Anda di halaman 1dari 6

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak berdiri dan diresmikan oleh Kapolda Kalbar
BRIGJEN POL. NURUDDIN USMAN pada tanggal 28 Mei 2002 dengan Pelaksana
Harian Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak oleh AKBP DR. TRI SUHARJONO
merangkap sebagai Kepala Biddokkes Polda Kalbar.
Dalam rangka pengembangan Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak pada tahun
2004, Rumah Sakit Bhayangkara merupakan Satker dan terlepas dari Biddokkes Polda
Kalbar. Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak adalah milik Polda Kalbar yang dibangun
diatas tanah seluas 4.727 m2 dengan luas bangunan 2.597.76 m2 yang terletak di
Kelurahan Parit Tokaya Kecamatan Pontianak Selatan.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara pada tanggal …….. Jumlah
responden sebanyak 30 responden dengan menggunakan media leafleat. Penelitian ini
dilakukan satu kali pertemuan dengan melakukan pre-test terlebih dahulu setelah itu
peneliti memberikan pendidikan tentang mobilisasi dini post partum di Rumah Sakit
Bhayangkara, setelah dilakukan pendidikan kesehatan peneliti melakukan post-test.

B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Ananlisis univariat digunakan untuk menghitung distribusi frekuensi berdasarkan
karakteristik, pengetahauan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
media leaflet.
a. Karakterisik
Karakterikstik responden berdasarkan pendidikan, usia dan paritas disajikan
didalam table berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi %
Pendidikan
Perguruan tinggi 13 43,3
SMA 17 56,7

Total 30 100
Usia
Tidak resiko 29 96,7
Resiko 1 3,3
Total 30 100
Paritas
Nullipara 10 33,3
Primipara 8 26,7
Multipara 12 40
Total 30 100
Tabel 5.1 di atas menunjukkan karakteristik menurut pemdidikan sebagian
besar responden berpendidikan SMA yaitu 17 orang (56,7%), berdasarkan usia
sebagian besar responden berusia tidak beresiko yaitu 29 orang (96,7%) dan
berdasarkan paritas sebagian besar responden multipara yaitu 12 orang (40%).
b. Uji Normalitas
Tabel 5.2 Normalitas Data
Variabel Mean SD Min-Max Normalitas
Pre (n=30) 8,6 3,8 2-15 0,143
Post (n=30) 12,6 1,4 9-15 0,099

Tabel 5.2 di atas menunjukkan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan


pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini post partum , dapat dilihat hasil sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan mobilisasi dini post partum data
bersebaran normal.
2. Hasil Analisis Data
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan responden
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini post
partum dengan media leaflet
Tabel 5.3 Perbedaan Pengetahuan Ibu Tentang Mobilisasi Dini Post Partum
Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Media Leaflet
Variabel Mean SD Min-Max P
Pre (n=30) 8,6 3,8 2-15
0,000
Post (n=30) 12,6 1,4 9-15
*paired t-test

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai p= 0,000 (p≤ 0,05)


sehingga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan pengetahuan yang signifikan
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini post
partum dengan media leaflet

C. Pembahasan
Hasil analisis statistik terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet
(p=0.000). Sebelum diberikan pendidikan kesehatan nilai mean 8,6 dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan nilai mean 12,6.
Penelitian ini sejalan dengan penetian yang diteliti oleh Sundari (2014) dengan
judul Pengaruh Penyuluhan Mobilisasi Dini Terhadap Pengetahuan Tentang Mobilisasi
Dini Ibu Post Sectio Caesaria (SC) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa ada pengaruh penyuluhan mobilisasi dini terhadap
pengetahuan tentang mobilisasi dini ibu post sectio caesaria.
Mobilisasi atau aktivitas adalah kemampuan orang untuk bergerak secara bebas
mudah dan teratur untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas (Sujono dkk, 2012). Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan atau posisi yang
akan melakukan aktivitas atau kegiatan. Mobilisasi merupakan kemapuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam
mempercepat pemulihan pasca bedah, selain itu mobilisasi dini suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini esensial untuk mempertahankan
kemandirian (Wirnata, 2010). Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Mobilisasi dini pada masa post partum merupakan aktivitas yang dilakukan pada
ibu beberapa jam setelah persalinan. Konsep mobilisasi dini, berlangsung sekitar 2-3
hari, dan kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk pemeriksaan luka jahitan pasca
heacting. Mobilisasi dini tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan. Mobilissasi dini pada post partum memiliki manfaat yang cukup banyak
seperti mencegah infeksi puerperium, melancarkan pengeluaran lochea, mempercepat
involusi alat kandungan, melancarkan fungsi gastrointestinal, melancarkan fungsi
perkemihan, meningkatkan kelancaran perederan darah sehingga mempercepat
pengeluaran ASI dan memperlancar pengeluaran sisa metabolisme tubuh. Ibu yang
tidak melakukan mobilisasi dini post partum dapat mengalami kenaikan suhu tubuh.
Hal ini disebabkan karena involusi uterus yang tidak baik sehingga mengakibatkan sisa
darah tidak dapat dikeluarkan sehingga menyebabkan infeksi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitan yang diteliti Safitri (2017) dengan judul
Efektivitas Metode Time Token Dalam Pendidikan Kesehatan Tentang Mobilisasi
Masa Nifas Di Puskesmas Bendo Magetan. hasil penelitian ini diketahui bahwa ada
pengaruh pendidikan kesehatan mobilisasi masa nifas terhadap pengetahuan ibu
Menurut WHO, pendidikan kesehatan merupakan proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kemampuannya. Untuk
mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, masyarakat
harus mampu mengenal dan muwujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Efendi dan Mahfudi (2009) leaflet merupakan salah satu media
penyuluhan yang dapat diberikan sewaktu ceramah untuk memperkuat ide yang
disampaikan berisi kalimat singkat , padat dan mudah dimengerti. Leaflet merupakan
jenis pamflet atau brosur yang paling popular. Biasanya terdiri dari satu lembar saja
dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet adalah adanya lipatan yang
membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah merupakan panel atau halaman
tersendiri.
Maka disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Anton
Soedjarwo Pontianak terdapat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan mengunakan
media leaflet dalam pengikatan pengetahuan ibu tentang 1000 HPK (p=0,000).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian mengenai Apakah ada hubungan pengetahuan dengan mobilisasi
dini pada ibu hamil trimester III di Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak
didapatkan hasil bahwa: “Terdapat perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan mengunakan media leaflet tentang mobilisasi
dini post partum (p<0,05)
B. Saran
Dari kesimpulan diatas dikaitkan dengan manfaat penelitian maka peneliti
memberikan saran untuk pihak-pihak, antara lain:
1. Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit Anton
Soedjarwo Pontianak untuk mengadakan pemberian pendidikan kesehatan
mengenai mobilisasi dini postpartum dengan mengunakan media leaflet secara
rutin dan komprehersif untuk meningkatkan pengetahuan ibu.
2. Bagi Institusi Pendidikan Jurusan Kebidanan Kemenkes Pontianak
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa di lingkungan
institusi pendidikan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak
diharapkan dapat mengunakan media leaflet karena efektif dalam memberikan
penyuluhan tentang mobilisasi dini postpartum.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian dapat dijadikan bahan rujukan atau pembanding apabila ingin
meneliti metode yang serupa dan diharapkan dapat menghitung faktor-faktor
lainya seperti faktor pendidikan dan sosial budaya yang juga mempengaruhi
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai