Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN MERAH PUTIH


DI TELUK AMBON
Mata Kuliah : REKAYASA PENYEHATAN

DISUSUN Oleh:
MIKHAEL LERNAYA
12122201190050
KATA PENGANTAR

P
uji serta syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dampak Pembangunan Jembatan Merah Putih di Teluk Ambon”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan materi maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Dengan selesainya makalah ini saya berharap akan bertambahnya
pengetahuan saya sebagai penyusun mengenai dampak dalam pembangunan dan semoga
dapat bermanfaat, tidak hanya bagi saya pribadi tapi juga untuk yang membacanya.
Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun. Dan yang terakhir saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan berupa masukkan-masukkan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………….i

Daftar isi ……………………………………………………………………...ii

Daftar gambar ……………………………………………………………….iii

BAB I

A.    Pendahuluan ……………………………………………………………1

B.     Rumusan masalah ……………………………………………………...2

C.     Tujuan ………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Identifikasi ………………………………………………………….….3

B.     Pembangunan Jembatan Merah Putih serta .………………………….. 5

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan ……………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………10

  

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Negara Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan dengan luas daratan yang

dimiliki melebihi luas lautannya, kini tengah berusaha untuk dapat bersaing dengan

negara-negara maju di berbagai belahan benua lainnya.

Untuk saat ini sektor yang kini menjadi pusat perhatian dari pada pemerinah pusat

dalam bidang konstrusi yakni perbaikan sarana transportasi dan pembangunan beberapa

bangunan yang dirasa perlu untuk dilaksanakan, untuk dapat bersaing dengan negara-

negara berkembang bahkan negara maju.

Pertumbuhan Ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara

atau daerah dapat dikatakan merupakan salah satu indikator penting untuk menjelaskan

bahwa suatu negara itu mampu secara finansial atau sejahtera. Setiap daerah memerlukan

dana yang cukup besar untuk meningkatkan ekonomi di daerahnya, dimulai dari

penggunaan dana untuk pembangunan infrastruktur daerah sampai pada pembangunan

Sumber Daya Manusia.

Maluku merupakan daerah kepulauan yang beribukota di Ambon. Maluku sering

disebut dengan “Pulau di dalam laut dan laut di dalam pulau” yang memiliki Potensi

perikanan yang sangat besar dan merupakan sektor unggulan, hal ini bisa dilihat dari

berbagai sektor yakni sektor pariwisata bahari, perikanan, pertambangan laut,

transportasi laut, industri kelautan, bangunan kelautan dan jasa kelautan.

Pulau Ambon merupakan pulau yang mempunyai teluk, yang memanjang dan

membentang dari Desa Alang hingga Tanjung Latuhalat. Sedangkan Kota Ambon sendiri

berada dalam teluk. Seiring dengan berjalannya waktu bahwa pertumbuhan ekonomi
ditandai dengan salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, maka di kota Ambon

sejak tahun 2008 kemarin telah dilakukan proyek pembangunan Jembatan Merah Putih

untuk menghubungkan Desa Galala dengan Desa Poka.

Panjang 'jembatan gantung' ini mencapai 1,060 km, dengan 300 meter di antaranya

berada di atas Teluk Ambon. Sedangkan lebar Jembatan 23 meter dan tingginya 35 meter.

Dengan pembangunan jembatan Merah Putih dilatarbelakangi oleh kehidupan

Masyarakat dalam hal ini Tukang perahu (pengemudi sampan), pendapatan dan

perekonomian masyarakat.

B.     Rumusan Masalah.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah mengenai Pembangunan Jembatan

Merah Putih di Teluk Ambon dan dampaknya terhadap masyarakat.

C.    Tujuan.

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui

tujuan dan manfaat dari Pembangunan jambatan Merah Putih serta dampaknya bagi

masyarakat yang ada di sekitar pembangunan tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Identifikasi

Provinsi Maluku pada awal tahun 2011 berinisiatif untuk memulai pelaksanaan

pembangunan Jembatan Merah Putih, pembangunan proyek ini sendiri adalah merupkan

langkah awal yang diambil oleh pemeintah Provinsi Maluku dalam hal melakukan

pembangunan infrastruktur trasportasi antar kecamatan yang terdapat pada wilayah

Kota Ambon.

