan Urugan, Keputusan Direktur Jenderla
Sumberdaya Air no 27/KPTS/D/2008 tanggal 31 Januari 2008.
Pedoman Pembangunan Bendungan Urugan pada Pondasi Tanah Lunak, Keputusan
Direktur Jenderla Sumberdaya Air no 04/KPTS/D/2007 tanggal 16 Februari 2007.
SNI 03-2849-1992, Tata Cara Pemetaan Geologi Teknik Lapangan.
b. Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi didasarkan pada hasil pengeboran dan investigasi geologi teknik
bawah permukaan. Hal yang perlu menjadi catatan khusus adalah
Pengaruh dan jarak terhadap sesar aktif baik patahan maupun sesar sekunder lain
termasuk adanya joints (kekar) yang dapat membahayakan keamanan bendungan
sehingga harus dilakukan pemetaan geologi teknik detail, studi kelongsoran dan
dibantu dengan pengamatan hasil pemboran untuk meneliti karakteristik dan
tingkat keaktifan sesar tersebut.
Pengeboran inti dilakukan dengan kedalaman 2/3 H – H dimana H adalah tinggi
bendungan yang dihitung dari dasar terdalam pondasi bendungan baik galian
maupun tanah asli. Pengeboran inti dilakukan pada beberapa titiik di as bendungan,
pelimpah dan rencana terowongan pengelak.
Analisis geologi terkait potensi gempa dan dampaknya terhadap keruntuhan
bendungan, harus dilakukan survai geoseismik (seismik refraksi/refleksi), untuk
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Gambar 3.1
Contoh Galian Sumur Uji (Test Pit)
Sumuran uji atau lubang pengujian tegak digunakan dalam investigasi bahan/material
untuk bahan urugan bendungan, endapan sungai pada alas bendungan dan lain-lain.
Lubang-uji tegak untuk penyelidikan bahan urugan bendungan, terutama untuk
mengumpulkan contoh tanah (sampel) untuk uji laborat disamping untuk memastikan
setiap lapisan secara visual. Umumnya sumur ini digali secara manual, diameter dan
kedalamannya masing-masing 1.0 – 1.5 m dan 1.0 – 5.0 m.
Sumur uji untuk investigasi endapan dasar sungai dimaksudkan untuk menentukan
ketebalan endapan serta distribusi butirannya. Juga untuk pengujian kelulusan air serta uji
pembebanan di dalam sumur tersebut.
3.4. STANDAR PENYELIDIKAN GEOLOGI DAN MEKANIKA TANAH
Berikut disajikan bagan alir untuk penyelidikan geologi dan mekanika tanah sesuai Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan – Volume I Survei dan Investigasi, Direktorat Bina Teknik,
Direktorat Jenderal Pengairan (1999) dengan disertai contoh pada Lampiran 2.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Persiapan Mulai
Test Pit
Pemboran Inti
Borrow Area
Test Laboratorium
Analisis dan Evaluasi
Mekanika Tanah
Diskusi/
Revisi Y Selesai
Asistensi
Gambar 3.2
Bagan Alir Pelaksanaan Investigasi Geologi dan Mekanika Tanah
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Garis imajiner
Garis imajiner
Gambar 4.4
Rencana As Tubuh Bendungan
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Berdasarkan peta digital topografi dari Bakusurtanal Tahun 2001, rencana lokasi As
Tubuh Bendungan Bantarkawung Desa Sindangwangi pada 70 9’ 40.04” Lintang Selatan dan
1080 54’ 37.71” Bujur Timur, dengan menggunakan hasil pembacaan kontur, dimana elevasi
rata-rata dasar sungai eksisting + 87,5 mdpl, didapatkan :
Alternatif 1). Pada 137,5 mdpl, tubuh bendungan panjang 733,23 m, areal
genangannya seluas : 47.124,12 Ha , volume : 35,999 juta m3, tata guna lahan yang
tergenang air meliputi : kebun : 26,32 Ha, sawah irigasi : 30,61 Ha, sawah tadah hujan : 26,6
Ha, tegal : 84,014 Ha.
