kayu yang terkandung pada objek hutan tergolong cukup bnayak dan rumit
penilaian. Penulis mengambil objek namun yang perlu disoroti adalah tidak
penilaian pada Taman Hutan Raya KGPAA semua pengutan tersebut dapat dengan
Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, negara. Banyaknya pungutan liar yang
dilakukan oleh oknum tak bertanggung
Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa
jawab menyebabkan hilangnya potensi
Tengah.
pendapatan negara dari sektor hasil hutan
Penulis memilih objek penelitian
ini.
pada Taman Hutan Raya KGPAA
Selama ini pungutan terhadap hasil
Mangkunagoro I antara lain
hutan sering salah dipandang dan dianggap
dilatarbelakangi oleh dekatnya lokasi
semata-mata sebagai pajak atau bukan
dengan tempat tinggal penulis sehingga
pajak sehingga penerimaan negara
mudah untuk mendapatkan akses dan
meningkat daripada sebagai proxy bagi
memiliki gambaran lokasi yang baik.
nilai tegakan dari kayu yang ditebang (Gray
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28
1996). Nilai tegakan dari kayu yang
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan
ditebang tersebut antara lain adalah biaya
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam,
penggantian atas menurunnya kualitas
Taman Hutan Raya (Tahura) adalah
lingkungan yang terjadi akibat
kawasan pelestarian alam yang berfungsi
berkurangnya pepohonan. Pemerintah
untuk koleksi tumbuhan dan atau satwa
seharusnya mampu untuk menentukan
alami atau tidak alami, jenis asli atau tidak
secara jabatan bahwa sebagian dari
asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan
penerimaan pungutan tersebut dapat
untuk kepentingan penelitian, ilmu
digunakan hanya untuk kebutuhan
pengetahuan, pendidikan, menunjang
reboisasi atau rehabilitasi lahan atau dapat
budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.
disebut sebagai kebijakan earmarking.
Menurut Permenhut Nomor P.14/Menhut-
2. KERANGKA TEORI DAN II/2011, pemasukan negara dari sumber
PENGEMBANGAN HIPOTESIS daya hutan dilambangkan dalam GRNT
2.1 Jenis Pungutan Kehutanan yang diformulasikan sebagai:
Menurut UU Nomor 41 Tahun 1999 GRNT = HP – DR – PSDH – BP [1]
Pasal 35 Ayat 1–3 terdapat empat jenis keterangan:
pungutan di bidang kehutanan, yaitu iuran HP = harga patokan yang ditetapkan
izin usaha, Provisi Sumber Daya Hutan menteri perdagangan
(PSDH), Dana Reboisasi (DR), dan jaminan DR = dana reboisasi
kinerja. Selain itu dari segi perpajakan juga PSDH = provisi sumber daya hutan
terdapat pungutan yaitu Pajak Bumi dan BP = biaya produksi
Bangunan (PBB P5L) , pajak penghasilan 2.2 Klasifikasi Nilai
(PPh), dan pajak pertambahan nilai (PPN). Tidak semua sumber daya alam dan
Ada juga dana investasi yang berguna lingkungan merupakan marketed goods
sebagai biaya pelestarian hutan. Jika dilihat yang diperjualbelikan di pasar. Banyak
memang kebijakan pungutan atas hasil potensi sumber daya alam yang
VALUASI EKONOMI HUTAN DENGAN METODE COST-BASED METHOD
Jurnal Pajak Indonesia Vol.1, No.1, (2017),
SEBAGAI PENGHASIL PENDAPATAN NASIONAL BUKAN PAJAK
d. Mengolah data yang jurnal atau karya ilmiah. Pada penelitian ini
didapat dan membuat laporan. data sekunder digunakan sebagai
Menurut M. Nazir (1988:111) studi pelengkap data primer.
pustaka adalah teknik mengumpulkan data 3.4 Teknik Analisa Data
dengan melakukan telaah terhadap buku, Pada penelitian ini penulis
literatur, catatan, dan laporan yang mengolah data yang diperoleh untuk
berhubungan dengan masalah yang akan mendapatkan nilai guna langsung dan nilai
dipecahkan. Langkah-langkah metode studi guna tidak langsung dari Tahura KGPAA
pustaka yang penulis lakukan adalah Mangkunagoro I. Menurut Fauzi (2004)
sebagai berikut: non-direct use value adalah manfaat yang
a. Mengumpulkan data yang dirasakan secara tidak langsung, baik
relevan dengan topik melalui sumber barang atau jasa atas adanya hutan.
literatur tepercaya seperti buku, jurnal Menurut Pearce (1992) Total Economic
daring, majalah daring, skripsi, dan Value (TEV) merupakan hasil penjumlahan
tesis; dari nilai guna langsung, nilai guna tidak
b. Memilih data yang relevan langsung dan nilai non guna, dengan
dengan topik yang akan diulas; formulasi sebagai berikut :
c. Mengutip sebagian atau TEV = DUV + NDV + OV + XV+ BV [2]
seluruh data yang diperoleh; Keterangan :
d. Menganalisis data; dan TEV = Total Economic Value
e. Menyusun karya tulis DUV = Direct Use Value
berlandaskan data yang telah dianalisis NDV = Non-Direct Use Value
sehingga diperoleh tujuan dan OV = Option value (Nilai
kesimpulan penelitian. Pilihan)
3.3 Jenis dan Sumber Data XV = Existence value (Nilai
Dalam melakukan analisis, penulis Keberadaan)
menggunakan data primer dan data BV = Bequest value (Nilai
sekunder. Menurut Suryosubroto (2003:39) Warisan)
Data primer adalah data yang dikumpulkan 4. HASIL PENELITIAN
secara langsung oleh peneliti dari Penelitian ini melihat dan
narasumber. Data primer yang digunakan menghitung nilai guna langsung Taman
berupa hasil wawancara tatap muka Hutan Raya Mangkunagoro I dengan
terhadap pengelola kawasan Tahura menggunakan pendekatan berbasis biaya
K.G.P.A.A Mangkunagoro I. yaitu dengan metode Productivity Function
Menurut Sugiyono (2008:137) data Approach.
sekunder adalah data yang diperoleh Kawasan Tahura KGPAA Mangkunagoro I
peneliti secara tidak langsung melalui merupakan kawasan konservasi dimana
media perantara (diperoleh dan dicatat memiliki potensi sumberdaya alam yang
pihak lain). Data sekunder yang digunakan sangat besar. Keanekaragaman hayati yang
diperoleh melalui hasil penelitian terdapat di Tahura merupakan ragam flora
berdasarkan sumber terpercaya seperti dan fauna yang sengaja untuk dikonservasi
VALUASI EKONOMI HUTAN DENGAN METODE COST-BASED METHOD
Jurnal Pajak Indonesia Vol.1, No.1, (2017),
SEBAGAI PENGHASIL PENDAPATAN NASIONAL BUKAN PAJAK
wawancara yang dilakukan dengan Harga kayu per m3 diperoleh dari harga
pengelola Tahura KGPAA MAngkunagoro I patokan kayu yang diatur dalam Peraturan