Pulau Ambon adalah salah satu pulau yang ada di kepulauan Maluku atau Provinsi

Maluku. Ambon merupakan Ibukota Propinsi Maluku yang berada di kawasan Maluku

selatan. Untuk menempuh perjalanan di kota Ambon, masyarakat dapat menggunakan

jalur laut (melewati teluk Ambon) maupun jalur darat. Teluk Ambon memiliki keunikan

tersendiri, keunikan ini berupa alat transportasi laut, yakni perahu layar dengan kapasitas

penumpang mulai dari 2 sampai 14 orang yang kemudian didayung atau dikemudikan

oleh satu orang tukang perahu (pengemudi sampan). Untuk satu orang penumpang harus

membayar Rp 2000 untuk mahasiswa dan 3000 untuk umum.

Keunikan ini bukan hanya menjadi kebanggaan dari masyarakat Maluku

khususnya kota Ambon, namun juga merupakan lahan atau tempat dimana masyarakat

disekitar tempat itu memperoleh pendapatan untuk kehidupan pribadi dan keluarga yaitu

dengan mata pencaharian sebagai Tukang Perahu (pengemudi sampan)..

Keunikan dari transportasi laut yang berupa perahu layar dan keindahan laut yang

dapat dinikmati ketika melintasi teluk Ambon Baguala ternyata bukan hanya bisa

dimanfaatkan untuk sumber pendapatan masyarakat tukang perahu (pengemudi sampan)

tetapi juga untuk menambah devisa bagi pemerintah daerah yaitu Teluk Ambon dan
Perahu layar bisa dijadikan aset Pariwisata, namun ini diperhadapkan dengan 2 hal utama

yaitu menyangkut lingkungan dan Tukang Perahu.

Namun dari pembangunan jembatan Merah Putih Ambon mulai mengundang

kekhawatiran dari sebagian masyarakat khususnya warga Desa Galala, Poka dan Hative

Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon yang sehari hari berprofesi sebagai tukang

perahu (pengemudi sampan). Ini merupakan mata pencaharian yang telah mereka geluti

puluhan tahun.

Walaupun dari pihak pemerintah menyatakan bahwa Perahu itu unik dan akan

tetap digunakan sebagai alat penyeberangan khusus untuk mahasiswa dan masyarakat

yang sekaligus ingin menikmati panorama laut, namun mereka masih tetap khawatir

hingga saat ini. Kondisi tukang perahu yang seperti ini akan sangat berdampak pada

perekonomian mereka karena tingkat pendapatan yang menurun ataupun tingkat

pengangguran yang bertambah dan juga menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia,

karena mungkin mereka sulit untuk membiayai pendidikan anak anak mereka, sehingga

efek dari meningkatnya pengangguran di Kota Ambon.

B.     Pembangunan Jembatan Merah Putih.

Pembangunan Jembatan Merah Putih ini akan menghubungkan Desa Poka,

Kecamatan Teluk Ambon, dengan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, yang

dekat dengan bandara Pattimura. Pemerintah bermaksud membangun jembatan untuk

memperpendek jarak dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara

Pattimura di Desa Laha dan Universitas Pattimura Ambon di Poka sekaligus membangun

kawasan Laha hingga Poka karena sudah padatnya Kota Ambon. Saat ini, perjalanan
menuju Laha hingga Poka dari Ambon bisa menggunakan kapal motor feri dengan waktu

sekitar 30 menit atau melalui jalan darat sejauh sekitar 20 kilometer atau selama sekitar

45 menit. Adanya jembatan akan membuat waktu tempuh tinggal sekitar 10 menit dan

jaraknya pun hanya 1 kilometer.

Keberadaan jembatan ini merupakan buah harapan masyarakat Ambon terhadap

persungutan mereka mengenai jalan pintas atau akses cepat dari bandara Pattimura ke

pusat kota. Memang benar jika Pemerintah sudah menemukan solusi mengenai hal

tersebut. sejak dulu, yaitu dengan mengadakan Kapal Ferry Poka-Galala, namun

sepertinya  hal ini dinilai tidak efektif untuk mereka yang dalam keadaan terburu-buru

atau membutuhkan waktu yang lebih singkat, dikarenakan Kapal Ferry harus berlabuh

untuk memenuhi daya muatnya dengan penumpang, baik penumpang perseorangan

maupun penumpang berkendaraan, ini biasanya memakan waktu hingga 15 menit. Atas

dasar masalah tersebut maka Pemerintah dan masyarakat Ambon berinisiatif untuk

membuat sebuah jalur lintas baru yang lebih efektif, solusinya yaitu membangun sebuah

jembatan penghubung dua jasirah ini (Leitimur dan Leihitu).

Jembatan Merah Putih merupakan salah satu dari perencanaan pembangunan

PEMDA Maluku yang realisasiannya sedang berjalan hingga sekarang, memang benar

jika jembatan ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Ambon misalnya

dalam memberikan akses pintas dari jasirah Leihitu ke Leitimur maupun sebaliknya,

direncanakan dibawah jembatan ini akan dibuat sebuah taman yang indah sesuai dengan

skema gambar yang dipamerkan PT. Wijaya Karya (WiKa) Persero Tbk yang dipampang

di areal pagar pembatas wilayah kerja dengan pemukiman warga.


Namun dibalik semua itu, apabila jembatan ini selesai dibangun akan ada pihak

yang merasa dirugikan, ada dua pihak sebenarnya yaitu pihak ASDP dalam hal ini Kapal

Ferry yang selama ini beroperasi di daerah Poka-Galala kemungkinan besar mengalami

kemunduran, namun itu bukan masalah yang berarti karena ASDP adalah milik

Pemerintah dan Pemerintah bisa mencari solusi lain dengan mematenkan rute perjalanan

semua Kapal Ferry seperti dari Galala ke Namlea (seperti yang dilakukan saat ini), atau

ditambah dengan rute-rute baru lainnya.

Pihak kedua yang merasakan dampak negatif dari pembangunan jembatan Merah

Putih adalah para pendayung perahu atau pendayung sampan yang setiap harinya

melakukan pekerjaan ini untuk menghidupi diri mereka dan keluarganya, pengguna

perahu/sampan yang biasanya menggunakan jasa  pendayung perahu Poka-Galala akan

lebih memilih jembatan Merah Putih sebagai  jalur  penyebrangan karena mereka lebih

mengutamakan keselamatan dan mempersingkat waktu. Dari alasan inilah maka bukan

tidak mungkin jika akan muncul penganggur-penganggur baru karena pekerjaan sebagai

pendayung perahu/sampan sudah tidak bisa lagi diandalkan. Polemik Proyek

pembanguanan Jembatan Merah Putih kembali menambah daftar panjang tentang

Kebijakan pemerintah kota ambon untuk upaya memajukan pertumbuhan ekonomi

daerah yang menuai protes dari banyak warga. Pembangunan Jembatan Merah Putih ini

menuai protes karena proyek ini di pandang berdampak langsung pada para pendayung

perahu tradisional karena akan mematikan sumber mata pencaharian mereka.

Perahu tradisional yang beroperasi di teluk Ambon setiap hari berjumlah 200 buah,

dan menjadi favorit para mahasiswa Universitas Pattimura (Unipatti) Ambon. "Dengan

menggunakan jasa perahu, mereka lebih cepat tiba di kampus dibandingkan


menggunakan kapal penyeberangan feri atau lewat darat yang melintasi teluk Ambon

yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit, "Perahu tradisional di teluk Ambon ini juga

menjadi lapangan kerja bagi sebagian masyarakat Galala dan Poka sejak turun-temurun.

Bahkan ada pejabat yang dulunya berprofesi sebagai pendayung perahu untuk membayar

uang kuliah. Sekarang ini pula ada mahasiswa yang mendayung perahu untuk membayar

uang kuliah.

Sangat miris memang jika melihat keadaan seperti ini, dimana Pemerintah yang

seharusnya juga berperan dalam menciptakan lapangan pekerjaan justru menghilangkan

lapangan pekerjaan.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari pokok pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembangunan

pasti memberi dampak baik positif maupun negatif.

Pembangunan jembatan merah putih merupakan bukti fisik keberhasilan

pemerintah Propinsi Maluku khususnya Kota Ambon karena untuk memperpendek jarak

dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura di Desa Laha

dan Universitas Pattimura Ambon di Desa Poka.

Namun disisi lain memberi dampak negatif terhadap masyarakat pesisir yang

bertempat tinggal di areal pembangunan tersebut khususnya tukang perahu atau

pendayung sampan di Teluk Ambon Baguala.

Dengan pembangunan jembatan merah putih akan lebih terasa manfaatnya jika

pemerinatah daerah mau memikirkan dan menyediakan alternatif pekerjaan lain kepada

tukang perahu atau pendayung sampan. Selain sebagai sumber pendapatan, pemanfaatan

perahu layar juga dapat di jadikan sumber devisa negara ababila di jadikan sebagai asset

Wisata.
DAFTAR PUSTAKA

http://esk.ipb.ac.id/index.php/publikasi/-mahasiswa/44-dampak-pembangunan-jembantan-

merah-putih-di-teluk-ambon-manise

http://malukuonline.co.id/wp-content/uploads/2012/03/sketsa-jembatan-merah-putih.jpg

http://alfrylimba.blogspot.com

http://jongehitipeuw.blogspot.com/2012/08/proyek-jembatan-merah-putih-jmp-
teluk.html#comment-form

Anda mungkin juga menyukai