Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN/KAIDAH PENULISAN SOAL PILIHAN GANDA

Kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diikuti penulis agar soal
yang dihasilkan memiliki mutu yang baik. Soal yang memiliki mutu baik adalah soal yang
mampu menjaring informasi yang diperlukan dan berfungsi secara optimal. Kaidah-kaidah
penulisan soal meliputi segi materi, konstrnksi soal dan segi bahasa. 

A.     Segi materi
1.      Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang
hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
2.      Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi, artinya semua pilihan
jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal,
penulisannya harus setara dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
3.      Setiap soal harus memiliki satu jawaban yang benar atau paling benar, artinya satu soal hanya
mempunyai satu kunci jawaban, bila terdapat beberapa jawaban yang benar, kunci jawaban
adalah jawaban yang paling benar.
B.     Segi Konstruksi
1.      Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas, artinya kemampuan/materi yang hendak
diukur atau ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang
berbeda dengan maksud soal dan hanya mengandung satu permasalahan untuk setiap nomor.
Bahasa yang dipergunakan harus komunikatif sehingga mudah dimengerti oleh siswa.
2.      Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pemyataan yang diperlukan saja,
artinya rumusan atau pemyataan yang sebetulnya tidak diperlukan tidak perlu dicantumkan.
3.      Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar, artinya pada pokok soal jangan
sampai terdapat kata, frase atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban
yang benar.
4.      Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda, artinya pada pokok
soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk
mencegah terjadinya kesalahan penafsiran siswa terhadap arti pemyataan yang dimaksud.
5.      Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi, artinya semua pilihan
jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan pada pokok soal,
penulisannya harus setara dan semua pilihan harus berfungsi.
6.      Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama, artinya adanya kecenderungan siswa
memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang yang lebih panjang lebih
lengkap dan merupakan kunci jawaban.
7.      Pilihan jawaban tidak boleh mengandung pernyataan . Semua pilihan jawaban di atas “benar”
atau    “Semua pilihan jawaban di atas salah”.
8.      Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar
kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya. Pengurutan angka dilakukan dari nilai angka
paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya, dan pengurutan waktu berdasarkan
kronologis waktunya. Pengurutan ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa dalam melihat
pilihan jawaban.
9.      Gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi, artinya apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca,
dapat dimengerti oleh siswa. Apabila soal tersebut dapat dijawab tanpa melihat gambar, grafik,
tabel diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal berarti gambar, grafik, tabel diagram dan
sejenisnya tersebut tidak berfungsi.
10.  Butir soal jangan tergantung pada jawaban butir soal sebelumnya, ketergantungan pada soal
sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan
dapat menjawab benar soal berikutnya.
C.     Segi Bahasa
1.      Setiap butir soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2.      Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat (daerah tertentu), bila soal tersebut akan
digunakan untuk beberapa daerah atau nasional.
3.      Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian, letakkan kata atau ftase tersebut pada pokok soal.
KAIDAH PENULISAN SOAL BENTUK URAIAN DAN PRAKTIK

Kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu diikuti penulis agar soal
yang dihasilkan memiliki mutu yang baik. Soal yang memiliki mutu baik adalah soal yang
mampu menjaring informasi yang diperlukan dan berfungsi secara optimal. Kaidah-kaidah
penulisan soal meliputi segi materi, konstruksi soal dan segi bahasa.
A.     Segi materi
1.      Soal harus sesuai dengan indikator, artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang
hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator.
2.      Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas.
3.      Isi materi harus sesuai dengan pengukuran.
4.      Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.
B.     Segi Konstruksi
1.      Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata-kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai, seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, tafsirkan,
buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian,
misalnya siapa, di mana, kapan, dan lain-lain.
2.      Rumusan kalimat soal harus komunikatif, yaitu menggunakan bahasa yang sederhana dan
menggunakan kata-kata yang sudah dikenal siswa, serta baik dan benar dari segi kaidah
Bahasa Indonesia, jangan menggunakan kata atau kalimat yang dapat menimbulkan salah
pengertian atau dapat menimbulkan penafsiran ganda.
3.      Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
4.      Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan
komponen yang akan dinilai atau kriteria penskorannya, besarnya skor bagi setiap komponen,
serta rentangan skor yang dapat diperoleh untuk soal yang bersangkutan.
5.      Hal-hal lain yang menyertai soal seperti gambar, grafik, tabel diagram dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus disajikan dengan jelas, berfungsi dan terbaca, artinya tidak
menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
C.     Segi Bahasa
1.      Rumusan butir soal harus menggunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
2.      Rumusan butir soal jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat (daerah tertentu),
bila soal tersebut akan digunakan untuk beberapa daerah atau nasional.
3.      Rumusan soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, mempertimbangkan segi
budaya dan tidak menggunakan kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran
ganda atau salah pengertian.

