Makalah Amdal
Makalah Amdal
DISUSUN Oleh:
MIKHAEL LERNAYA
12122201190050
KATA PENGANTAR
P
uji serta syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Dampak Pembangunan Jembatan Merah Putih di Teluk Ambon”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan baik dari segi penulisan materi maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Dengan selesainya makalah ini saya berharap akan bertambahnya
pengetahuan saya sebagai penyusun mengenai dampak dalam pembangunan dan semoga
dapat bermanfaat, tidak hanya bagi saya pribadi tapi juga untuk yang membacanya.
Saya mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun. Dan yang terakhir saya ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan bantuan berupa masukkan-masukkan dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Negara Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan dengan luas daratan yang
dimiliki melebihi luas lautannya, kini tengah berusaha untuk dapat bersaing dengan
Untuk saat ini sektor yang kini menjadi pusat perhatian dari pada pemerinah pusat
dalam bidang konstrusi yakni perbaikan sarana transportasi dan pembangunan beberapa
bangunan yang dirasa perlu untuk dilaksanakan, untuk dapat bersaing dengan negara-
atau daerah dapat dikatakan merupakan salah satu indikator penting untuk menjelaskan
bahwa suatu negara itu mampu secara finansial atau sejahtera. Setiap daerah memerlukan
dana yang cukup besar untuk meningkatkan ekonomi di daerahnya, dimulai dari
disebut dengan “Pulau di dalam laut dan laut di dalam pulau” yang memiliki Potensi
perikanan yang sangat besar dan merupakan sektor unggulan, hal ini bisa dilihat dari
Pulau Ambon merupakan pulau yang mempunyai teluk, yang memanjang dan
membentang dari Desa Alang hingga Tanjung Latuhalat. Sedangkan Kota Ambon sendiri
berada dalam teluk. Seiring dengan berjalannya waktu bahwa pertumbuhan ekonomi
ditandai dengan salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, maka di kota Ambon
sejak tahun 2008 kemarin telah dilakukan proyek pembangunan Jembatan Merah Putih
Panjang 'jembatan gantung' ini mencapai 1,060 km, dengan 300 meter di antaranya
berada di atas Teluk Ambon. Sedangkan lebar Jembatan 23 meter dan tingginya 35 meter.
Masyarakat dalam hal ini Tukang perahu (pengemudi sampan), pendapatan dan
perekonomian masyarakat.
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi
C. Tujuan.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
tujuan dan manfaat dari Pembangunan jambatan Merah Putih serta dampaknya bagi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi
Provinsi Maluku pada awal tahun 2011 berinisiatif untuk memulai pelaksanaan
pembangunan Jembatan Merah Putih, pembangunan proyek ini sendiri adalah merupkan
langkah awal yang diambil oleh pemeintah Provinsi Maluku dalam hal melakukan
Kota Ambon.
Pulau Ambon adalah salah satu pulau yang ada di kepulauan Maluku atau Provinsi
Maluku. Ambon merupakan Ibukota Propinsi Maluku yang berada di kawasan Maluku
jalur laut (melewati teluk Ambon) maupun jalur darat. Teluk Ambon memiliki keunikan
tersendiri, keunikan ini berupa alat transportasi laut, yakni perahu layar dengan kapasitas
penumpang mulai dari 2 sampai 14 orang yang kemudian didayung atau dikemudikan
oleh satu orang tukang perahu (pengemudi sampan). Untuk satu orang penumpang harus
khususnya kota Ambon, namun juga merupakan lahan atau tempat dimana masyarakat
disekitar tempat itu memperoleh pendapatan untuk kehidupan pribadi dan keluarga yaitu
Keunikan dari transportasi laut yang berupa perahu layar dan keindahan laut yang
dapat dinikmati ketika melintasi teluk Ambon Baguala ternyata bukan hanya bisa
tetapi juga untuk menambah devisa bagi pemerintah daerah yaitu Teluk Ambon dan
Perahu layar bisa dijadikan aset Pariwisata, namun ini diperhadapkan dengan 2 hal utama
kekhawatiran dari sebagian masyarakat khususnya warga Desa Galala, Poka dan Hative
Kecil, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon yang sehari hari berprofesi sebagai tukang
perahu (pengemudi sampan). Ini merupakan mata pencaharian yang telah mereka geluti
puluhan tahun.
