Istiyani L L Arthritis Reumathoid 22 Nov 2020 PDF
Istiyani L L Arthritis Reumathoid 22 Nov 2020 PDF
R
DENGAN DIAGNOSA MEDIS ARTHRITIS
REUMATHOID DI PUKESMAS
PAHANDUT PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
Istiyani Lotina Lilit (2017.C.09a.0892)
Ika Paskaria,S.Kep.,Ners
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.R Dengan Diagnosa Medis Arthritis
Reumathoid Arthritis Di Pukesmas Pahandut Palangka Raya.”.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi
kasus ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Ika Paskaria S.Kep.,Ners.Selaku Koordinator PPK IV
4. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian asuhan
keperawatan dan laporan pendahuluan ini.
5. Orang tua kami, keluarga kami, dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
6. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan penulisan studi
kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan
studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
KASUS .................................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah ...........................................................................................2
1.3 TujuanPenulisan .............................................................................................2
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gerontik .............................................................................................3
2.2 Konsep Dasar Penyakt ...................................................................................3
2.2.1 Definisi ...........................................................................................................3
2.2.2 Anatomi Fisiologi ..........................................................................................3
2.2.2 Etiologi ...........................................................................................................9
2.2.2 Klasifikasi ......................................................................................................9
2.1.2 Patofisiologi .................................................................................................10
2.2.6 Woc ..............................................................................................................13
2.2.7 ManisfestasiKlinis ........................................................................................14
2.2.8 Komplikasi ...................................................................................................14
2.2.9 PemeriksaanPenunjang ................................................................................14
2.2.10 Penatalaksanaan Keperawatan ....................................................................15
2.2.11Penatalaksanaan Medis ................................................................................15
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan................................................................16
2.3.1 Pengkajian ....................................................................................................16
2.3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................................18
2.3.3 Intervensi Keperawatan................................................................................19
2.3.4 Implementasi Keperawatan .........................................................................26
2.3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................................................26
BAB 3ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan ...................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAM
SAP
LEAFLET
iii
KASUS
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang
kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH
mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain
menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk
usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh
keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan
dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut
individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual
yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan
kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan struktur
dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia
mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18%
diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori
fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai
paling tidak satu masalah kesehatan (Healthy People). Dari berbagai masalah
kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua 14,5%
setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun
(Household Survey on Health, Dept. Of Health). Dan berdasarkan survey WHO di
Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari
pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo). Seiring dengan meningkatnya usia
harapan hidup, jumlah populasi usia lanjut (lansia) juga meningkat. Tahun 1999,
jumlah penduduk lansia di Indonesia lebih kurang 16 juta jiwa. Badan Kesehatan
Dunia, WHO, memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di Indonesia 60 juta jiwa,
mungkin salah satu terbesar di dunia. Dibandingkan dengan jantung dan kanker,
rematik boleh jadi tidak terlampau menakutkan. Namun, jumlah penduduk lansia
yang tinggi kemungkinan membuat rematik jadi keluhan favorit. Penyakit otot
dan persendian ini sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan jantung,
gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes. Perubahan – perubahan
1
2
akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia.
Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan
jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa
golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai
usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah
osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan
meningkatnya usia manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat
menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan
fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih
dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.
Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya
dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan
suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma
reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.
Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan
utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan
kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dan gangguan gerak.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Gerontik
2.1.1 Definisi
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak
secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka
mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan
suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial secara bertahap (Azizah 2015).
Organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization),
menggolongkan usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut : usia
pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut
(elderly) antara 60-74 tahun, usia tua (old) antara 75-90 tahun, usia sangat tua
(very old) di atas 90 tahun (Kushariyadi 2010, hal. 2).
Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun ke atas (Maryam dkk 2014).
5
6
2) Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, teman bergaul, dan memenuhi undangan.
3) Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah,
tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik, dan banyak
menuntut.
4) Tipe pasrah
Menerima dengan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama,
ringan kaki, pekerjaan apa saja dikerjakan.
5) Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif dan acuh tak acuh.
Tipe lain dan acuh tak acuh :
1) Tipe optimis
2) Tipe konstruktif
3) Tipe dependen
4) Tipe defenvise (bertahan)
5) Tipe militan dan serius
6) Tipe marah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu)
7) Tipe putus asa (benci pada diri sendiri)
Menurut tingkat kemandiriannya dimana dinilai ari kemampuannya untuk
melaksanakan aktifitas sehari-hari (indeks kemandirian katz), para usia lanjut
dapat digolongkan menjadi tipe :
1) Usia lanjut mandiri sepenuhnya
2) Usia lanjut mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3) Usia lanjut mandiri dengan bantuan secara tidak langsung
4) Usia lanjut dengan bantuan badan sosial
5) Usia las diakui njut di panti Werdha
6) Usia lanjut yang dirawat di rumah sakit
7) Usia lanjut dengan gangguan mental (Maryam dkk 2014)
8
lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk. Indera
pengecapan menurun adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, antropi indera
pengecapan (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama
rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit. Pada lambung, rasa lapar menurun
(sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan
menurun. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi. Fungsi absobsi
melemah (daya absobsi terganggu). Liver (hati) makin mengecil dan menurunya
tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah. Kondisi ini secara normal, tidak
ada konsekuensi yang nyata, tetapi menimbulkan efek yang merugikan ketika
diobati. Pada usia lanjut, obat- obatan dimetabolisme dalam jumlah yang
sedikit. Pada lansia perlu diketahui kecenderungan terjadinya peningkatan efek
samping, overdosis, dan reaksi yang merugikan dari obat. Oleh karena itu, meski
tidak seperti biasanya, dosis obat yang diberikan kepada lanisa lebih kecil dari
dewasa.
