Anda di halaman 1dari 15

Makalah Analisis Kesehatan Lingkungan

Penyusunan Laporan AMDAL

Oleh:
Kelompok 6
Adellia Ramadhanti 1711212024
Annisa Fitri 1711212020
Atika Febria 1711212042
Izzatul Mardiah Saini 1711211042
Kesy Valensia 1711216037
Mustika Ramadani Ilyas 1711216025
Nindy Fadhilla 1711212015
Randy Ramadhan 1711212018
Suci Yulia Saputri 1711211031

Kelas A2

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Padang, Mei 2019

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................2

BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3

2.1 Pengertian AMDAL................................................................................................3

2.2 Tujuan AMDAL.....................................................................................................3

2.3 Manfaat AMDAL...................................................................................................4

2.4 Prosedur AMDAL..................................................................................................5

2.4.1 Kerangka Acuan Penyusunan Dokumen Amdal.........................................5

2.5 Contoh AMDAL.....................................................................................................8

BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek
yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di
sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan
kultural. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27
Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27
Tahun 1999 tentang Amdal.
Kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup menurut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah, pengelolaan
lingkungan hidup diselenggarakan atas tanggungjawab negara, asas pembangunan
berkelanjutan dan asas manfaat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, yaitu terciptanya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan lingkungan, antara
manusia dengan Tuhan yang Maha Esa, manusia dengan manusia; terjaminnya
kepentingan generasi saat ini dan akan datang; tercapainya kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
Berdasarkan kebijaksanaan tersebut, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), merupakan salah satu instrumen kebijaksanaan pengelolaan lingkungan.
Pelaksanaan AMDAL terhadap sesuatu rencana usaha atau kegiatan dimaksudkan
untuk mengetahui dampak besar dan penting, dan menetapkan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Sesuai UU No. 23 tahun 1997 tersebut, dinyatakan bahwa kegiatan yang
diprakirakan dapat menimbulkan suatu dampak besar dan penting pada lingkungan
dan sekitarnya diwajibkan melakukan studi tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Peraturan pelaksanaa dari Undang-Undang ini dituangkan di
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.

1
Diperlukannya studi kelayakan Amdal karena dalam undang-undang dan
peraturan pemerintah serta menjaga lingkungan dari operasi proyek kegiatan industri
atau kegiatan-kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan AMDAL?
2. Apa tujuan dari AMDAL?
3. Apa manfaat dari AMDAL?
4. Bagaimana prosedur penyusunan dokumen AMDAL?
5. Apa contoh kasus AMDAL di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengertian AMDAL.
2. Mengetahui tujuan dari AMDAL.
3. Mengetahui manfaat penyusunan AMDAL.
4. Mengetahui proses penyusunan dokumen AMDAL.
5. Mengetahui contoh kasus AMDAL di Indonesia.

2
BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian AMDAL


Pengertian amdal menurut PP no 27 tahun 1999, yaitu suatu kajian
mengenai dampak yang telah ditimbulkan oleh lingkungan. Serta menjadi hal
yang penting dalam pengambilan suatu keputusan atau dari kegiatan yang telah
direncanakan di lingkungan hidup. Selain itu diperlukan juga proses pengambilan
suatu keputusan tentang penyelenggaraan jenis usaha atau kegiatan.
Amdal merupakan suatu analisis yang meliputi beragam faktor seperti
misalnya fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi, dan juga sosial budaya yang
menyeluruh. Pengertian lain dari amdal adalah proses suatu pengkajian yang
digunakan untuk memperkirakan dampak, yang terjadi di lingkungan hidup dari
suatu kegiatan atau proyek yang sudah dilakukan atau sudah direncanakan
2.2 Tujuan AMDAL
Tujuan dari amdal ini adalah untuk menjaga kemungkinan dan dampak
dari suatu rencana usaha atau kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena
harus ada studi kelayakan di dalam undang-undang atau peraturan pemerintah,
untuk menjaga lingkungan dari sebuah operasi proyek pada kegiatan industri atau
kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan di suatu lingkungan.
Beberapa komponen yang terdapat pada AMDAL, diantaranya yaitu :
1. PIL (penyajian informasi lingkungan).
2. KA (Kerangka acuan).
3. ANDAL (analisis dampak lingkungan)
4. RPL (rencana pemantauan lingkungan)
5. RKL (rencana pengelolaan lingkungan).
Tujuan amdal ini merupakan suatu penjagaan di dalam rencana suatu
usaha atau kegiatan, agar tidak memberi dampak buruk kepada lingkungan.
Sehingga dengan dibuatnya suatu analisis maka kerusakan di suatu lingkungan
dapat teratasi dengan baik. Itulah pentingnya dibuat amdal oleh undang-undang
atau peraturan pemerintah