Alternatif 2). Pada 125 mdpl, tubuh bendungan panjang : 654,09 m, areal
genangannya seluas 25.324,60 Ha , volume : 18,928 juta m3 , tata guna lahan yang tergenang
air meliputi : kebun : 17,15 Ha, sawah irigasi : 20,74 Ha, sawah tadah hujan : 21,63 Ha, tegal
: 49,88 Ha.
Alternatif 3). Pada 112,5 mdpl, tubuh bendungan panjang 575,06 m, areal
genangannya seluas 11.414,10 Ha , volume : 8,218 juta m3 , tata guna lahan yang tergenang
air meliputi : kebun : 9,322 Ha, sawah irigasi : 13,85 Ha, sawah tadah hujan : 16,56 Ha, tegal
: 26,13 Ha.
Semua areal genangan air baik alternatif 1), 2), dan 3), tidak mengenai atau
menenggelamkan infra struktur di Desa Sindangwangi, semua areal genangan air masuk
wilayah Desa Sindangwangi, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes. Meskipun
demikian kita perlu sosialisasikan kepada masyarakat setempat yaitu Desa Sindangwangi,
Kecamatan Bantarkawung, kabupaten Brebes.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Gambar 4.6
Peta Google Earth Lokasi Calon As Bendung
Gambar 4.7
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Gambar 4.9
Lengkung Kapasitas Waduk Bantarkawung Sindangwangi
Dimana:
Qk = Ordinat hidrograf banjir pada jam ke k
Un = Ordinat hidrograf satuan
Ri = Hujan netto pada jam ke I
Bf = Aliran dasar (base flow)
Hasil analisis debit banjir daerah tangkapan air Bantarkawung untuk 4 metode
analisis disajikan pada Tabel berikut. Berdasarkan tabel tersebut, metode yang
digunakan dalam analisis selanjutnya adalah debit terbesar yaitu metode Snyder
Aleksejev
Tabel 4.2 Hidrograf Satuan
Tahun m3/dtk
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan menentukan kebutuhan maksimum air irigasi.
Kebutuhan air di sawah untuk padi dan palawija ditentukan oleh faktor-faktor penyiapan
lahan, penggunaan konsumtif, perkolasi dan rembesan, penggantian lapisan air dan curah
hujan efektif. Curah hujan efektif diperhitungkan dalam mencari kebutuhan air di sawah,
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
demikian juga efisiensi tercakup didalam hitungan tersebut. Data yang diperlukan untuk
analisis kebutuhan air adalah data klimatologi yang didapatkan dari stasiun yang terdekat
dan diambil minimal 5 tahun. Data klimatologi yang diperlukan meliputi
a. Suhu udara bulanan rata-rata (0C)
b. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata (%)
c. Kecepatan angin bulanan rata-rata (m/det)
½ Bulan I ½ Bulan II
Bulan
mm/hari
Dengan harga jual panen padi (gabah kering) seharga Rp. 5.116,- dan harga jual jagung
kering panen seharga Rp. 3.500,-, maka hasil panen dapat diperkirakan. Dengan dasar
asumsi di muka maka perhitungan keuntungan (benefit) dari pembangunan Waduk
Bantarkawung Sindangwangi adalah sebagai berikut :
Estimasi Benefit
No. Skenario
( Rp. )
1 Alternatif 1) 71,703,972,348,843
2 Alternatif 2) 31,122,688,803,919
3 Alternatif 3) 5,664,168,069,321
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
BAB 5
ANALYSA KELAYAKAN
Gambar 5.1
Peta Daerah Irigasi di wilayah Balai PSDA Pemali Comal
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Gambar 3.3
Skema Sungai di UPTD Pemali Hulu
Annual Benefit
(PBP)
Keterangan :
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
5.2.2. Nilai Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio / BCR)
Benefit cost ratio adalah hasil perbandingan antara present value jumlah
benefit kotor pada setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan
investasi yang dikeluarkan (Cipta Karya, 2007). Menurut Giatman, 2007 metode
analisis benefit cost ratio dijelaskan sebagai berikut :
Benefit Benefit
BCR = atau
Cost Cost
PWB
BCR =
PWC
Annual Benefit
(PBP)
a) Alternatif 1.
