Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH FARMAKOLOGI II

HORMON DAN OBAT-OBAT HORMONAL

DISUSUN OLEH :

1. Erika Candra Febiola 1904016 / 2A


2. Erma Nutria 1904017 / 2A
3. Fenty Fadilah Nugraheni 1904018 / 2A
4. Galuh Wening Kusuma 1904019 / 2A

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

2020
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi
A. Pengertian Hormon....................................................................................3
B. Penggolongan Obat – obat Hormonal.......................................................4
C. Pembahasan...............................................................................................5
Hormon Anti Diabetik...............................................................................5
Hormon Tiroid dan Anti Tiroid.................................................................13
Hormon Kelamin.......................................................................................15
Hormon Hipotalamus dan Hipofisis, serta Antiestrogen...........................20
Hormon Gangguan Endokrin Lainnya......................................................29
Daftar Pustaka

2
A. PENGERTIAN HORMON

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin,

yang masuk ke dalam peredaran darah tanpa saluran untuk memengaruhi

jaringan target secara spesifik. Jaringan yang dipengaruhi umumnya

terletak jauh dari tempat hormon tersebut dihasilkan, misalnya hormon

pemacu folikel (FSH, folicle stimulating hormone) yang dihasilkan oleh

kelenjar hipofisis anterior hanya merangsang jaringan tertentu di ovarium.

Hormon pertumbuhan (GH, growth hormon, somatotropin) mempunyai

lebih dari satu organ target sebab GH memengaruhi berbagai jenis jaringan

dalam badan. Jaringan target suatu hormon sangat spesifik karena sel-

selnya mempunyai receptor untuk hormon tersebut.

Sumber hormon alami adalah ternak sapi, babi dan biri-biri.

Beberapa hormon demikian khas sifatnya sehingga yang berasal dari

binatang tidak efektif pada manusia,misalnya GH, FSH dan luteinizing

hormone (LH). Hormon yang berasal dari hewan dapat menimbulkan

reaksi imunologis.Saat ini untuk menghasilkan hormon alami dipakai cara

rekayasa genétika. Melalui rekayasa genétika, dinucleic acid (DNA)

mikroba dapat diarahkan untuk memproduksi rangkaian asam amino yang

urutannya sesuai dengan hormon manusia yang diinginkan. Dengan cara

ini dapat dibuat hormon alami dalam jumlah banyak dan dalam waktu

singkat. Hormon hasil rekayasa genétika tidak menimbulkan reaksi

imunologis karena sama dengan hormon manusia asli.

3
Cara ini Sangat membantu pengadaan hormon yang di alam ini jumlahnya

sangat sedikit,misalnya GH. (Ascobat, 2007, 421).

Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik.

Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi

produksi hormon yang lain . Hal ini disebut homeositasis, yang berarti

seimbang.

B. PENGGOLONGAN

Berikut penggolongan hormon-hormon berdasarkan gangguan pada sistem

endokrin :

1. Diabetes Mellitus

2. Hormon Tiroid Dan Antitiroid

3. Hormon Kelamin

4. Hormon Hipotalamus Dan Hipofisis Serta Antiestrogen

5. Gangguan Endokrin Lain

4
C. PEMBAHASAN

ANTI DIABETIK

Diabetes Mellitus (DM) timbul karena defisiensi sintesis dan sekresi insulin

atau resisten terhadap kerja insulin. Diagnosis DM ditegakkan dengan

mengukur kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan (kadang-

kadang dengan uji toleransi glukosa). Berdasarkan klasifikasinya diabetes

dibedakan atas diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.

a. Diabetes tipe 1, yang bergantung pada insulin (IDDM), timbul karena

defisiensi insulin akibat pengrusakan autoimun sel beta pankreas.

Penderita diabetes melitus tipe 1 membutuhkan pemberian insulin.

b. Diabetes tipe 2, yang tidak bergantung pada insulin (NIDDM), timbul

karena penurunan sekresi insulin atau resistensi periferal terhadap kerja

insulin. Walaupun ada penderita yang dapat mengatur kadar gula hanya

dengan diet, tapi banyak juga yang membutuhkan obat antidiabetik oral

atau insulin (atau keduanya) untuk mengendalikan kadar gula darah.

Untuk penderita dengan berat badan berlebih, diabetes tipe 2 dapat

dicegah dengan menurunkan berat badan dan meningkatkan aktifitas

fisik. Pengobatan semua tipe diabetes ditujukan untuk mengurangi

gejala dan risiko komplikasi jangka panjang (lihat di bawah), oleh

karena itu diabetes perlu dikendalikan secara ketat.

Hormon-hormon dalam pengobatan Diabetes Mellitus (DM), antara lain :

a. Insulin

5
1) Pengertian

Insulin berperan mengatur metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Insulin merupakan hormon polipeptida dengan struktur kompleks. Ada

perbedaan susunan asam amino pada insulin hewan, insulin manusia, dan

analog insulin manusia. Insulin dapat diekstraksi dari pankreas babi atau

pankreas sapi dan dimurnikan dengan kristalisasi, tetapi insulin dari

pankreas sapi sekarang jarang digunakan. Insulin untuk manusia dibuat

secara biosintetis dengan teknologi rekombinan DNA menggunakan

bakteri atau ragi atau semisintetik dengan modifikasi enzimatik insulin

babi.

Ada 3 macam sediaan insulin:

a) Insulin kerja singkat (short-acting): mula kerja relatif cepat, Suntikan

subkutan insulin soluble memiliki mula kerja cepat (30 – 60 menit),

kerja puncak antara 2 dan 4 jam, dan lama kerja hingga 8 jam. Yaitu

insulin soluble, insulin lispro dan insulin aspart.

Sebagai contoh, Insulin Lispro

Mekanisme kerja : Cara kerjanya adalah membantu glukosa atau

gula darah masuk ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh bisa

mengubahnya menjadi energi.

Indikasi : Diabetes Mellitus (DM)

Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap insulin aspart atau

komponen formulasi lainnya seperti hipoglikemia(gula darah rendah).

6
Efek samping : bengkak di tangan atau kaki kalium rendah

(kebingungan, denyut jantung tidak stabil, rasa haus yang ekstrem,

sering buang air kecil, rasa tidak nyaman pada kaki, kelemahan otot

atau merasa lemas)

b) Insulin kerja sedang (intermediate-acting) dan Insulin kerja panjang

dengan mula kerja lebih lambat

Injeksi subkutan insulin kerja sedang atau insulin kerja lama

mempunyai mula kerja kira-kira 1-2 jam, efek maksimal pada 4-12

jam, dan lama kerja 16-35 jam

Misalnya : Insulin Isophane / Insulin NPH (Neutral Protamine

Hagedorn)

Mekanisme kerja : menggantikan peran insulin alami tubuh

yang tidak mampu diproduksi dalam jumlah yang cukup.

Indikasi : diabetes mellitus (DM)

Kontraindikasi : hipoglikemia

Efek samping : Kadar gula darah rendah, gatal, ruam ringan pada

kulit, hipoglikemia (jika kalori tidak cukup, aktivitas terlalu banyak),

Penebalan atau lekukan pada titik injeksi

b. Anti Diabetik Oral

1) Pengertian

Obat antidiabetik oral digunakan untuk pengobatan diabetes melitus tipe

2 (non-insulin dependent diabetes melitus, NIDDM). Obat–obat ini

hanya digunakan jika pasien gagal memberikan respon terhadap

7
setidaknya 3 bulan diet rendah karbohidrat dan energi disertai aktivitas

fisik yang dianjurkan. Obat tersebut sebaiknya digunakan untuk

meningkatkan efek diet dan aktivitas fisik yang cukup, bukan

menggantikannya.

2) Penggolongan

Obat golongan anti diabetik oral dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

a) Sulfonilurea

Mekanisme kerja : Kerja utama sulfonilurea adalah meningkatkan

sekresi insulin sehingga efektif hanya jika masih ada aktivitas sel

beta pankreas; pada pemberian jangka lama sulfonilurea juga

memiliki kerja di luar pankreas.

Indikasi : Sulfonilurea digunakan untuk pasien yang tidak kelebihan

berat badan, atau yang tidak dapat menggunakan metformin.

Kontraindikasi: Sulfonilurea sedapat mungkin dihindari pada

gangguan fungsi hati (lampiran 2); gagal ginjal (lampiran 3) dan

pada porfiria. Sulfonilurea sebainya tidak digunakan pada ibu

menyusui dan selama kehamilan sebaiknya diganti dengan terapi

insulin (lihat juga lampiran 4). Sulfonilurea dikontraindikasikan jika

terjadi ketoasidosis.

Efek samping: umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan

gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan konstipasi.

Klorpropamid memiliki efek samping lebih banyak karena durasi

kerjanya yang lama dan risiko hipoglikemia sehingga tidak lagi

8
digunakan. Juga dapat menyebabkan muka kemerahan setelah

minum alkohol; efek ini tidak terjadi pada sulfonilurea lain.

Klorpropamid juga dapat meningkatkan sekresi hormon antidiuretik

dan sangat jarang menyebabkan hiponatremia (hiponatremia juga

dilaporkan pada glimepirid dan glipizid).

b) Biguanida

Obat dari kelompok ini masih terbagi lagi menjadi :

 Metformin Hidroklorida

Pengertian : Metformin merupakan obat pilihan pertama

pasien dengan berat badan berlebih dimana diet ketat gagal

untuk mengendalikan diabetes, jika sesuai bisa juga digunakan

sebagai pilihan pada pasien dengan berat badan normal.

Mekanisme kerja : bekerja dengan cara meningkatkan

efektivitas tubuh dalam menggunakan insulin untuk menekan

peningkatan kadar gula darah.

Indikasi : diabetes mellitus tipe 2, terutama untuk pasien

dengan berat badan berlebih (overweight), apabila pengaturan

diet dan olahraga saja tidak dapat mengendalikan kadar gula

darah. Metformin dapat digunakan sebagai monoterapi atau

dalam kombinasi dengan obat antidiabetik lain atau insulin

(pasien dewasa), atau dengan insulin (pasien remaja dan anak

>10 tahun). Lihat juga keterangan di atas.

9
Kontra indikasi : gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis,

hentikan bila terjadi kondisi seperti hipoksia jaringan (sepsis,

kegagalan pernafasan, baru mengalami infark miokardia,

gangguan hati), menggunakan kontras media yang

mengandung iodin (jangan menggunakan metformin sebelum

fungsi ginjal kembali normal) dan menggunakan anestesi

umum (hentikan metformin pada hari pembedahan dan mulai

kembali bila fungsi ginjal kembali normal), wanita hamil dan

menyusui.

Efek samping : anoreksia, mual, muntah, diare (umumnya

sementara), nyeri perut, rasa logam, asidosis laktat (jarang, bila

terjadi hentikan terapi), penurunan penyerapan vitamin B12,

eritema, pruritus, urtikaria dan hepatitis.

10
c) Antidiabetik lain

Obat dari kelompok ini masih terbagi lagi menjadi :

 Akarbosa

 Dapagliflozin

 Linagliptin

 Liraglutid

 Nateglinid

 Pioglitazon

 Repaglinid

 Sitagliptin

 Saksagliptin

 Vildagliptin

Sebagai contoh, Akarbosa :

Indikasi: diabetes mellitus yang tidak dapat diatur hanya dengan

diet atau diet dengan obat antidiabetik oral.

Kontraindikasi: wanita hamil, wanita menyusui, anak,

inflammatory bowel disease (seperti ulserativa kolitis, Crohn's

disease), obstruksi usus halus sebagian (atau predisposisi), gangguan

fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, hernia, riwayat bedah perut.

Efek Samping: flatulensi, tinja lunak, diare (mungkin perlu

pengurangan dosis atau penghentian), perut kembung dan nyeri,

mual (jarang), reaksi pada kulit dan fungsi hati yang tidak normal.

Ada laporan ileus, udema, ikterus, dan hepatitis.

11
c. Anti Hipoglikemia

1) Pengertian

Kelompok obat yang mekanisme kerjanya mampu menurunkan

kadar glukosa dalam darah.

2) Penggolongan

 Glukagon, hormon polipeptida yang dihasilkan oleh sel alfa

dari pulau Langerhans,

Mekanisme Kerja : Meningkatkan kadar glukosa plasma

dengan mengubah glikogen yang disimpan di hati

Indikasi : hipoglikemia

Kontra Indikasi : feokromositoma

Efek Samping : mual, muntah, nyeri perut, hipokalemia,

hipotensi, reaksi hipersensitivitas (jarang terjadi).

12
HORMON TIROID DAN ANTI TIROID

1. Hormon Tiroid

Hormon tiroid digunakan pada hipotiroidisme (myxoedema) dan juga

digunakan pada goiter non toksik yang diffuse (luas tidak berbatas tegas),

tiroiditis Hashimoto (lymphadenoid goiter) dan karsinoma tiroiditis

Penggolongan Obat : Natrium Levotiroksin (Garam tiroksin)

Mekanisme Kerja Obat : Levotiroksin akan mengalami de-iodinasi menjadi

triiodotironin (T3) yang kemudian akan masuk ke dalam sel dan berikatan

dengan reseptor hormon tiroid nuklear, yang kemudian memicu ekspresi gen

dan menghasilkan protein yang dibutuhkan dalam meregulasi respirasi

seluler, termogenesis, pertumbuhan, dan diferensiasi sel, serta metabolisme

dari protein, karbohidrat, dan lemak.

Indikasi : hipotiroidisme

Kontra Indikasi : tirotoksikosis.

Efek Samping : biasanya terjadi karena kelebihan dosis (lihat dosis awal di

atas), nyeri angina, aritmia, palpitasi, kram otot skelet, takikardi, diare,

muntah, tremor, gelisah, bergairah, insomnia, sakit kepala, muka merah,

berkeringat, demam, intoleransi terhadap panas, berat badan turun drastis,

otot lemah.

2. Hormon Anti Tiroid

Obat antitiroid digunakan pada pengobatan hipertiroidisme, yaitu untuk

persiapan pengangkatan tiroid (thyroidectomy) atau untuk pengobatan jangka

panjang.

13
Penggolongan Obat :

a. Iodida dan Iodin

b. Propiltiourasil

c. Karbimazol

d. Tiamazol

Sebagai contoh, obat Karbimazol yang umum digunakan.

Mekanisme kerja : bekerja dengan cara menurunkan produksi hormon tiroid

oleh kelenjar tiroid.

Indikasi : hipertiroidism

Kontra Indikasi : gangguan hati berat, gangguan darah

Efek Samping : muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam

kulit dan pruritus, nyeri sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum tulang

(pansitopenia dan agranulositosis), jaundice.

14
HORMON KELAMIN

Hormon kelamin terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Hormon pada Wanita

a. Esterogen

1) Pengertian

Estrogen perlu untuk perkembangan ciri seks sekunder perempuan,

juga dapat menstimulasi myometrial hypertrophy dan hiperplasia

endometrium. Jika perkembangan pubertas anak tertunda karena

patologi organ, pubertas dapat diinduksi dengan etinil estradiol

dalam dosis yang dinaikkan berdasarkan pindai saluran kemih dan

perkembangan/ pertumbuhan payudara.

2) Mekanisme kerja

Hormon ini mengalir dalam pembuluh darah dan berdampak pada

banyak organ, seperti otak, hati, dan sistem motorik (gerak)

termasuk otot dan tulang, yang secara khusus berperan dalam

pertumbuhan dan perkembangan organ seksual wanita.

3) Penggolongan :

 Levonorgestrel

Pengertian : Levonorgestrel/etinil estradiol adalah obat oral

yang terdiri dari kombinasi hormon progresteron dan estrogen.

 Raloksifen Hidroklorida

Indikasi: Pengobatan dan pencegahan osteoporosis pada wanita

pascamenopause. Ketika menentukan untuk memilih raloksifen

15
atau terapi yang lain, termasuk estrogen untuk wanita

pascamenopause individual, perhatian harus diberikan pada

gejala menopause, efek pada jaringan payudara dan uterus, dan

risiko serta manfaat kardiovaskular.

Kontraindikasi: Riwayat tromboembolisme vena, perdarahan

uterus tak terdiagnosa, kanker endometrium, kerusakan hati,

kolestasis, kerusakan ginjal parah; kehamilan dan menyusui.

Efek Samping: tromboembolisme vena, tromboplebitis, hot

flushes, kram kaki, udem perifer, gejala seperti influenza; jarang

ruam, gangguan saluran cerna, hipertensi, sakit kepala (termasuk

migren), ketidaknyamanan payudara.

b. Progesteron

Mekanisme kerja :

Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :

1. Ovulasi
Ovulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi
poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari
FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh
progesteron.
2. Implantasi
Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-
ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang
mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat
mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi
ovulasi produksi  progesteron yang berkurang dari korpus luteum
menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron
secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan
endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.
3. Transpor Gamet atau Ovum

16
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan  progesteron
sebelum terjadi fertilisasi.
4. Luteolisis
Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan
fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga
menghambat folikulogenesis.
5. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir
serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi  dari
spermatozoa sangat terhambat.  Lendir serviks yang tidak cocok
dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan
seluler serta kurang menunjukkan  ferning dan spinnbarkeit

Indikasi : wanita yang memiliki tidak seimbangan hormon progesteron

Kontraindikasi : Progestogen sebaiknya dihindari pada pasien dengan

riwayat tumor hati, dan gangguan hati berat. Juga kontraindikasi pada

pasien dengan kanker kelamin dan payudara (kecuali progestogen

digunakan dalam pengobatan penyakit ini), penyakit arteri berat,

pendarahan vagina yang tidak terdiagnosa dan porfiria. Progestogen tidak

boleh digunakan jika ada riwayat idiopatik jaundice, gatal-gatal berat atau

pemphigoid gestationis selama kehamilan.

Efek samping : gangguan menstruasi, gejala mirip pramenstruasi

(termasuk kembung, kekurangan cairan, breast tenderness), berat badan

bertambah, mual, sakit kepala, pusing, insomnia, mengantuk, depresi,

reaksi kulit, (termasuk urtikaria, pruritus, kemerahan dan jerawat),

hirsutisme, alopesia. Reaksi anafilaktik dan penyakit kuning juga pernah

dilaporkan.

17
2. Hormon Pada Laki-Laki

Obat-obat hormonal dari sitem hormonal laki-laki, sebagai berikut :

a. Fluoksimesteron

Indikasi: lihat keterangan di atas; kanker payudara lanjut.

Kontraindikasi: kanker payudara pada pria, hiperkalsemia, kehamilan,

menyusui, nefrosis.

Efek Samping: mual, hirsutisme, retensi cairan, akne, ikterus,

gangguan haid, virilisasi, ginekomastia

b. Mesterolon

Mekanisme kerja : Obat ini bekerja dengan menambah jumlah

androgen yang diproduksi secara alami.

Indikasi: Defisiensi androgen dan infertilitas pada pria yang

dihubungan dengan hipogonadism.

Kontraindikasi: kanker prostat, kanker hati yang sedang atau baru saja

diterima.

Efek Samping: lihat keterangan testosteron dan ester tetapi

spermatogenesis tidak terganggu.

18
c. Testosteron Undekanoat

Indikasi: lihat keterangan di atas.

Kontraindikasi: kanker payudara pada pria, hiperkalsemia, kehamilan,

menyusui, nefrosis.

Efek Samping: kanker prostat, sakit kepala, depresi, perdarahan

saluran cerna, mual, ikterus obstruktif, perubahan libido, cemas,

parestesia, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, hiperkalsemia,

pertumbuhan tulang meningkat, efek androgenik seperti hirsutisme,

seboroe, akne, perkembangan seksual dini.

19
HORMON HIPOTALAMUS, HIPOFISIS, DAN ANTIESTROGEN

1. Hormon Hipotalamus (Gonadotropin)

 Obat Gonadorelin

Gonadorelin digunakan oleh wanita yang siklus menstruasinya mendadak

berhenti karena rendahnya tingkat gonadotropin-releasing hormone

(GnRH). Obat ini mungkin digunakan sebagai pengobatan infertilitas

wanita. Obat ini menyediakan GnRH yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

perkembangan dan ovulasi.

Mekanisme kerja : dilepaskan ke pembuluh darah kecil yang

membawa hormon ini dari otak ke kelenjar pituitari, di mana kelenjar

tersebut merangsang produksi dua hormon lagi yaitu hormon perangsang

folikel (FSH) dan hormon lutein (LH). Hormon-hormon ini dilepaskan ke

dalam sirkulasi tubuh dan bekerja pada testis dan ovarium untuk memulai

dan mempertahankan fungsi reproduksinya.

Efek samping : Seperti halnya dalam penggunaan obat

Gonadorelin yang juga memiliki beberapa efek samping, sebagai berikut:

a. Gangguan saluran cerna

b. Sakit kepala

c. Peningkatan perdarahan menstruasi

d. Penekanan paradoksal dari poros gonad hipofisis

e. Hot flushes

f. Disfungsi seksual pada pria

20
g. Kekeringan vagina

h. Hilangnya libido pada wanita premenopause

i. Osteoporosis pada penggunaan yang lama

j. Reaksi atau nyeri di tempat penyuntikan

k. Tumor flare (dapat bermanifestasi sebagai peningkatan nyeri tulang)

Indikasi : endometriosis

Kontra indikasi : Adenoma hipofisis, Amenore terkait berat badan,

kehamilan

2. Hormon Hipofisis

a. Antagonis Hormon Antidiuretik

 Tolvaptan

Mekanisme kerja : bekerja dengan meningkatkan aliran urin tanpa

menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak natrium.

Indikasi: Hiponatremia sekunder karena gangguan sekresi hormon

antidiuretik  (syndrome of inappropriate antidiuretic hormone

secretion), hiponatremia hipervolume yang tidak bisa ditangani

dengan pembatasan cairan (natrium dalam serum<125 mEq/L atau

hiponatremia yang memberikan gejala pada pasien gagal jantung).

Kontraindikasi: Meningkatkan kadar natrium dalam serum dengan

cepat, pasien yang sulit merespon rasa haus, hiponatremia

hipovolemik, penggunaan bersama dengan penghambat CYP3A kuat

(klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol, ritonavir, indinavir,

nelfinavir, saquinavir, nefazodon dan telitromisin); anuria.

21
Efek Samping: Haus, mulut kering, astenia, pireksia, anoreksia,

konstipasi, poliuria dan hiperglikemi, koagulasi intravaskular,

trombus intrakardiak, fibrilasi ventrikel, perpanjangan waktu

protrombin, kolitis iskemia, ketoasidosis diabetik, rabdomiolisis,

cerebrovascular accident, hemoragik ureter, hemoragik vagina,

embolisme paru, gagal napas, deep vein thrombosis.

b. Diabetes Insipidus (anti diuretic hormone)

1) Desmopresin

2) Indikasi: Diabetes insipidus sentral; enuresis nokturnal primer pada

anak usia 5 tahun atau lebih; nokturia pada dewasa disebabkan

poliuria nokturnal (produksi urin pada malam hari melebihi kapasitas

kandung kemih).

Mekanisme kerja : sebagai anti diuretik dengan cara  berikatan

dengan reseptor V2 dan bekerja pada saluran pengumpul

ginjal (renal collecting duct ) yang memberikan sinyal untuk

mentranslokasikan saluran aquaporin ke bawah nefron  dan

mengakibatkan peningkatan penyerapan air pada duktus kolektivus

sehingga menurunkan jumlah urine. Pada prinsipnya

menurunkan urinary output dan osmolalitas plasma serta

meningkatkan osmolalitas urine.. Fungsi kerja desmopressin lainnya

adalah menstimulasi pelepasan faktor von willebrand dan

vasokonstriksi sel otot polos endotel melalui reseptor V1 dan

reseptor V2.

22
Indikasi : untuk pengobatan penyakit diabetes insipidus tipe sentral,

hemofilia A, penyakit von Willebrand tipe I, enuresis nokturnal,

nokturia dan perdarahan pada gagal ginjal.

Kontraindikasi: Polidipsia psikogenik dan polidipsia karena

kebiasaan (sehingga menyebabkan produksi urin lebih dari 40

ml/kg/24 jam; riwayat penyakit jantung atau kondisi lain yang

memerlukan terapi diuretik; gangguan fungsi ginjal sedang hingga

berat (bersihan kreatinin dibawah 50 ml/min); gangguan sekresi

ADH; hiponatremia; hipersensitif.

Efek Samping: Jika tidak dilakukan bersama dengan pengurangan

cairan, dapat terjadi retensi cairan dan hiponatremia, dengan atau

tanpa gejala awal seperti sakit kepala, mual, muntah, penurunan

kadar natrium serum, penambahan berat badan, konvulsi (pada kasus

yang parah).

3) Vasopresin

Mekanisme kerja : bekerja dengan cara mengurangi pasokan

urine yang dikeluarkan, dan membantu ginjal untuk menyerap

kembali pasokan air ke dalam tubuh

Indikasi : diabetes insipidus kranial; perdarahan varises

esofagus

Kontraindikasi : penyakit vaskular

Efek Samping : pucat, mual, cegukan, kejat perut, serangan angina,

reaksi alergi.

23
c. Gonadotropin

1) Follitropin Alfa

Mekanisme kerja : Follitropin alfa membantu

merangsang ovarium yang sehat untuk menghasilkan sel telur

Indikasi: follitropin alfa diikuti dengan pemberian human

chorionic gonadotropin (hCG) direkomendasikan untuk

menstimulasi pembentukan folikel dan ovulasi pada wanita yang

mengalami disfungsi hipotalamus hipofisa yang terjadi pada pasien

oligomenorrhoea atau amenorrhoea. Untuk menstimulasi

pembentukan multifolikel pada pasien yang sedang menjalani super

ovulasi melalui teknologi pendukung reproduksi (ART, Assisted

Reproductive Technologies) seperti fertilisasi in vitro (IVF, In

Vitro Vertilization), transfer gamet intra fallopi (GIFT, Gamete

Intra-Fallopian Transfer) dan transfer zigot intra fallopi (ZIFT,

Zygote Intra-Fallopian Transfer).

Kontraindikasi: kehamilan dan menyusui; pembesaran ovarium

atau kista yang bukan disebabkan oleh penyakit polisistik ovarium;

perdarahan ginekologi dengan penyebab yang belum diketahui;

karsinoma ovarium, uterus dan mammae; tumor kelenjar

hipotalamus dan hipofisis.

Efek Samping: Sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) seperti

nyeri di daerah bawah abdomen, yang bisa juga terjadi bersamaan

dengan rasa mual, muntah dan peningkatan berat badan, nyeri pada

24
persendian, demam, reaksi di tempat penyuntikan. Sangat jarang

tromboembolisme, ginekomastia, akne.

2) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

Mekanisme kerja : bekerja dengan cara merangsang produksi

hormon steroid gonad dengan menginduksi sel interstitial (sel

leydig) dalam testis. Hal ini dilakukan untuk memproduksi

androgen dan corpus luteum saat proses memproduksi hormon

progesteron.

Indikasi: Human chorionic gonadotrophin adalah hormon

polipeptin yang diproduksi oleh plasenta manusia. Obat ini

digunakan untuk membantu mengatasi masalah kesuburan pada

wanita dan produksi hormon seks pada pria.

Efek Samping: udem, sakit kepala, lelah, perubahan mood,

ginekomastia, perangsangan ovarium berlebihan, pubertas prekoks.

3) Human Menopausal Gonadotropin (HMG)

Efek Samping: hiperstimulasi ovarium, kehamilan ganda, reaksi

lokal.

4) Lutropin Alfa

Kontraindikasi: pembesaran ovarium atau kista (kecuali jika

disebabkan oleh penyakit ovarium policystic); perdarahan vagina

yang tidak diketahui; tumor pituatari atau hipotalamus, karsinoma

pada kelenjar mammae, uterus atau ovarium.

25
Efek Samping: mual, muntah, nyeri abdomen atau pelvis, sakit

kepala, rasa kantuk, reaksi pada tempat penyuntikan, sindrom

hiperstimulasi ovarium, kista ovarium, nyeri payudara, kehamilan

ektopik, tromboembolism, adnexal torsion, hemoperitoneum.

5) Urofolitrofin

Efek Samping: hiperstimulasi ovarium, kehamilan ganda, reaksi

lokal.

d. Hormon Pertumbuhan

 Somatropin (Somatotropin)

Indikasi: pengobatan jangka panjang pada gangguan pertumbuhan

anak yang disebabkan: insufisiensi sekresi hormon pertumbuhan,

Turner Syndrome, insufisiensi ginjal kronik, born small for

gestational-age, Prader-Willi Syndrome. Somatropin juga

memperbaiki bentuk tubuh anak dengan Prader-Willi Syndrome.

Untuk terapi sulih pada orang dewasa dengan defisiensi hormon

pertumbuhan.

Kontraindikasi: penderita yang mempunyai riwayat aktivitas

neoplastik dan penderita dengan pertumbuhan tumor intrakranial

benign yang tidak terkontrol. Pengobatan antitumor harus

diselesaikan sebelum menggunakan somatropin. Penderita dengan

penyakit kritis akut dengan komplikasi setelah operasi jantung dan

perut, multiple accidental trauma atau kegagalan pernafasan akut.

Penderita dengan Prader-Willi Syndrome yang obesitas berat atau

26
kegagalan pernafasan berat. Tidak boleh digunakan untuk promosi

pertumbuhan pada anak dengan closed epiphyses, kehamilan.

Efek Samping: dikenali pada penderita dewasa udema periferal,

kaku pada ekstremitis, artralgia, mialgia dan paraestesia. Pada anak

efek samping terjadi lebih jarang. Reaksi kulit lokal pada daerah

injeksi. Jarang terjadi hipertensi intrakranial benign dan Diabetes

mellitus tipe II. Menurunkan nilai kortisol serum, kemungkinan

dengan mempengaruhi protein pembawa atau dengan

meningkatkan bersihan hati. Terapi pengganti kortikosteroid harus

dipastikan sebelum memulai pengobatan genotropin. Sangat jarang

terjadi leukemia pada anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan

yang diobati somatropin, tetapi timbul juga pada anak tanpa

defisiensi hormon pertumbuhan.

e. Kortikotropin

 Tetrakosaktid (tetrakosaktrin)

Pengertian : merupakan analog kortikotropin (ACTH) yang

digunakan untuk menguji fungsi adrenokorteks; tidak meningkatnya

kadar kortisol plasma setelah pemberian tetrakosaktid menunjukkan

insufisiensi adrenokorteks.

27
f. Antiestrogen

 Klomifen Sitrat

Indikasi: infertilitas akibat anovulasi, oligospermia.

Kontraindikasi: penyakit hati, kista ovarium, tumor yang

bergantung pada hormon, kehamilan, perdarahan vagina yang belum

jelas sebabnya.

Efek Samping: gangguan penglihatan, overstimulasi ovarium, hot

flushes, mual, muntah, sakit kepala, bercak haid, menoragia,

endometriosis, kejang, berat badan naik, ruam kulit, pusing, rambut

rontok.

28
GANGGUAN ENDOKRIN LAIN

1. Bromokriptin dan Obat Dopaminergik

Pengertian : Bromokriptin adalah suatu stimulan reseptor dopamin pada

otak, juga menghambat penglepasan prolaktin oleh hipofisis. Bromokriptin

juga digunakan untuk pengobatan galaktorea dan tumor jinak payudara yang

muncul secara berkala dan untuk mengatasi prolaktinoma (untuk

menurunkan kadar prolaktin plasma maupun ukuran tumor).

Mekanisme kerja : menghambat penglepasan prolaktin oleh hipofisis, juga

menghambat penglepasan hormon pertumbuhan

Indikasi : Prolaktinoma, Akromegali, Cyclical Benign Breast Disease

(nyeri payudara terutama menjelang haid), Hipogonadisme/galaktorea,

Kontraindikasi: hipersensitivitas bromokriptin atau ergot lain, toksemia

gravidarum, hipertensi pada wanita pasca persalinan/nifas.

Efek Samping: mual, muntah, konstipasi, sakit kepala, pusing, vasospasme

jari kaki dan tangan khususnya pada pasien penyakit Raynaud; pada dosis

tinggi: bingung, halusinasi, perangsangan psikomotor, mulut kering, kram

tungkai, efusi pleura, fibrosis retroperitoneal.

2. Obat – obat yang mempengaruhi Gonadotropin

a. Danazol

Danazol diberikan untuk mengatasi endometriosis dan untuk nyeri berat

tumor payudara fibrosistik jinak di mana obat lain telah terbukti tidak

memberi hasil yang memuaskan.

29
Mekanisme kerja : penghambat gonadotropin pituitari, mempunyai

aktivitas kombinasi androgenik dengan aktivitas antiestrogen dan anti-

progestogen

Kontraindikasi: kehamilan, pastikan bahwa pasien dengan amenoroea

tidak sedang hamil; menyusui, gangguan fungsi hati, ginjal atau jantung

yang berat; penyakit tromboembolik; perdarahan genital yang belum

terdiagnosa; tumor yang dipicu androgen; porfiria.

Efek Samping: mual, pusing, reaksi kulit meliputi ruam, sensitif

terhadap cahaya dan dermatitis eksfoliatif, demam, nyeri punggung,

gugup perubahan suasana hati, ansietas, perubahan libido, vertigo, lelah,

nyeri epigastrik dan pleuritik, sakit kepala, peningkatan berat badan;

gangguan menstruasi, iritasi dan kekeringan vagina, flushing dan ukuran

payudara mengecil; spasme muskulo-skeletal, nyeri sendi dan bengkak,

rambut rontok; efek androgenik meliputi jerawat, kulit berminyak,

udem, hirsutisme, perubahan suara dan kadang terjadi hipertropi klitoris;

peningkatan sementara lipoprotein dan perubahan metabolik yang lain,

resistensi insulin; terjadi trombotik; leukopenia, trombositopenia,

eosinofilia, dilaporkan kejadian eritrositosis sementara atau polisitemia;

sakit kepala dan gangguan penglihatan yang kemungkinan

mengindikasikan adanya hipertensi intrakranial yang tidak berbahaya;

kolestatik jaundice (jarang), pankreatitis, hepatitis peliosis dan benign

hepatic adenomata.

b. Ganireliks

30
Indikasi: pencegahan terjadinya luteinizing hormon (LH) yang prematur

pada wanita yang menjalani controlled ovarian hyperstimulation (COH)

untuk membantu teknik reproduksi. Pada uji klinik, dikombinasi dengan

follicle stimulating hormone (FSH) rekombinan.

Kontraindikasi: hipersensitif pada ganirelix dan komponen sediaannya;

hipersensitif terhadap gonadotropin-releasing hormone (GnRH);

kehamilan, menyusui, gangguan fungsi ginjal sedang hingga berat,

gangguan fungsi hati sedang hingga berat.

Efek Samping: mual, sakit kepala, reaksi pada tempat penyuntikan,

pusing, astenia dan malaise.

c. Gestrinon

Indikasi: endometriosis.

Kontraindikasi: kehamilan, pastikan bahwa pasien dengan amenoroea

tidak sedang hamil; menyusui, gangguan fungsi hati, ginjal atau jantung

yang berat; penyakit tromboembolik; perdarahan genital yang belum

terdiagnosa; tumor yang dipicu androgen; porfiria.

Efek Samping: mual, pusing, reaksi kulit meliputi ruam, sensitif

terhadap cahaya dan dermatitis eksfoliatif, demam, nyeri punggung,

gugup perubahan suasana hati, ansietas, perubahan libido, vertigo, lelah,

nyeri epigastrik dan pleuritik, sakit kepala, peningkatan berat badan;

gangguan menstruasi, iritasi dan kekeringan vagina, flushing dan ukuran

payudara mengecil; spasme muskulo-skeletal, nyeri sendi dan bengkak,

rambut rontok; efek androgenik meliputi jerawat, kulit berminyak,

31
udem, hirsutisme, perubahan suara dan kadang terjadi hipertropi klitoris;

peningkatan sementara lipoprotein dan perubahan metabolik yang lain,

resistensi insulin; terjadi trombotik; leukopenia, trombositopenia,

eosinofilia, dilaporkan kejadian eritrositosis sementara atau polisitemia;

sakit kepala dan gangguan penglihatan yang kemungkinan

mengindikasikan adanya hipertensi intrakranial yang tidak berbahaya;

kolestatik jaundice (jarang), pankreatitis, hepatitis peliosis dan benign

hepatic adenomata.

d. Setroreliks Asetat

Indikasi: Pencegahan ovulasi prematur pada penderita yang menjalani

stimulasi ovarium di bawah pengawasan, diikuti dengan oocyte pick up

dan bantuan reproductive techniques.

Kontraindikasi: kehamilan, menyusui, gangguan fungsi hati sedang

dan gangguan fungsi ginjal sedang.

Efek Samping: mual, sakit kepala, reaksi disekitar tempat injeksi,


jarang terjadi reaksi hipersensitivitas.

32
DAFTAR PUSTAKA

(2020, Oktober 1). Retrieved from http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-

content/uploads/2017/11/FARMAKOLOGI-

RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.pdf?opwvc=1

(2020, Oktober 4). Retrieved from http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-6-sistem-

endokrin/62-hormon-tiroid-dan-antitiroid/622-antitiroid

(2020, Oktober 4). Retrieved from http://103.5.148.29/ioni/bab-6-sistem-

endokrin/63-kortikosteroid/632-glukokortikoid

(2020, Oktober 4). Retrieved from http://103.5.148.29/ioni/bab-8-keganasan-dan-

imunosupresi/83-hormon-kelamin-dan-antagonis-hormon/831-

estrogen

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://www.halodoc.com/obat-dan-

vitamin/novorapid-flexpen-3-ml

(2020, Oktober 4). Retrieved from https : https://idnmedis.com/follitropin-

alfa#idnmedis_ref

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://www.alodokter.com/raloxifen

https://www.alomedika.com/obat/kontraseptikoral/levonorgestr

el-etinil-estradiol

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://hellosehat.com/obatan-

suplemen/obat/gonadorelin/

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://www.alodokter.com/carbimazole

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://idnmedis.com/insulin-aspart

33
(2020, Oktober 4). Retrieved from https://www.go-dok.com/insulin-detemir-efek-

samping-sediaan-indikasi/

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://hellosehat.com/obatan-

suplemen/obat/insulin-glulisine/

(2020, Oktober 4). Retrieved from https://www.honestdocs.id/gonadorelin

34

Anda mungkin juga menyukai