3
2.3 Manfaat AMDAL
Beberapa manfaat yang terdapat di amdal, diantaranya yaitu sebagai
berikut :
a) Manfaat amdal untuk pemerintah meliputi :
 Dapat membantu di dalam suatu proses suatu perencanaan yang
bertujuan untuk mencegah pencemaran dan kerusakan, yang terjadi di
dalam lingkungan tertentu.
 Dapat membantu dalam mencegah konflik yang muncul di kelompok
masyarakat, terhadap dampak dari kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan oleh suatu kegiatan atau usaha.
 Menjaga suatu proses pembangunan yang berjalan sesuai dengan
prinsip pembangunan yang telah berkelanjutan.
 Amdal dapat membantu mewujudkan suatu pemerintahan yang
bertanggung jawab, di dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.

b) Manfaat amdal untuk pemrakarsa atau sebagai pelaksana usaha :


 Dapat membantu mewujudkan sebuah usaha dan kegiatan menjadi
lebih terjamin dan juga aman.
 Dapat dijadikan sebuah referensi dalam pengajuan kredit atau
pengajuan usaha misalnya pengajuan ke Bank.
 Dapat dijadikan sebagai sarana yang baik dalam membantu interaksi
dengan masyarakat yang berada di sekitarnya, sebagai bukti nyata dari
ketaatannya kepada hukum.

c) Manfaat amdal bagi masyarakat :


 Dapat menjelaskan secara langsung kepada masyarakat sekitar tentang
dampak dari sebuah usaha atau kegiatan yang telah dijalankan.
 Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan sebuah
kegiatan serta dapat mengontrol kegiatan tersebut, melalui amdal.
 Masyarakat dibilehkan untuk ikut terlibat di dalam proses pengambilan
suatu keputusan, yang nantinya akan berpengaruh pada lingkungan di
tempat tinggalnya.

4
2.4 Prosedur AMDAL
Penyusunan Dokumen amdal terdiri dari beberapa rangkaian yaitu:
1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)
2. Dokumen Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
4. Dokumen Rencana Pemantauan lingkungan (RPL)

2.4.1 Kerangka Acuan Penyusunan Dokumen Amdal


Dokumen kerangka acuan merupakan salah satu bagian dari dokumen
amdal yang paling awal. Dokumen kerangka acuan disusun berdasarkan ruang
lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup, hasil kesepakatan Penyusun dan
Komisi Penilai AMDAL. Terdapat peraturan tersendiri yang memuat ketentuan
dan sistematika penyusunan dokumen amdal. Sistematika dokumen kerangka
acuan tersebut secara umum terdiri dari:
 Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan dan manfaat, serta
pelaksanaan studi.
 Bab II Pelingkupan teridiri dari:
1) Deskripsi Rencana Kegiatan yang Akan Dikaji
Meliputi status studi amdal, kesesuaian lokasi dengan rencana tata
ruang, komponen kegiatan penyebab dampak dan alternative, serta
pengelolaan lingkungan yang direncanakan
2) Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal
Meliputi : komponen lingkungan terkena dampak dan kegiatan lain di
sekitar lokasi rencana kegiatan.
3) Hasil Perlibatan Masyarakat
4) Dampak Penting Hipotetik
Meliputi: identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak penting
potensial, pengelompokkan dan prioritas dampak penting hipotetik.
5) Wilayah Studi dan Batas Waktu kajian
Meliputi : batas wilayah studi dan batas waktu kajian.
 Bab 3 Metode Studi
 Daftar Pustaka

5
 Lampiran

Sitematika penyusunan dokumen amdal ini berdasarkan pada peraturan


pemerintah namun sistematika tersebut bisa menyesuaikan dengan keadaan alias
tidak kaku.
Prosedur amdal biasanya terdiri dari beberapa poin, diantaranya yaitu :
1. Proses penapisan atau screening atau wajib amdal
Proses Penapisan (screening) wajib AMDAL Proses penapisan atau kerap
juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan
apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di Indonesia,
proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan
apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak
dapat dilihat pada Peraturan Menteri Negara LH Nomor 15 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.

2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa
melakuka npenyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang
bertanggungjawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman
serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diatur dalam PerMen
LH No 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan
Informasi dalam Proses AMDAL.

3. Proses pelingkupan (scaping)


Pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan
dan mengidentifikasi, dampak penting yang terkait dengan suatu rencana kegiatan.
Tujuan dari pelingkupan ini adalah untuk menetapkan suatu batas wilayah studi,
mengidentifikasi dampak penting suatu lingkungan, dan menetapkan tingkat
kedalaman studi.
Tujuan lainnya yaitu menetapkan lingkup studi, menelaah kegiatan lain
yang telah terkait dengan rencana kegiatan yang sudah dikaji. Hasil akhir dari
proses pelingkupan ini adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan dari

6
masyarakat harus menjadi suatu bahan pertimbangan, di dalam proses
pelingkupan.