Walaupun dari pihak pemerintah menyatakan bahwa Perahu itu unik dan akan
tetap digunakan sebagai alat penyeberangan khusus untuk mahasiswa dan masyarakat
yang sekaligus ingin menikmati panorama laut, namun mereka masih tetap khawatir
hingga saat ini. Kondisi tukang perahu yang seperti ini akan sangat berdampak pada
pengangguran yang bertambah dan juga menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia,
karena mungkin mereka sulit untuk membiayai pendidikan anak anak mereka, sehingga
Kecamatan Teluk Ambon, dengan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, yang
memperpendek jarak dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara
Pattimura di Desa Laha dan Universitas Pattimura Ambon di Poka sekaligus membangun
kawasan Laha hingga Poka karena sudah padatnya Kota Ambon. Saat ini, perjalanan
menuju Laha hingga Poka dari Ambon bisa menggunakan kapal motor feri dengan waktu
sekitar 30 menit atau melalui jalan darat sejauh sekitar 20 kilometer atau selama sekitar
45 menit. Adanya jembatan akan membuat waktu tempuh tinggal sekitar 10 menit dan
persungutan mereka mengenai jalan pintas atau akses cepat dari bandara Pattimura ke
pusat kota. Memang benar jika Pemerintah sudah menemukan solusi mengenai hal
tersebut. sejak dulu, yaitu dengan mengadakan Kapal Ferry Poka-Galala, namun
sepertinya hal ini dinilai tidak efektif untuk mereka yang dalam keadaan terburu-buru
atau membutuhkan waktu yang lebih singkat, dikarenakan Kapal Ferry harus berlabuh
maupun penumpang berkendaraan, ini biasanya memakan waktu hingga 15 menit. Atas
dasar masalah tersebut maka Pemerintah dan masyarakat Ambon berinisiatif untuk
membuat sebuah jalur lintas baru yang lebih efektif, solusinya yaitu membangun sebuah
PEMDA Maluku yang realisasiannya sedang berjalan hingga sekarang, memang benar
jika jembatan ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Ambon misalnya
dalam memberikan akses pintas dari jasirah Leihitu ke Leitimur maupun sebaliknya,
direncanakan dibawah jembatan ini akan dibuat sebuah taman yang indah sesuai dengan
skema gambar yang dipamerkan PT. Wijaya Karya (WiKa) Persero Tbk yang dipampang
yang merasa dirugikan, ada dua pihak sebenarnya yaitu pihak ASDP dalam hal ini Kapal
Ferry yang selama ini beroperasi di daerah Poka-Galala kemungkinan besar mengalami
kemunduran, namun itu bukan masalah yang berarti karena ASDP adalah milik
Pemerintah dan Pemerintah bisa mencari solusi lain dengan mematenkan rute perjalanan
semua Kapal Ferry seperti dari Galala ke Namlea (seperti yang dilakukan saat ini), atau
Pihak kedua yang merasakan dampak negatif dari pembangunan jembatan Merah
Putih adalah para pendayung perahu atau pendayung sampan yang setiap harinya
melakukan pekerjaan ini untuk menghidupi diri mereka dan keluarganya, pengguna
lebih memilih jembatan Merah Putih sebagai jalur penyebrangan karena mereka lebih
mengutamakan keselamatan dan mempersingkat waktu. Dari alasan inilah maka bukan
tidak mungkin jika akan muncul penganggur-penganggur baru karena pekerjaan sebagai
daerah yang menuai protes dari banyak warga. Pembangunan Jembatan Merah Putih ini
menuai protes karena proyek ini di pandang berdampak langsung pada para pendayung
Perahu tradisional yang beroperasi di teluk Ambon setiap hari berjumlah 200 buah,
dan menjadi favorit para mahasiswa Universitas Pattimura (Unipatti) Ambon. "Dengan
yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit, "Perahu tradisional di teluk Ambon ini juga
menjadi lapangan kerja bagi sebagian masyarakat Galala dan Poka sejak turun-temurun.
Bahkan ada pejabat yang dulunya berprofesi sebagai pendayung perahu untuk membayar
uang kuliah. Sekarang ini pula ada mahasiswa yang mendayung perahu untuk membayar
uang kuliah.
Sangat miris memang jika melihat keadaan seperti ini, dimana Pemerintah yang
lapangan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemerintah Propinsi Maluku khususnya Kota Ambon karena untuk memperpendek jarak
dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura di Desa Laha
Namun disisi lain memberi dampak negatif terhadap masyarakat pesisir yang
Dengan pembangunan jembatan merah putih akan lebih terasa manfaatnya jika
pemerinatah daerah mau memikirkan dan menyediakan alternatif pekerjaan lain kepada
tukang perahu atau pendayung sampan. Selain sebagai sumber pendapatan, pemanfaatan
perahu layar juga dapat di jadikan sumber devisa negara ababila di jadikan sebagai asset
Wisata.
DAFTAR PUSTAKA
http://esk.ipb.ac.id/index.php/publikasi/-mahasiswa/44-dampak-pembangunan-jembantan-
merah-putih-di-teluk-ambon-manise
http://malukuonline.co.id/wp-content/uploads/2012/03/sketsa-jembatan-merah-putih.jpg
http://alfrylimba.blogspot.com
http://jongehitipeuw.blogspot.com/2012/08/proyek-jembatan-merah-putih-jmp-
teluk.html#comment-form