Nilai investasi untuk pembangunan Waduk Bantarkawung
Sindangwangi sebesar Rp. 1.379.843.472.707,- , keuntungan tahunan
(annual benefit) sebesar Rp. 71.703.972.348.842,70 , periode waktu 3 tahun
dan umur investasi adalah 50 tahun, maka periode pengembalian :
1.379.843.472.707
K(PBP) = ( )x 3
71.703.972.348.842,70
b) Alternatif 2.
Nilai investasi untuk pembangunan Waduk Bantarkawung
Sindangwangi sebesar Rp. 742.043.012.813,- , keuntungan tahunan (annual
benefit) sebesar Rp. 31.122.688.803.918,70 , periode waktu 3 tahun dan
umur investasi adalah 50 tahun, maka periode pengembalian :
742.043.012.813
K(PBP) = ( )x 3
31.122.688.803.918,70
c) Alternatif 3.
Nilai investasi untuk pembangunan Waduk Bantarkawung
Sindangwangi sebesar Rp. 335.604.759.532,- , keuntungan tahunan (annual
benefit) sebesar Rp. 5.664.168.069.320,67
, periode waktu 3 tahun dan umur investasi adalah 50 tahun, maka
periode pengembalian :
335.604.759.532
K(PBP) = ( )x 3
5.664.168.069.320,67
Benefit
BCR =
Cost
a) Alternatif 1.
3.585.198.617.442.130
BCR = ------------------------- = 2.598,26
1.379.843.472.707
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
b) Alternatif 2.
1.556.134.440.195.930
BCR = ------------------------- = 2.097,09
742.043.012.813
c) Alternatif 3.
Benefit = 50 x 5.664.168.069.320,67 = 283.208.403.466.033
Cost ( Biaya ) = 335.604.759.532
283.208.403.466.033
BCR = = 843.87
335.604.759.532
a). Alternatif 1
1.379.843.472.707
Harga Konstruksi = ---------------------- =
35.999.063,51
Rp. = 38.329,98 / m3
b). Alternatif 2
742.043.012.813
Harga Konstruksi = -------------------- =
18.929.696,49
Rp. = 39.204,08 / m3
c). Alternatif 3
335.604.759.532
Harga Konstruksi = ---------------------- =
18.218.036,59
Rp. = 40.837,5 / m3
Dari ke 3 Alternatif, maka dipilih yang mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi yaitu alternatif 1) dengan nilai Rp 38.329,98 / m3
Aspek sosial dan budaya merupakan kajian yang perlu dan harus dilakukan
dalam setiap tahap proses pengembangan sumber daya air maupun kelestariannya.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
Pemilihan alternative berakibat menambah luasan genangan, volume tampungan, biaya dari
yang akan digunakan untuk pembangunan.
Pemahaman dan pengertian sosial terhadap pentingnya pengembangan
sumberdaya air merupakan usaha untuk memberikan informasi tentang pengembangan
kepada masyarakat dan menggali informasi tentang keinginan dari masyarakat.
RINGKASAN STUDI KELAYAKAN BENDUNGAN BANTARKAWUNG
(Kec. Bantarkawung)
BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil analisis kelayakan pembangunan Waduk Bantarkawung
Sindangwangi, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Waduk Bantarkawung layak secara teknis, ekonomi maupun sosial, baik dibangun
seperti alternatif 1, karena tidak mengganggu bangunan infra struktur setempat,
kegiatan masyarakat setempat.
6.2 REKOMENDASI