4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL


Jika KA-ANDAL selesai disusun maka pemrakarsa pun dapat mengajukan
dokumen kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai. Berdasarkan
peraturan yang ada, lamak waktu maksimal penilaian pada KA-ANDAL tersebut
adalah 75 hari. Waktu tersebut dihitung di luar yang telah dibutuhkan penyusun
untuk memperbaiki atau menyempurnakan dokumennya.

5. Penyusunan dan penilaian pada ANDAL, RKL, dan RPL


Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL tersebut dilakukan dengan mengacu
kepada KA-ANDAL yang telah disepakati bersama. Hal itu dapat dilihat dari hasil
penilaian komisi amdal. Setelah semua itu selesai disusun, pemrakarsa baru boleh
mengajukan dokumen kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai
kembali.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, lamanya waktu penilaian amdal
tersebut adalah sekitar 75 hari. Sama halnya dengan RKL dan RPL, semuanya di
luar waktu yang dibutuhkan oleh penyusun untuk memperbaiki atau atau
menyempurnakan kembali dokumen tersebut.

6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan


Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting dan belum
memiliki kepastian pengelolaan lingkungannya. Ketentuan apakah suatu rencana
kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat dalam bagian
Prosedur dan Mekanisme AMDAL. Dalam penyusunan studi AMDAL,
pemrakarsa dapat meminta jasa konsultan untuk menyusunkan AMDAL.
Penyusun dokumen AMDAL diharapkan telah memiliki sertifikat Kompetensi
dari Lembaga Pemberi Lisensi Penyusun AMDAL. Berbagai pedoman
penyusunan yang lebih rinci dan spesifik menurut tipe kegiatan maupun ekosistem
yang berlaku juga diatur dalam berbagai Keputusan Kepala Bapedal.

7
2.5 Contoh AMDAL
Ada banyak contoh kasus amdal di Indonesia, misalnya kasus TPA, Bantar
Gebang, Bekasi. Yang jika disusun dalam bentuk amdal akan menjadi seperti
berikut ini :
1. Latar belakang masalah
 Apa dampak sampah yang ada di TPA Bantar Gebang bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar.
 Bagaimana sistem pengelolaannya dan kebijakan dari pemerintah dalam
menanggulangi sampah yang ada di daerah Bantar Gebang Bekasi dan
sekitarnya.

2. Data dan fakta yang ada di lapangan


Faktanya menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar
TPA tersebut banyak yang terkena penyakit. Seperti penyakit ISPA,
Gastritis, Mialgia, Anemia, infeksi dan alergi kulit, Asma, Reumatik,
Hipertensi, dan masih banyak lagi. Hal itu menunjukkan bahwa TPA
Bantar Gebang menimbulkan dampak yang buruk bagi masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Sedangkan menurut data yang ada, jumlah sampah domestik yang
berasal dari rumah tangga adalah sekitar 2.915.263.800/ton. Sedangkan
untuk lumpur dari septi tanc jumlahnya mencapai 60.363,41 ton per
tahunnya. Untuk sampah yang berasal dari industri pengolahan jumlahnya
mencapai 8.206.824,03 ton per tahunnya.
Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah sampah yang ada di TPA
Bantar Gebang tersebut, sudah melewati batas maksimal. Sehingga
menimbulkan beragam penyakit di lingkungan sekitar, dan hal itu harus
ditanggulangi secepatnya. Karena jumlah sampah yang menumpuk
tersebut akan sangat berbahay bagi kehidupan manusia.
Ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah sampah tersebut
melonjak setiap tahunnya. Misalnya saja karena kegiatan operasional yang
buruk, sehingga menimbulkan pencemaran di badan air yang ada di sekitar

8
TPA. Serta air tanah yang diakibatkan oleh limbah dan munculnya
kebakaran karena terbakarnya gas methan.
Dinas kebersihan sudah melakukan hal-hal berikut ini, untuk
menanggulangi masalah sampah di TPA Bantar Gebang tersebut.
diantaranya yaitu :
1. Menambah fasilitas unit dalam pengolahan limbah dan
meningkatkan efisiensi pengolahan sampah, agar kualitas limbah
memenuhi syarat untuk kemudian dibuang.
2. Meningkatkan sekaligus memperbaiki penanganan sampah agar
sesuai dengan prosedur yang ada, yaitu sanitary landfill.
3. Membantu masyarakat sekitar yang tinggal tak jauh dari TPA,
dengan menyediakan air bersih, puskesmas, dan juga ambulance.
4. Mengatur para pemulung yang biasa berkeliaran di TPA agar tidak
mengganggu kegiatan operasional para petugas.
3. Hasil analisa
a. Bagaimana dampak sampah bagi lingkungan masyarakat
Jumlah sampah yang melimpah dan kondisi TPA yang buruk akan
mengakibatkan munculnya berbagai jenis penyakit. Yang terjadi pada
masyarakat di sekitar TPA, selain itu keberadaan TPA tersebut juga akan
merusak lingkungan dan ekologi di sekitarnya. Munculnya pencemaran
tanah yang juga berbahaya.
Tanah yang tadinya bersih akan tercampur dengan limbah atau
sampah yang ada di sana. Maka potensi pencemaran tanah yang dilihat
secara fisik akan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
b. Bagaimana sistem pengelolaan sampah dan kebijakan yang diberikan oleh
pemerintah.
Ada banyak faktor yang menyebabkan pengelolaan sampah
menjadi buruk dan memberi dampak negatif bagi lingkungan. Misalnya
faktor internal, yang mencakup SDM yang kurang atau tidak berkualitas
dalam mengelola sampah dan TPA. Faktor lainnya yaitu faktor eksternal
yaitu minimnya lahan untuk TPA yang ada di kota besar.

9
Sehingga jumlah sampah yang masuk tidak sebanding dengan
ukuran lahan TPA yang ada. Alasan eksternal lainnya yaitu penolakan dari
masyarakat sekitar tentang adanya TPA yang berada tak jauh dari tempat
tinggal mereka. Sedangkan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah
dalam menanggulangi sampah di TPA Bekasi tersebut adalah :
 Menentukan siapa yang akan mengelola TPA dan bagaimana cara
pengelolaan yang harusnya dilakukan.
 Akan diterapkan beberapa aturan dalam cara pengelolaan yang tepat,
dan teknologi apa saja yang akan digunakan agar hasilnya sesuai
dengan aturan yang ada mengenai kondisi dan pengelolaan suatu TPA.
 Teknologi yang akan digunakan akan disesuaikan dengan jumlah
anggaran yang ada, terutama kemampuan pemilik proyek mengenai
biaya yang dimiliki.
4. Kesimpulan
1. TPA yang letaknya tak jauh dari lokasi atau tempat tinggal penduduk, atau
masyarakat sekitar maka hal itu akan menyebabkan dampak buruk bagi
kesehatan orang-orang yang tinggal di sana.
2. Sistem pengelolaan yang digunakan sudah ketinggalan zaman sehingga
tidak mencapai hasil yang maksimal. Maka dari itu pemerintah harus
membuat kebijakan baru baik secara internal maupun eksternal. Faktor
internal yaitu kesadaran dari masyarakat sekitar tentang pentingnya
menjaga kebersihan lingkungan.Sedangkan faktor eksternal biasanya
meliputi minimnya lahan pembuangan sampah di suatu daerah, dan tidak
ketatnya pemerintah dalam membuat aturan mengenai sampah baik
pemerintah pusat maupun daerah.

10
BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Amdal merupakan suatu analisis yang meliputi beragam faktor seperti
misalnya fisik, kimia, sosial ekonomi, biologi, dan juga sosial budaya yang
menyeluruh yang bertujuan untuk menjaga kemungkinan dan dampak dari suatu
rencana usaha atau kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena harus ada studi
kelayakan di dalam undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk menjaga
lingkungan dari sebuah operasi proyek pada kegiatan industri atau kegiatan yang
dapat menyebabkan kerusakan di suatu lingkungan.
Penyusunan Dokumen amdal terdiri dari beberapa rangkaian yaitu: Dokumen
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), Dokumen Analisis
Dampak Lingkungan (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL), dan Dokumen Rencana Pemantauan lingkungan (RPL).
Dokumen kerangka acuan merupakan salah satu bagian dari dokumen amdal
yang paling awal. Dokumen kerangka acuan disusun berdasarkan ruang lingkup studi
analisis dampak lingkungan hidup, hasil kesepakatan Penyusun dan Komisi Penilai
AMDAL. Terdapat peraturan tersendiri yang memuat ketentuan dan sistematika
penyusunan dokumen amdal. Sistematika dokumen kerangka acuan tersebut secara
umum.

3.2 Saran

Dalam proses penyusunan laporan AMDAL sebaiknya diteliti dengan sebaik-


baiknya segala sesuatu yang terkait usaha yang bersangkutan apakah diharuskan
membuat dokumen AMDAL atau tidak serta pengusunannya harus sesuai dengan
sistematika yang telah ditetapkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

AMDAL : Pengertian, Contoh, Tujuan, Manfaat, Prosedur (Lengkap) dalam


thegorbalsla.com diakses pada 5 Mei 2019.
Nurhidayat. 2013. “Modul Manajemen Limbah” dalam
http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/modul-08-manajemen-
limbah.pdf diakses pada 6 Mei 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai