Judul Kualitas Auditor Syariah lebih baik dibanding Konvensional Jurnal Jurnal Akuntansi dan Auditing Syariah Indonesia Volume dan Halaman Volume 17 No 2 Halaman 87 - 182 Tahun 2020 Penulis arief.rahman@uii.ac.id Alif Nurhudan Habibilah (1183070013) Peresume Manajemen Keuangan Syariah 5A Tanggal UTS 21 November 2020 Laporan keuangan yang diaudit adalah cara untuk memastikan bahwa informasi yang tersedia dalam laporan tersebut dapat digunakan membuat keputusan, karena terdapat pendapat dari pihak independen (auditor) apakah pernyataan tersebut benar dan pandangan adil perusahaan atau tidak. Bank syariah mendirikan yang salah satunya berfungsi untuk menerbitkan laporan tentang kepatuhan bank syariah dalam semua kegiatan dengan prinsip Abstrak syariah. Ini laporan diterbitkan dengan laporan tahunan auditor eksternal. Bank syariah biasa menyewa bank konvensional auditor untuk mengaudit laporan keuangannya. Namun, karena karakteristik bank syariah yang unik, maka Penggunaan auditor konvensional menimbulkan masalah apakah cukup untuk mengaudit dan melaporkan akun suatu Organisasi Islam. Dengan memahami nilai Islam, karakteristik, aktivitas, operasi dan isi normatif dari laporan perbankan syariah. Latar Belakang Persyaratan yang harus yang harus dimiliki oleh seorang Auditor Masalah Syariah seperti dinyatakan dalam Pernyataan Standar Auditing adalah keahlian dan due professional care. Namun seringkali definisi keahlian dalam bidang auditing diukur dengan pengalaman. Auditor Syariah ketika mengaudit harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan tentang Syariah dan pengalaman. Karena berbagai alasan seperti diungkapkan di atas, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas auditnya. Penting bagi auditor untuk mengimplementasikan due professional care dalam pekerjaan auditing Syariah. Hal ini dikarenakan standard of care untuk auditor berpindah target yaitu menjadi berdasarkan kekerasan konsekuensi dari kegagalan audit. Kualitas audit Syariah yang tinggi tidak menjamin dapat melindungi auditor dari kewajiban hukum saat konsekuensi dari kegagalan audit adalah keras. Terlebih dengan adanya fenomena hindsight bias yang sangat merugikan profesi akuntan publik. Jika hindsight bias diberlakukan, maka auditor harus membuat keputusan tanpa pengetahuan hasil akhir, tetapi kewajiban auditor ditentukan dari sebuah perspektif hasil akhir. Bagaimana Faktor – faktor Kualitas Auditor Syariah yang baik untuk mengetahui pengertian Kualitas Audit Syariah, Unsur-unsur Dasar Rumusan Masalah Laporan audit Keuangan, mengetahui bagaimana Unsur - unsur Penyusunan Laporan Audit, Proses jasa Laporan Audit Keuangan Syariah. Untuk Memahami Faktor - Faktor Kualitas Auditor yang Baik, mengetauhi Pengertian Kualitas Audit Syariah, Mengetahui Unsur - Tujuan Unsur Dasar Laporan Audit keuangan, Mengetahui Bagaimana Unsur - unsur Penyusunan Laporan Audit, Proses Jasa Laporan Audit Keuangan Syariah Metedologi yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan 4 salah satu dari tiga model pendekatan islamisasi ekonomi yaitu negation(Suharto,2004:45). Dalam konteks ekonomi Islam, tidak semua paradigma ekonomi konvensional dapat diterima masuk Metodelogi dalam ekonomi Islam. Sebagian paradigma ekonomi konvensional, bahkan yang paling fundamental harus ditolak dan tidak bisa dikompromikan dengan ajaran Islam. Untuk itu, pengkajian tentang Faktor – faktor Kualitas Auditor Syariah ini dapat didekati dengan menggunakan model negation ini. Pembahasan dan 1. Penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan antara Analisis lain: (1) Mansur (2007) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsi auditor atas pelatihan dan keahlian, independensi dan penggunaan kemahiran profesional. Penelitian ini menemukan bahwa pendidikan dan pengalaman, pelatihan, sikap skeptis dan keyakinan yang memadai berpengaruh positif terhadap kualitas audit. (2) Aji (2009) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ditinjau dari persepsi auditor atas independensi, pengalaman, dan akuntabilitas. Penelitian tersebut memberi hasil bahwa independensi, pengalaman, dan akuntabilitas berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Selain itu, variabel independensi dan akuntabilitas berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit dan variabel pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Serta variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kualitas audit adalah akuntabilitas. (3) Rahman (2009) meneliti tentang pengaruh kompetensi, independensi, dan due profesional care terhadap kualitas audit. Hasilnya adalah ketiga variabel independen tersebut berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga memberi bukti bahwa variabel independensi dan due professional care berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, sedangkan variabel kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Selain itu, variabel yang paling berpengaruh terhadap kualitas audit adalah due profesional care. 2. Kualitas audit Syariah adalah sikap auditor dalam melaksanakan tugasnya yang tercermin dalam hasil pemeriksaannya yang dapat diandalkan sesuai dengan standar yang berlaku. Kualitas audit diukur dengan 4 aspek kualitas audit berdasarkan Financial Reporting Council (2006: 16) yaitu: budaya dalam KAP; keahlian dan kualitas personal rekan dan staff audit; efektivitas proses audit; serta keandalan dan manfaat laporan audit. 3. Unsur - unsur Dasar Laporan Audit syariah keuangan ada (4), yaitu (a) Aset, merupakan sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat bagi ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri ataupun dengan aset lainnya, yang haknyadi dapat oleh bank syari’ah sebagai hasil dari transaksi atau suatu peristiwa di masa lalu. (b) Liabilitas, merupakan kewajiban yang berjalan untuk memindahkan suatu aset dan meneruskan penggunaannya atau menyediakan jasa untuk pihak lain di masa depan sebagai hasil dar transaksi atau peristiwa dimasa lalu. (c) Porsi pemegang rekening investasi takterbatas. Rekening investasi tak terbatas merujuk pada dana-dana yang diterima oleh bank syari’ah dari individu-individu atau kelompok dengan dasar bahwa bank syari’ah akan memiliki hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana-dana tersebut tanpa adanya batasan. Dengan demikian, bank syari’ah berhak mencampurkan dana yang di investasikan itu dengan modalnya sendiri. (d) Saham Pemilik, saham pemilik merujuk pada jumlah yang tersisa pada tanggal pernyataan posisi keuangan dari aset bank syari’ah sesudah dikurangi kewajiban, porsi pemegang rekening investasi tak terbatas dan yang serta dengannya, serta pendapatan yang dilarang jika ada. 4. Unsur - unsur dalam Penyusunan Laporan Audit Syariah itu ada (7) yaitu (a) Judul Laporan, suatu judul yang memuat kata independen. (b) Alamat Laporan, pihak yang dituju oleh auditor. (c) Paragraf Pendahuluan (d) Paragraf Scope Pemeriksaan (e) Paragraf pendapat dari akuntan/auditor. (f) Nama KAP (Kantor Akuntan Publik)/Sign in Partner, tanda tangan, nama rekan, nomir izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik. (g) Tanggal Laporan Audit, tanggal terakhir kapan auditor telah selesai melakukan audit. 5. Untuk proses jasa audit syariah, kriteria dapat dikembangkan berdasarkan pendapat tertulis dari Lembaga pengawas syariah (SSC), manual produk dan standar operasional prosedur (SOP). Program audit syariah juga perlu ditulis dalam bahasa yang dapat dengan mudah dipahami oleh pemegang saham yang potensial. Tiga fase Audit Syariah, yaitu (a) Perencanaan. Auditor harus memahami bisnis lembaga keuangan Islam termasuk sifat kontrak yang digunakan untuk berbagai jenis layanan keuangan syariah. Lalu, auditor syariah perlu mengidentifikasi teknik yang tepat, sumber daya dan ruang lingkup untuk mengembangkan program audit. Program audit kemudian akan mengidentifikasi kegiatan utama yang akan dilakukan, tujuan dari setiap kegiatan dan teknik yang akan digunakan, termasuk teknik sampling dalam rangka mencapai tujuan audit. (b) Pemeriksaan. Tehnik audit yang tepat perlu diidentifikasi dan dipaparkan. Teknik yang tepat diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan baik kualitas dan kuantitas untuk mencapai kesim pulan yang masuk akal sesuai dengan kepatuhan syariah. Aspek-aspek utama dari pemeriksaan di lapangan memerlukan teknik sampling. Pemeriksaan yang lebih rinci dari dokumentasi akan diperlukan apakah metodologi sampling digunakan atau tidak. (c) Laporan. Hasil dari pelaksanaan audit, mencakup persiapan laporan audit syariah, yang merupakan komunikasi yang baik dari auditor kepada para pengguna atau pembaca. Pada umumnya laporan akan berbeda, tetapi semua harus menginformasikan para pembaca mengenai tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor Syariah lebih baik dibanding Konvensional Karena Memiliki Unsur Big Four yang memenuhi tanggung jawab profesionalnya yaitu meliputi tanggung jawab moral untuk memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang diaudit kepada pihak yang berwenang atas informasi tersebut, walaupun Kesimpulan tidak ada sanksi terhadap tindakannya dan mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective) dengan kemahiran profesional (due professional care). Serta memenuhi tanggung jawab tanggung jawab profesional terhadap asosiasi profesi yang mewadahinya dan tanggung jawab di luar batas standar profesinya yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang berlaku. Kekuatan Jurnal 1. Hasil yang dipaparkan pada jurnal disertai dengan adanya tabel, grafik, diagram penjelasan yang rinci. 2. Setiap grafik, tabel, dan penjelasan maeri dari sumber lain diberikan keterangannya oleh penulis sehingga dapat diakui kebenarannya. 3. Konsep rumus yang dipaparkan dari berbagai ahli ekonomi pada jurnal disertai penjelasan. 4. Isi materi pada jurnal sangat lengkap dan mudah dipahami. 1. Adanya pemakaian tanda baca yang kurang tepat. 2. Adanya penggunaan kalimat yang kurang efektif sehingga sulit Kelemahan Jurnal untuk dimengerti. 3. Masih ada beberapa kaidah penulisan yang salah.