PEDOMAN PENSKORAN
Pedoman penskoran merupakan panduan atau petunjuk yang menjelaskan tentang:
a.       batasan atau kata-kata kunci untuk melakukan penskoran terhadap soal-soal bentuk uraian
obyektif.
b.      tuliskan kemungkinan-kemungkinan jawaban.
c.       kriteria-kriteria jawaban yang digunakan untuk melakukan penskoran terhadap soal bentuk
uraian non-obyektif.
KAIDAH PENULISAN SOAL (TES TERTULIS)
A.  UNTUK SOAL PILIHAN GANDA :
1.        Butir soal harus sesuai dengan indikator yang terdapat dalam kisi-kisi tes.
2.        Pilihan jawaban harus homogen dan logis.
3.        Hanya ada satu kunci jawaban yang paling tepat.
4.        Pokok soal harus dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
5.        Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban (option)  harus merupakan pernyataan yang
diperlukan.
6.        Pokok soal jangan sampai memberi petunjuk ke kunci jawaban (ke arah jawaban yang
tepat), sebab jawaban yang tepat terlihat  pada pokok soal.
7.        Pokok soal jangan menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda.
8.        Panjang rumusan option hendaknya relatif sama.
9.        Pilihan jawaban jangan menggunakan pernyataan yang berbunyi ”semua jawaban di
atas salah” atau ”semua pilihan jawaban di atas benar” atau ”jawaban a, b, dan c benar”
atau ”jawaban a, b, dan  c salah” dan sejenisnya.
1.    Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu hendaknya disusun berurutan atau
kronologis.
2.     Gambar/grafik/tabel/diagram/dan sejenisnya harus jelas dan lengkap.
3.     Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
4.     Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku.
5.     Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama.

B.  CARA MENULISKAN TITIK-TITIK PADA  SOAL:

1.   Titik-titik tidak harus selalu ditempatkan pada bagian akhir kalimat soal.
2.   Ada dua cara menempatkan tanda titik-titik pada soal yang berbentuk isian, yaitu:
(a)      jika titik-titik akan ditempatkan pada bagian awal atau di bagian tengah kalimat
pertanyaan, maka titik-titik tersebut cukup dibuat tiga saja ( … );
Contoh yang salah :
Guru di Kecamatan……...diwajibkan berbaju Melayu setiap hari Jumat.
Contoh yang benar :
Guru di Kecamatan…diwajibkan berbaju Melayu setiap hari Jumat.
(b)      jika titik-titik tersebut akan diletakkan pada bagian akhir kalimat pertanyaan, maka titik-
titik hanya dibuat empat saja ( . . . .).
Contoh yang salah :
Guru di Kecamatan Tapung Hilir diwajibkan berbaju Melayu setiap hari…………..
Contoh yang benar :
Guru di Kecamatan Tapung Hilir diwajibkan berbaju Melayu setiap hari….
Catatan :     Cara pengetikan/menempatkan tanda titik-titik ini berlaku untuk penulisan soal yang
berbentuk pilihan ganda, isian singkat dan essay.
Kaidah Penulisan Soal Bentuk Jawaban Singkat dan Bentuk Isian yang
Sah dan Valid

Penulisan Bentuk Soal Jawaban Singkat

Dalam menulsi soal bentuk jawaban singkat, penulis soal harus mengetahui konsep dasar bentuk
jawaban singkat. Bentuk ini merupakan salah satun bentuk soal obyejtif yang jawabannya menuntut
siswa menjawab soal dengan singkat yaitu jawabannya dapat berupa satu kata, kelompk kata / frase,
simbol matematika, atau angka. (Lihat juga kaidah penulisan soal pilihan ganda di sini).

Adapun wujud soal bentuk jawaban singkat adalah terdiri atas :

1. Dasar pertanyaan (stimulus) bila diperluakan


2. Pertanyaan
3. Tempat jawaban
4. Kunci jawaban
5. Pedoman penskoran

Adapun kaidah penulisan soal bentuk jawaban singkat adalah :

Materi

1. soal harus sesuai dengan indikator


2. materi yang diukur sesuai dengan tuntutan jawaban singkat.

Konstruksi

1. Pertanyaan disusun dengan bentuk pertanyaan langsung agar siswa lebih mudah merumuskan
jawaban singkat. Contoh soal yang kurang baik :  Preiden RI yang keempat
adalah____________________________  Contoh soal yang lebih baik :Siapakah nama
presiden RI yang keempat? _________________________________
2. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban singkat/pendek yang
berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata.
3. Tempat jawaban hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik). Tanda titik-titik dapat
mengaburkan pengertian pemeriksanya. Misalnya karena ada tanda titik dapat mengaburkan
pandangan pemeriksa, sehingga dikira huruf i atau lainnya.
4. Hindarilah pernyataan yang menggunakan kata-kata yang langsung mengutip dari uraian
materi buku pelajaran.
5. Pertanyaan hanya ada satu jawaban yang benar. Hal ini perlu diperhatikan karena seringkali
siswa memberikan interprestasi pertanyaan yang sama sekali tidak diduga dan dimaksudkan
oleh penulis soal. Cara mengatasi semua kemungkinan jawaban harus didaftar dicantumkan
dalam kunci pemeriksaan. Contoh soal yang kurang baik : Di manakah Ibu Kartini dilahirkan ?
(negaranya, provinsinya, atrau kotanya?). Contoh soal yang lebih baik : Di kota manakah Ibu
Kartini dilahirkan?
6. Tempat jawaban yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan setelah
pertanyaan.
7. Jika jawaban yang dikehendaki adalah menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara
rinci di dsalam pertanyaan.

Bahasa / Budaya

1. Gunakanlah pertanyaan yang menuntut jawaban singkat, misalnya menggunakan kata tanya
siapa, kapan, berapa, di mana.
2. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
3. Gunakan bahasa Indonesia baku.
4. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Penulisan Soal Bentuk Isian

Dalam penulisan soal bentuk isian, penulis harus mengetahui konsep dasar bentuk isian. Bentuk ini
merupakan salah satu bentuk soal yang jawabannya menuntu siswa untuk melengkapi atau mengisi
kata-kata atau kelompok kata yang dihilangkan. Soalnya disusun seperti kalimat lengkap, kemudian
dihilangkan pada bagian tertentu yang harus diisi oleh siswa.

Adapun kaidah penulisan soal bentuk isian adalah :

 Materi

1. Soal harus sesuai dengan indikator.


2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian.

Konstruksi

1. Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang diharapkan.


2. Hindarkan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
3. Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya.
4. Hindarkan pernyataan-pernyataan yang kurang tegas.
5. Susunlah soal dengan pernyataan berita.
6. Usahakan hanya satu jawaban yang benar.
7. Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan. Sebuah soal yang terlalu banyak
dihilangkan sukar diketahui apakah sebenarnya hal yang diukur.
8. Pernyataan yang dihilangkan adalah benar-benar bentuk kata atau frase yang merupakan
kunci jawaban dan bukan hal-hal yang memang tidak penting.
9. Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam buku pelajaran.
10. Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama panjangnya. Jika tempat
jawaban tidak sama panjangnya, siswa cenderung untuk mengira-ira jawabannya sesuai
dengan panjangnya tempat kosong itu.
11. Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun secara berurutan
(alfabet jawabannya). Hal ini untuk memudahkan pemeriksanya.
12. Daftarla semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
jawaban benar yang tidak terduga dari siswa.
13. Berilah nomor pada tiap-tiap tempat jawaban. Hal ini untuk memudahkan penilaiannya.

Bahasa / Budaya

1. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
2. Gunakan bahasa Indonesia baku.
3. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

Anda mungkin juga menyukai