2.1.4.6 Sistem Perkemihan
Berbeda dengan sistem pencernaan, pada sistem perkemihan terjadi
perubahan yang signifikan. Banyak fungsi yang mengalami kemunduran,
contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorpsi oleh ginjal. Hal ini akan
memberikan efek dalam pemberian obat pada lansia. Mereka kehilangan
kemampuan untuk mengeksresikan obat atau produk metabolisme obat. Pola
perkemihan tidak normal, seperti banyak berkemih di malam hari, sehingga
mengharuskan mereka pergi ke toilet sepanjang malam. Hal ini
menunjukkan baha inkontinensia urin meningakat.
2.1.4.7 Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomis dan antrofi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan koordinasi dan
kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan
penurunan presepsi sensori dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan
penurunan reseptor proprioseptif, hal ini terjadi karena susunan saraf pusat pada
lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan tersebut
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif. Koordinasi keseimbangan, kekutan
otot, reflek, perubahan postur dan peningktan waktu reaksi. Hal ini dapat di cegah
12
2.2.3 Etiologi
Penyebab utama penyakit artritis reumatoid masih belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid,
yaitu :
1) Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2) Endokrin
Kecenderungan wanita untuk menderita artritis reumatoid dan sering
dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan
terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian karena pemberian
hormon estrogen eksternal tidak pernah menghasilkan perbaikan
sebagaimana yang diharapkan, sehingga kini belum berhasil dipastikan
bahwa faktor hormonal memang merupakan penyebab penyakit ini.
3) Autoimmun
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan
infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi
mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau
grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan
sendi penderita.
4) Metabolik
5) Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan
dalam timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan
antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya
HLA-DR4 dengan artritis reumatoid seropositif. Pengemban HLA-DR4
memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.
16
2.2.4 Klasifikasi
1) Osteoartritis.
Penyakit merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis
ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak
pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban ini.
2) Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat
juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.
3) Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu
dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar
50 tahun ke atas.
4) Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari
pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada
wanita biasanya mendekati masa menopause.
2.2.5 Patofisologi
Dari penelitian mutakhir diketahui bahwa patogenesis artritis reumatoid
terjadi akibat rantai peristiwa imunologis sebagai berikut : Suatu antigen
penyebab artritis reumatoid yang berada pada membran sinovial, akan diproses
oleh antigen presenting cells (APC) yang terdiri dari berbagai jenis sel seperti sel
sinoviosit A, sel dendritik atau makrofag yang semuanya mengekspresi
determinan HLA-DR pada membran selnya. Antigen yang telah diproses akan
dikenali dan diikat oleh sel CD4+ bersama dengan determinan HLA-DR yang
terdapat pada permukaan membran APC tersebut membentuk suatu kompleks
17
ARTRITIS REUMATOID
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Inflamasi Lesi inflamasi pada Penekanan pada saraf Proteinuria Iritasi mukosa
miokard dan katub nervus lambung Tenosinovitis
Sinovili Kelainan pd
Nyeri tulang
Nekrosis Papilar
(Tenggorokan Menelan) Nyeri dada Neuropati ginjal Invasi
Erosi mukosa Hiperemia dan
pembengkakan kolagen Erosi tulang
& kerusakan
MK.Risiko Defisit Gangguan faal jantung Kelemahan Gangguan pd tulang
MK.Gangguan Ruptur
Nurisi otot lambung Nekrosis dan kerusakan
Eliminasi rawan
dalam ruang sendi tendon
Urine
secara
MK.Intoleransi persial
Aktivitas Parastesia MK.Risiko Defisit Instabilitas
MK.Nyeri Akut atau lokal
Nurisi dan
deformitas
Iskemia sendi
MK.Nyeri Akut
& Gangguan
MK.Gangguan mobilitas fisik Perubahan
Mobilitas Fisik bentuk
tubuh pada
tulang dan
sendi
MK.Gangguan
Identitas Diri &
Gangguan Citra
Tubuh
20
2.2.8 Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus
peptik yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirheumatoid drugs, DMARD) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan
mortalitas utama pada artritis reumatoid.
dosis 4 x 500 mg. Setelah remisi tercapai dengan dosis 2 g / hari, dosis
diturunkan kembali sehingga mencapai 1 g /hari untuk digunakan dalam
jangka panjang sampai remisi sempurna terjadi.
(3) D-penicillamine : Dalam pengobatan AR, DP (Cuprimin 250 mg atau
Trolovol 300 mg) digunakan dalam dosis 1 x 250 sampai 300 mg/hari
kemudian dosis ditingkatkan setiap dua sampai 4 minggu sebesar 250
sampai 300 mg/hari untuk mencapai dosis total 4 x 250 sampai 300
mg/hari.
4) Operasi
Jika berbagai cara pengobatan telah dilakukan dan tidak berhasil serta
terdapat alasan yang cukup kuat, dapat dilakukan pengobatan pembedahan.
Jenis pengobatan ini pada pasien AR umumnya bersifat ortopedik, misalnya
sinovektoni, artrodesis, total hip replacement, memperbaiki deviasi ulnar,
dan sebagainya.
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Evaluasi pemantauan tingkat 1) Tingkat aktivitas atau latihan tergantung
fisik berhubungan selama 2 x Kunjungan 1-2 diharapkan inflamasi/rasa sakit pada sendi. dari perkembangan proses inflamasi.
dengan penurunan kekuatan otot pasien meningkat dengan
kekuatan otot. Kriteria Hasil : 2) Pertahankan tirah baring/duduk. 2) Istirahant sistemik dianjurkan selama
1) Mempertahankan fungsi posisi Jadwal aktivitas untuk memberikan eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
dengan pembatasan kontraktur. periode istirahat terus-menerus dan untuk mencegah kelelahan,
2) Mempertahankan atau meningkatkan tidur malam hari. mempertahankan kekuatan.
kekuatan dan fungsi dari dan/atau
kompensasi bagian tubuh.
3) Mendemostrasikan teknik/perilaku 3) Bantu rentang gerak aktif/pasif, 3) Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot
yang memungkinkan melakukan latihan resistif dan isometrik. dan stamina
aktivitas
4) Dorong klien mempertahankan 4) Memaksimalkan fungsi sendi,
postur tegak dan duduk tinggi, mempertahankan mobilitas.
berdiri serta berjalan.
Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Dorong pengungkapan mengenai 1) Berikan kesempatan mengidentifiaksi rasa
tubuh berhubungan selama 2 x Kunjungan 1-2 diharapkan proses penyakit dan harapan masa takut/kesalahan konsep dan menhadapi
dengan deformitas pasien menerima perubahan tubuh depan. secara langsung.
sendi dengan 2) Bantu pasien mengekspresikan 2) Untuk mendapatkan dukungan proses
Kriteria Hasil : perasaan kehilangan. berkabung yang adaptif.
1) Mengungkapkan peningkatan rasa 3) Perhatikan perilaku menarik diri, 3) Menunjukkan emosional/metode koping
percaya diri dalam kemampuan untuk penggunaan menyangkal/terlalu maladaptif sehingga membutuhkan
menghadapi penyakit, perubahan memperhatikan tubuh. intervensi lebih lanjut/dukungan
gaya hidup dan kemungkinan psikologis.
30
Defisit perawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Kaji respons emosional pasien 1) Perubahan kemampuan merawat diri dapat
diri berhubungan selama 2 x Kunjungan 1-2 pasien dapat terhadap kemampuan merawat diri membangkitkan perasaan cemas dan
dengan keterbatasan melaksanakan aktivitas perawatan diri yang menurun dan diberi dukungan frustasi, dimana dapat mengganggu
gerak. demgan emosional. kemampuan lebih lanjut.
Kriteria Hasil : 2) Pertahankan mobilitas, kontrol 2) Mendukung kemandirian fisik dan
1) Melaksanakan aktivitas perawatan terhadap nyeri dan program latihan. emosional.
diri pada tingkat yang konsisten 3) Kaji hambatan terhadap partisipasi 3) Meningkatkan kemandirian yang akan
dengan kemampuan individual. dalam perawatan diri. Identifikasi meningkatkan harga diri.
2) Mendemonstrasikan perubahan teknik modifikasi lingkungan.
atau gaya hidup untuk memenuhi 4) Beri dorongan agar berpartisipasi 4) Partisipasi pasien dalam merawat diri
kebutuhan perawatan diri. dalam merawat diri. Aktivitas yang meningkatkan harga diri dan menurunkan
3) Mengidentifikasikan sumber pribadi terjadwal memungkinkan waktu perasaan ketergantungan.
atau komunitas yang dapat memenuhi untuk merawat diri.
kebutuhan perawatan diri
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Identifikasi kesiapan dan 1) Agar penyampaian materi dapat diterima
berhubungan dengan selama 2 x Kunjungan 1-2 pasien dan kemampuan menerima informasi dengan baik
kurang terpapar keluarga menunjukkan pemahaman 2) Berikan informasi kesehatan 2) Agar materi dapat dipahami dengan cepat
informasi tentang kondisi dan perawatan dengan sesuai kebuyuhan
Kriteria Hasil 3) Berikan kesempatan untuk 3) Membantu pasien dalam pemahaman materi
1) Menunjukkan pemahaman tentang bertanya 4) Agar semangat pasien dan keluarga dalam
kondisi dan perawatan. 4) Berikan pujian dan dukungan penerimaan informasi lebih baik
2) Mengembangkan rencana untuk terhadap usaha positif dan
perawatan diri, termasuk modifikasi pencapaiannya
gaya hidup yang konsisten dengan 5) Diskusikan kebiasaan pasien 5) Tujuan kontrol penyakit adalah untuk
mobilitas atau pembatasan aktivitas. dalam penatalaksanaan proses menekan inflamasi atau jaringan lain untuk
sakit melalui diet, obat, latihan mempertahankan fungsi sendi dan
dan istirahat. mencegah deformitas
6) Ajarkan penentuan prilaku 6) Agar perilaku pasien dan keluarga dapat
32
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Ket :
: Pasien
: Perempuan
: Laki-laki
Sistem Muskuluskeletal : Kedua kaki dan tangan Ny. R tampak sejajar dan
sama besar dan panjang.Kemampuan mengubah
posisi baik, pergerakan kedua tangan dan kaik baik,
kekuatan otot baik, tetapi kaki kanan dan persendian
klien sering merasa linu dan kesemutan. Ekstrimitas
atas 5/5 Ekstrimitas bawah 3/5
Masalah Keperawatan : Nyeri akut dan
Gangguan Mobilitas Fisik
Sistem Endokrin : Ny. R mengatakan tidak mempunyai penyakit gula
dan gondok.
Sistem Persyarafan : Tidak ada cidera kepala
Sistem Penglihatan : Klien tidak menggunakan kaca mata
Sistem Pendengaran : Dapat mendengar dengan baik
Sistem Pengecapan : Dapat mengecap dengan baik
Sistem Penciuman : Dapat mencium bau minyak ayu putih dengan baik
3.12 Status Kognitif/Afektif/Sosial
Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) Baik Mini Mental State
Exam (MMSE) 29 Inventaris Depresi Beck 0 (Depresi tidak ada) APGAR keluarga 9
38
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 4 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang?
5 5 Dimana kita : (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing)
tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1
point untuk tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia
mempelajari ke 3 nya jumlahkan percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 5 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti
eja kata belakang) (7 kata dipilih eja dari belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point untuk
kebenaran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1 point.
30 Nilai total 29
KETERANGAN :
Composmenthis
41
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
42
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja sebaik-baiknya
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
44
Penilaian: TOTAL 9
Pertanyaan-pertanyaan yang di jawab:
Selalu: skore 2
Kadang-kadang: skore 1
Hampir tidak pernah: skore 0
47
ANALISA DATA
OBYEKTIF DAN DATA SUBYEKTIF INTERPRESTASI MASALAH
No.
(sign/symptom) (Etiologi) (Problem)
1 DS : Sinovili Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada persendian
pada lutut, nyeri dirasa saat klien duduk
Hiperemia dan
diam, namun rasa nyeri hilang saat klien pembengkakan
beraktifitas, rasa nyeri seperti kaku pada
daerah persendian dengan skala nyeri
Nekrosis dan kerusakan
sedang (4) dan dirasa hilang timbul tidak
dalam ruang sendi
pasti.
DO : Nyeri akut
- Lutut kana pasien tampak bengkak
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak memegang lutut bagian
kanan
- Skala nyeri sedang (4)
TTV
- TD :120/80 mmHg
- N : 86x/menit
- R : 21x/menit
- S :36,5◦C
Diagnosa medis : Arthritis Reumathoid
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan pelepasan mediator kimia (bradikinin) ditandai
dengan lutut kana pasien tampak bengkak,pasien tampak meringis,pasien
tampak memegang lutut bagian kanan, skala nyeri sedang (4)TD : 120/80
mmHg,N : 86x/menit,R :21x/menit,S :36,5◦c,diagnosa medis : Arthritis
Reumathoid
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
ditandai dengan lutut kanan pasien tampak bengkak,pasien tampak
meringis,pasien tampak memegang lutut bagian kanan, Pasien tampak dibantu
saat berjalan,Skla aktivitas 1 (dibantu orang lain)
3. ekstrimitas atas 5/5 ekstrimitas bawah 5/3 diagnosa medis : Arthritis
Reumathoid
4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan dengan klien tampak bingung saat ditanya,klien Pasien tampak kurang
tepapar informasi,ketidakmampuan menemukan sumber informasi
50
RENCANA TINDAKAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD / Nama
Keperawatan
1 Nyeri akut 1) Mengkaji keluhan nyeri, kualitas, lokasi, S :
intensitas dan waktu. Catat faktor yang - Klien mengatakan nyeri pada
berhubungan dengan
mempercepat dan tanda rasa sakit non persendian pada lutut, nyeri dirasa
pelepasan mediator verbal. saat klien duduk diam, namun rasa
2) Memantau TTV pasien. nyeri hilang saat klien beraktifitas,
kimia (bradikinin).
3) Memberikan posisi nyaman waktu rasa nyeri seperti kaku pada daerah
tidur/duduk di kursi. Tingkatkan persendian dengan skala nyeri (4)
istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. sedang dan dirasa hilang timbul tidak
4) Memantau penggunaan bantal, karung pasti. Istiyani Lotina Lilit
pasir, bebat, dan brace. O:
5) Memberikan masase yang lembut. - Lutut kana pasien tampak bengkak
6) Menganjurkan mandi air - Pasien tampak meringis
hangat/pancuran pada waktu bangun. - Pasien tampak memegang lutut
Sediakan waslap hangat untuk bagian kanan
mengompres sendi yang sakit beberapa TTV
kali sehari. - TD :120/80 mmHg
- N : 86x/menit
- R : 21x/menit
- S :36,5◦C
- Diagnosa medis : Arthritis
Reumathoid
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi kunjungan
kerumah 1,2,3,4,5,6
54
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari / Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD / Nama
Keperawatan
1 Kunjungan ke Nyeri akut 1) Mengkaji keluhan nyeri, S:
rumah Klien kualitas, lokasi, intensitas dan- Klien mengatakan nyeri pada
berhubungan dengan
pada hari Kamis, waktu. Catat faktor yang persendian pada lututnya hilang
12 November pelepasan mediator mempercepat dan tanda rasa timbul,Skala nyeri 3 (ringan)
2020 jam 15.00 sakit non verbal. -O:
kimia (bradikinin).
WIB Sore 2) Memantau TTV pasien. - Lutut kana pasien tampak
3) Memberikan posisi nyaman bengkak
waktu tidur/duduk di kursi. - Pasien tidak meringis lagi
Tingkatkan istirahat di tempat - Pasien tampak memegang Istiyani Lotina Lilit
tidur sesuai indikasi. lutut bagian kanan
4) Memantau penggunaan bantal, - Pasien tampak melakukkan
karung pasir, bebat, dan brace. latihan gerak fleksi dan ektesi
5) Memberikan masase yang pada lututnya
lembut. TTV
6) Menganjurkan mandi air - TD :120/80 mmHg
hangat/pancuran pada waktu - N : 90x/menit
bangun. Sediakan waslap hangat - R : 21x/menit
untuk mengompres sendi yang - S :36,0◦C
sakit beberapa kali sehari. - Diagnosa medis : Arthritis
Reumathoid
A : Masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
kunjungan kerumah 1,2,3,4,5,6
2 Kunjungan ke Gangguan mobilitas 5) Mengevaluasi pemantauan S : Klien mengatakan nyeri pada
rumah Klien tingkat inflamasi/rasa sakit pada persendian pada lutut
fisik berhubungan
pada hari Kamis, sendi. O:
56
DAFTAR PUSTAKA
2011
Kushariyadi. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika. Jakarta. 2010
Mubaraq, Chayatin, Santoso. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Salemba
Stanley, Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Alih Bahasa; Nety Juniarti, Sari
Kurnianingsih. Editor; Eny Meiliya, Monica Ester. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2014
A. Topik
B. Sasaran
1. Program : Klien dan keluarga
2. Penyuluhan : Di Rumah Klien
C. Tujuan
1. Tujuan Umum : Setelah diberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
selama 5 menit di harapkan ibu-ibu / bapak-bapak dapat
mengetahui dan memahami tentang Rematik
2. Tujuan Khusus : Mampu memahami pengertian Rematik
Mampu memahami faktor risiko Rematik
Mampu memahami tanda dan gejala Rematik
Mampu memahami akibat lanjut Rematik
Mampu melakukan pencegahan Rematik
D. Materi : Rematik
E. Metode : Ceramah, dan tanya jawab.
F. Media : Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan : 5 Menit
1. Hari/Tanggal : Kamis, 19 November 2020
2. Pukul : 10-00 WIB - selesai
3. Alokasi Waktu : 5 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan : 1 Menit Ceramah
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan dosen pembimbing
3. Memperkenalkan anggota kelompok
4. Menjelaskan tujuan dari tujuan penyuluhan
5. Menyebutkan materi yang akan diberikan
6. Kontrak waktu penyampaian materi
2 Pelaksanaan : 3 Ceramah Ceramah
Menjelaskan tentang :
1) Mampu memahami pengertian Rematik
2) Mampu memahami faktor risiko Rematik
3) Mampu memahami tanda dan gejala
63
Rematik
4) Mampu memahami akibat lanjut Rematik
5) Mampu melakukan pencegahan Rematik
3 Tanya Jawab : 1 Menit Ceramah
1. Mengevaluasai kembali materi yang sudah
dijelaskan dengan bertanya kepada peserta
penyuluhan.
4 Penutup : 1 Menit Ceramah
1. Mengucapkan terimakasih
2. Membagikan leaflet
H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Istiyani Lotina Lilit
1. Membuka acara penyuluhan
2. Memperkenalkan dosen pembimbing
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalannya diskusi
2) Leader : Istiyani Lotina Lilit
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Memperagakan cara memotong kuku yang baik dan benar
4. Mengucapkan salam penutup
3) Fasilitator : Istiyani Lotina Lilit
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan membagikan absen peserta penyuluhan
4. Membagikan konsumsi
4) Dokumentasi : Eltra
1. Mengambil foto saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan
64
2. Bertanggung jawab menyimpan semua data dokumentasi yang berupa gambar atau
foto
H. TEMPAT
Setting Tempat
1. Setting Tempat :
Keterangan:
: Peserta
: Fasilitator
I. RENCANA EVALUASI
a. Tujuan Evaluasi
Mengetahui perubahan pengetahuan dan partisipasi yang hadir
b. Cara Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Sasaran sudah siap ditempat yang sudah ditentukan
Media dan alat penyuluhan telah disetujui pembimbing
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah poster, leaflet
2) Evaluasi Proses
Kesiapan penyuluhan sesuai dengan perencanaan
Ketepatan waktu sesuai yang sudah direncanakan
65
Oleh :
2. PERUBAHAN BENTUK
TULANG.
6. HINDARI GERAKAN DENGAN
CARA PENANGANAN HENTAKAN YANG KERAS.
1. MENURUNKAN BERAT BADAN
BAGI YANG KEGEMUKAN YANG TIDAK BOLEH
2. HINDARI MAKAN JEROAN.
DILAKUKAN
1. KERJA BERAT.
2. OLAH RAGA YANG BERAT.
PEMBUATAN OBAT REMATIK DENGAN APA ITU KUNYIT ? MANFAAT LAIN KUNYIT
BAHAN TRADISIONAL (KUNYIT)
1) Jamu dan obat tradisional
1) Cuci kunyit
2) Buang kulit kunyit
3) Parut kunyit
Khasiat kunyit sebagai obattradisional dan manfaat lainnya
permukaannya licin, dan berwar- jingga, sampai jingga kemerahan
KHASIAT KUNYIT SEBAGAI OBAT na hijan pucat. Panjang daunnya yang kuat di bawah sinar ultra violet
TRADISIONAL DAN MANFAAT
LAINNYA sekitar 20 - 40 em dan lebamya seki- yang tidak stabil jika kcna sinar
Tanaman kunyit mempunyai ba- tar 15 - 30 em (Gambar 1). Bunga- matahari dan menjadi stabil apabila
nyak manfaat dan kcgunaan, ya- nya merupakan bunga majemuk dipanaskan. Kandungan minyak at-
itu sebagai jamu dan obat tradi- yang berbentuk kerucut yang mun- siri rimpang kunyit berkisar autara
sional untuk meningkatkan daya cui dari batang semunya. Panjang 2,5 - 6,0%, yang terdiri dari kom-
tahan tubuh, pencegahan, pera- bunga berkisar an tara 10 - 15 em, ponen arnuneron, alfa dan beta
watan, serta pengobatan berbagai
jenis peny(!'kit. SeJain itu juga berwarna putih sampai kuning muda tumeron, tumerol, alfa atlanton, beta
sering digfmakan sebagai bumbu, atau kemerahan. Setiap bunga mem- kariofilcn, linalol, 1,8 sineol, zingi-
rempah, bahan pangan, pengawet, punyai tiga lembar kelopak dan tiga beren, dd felandren, d-sabinen, dan
pewarna, kosmetik, dan bahan lembar taiuk (Gambar I). borneol. Selain kurkuminoid dan
baku cat. Kunyit mempunyai Bagian utama tanaman kunyit minyak atsiri rimpang kunyit juga
peranan yang sangat besar di
bidang kesehatan masyarakat, adalah rimpangnya yang rnerupakan mengandung senyawa lain seperti
karena khasiatnya sebagai jamu tempat rurnbuhnya tunas. Kulit pati, lemak, protein, kamfer, resin,
dan obat tradisional yang efektif, rirnpang berwarna kecokelatan dan damar, gom, kalsium, fosfor, dan zat
murah, dan aman, Kunyit telah bagian dalamnya berwarna laming besi.
dimjf'ukkan dalam daftar prio-
rita'S WHO sebagai tanaman obat tua, kuning jingga, atau kuning
yang paling banyak dipakai di jingga kemcrahan sampai kecokelat- Kunyit Sebagai Obat Tradisional
beberapa negara dan sering an. Rimpang utama berbentuk bulat
disebut dalam buku-bukn farmasi panjang seperti telur ayam yang me- Kunyit mempunyai khasiat se-
serta ditulis scbagai resep obat bagai jamu dan obar tradisional UD-
rupakan induk rimpang (buLb) yang
tradisional maupun resep rcsmi.
biasa disebut empu atau kunir lelaki. tuk berbagai jenis pcnyakit. Senya-
Rirnpang induk rnembentuk eabang wa yang terkandung dalam kunyit
yang letaknya lateral yang berbentuk (kurkumin dan minyak atsiri) mem-
anaman kunyit berasal dari seperti jari (fingers) yang lurus atau punyai pcranan sebagai antioksidan,
Warta Pellelitiall dall Pellgembang(tn Tanaman Industri, Volume 19 Nomor 2, Agustus 2013
•
Khasiat kunyil sebagai obal tradisional dan manfaal lainnya
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 19 Nomor 2, Agustus 2013
Khasiat kunyit sebagai obat lradisional dan manfaat lainnya
nodeficiency virus (HTV). Pada untuk obat luar biasanya berbentuk Manfaat Lain Dari Kunyit
pengujian secara in-vitro, ekstrak salop. Beberapa jenis terapi dan
Selain pemanfaatannya sebagai
kunyit dalam eter dan khloroform pengobatan penyakit secara tradisio- jamu dan obat tradisional, kunyit
dapat menghambat pertumbuhan naf yang rnenggunakan kunyit segar juga sering digunakan sebagai bum-
beberapa jamur dermatophytes. di antaranya adalah: bu dan rcmpah, bahan pangan,
Sementara ekstrak dalam alkohol pengawet makanan, pewarna alami,
1. Asap dari rimpang yang dibakar
dapat mengbambat produksi aflatok- kosmetik, dan bahan untuk upacara
jika dihisap dapat melegakan
sin dari jamur Aspergillus parasi- adat,
hidung yang tersumbat.
ticus. Oleh karena itu kunyit sering
digunakan sebagai antiseptik, obat 2. Pasta dari bunga dapat digunakan
Bumbu dan rernpah
luka, dan obat berbagai jenis penya- untuk obat cacing, penyakit kulit,
kit infeksi' seperti cacar. hepatitis, dan pcnyakit kelamin (gonor- Anak rimpang kunyit (finger)
sakit gigi, malaria, bronchitis, borok, rhea). rasanya agak manis dan berbau aro-
radang dan bcngkak, obat ginggivitis matis, sehingga sering digunakan
3. Ramuan jarnu kunyit asam yang
(pcmbengkakan selaput lendir mu- sebagai bahan utama bumbu dan
tnerupakan campuran rimpang
lut), serta penyakit kulit lainnya, rempah pemberi cita rasa dan aroma
kunyit dan asam jawa tTamarin-
Kurkumin juga dapat berperan pada makanan dan minuman. Rasa
dus indica L.) serta gula rnerah
sebagai antiinflamasi, yaitu dapat dan aroma tersebut disebabkan kare-
dapat digunakan untuk meng-
m~urangi kadar histamin dan na kandungan minyak aisirinya.
hilangkan bau keringat, rasa sakit
menaikkan kortison yang dipro- Kunyit sering digunakan sebagai
pada waktu menstruasi, dan rasa
duksi oleh kelenjar adrenal. Pem- salah satu bahan utarna bumbu pada
pegal-pcgal atau nyeri pada per-
berian kurkurnin secara oral efektif masakan ikan dan daging, karena
sendian tulang.
dapat mengurangi inflarnasi pada dapat menghilangkan bau anyir. Di
binatang percobaan. Kurkumin juga 4. Rebusan rimpang yang ditambah Sumatra Barat, daunnya sering di-
memungkinkan unruk digunakan dengan gula dan susu dapat di- gunakan sebagai bahan utama bum-
sebagai antiinflamasi unruk terapi gunakan sebagai pendingin dan bu untuk memasak daging rendang.
kanker. Selain kurkurnin, minyak obat penyakit kuniug. Di Amerika Scrikat dan lnggris,
atsiri kunyit juga berperanan se- 5. Rimpang yang dimasak bersama serbuknya biasa digunakan secara
bagai antiseptik dan antiin flamasi langsung sebagai bahan bumbu
jeringau, euka lunak, kuning te-
yang lebih kuat dari pada obat kirnia berbagai masakan. Di India, serbuk
lur, baik digunakan untuk mem-
kunyit sering digunakan sebagai
hydrocortisone yang biasa diguna- bersihkan setelah melahirkan dan
bahan dasar bumbu sejenis makanan
kan untuk mengobari penyakit ar- rnenyembuhkan ngilu pada wak-
thritis dan edema. yang disebut Curry. Sementara di
tu buang air keeil.
Maroko, sering digunakan untuk
Antiracun dan penetral zat yang
6. Rimpang yang diiris-iris yang bumbu sejenis makanan yang
tidak digunakan oleh tubuh dicampur dengan gambir' dan di- disebut Harira soup.
seduh dengan air rncndidih di-
Kunyit bersifat anti racun , se- gunakan untuk obat kurnur gusi
Pewarna alami
hingga sering digunakan untuk dan gigi yang membengkak.
mengobati keracunan arsenik, luka Rimpang kunyit terutama induk-
7. Parutan rimpang yang dicarnpnr
gigitan serangga, binatang berbisa, nya (bulb) banyak mengandung
dan lintah. Dilaporkan juga hahwa dengan asarn dan tawas, dapat
senyawa pigmen. Sebelum ditcmu-
kunyit dapat menetralisir zat-zat digunakan untuk mengobati luka.
kan bahan pewarna sintctis. kunyit
yang sudah tidak digunakan oleh 8. Rimpang yang digiling halus sering digunakan sebagai bahan
tubub. dapat digunakan untuk rneng- pewama alami untuk berbagai jenis
obati bengkak dan rernatik. makanan, kosmetik, obat, bahan-
Ramuan Jamu dan Obat Tradisio- 9. Air sari rimpang yang dimasak bahan tekstil dan batik, kertas,
nal Berbahan Kunyit anyaman tikar, dan bahan kerajinan
digunakan untuk komprcs dan
lainnya.
Bahan rimpang kunyit yang cuci mata dan untuk mcngurangi
rasa nyeri dan panas pada mata.
digunakan sebagai ramuan jamu atau
Bahan kosmetik
obat dapat bcrbentuk simplisia, ser- 10. Air perasan rimpang yang dicam-
buk, rimpang segar, kapsul ekstrak, pur madu digunakan untuk obat Kunyit bcrsifat mendinginkan,
kapsul serbuk, atau pil, sedangkan penyakit kuning. membersihkan, meoghilangkan bau
Warta Pellelitian dall Pengembangan Tana11tllll Industr;, Volume 19 Nomor 2, Agustus 2013
Khasiat kunyit sebagai obat tradisional dan manfaa! lainnya
yang tidak sedap, dan bersifat anti- kuning untuk upacara adat pada Hari ketebalan sekitar 5 - 6 nun. Irisan
bakteri. Oleh karena itu sering di- Raya Kuningan. Beras dan nasi yang rimpang kemudian dikeringkan
gunakan sebagai kosmetik tradisio- diberi warna kuning dengan kunyit langsung dengan sinar rnatahari
nal untuk perawatan kesehatan kulit akan mempunyai aroma yang khas pada tempat yang dialasi agar tidak
wajah dan tubuh. Produk kosmctik dan dipercaya dapat menghalau roh bersentuhan dengan tanah. Untuk
bcrbahan kunyit banyak digunakan jahat mencegah kontaminasi bisa meng-
untuk perawatan kesehatan kulit gunakan pengering buatan atau
antara lain lulur, -mangir, dan oven dengan kisaran suhu antara
Produk-Produk Olahan Rlmpang
ramuan rempah untuk mandi. 40 - 50°C
Kunyit
[/
Tanaman kunyit dapat digunakan Serbuk
Pengawet makanan
.-: langsung dalarn bcntuk daun dan
K unyit ' mengandung senyawa rimpang segar rnaupun dalam bentuk Bahan baku untuk pcmbuatan
yang bcrsi rat antibakteri kuat baik olahan lainnya. Bcbcrapa produk serbuk biasanya berasal dari anak
terhadap bakteri gram positif rnau- olahannya antara lain rim-pang ke- rirnpang (fillger) yang sudah di-
pun negatif, sehingga kunyit scring ring (geJondong), simplisia, scrbuk, keringkan, umbi belahan (splits) dan
digunakan sebagai pengawet makan- minyak atsiri, oleoresin, dan zar irisan rimpang keringnya. Syarat
warna kurkurninoid. utama dari rimpang kering yang
an. Penggunaannya sebagai bumbu
akan digunakan sebagai bahan baku
~k dan pewarna makanan mem-
Rimpang kcring (gelondong dan serb uk adalah yang kadar kurkumin-
punyai fungsi ganda, yaitu sclain
irisan) nya tingg] dan kadar air, kotoran,
membuat makanan mcnjadi Icbih
scrta rninyaknya rendah. Untuk
lczat, beraroma, berwama menarik, Rirnpang kunyit kering gelon- memperoleh serbuk, irisan rimpang
juga agar makanan menjadi ridak ce- dong biasa digunakan untuk rempah, kunyit kering digiling dengan ukur-
pal rusak dan busuk akibat rnikroba Rimpang ytlng disukai adalah yang an partikel tertentu. Untuk menghin-
pencemar rnakanan. kadar kurkurninnya tinggi yaitu dari hilangnya sebagian kornponcn
sekitar 5 - 6%, bcrwarna kuning tun aromatis minyak atsiri selama dalarn
Bahan pangan sampai ora nyc, bcrtckstur keras dan penggilingan, maka alat penggiling
tidak mudah patah. Bentuk olahan harus dilcngkapi dengan kipas pen-
Rimpang kunyit mengandung tersebut dapat berasal dari anak rim- dingin atau air pcndingin.
pati (karbohidrat) yang dapat di- pang tfingers). Untuk mernbuat
gunakan sebagai bahan pangan, olahan tersebut, rimpang kunyit cli- Minyak atsiri
yaitu bubur untuk makanan bayi pilih dan dibersihkan, kcmudian eli-
yang berumur 7 - 12 bulan. Di India keringkan dalam kcadaan bulat. Kunyit mcngandung minyak
dan di Jawa Barat, rimpang dan Rimpang yang telah kcring dikerik atsiri dcngan aroma yang spesifik,
daun mudanya sering dimakan men- kulitnya, kemudian disemir dengan sehingga scring digunakan untuk
tah sebagai lalap. Di lnggris, rim- pasta serbuk kunyit yang tclah di- rempah pcmberi aroma (flavour),
pangnya sering digunakan untuk campur dengan Nabisulfit. Produk produk-produk bumbu, parfum, dan
membuat rnakanan yang sangat po- akhirnya disernir kembali dcngan obat-obatan. Minyak atsiri dari rim-
puler, yaitu semacam acar (piccalil- serbuk kunyit. Muru jenis olahan ini pang kunyit dapar disuling dengan
li) yang biasa dirnakan dengan da- tergantung dari kandungan kurku- menggunakan alat penyuling. Me-
ging babi dan kalkun yang disajikan min, sifat organoleptik, penarnpak- tode penyulingan yang digunakan
pada waktu merayakan natal. an luar, wama, rasa, kekerasan, secara uap dan air atau uap lang-
hentuk dan uk'lu'an rimpangnya. sung. Penyulingan yang dilakukan
selama 8 - 10 jam dapat menghasil-
Bahan untuk upacara adal
Simplisia kan minyak kunyit sekit€lI 3 - 5%,
Secara tradisional kunyit sering sedangkan penyulingan a.ir dan uap
digunakan oleh masyarakat dalam Simplisia biasa diglillakan seba- pada tekanan I atmosfu dapal meng-
melaksanakan upacara adat. Di gai bahan baku jamu dan obat tra- basilkan minyak atsiri sekitar 2,5 -
Jawa, sering digunakan dalam upa- disional (Gambar L). Bahan yang 7,2%.
cara sunatan anak perempuan (tetes- digunakan dapat berupa induk dan
an), pemikahan (kacar-kucur dan anak rimpang. Untuk membuat jenis
Oleoresin
sawer), dan pemakaman jenazah. Di olahan t(.:rscbut, rimpang dibersihkan
Bali, digunakan untuk memberi terlebih dahulu, kl:Qludian dipotong- Oleoresin kunyit mengandung
wama beras dan membuat nasi potong menjadi irisan tipis dengan zat warna kurkumin, minyak atsiri,
III Warta Pellelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Volume 19 NomoI' 2, Agustus 2013
Upaya peningkalan mutu tembakau rajangan dengan memperkecil
minyak lemak, resin. dan senyawa Penump resiko terhadap berbagai jenis pe-
ekstraktif Iainnya, berwarna mcrah Kunyit merupakan salah satu nyakit scpcrti rcmatik, janrung, tu-
jingga yang terdiri dari dua bagi- sumber bahan baku obat alami yang mor, kanker, Alzheimer, serta penya-
an, yaitu lapisan atas yang ber- kit-penyakit infeksi Jainnya. Narnun
berkhasiat untuk pcncegahan, pera-
minyak dan lapisan bawah yang watan, dan pengobatan berbagai demikian potensi kunyit sebagai
berbentuk kristal. Oleoresin ku- jenis penyakit. Khasiat kunyit sc- obat masih peril! digali dan dikaji
nyit dibuat dengan cara meng bagai obat, karena senyawa kurku- lebib mendalam, misalnya mengenai
okstrak serb uk kunyit dengan pe- minoid dan minyak atsirinya yang aktivitas, kccfcktifan, dosis, dan
larur organik sclarna 4 - 5 jam bersifar antioksidan, antitumor dan keamanannya, agar pcmanfaatannya
dengan cara rnaserasi atau dcngan antikanker, antipikun, an timikroba, sebagai obat tradisional dapat Icbih
sokhlet. ltendemen yang dihasil- antiseptik, dan antiinflamasi. anti- dioptimalkan tanpa efek samping
kan sekitar 7,9 - 10,4%. Pelarut racun, dan sebagainya. Mengkon- yang negatif
yang digunakan adalah etanol, eti- surnsi secara rutin makanan yang
len dikhlorida dan aceton. berbahan kunyit dapat rnenurunkan Sri Yuni Hartati, Balittro
mcrupa-
basilnya kurang maksimal sehingga
menyebabkan masih
mutu tembakau rajaugan.
rcndahnya
Kondisi
tersebut diperburuk dengan adanya
kan penanganannya sesuai baku kan icmbakau rakyat yang diolah
tcknis; kedua mcmpcrkecil ke- kebiasaan-kcbiasaan yang di lakukan
menjadi rajangan dan sisanya
salahan-kesalahan dalam pena- secara rutin dan tidak disadari se-
adalah ternbakau kerosok .
nganannya. Meskipun saat ini bagai suatu kesalahan. Kcbiasaan
Tembakau termasuk komoditas
teknologi pen an gall an pancn dan tersebut antara lain pan en dcngan
fancy product sehingga mutu men-
pascapanen untuk sctiap ripe mcnarik daun ke bawah, mernanen
jadi tujuan utarna, Bahkan dari sisi
tembakau masih perlu discm- daun tidak sehat, mencampur antar
pabrik rokok, rnutu tembakau (Gra-
purnakan dengan tcknologi yang posisi daun, pema mpatan dan pe-
de Index) lebih penting dibanding
Ieblh lengkap, namun dengan numpukan hasil panen, mengabaikan
mengoptimalkan teknologi yang banyaknya jumlah pasokan, karcna sortasi dan perajangan terlalu awal.
sudah ada diharapkan dapat me- masalah kckurangan bahan baku
ningkatkan mutunya. Disamping dapar dipenuhi dengan mencari sub- Kesalabao-Kesalahan Cara Pancn
itu beberapa kcbiasaan petani stitusinya. Dari visi petani, pc- Daun Tembakau
yang salah juga harus dipcrkecil ningkaikan produktivitas dan mutu
1. Menarik daun ke bawah
agar mutu tcmbakau rajangan dapat meningkatkau indeks tanaman
yang dihasilkan mcningkat dan se- (Crops Indexy. Pemanenan daun tembakau yang
kaligus meningkatkan kesejahte- Penanganan panen dan pasca- benar dilakukan dengan cara me-
raan petani. Kesalahan-kesalahan panen (pengolahan) pada usaha tani mcgang pangkal tulang daun dianrara
tersebut pada umumnya tidak di- tcmbakau merupakan tahapan yang ibn jari dan keempat jari yang lain,
sadari karena dilakukan secara penting untuk mempertahankan kemudian diputar ke kiri dan kc
rutin. Karena itu, sosialisasi un- kanan 18°
potensi mutu tembakau di lapangan,
tuk memperkeciJ kesalahan-kc- Kesalahan dalaru penanganan pancn
Namun karena kebiasaan dan
salahan dalam penanganan pancn ingin praktis dalam pemancnan,
dan pascapanen menyebabkan penu-
dan pascapanen tembakau rajang- beberapa pctani melakukan pancn
an pad a berbagai media guna me- runan mutu tcmbakau, sehingga
dengan eara menarik pangkal ibu
ningkatan mutu tcmbakau rajaog- harga jualnya menjadi rendah tulang daun kc bawah. Menarik daun
an harus dilakukan lebih intensif, atau ke bawah dapat menyebabkan se-
Tulisan ini bertujuan untuk meng- bahkan tidak laku.
makin luasnya daerah pelukaan kulit
informasikan kcsalaban-kesalab- Optimalisasi penanganan panen batang di bagian bawah dudukan
an yang ter,jadi pada penanganan dan pascapanen melalui transfer
drulll karena lcrkclupas. Semakill
panen dan pascapanen tembakau teknologi agar pclani tembakau se- sering panen dilakukan pelukaan
rajangan. lalu mengacu pad a baku teknisnya menjadi semakin luas karena kadar
sudah sering dilakukan, namun