Anda di halaman 1dari 2

senin 26 oktober 2020

artikel pertama

energi terbarukan thorium

Torium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Th dan nomor
atom 90. logam ini cukup keras, mudah dibentuk, dan memiliki titik lebur yang tinggi. Torium
adalah aktinida elektropositif  adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan
sebuah atom (atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan
elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan kovaleTorium ditemukan pada tahun 1828 oleh ahli
mineral amatir Norwegia Morten Thrane Esmark dan diidentifikasi oleh ahli kimia Swedia Jöns
Jacob Berzelius, yang menamainya dari Thor, dewa petir Nordik. Kegunaan pertamanya
dikembangkan pada akhir abad ke-19) adalah seorang pendeta dan mineralogis Norwegia. Ia
paling dikenal karena pertama kali menemukan thorite mineral.  sebagai salah satu pendiri kimia
modern.[1] Berzelius menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia pada 1808
dan menjabat sejak 1818 sebagai pejabat utamanya. Dia dikenal di Swedia sebagai "Bapak
Kimia Swedia"orium masih digunakan sebagai unsur paduan dalam elektrode pengelasan TIG,
namun secara perlahan digantikan dengan bahan lainnya. Ia juga digunakan sebagai bahan
dalam instrumen optik dan ilmiah canggih, dan sebagai sumber cahaya pada perangkat lampu
gas, tapi penggunaannya sudah semakin jarang. Torium telah diusulkan digunakan sebagai
pengganti uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir dan beberapa reaktor torium telah dibangun

Sayangnya pembangkit listrik berbasis nuklir mulai redup sejak beberapa kebocoran
pembangkit di beberapa negara di dunia, seperti kasus Chernobyl, sebuah kecelakaan
reaktor nuklir terburuk dalam sejarah dunia pada April 1986. Demikian pula kejadian di
Fukushima pada 2011. Menurut data resmi setelah kecelakaan, sekitar 60% materi
radioaktif jatuh di Belarusia. Hujan beracun merusak tanaman dan menyebabkan
mutasi hewan di sana.

Selain itu, efek yang menghancurkan juga dirasakan di negara Skandinavia, Swiss,
Yunani, Italia, Prancis dan Inggris.

Jumlah radiasi dari bencana ini, 100 kali lebih besar dibanding bom atom yang
dijatuhkan AS di Nagasaki dan Hiroshima, Jepang.

Setidaknya, ada lusinan orang yang meninggal akibat bencana Chernobyl. Dua di
antaranya tewas di tempat, sementara sisanya meninggal beberapa bulan kemudian
akibat Sindrom Radiasi Akut.

Jumlah korban sebenarnya sulit diprediksi karena tingkat kematian disembunyikan


oleh pihak Uni Soviet. Dan laporannya hilang ketika negara tersebut bubar.

Pada 2005, World Health Organization (WHO) menyatakan, sekitar 4000 orang
meninggal karena paparan radiasi.
elain itu, sekitar 4000 kasus kanker tiroid juga terjadi setelah bencana nuklir. Menyerang
mereka yang saat kecelakaan terjadi, masih anak-anak dan remajBencana Nuklir
Fukushima Daiichiencana Fukushima adalah insiden nuklir yang paling berarti sejak 26
April 1986 yaitu bencana Chernobyl dan bencana kedua akan diberi kategori tingkat 7 dari Skala
Kejadian Nuklir Internasional.[10] Meskipun tidak ada korban jiwa yang terkait dengan radiasi
karena kecelakaan tersebut, jumlah kematian akibat kanker, menurut teori ambang batas radiasi
ambang batas linier, yang akan diakibatkan oleh kecelakaan tersebut diperkirakan sekitar 130-
640 orang di Tahun dan dekade ke depan. iperkirakan 1.600 kematian diyakini terjadi karena
kondisi evakuasi yang terjadi

Pertanyaannya apakah yang menjadi pembeda antara bahan nuklir berbasis uranium dan
thorium? Thorium merupakan bahan bakar yang yang memilki densitas energi terpadat.
Alhasil 1 ton thorium yang hanya sebesar bola basket dapat menjadi bahan bakar
pembangkit listrik berdaya 1,000 MW selama 1 tahun.
Bandingkan dengan uranium yang membutuhkan 200 ton atau batubara yang membutuhkan
3,5 juta ton. - dan yang lebih menggembirakan bahwa Indonesia memiliki cadangan thorium
untuk 1.000 tahun.
Beberapa ilmuwan menyebut energi thorium merupakan sebuah revolusi energi,  sebuah
sumber energi yang bersih, menghasilkan limbah nuklir yang sangat kecil, tidak dapat
dipersenjatai, tidak mengeluarkan emisi apapun dan karena densitas energi yang sangat
tinggi maka energi yang dihasilkan sangat murah.
Thorium akan mengakhiri pengunaan bahan bakar berbasis fosil seperti minyak dan
batubara selamanya. Sebab di masa depan, kendaraan, kapal laut, bahkan pesawat terbang
dapat memakai thorium sebagai bahan bakar. Dan, Indonesia baru berencana untuk di
pembangkit listrik.
Sejumlah perusahaan multinasional disebut-sebut siap membangun reaktor atau PLTN
berbasis thorium itu. Sebut saja, Rosatom, Rusia. Bahkan, BUMN Rusia sudah sempat
melakukan penandatanganan roadmap for development of bilateral cooperation in the
sphere of nuclear fuel cycle between Rosatom fuel compant TVEL dan Batam, pada Selasa
1 Juni 2016.
Demikian pula dengan Thorcon International Pte Ltd. Perusahaan asal Amerika Serikat itu
telah menyatakan keseriusannya melakukan investasi sebesar USD1,2 miliar atau sekitar
Rp17 triliun untuk membangun pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) 500 MW di
Indonesia.
Bayangkan, dari sisi total biaya produksi termasuk operasional, pembangkit listrik dari
thorium juga lebih murah. Thorium hanya membutuhkan USD3 sen per kwh. Bandingkan
dengan jika menggunakan batu bara membutuhkan USD5,6 sen per kWh, gas USD4,8 sen
per kWh, tenaga angin USD18,4 sen per kWh, dan panas matahari USD23,5 sen per kWh.
Pertanyaan selanjutnya, apakah Indonesia akan menjadi pelopor penggunaan thorium
sebagai bahan bakar pembangkit listrik bersama AS dan Tiongkok. Tentu kita tunggu saja
langkah berikutnya dari pemerintah.
Yang jelas, rencana Indonesia masuk ke energi hijau itu tentu menjadi sumber energi
alternatif bangsa ini di masa depan yang relatif murah dan efisien, Bisa jadi, dengan
penggunaan thorium akan mengakhir rezim tarif listrik karena tarif listrik dapat turun lebih
dari 30% dan tidak akan naik selama reaktor itu hidup. (F-1)

Anda mungkin juga menyukai