1.Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai
130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa
memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Cara Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah dibagi 2 menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah
sistolik adalah tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan darah
diastolik adalah tekanan saat otot jantung relaksasi, sebelum kembali memompa darah.
Kehamilan
Kecanduan alkohol
Penyalahgunaan NAPZA
Gangguan ginjal
Gangguan pernapasan saat tidur.
Meskipun bisa terjadi pada semua orang, ada beberapa faktor yang dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami tekanan darah tinggi, seperti:
Lanjut usia
Memiliki keluarga yang menderita hipertensi
Memiliki kebiasaan merokok
Jarang berolahraga.
Pengobatan dan Pencegahan Hipertensi
Menjalani gaya hidup sehat dapat menurunkan sekaligus mencegah hipertensi.
Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ-organ lain di dalam
tubuh. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hipertensi hipertensi yang tidak terkontrol
bisa menimbulkan kondisi yang disebut hipertensi maligna. Kondisi ini bisa
menimbulkan penyakit-penyakit atau komplikasi serius, seperti:
Aterosklerosis
Kehilangan penglihatan
Terbentuk aneurisma
Gagal ginjal
2.Flu Babi
Flu babi adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza
H1N1. Flu babi dinamakan demikian karena pada awalnya terjadi pada
babi yang kemudian menginfeksi manusia. Penularan selanjutnya terjadi
antarmanusia dan menyebabkan pandemi di tahun 2009.
Flu babi dapat menular dengan cepat. Penyakit ini menular saat orang sehat
menghirup percikan cairan saluran pernapasan (droplet) penderita saat bersin atau
batuk. Gejala baru akan dirasakan 1–4 hari setelah tertular virus flu babi. Flu babi
lebih mudah menular pada anak-anak, lansia, ibu hamil, serta orang dengan sistem
imun yang lemah.
Flu babi pernah menimbulkan pandemi pada tahun 2009 dan berakhir pada 2010.
Salah satu pencegahan flu babi yang efektif adalah dengan melakukan vaksinasi
secara rutin. Pada tahun 2020, beberapa peneliti menemukan bahwa virus flu babi
ini banyak yang bermutasi dan menghasilkan virus jenis baru. virus flu babi ini
memiliki potensi untuk menyebabkan pandemi.
Demam
Kelelahan
Pegal-pegal
Sakit kepala
Pilekdan hidung tersumbat
Mata merah dan berair
Sakit Tenggorokan
Ruam pada kulit
Diare
Mual dan muntah
Batuk
Sesak napas
Rapid test (tes cepat) yang dilakukan dengan alat khusus, untuk mendeteksi ada
tidaknya infeksi virus flu babi dengan cara yang lebih cepat namun dengan tingkat
akurasi yang lebih rendah.
Kultur swab hidung dan tenggorokan yang akan diperiksa di laboratorium, untuk
mengetahui jenis virus.
Tidak semua penderita yang mengalami gejala dan keluhan flu diharuskan menjalani
pemeriksaan lanjutan. Beberapa kondisi yang mengharuskan penderita flu menjalani
tes tersebut adalah:
Meski demikian, ada sebagian kasus flu babi yang membutuhkan penanganan di
rumah sakit, terutama jika penderita memiliki risiko tinggi untuk mengalami
komplikasi. Dokter biasanya akan memberikan obat antivirus, seperti:
Oseltamivir
Zanamivir
Peramivir
Zaloxavir
Perlu diingat, dokter tidak akan memberikan antibiotik untuk mengobati flu. Hal ini
karena antibiotik tidak memiliki efek untuk membunuh virus. Meskipun demikian,
antibiotik dapat diberikan jika penderita mengalami infeksi bakteri yang terjadi
bersamaan dengan flu.
Pneumonia
Gagal napas
Gangguan pada sistem saraf, seperti kejang dan gangguan kesadaran
Penyakit kronis, seperti asma atau penyakit jantung yang semakin memburuk
Vaksinasi dan Pencegahan Flu Babi
Langkah utama untuk menghindari flu babi adalah dengan mendapatkan vaksin
influenza. Vaksin yang umumnya dianjurkan satu kali dalam setahun ini akan
membantu dalam membangun pertahanan tubuh terhadap virus H1N1.
Selain vaksin, ada beberapa cara sederhana yang bisa diterapkan untuk mencegah
penularan dan penyebaran flu babi, di antaranya: