Anda di halaman 1dari 10

3.

Laporan
-pengertian Ejaan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat
aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan

adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan caramenuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas
yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada,
terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai
bahasa dengan ejaan.

-Sejarah perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia


Ejaan bahasa Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan dan perkembangan. Saat ini
ejaan bahasa Indonesia yang kita gunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Namun sebelum
itu telah digunakan beberapa ejaan yang lain.

1. Ejaan Van Ophuysen (1901-1947)

Ejaan ini merupakan pengembangan ejaan bahasa Melayu dengan menggunakan huruf latin yang
dilakukan oleh Prof. Charles van Ophuijsen ahli bahasa berkebangsaan Belanda dibantu oleh Engku
Nawawi gelar Sutan Makmur dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Ejaan ini menjadi panduan bagi pemakai
bahasa Melayu di Indonesia.

Ciri-ciri Ejaan Van Ophuysen:

a) Huruf “I” untuk membedakan antara huruf I sebagai akhiran dan karenanya harus dengan
diftong seperti mulai dengan ramai, juga digunakan untuk huruf “y” soerabaia.
b) Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang dan sebagainya. Huruf “oe” untuk
menuliskan kata-kata goeroe, itoe,oemoer, dan sebagainya.
c) Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda , untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’,
pa’, dan sebagainya.

2. Ejaan Republik 1947-1972


Ejaan Republik diresmikan pada tanggal 19 maret 1947 menggantikan ejaan sebelum yaitu ejaan
Van Ophuysen. Ejaan ini dikenal juga dengan nama Ejaan Soewandi yang menjabat Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan saat itu.

Ciri-ciri ejaan Republik:

a) Huruf “oe” diganti dengan “u” pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan “k” pada kata-kata tak, pak, rakjat, dan
sebagainya.
c) Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
d) Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya

3. Ejaan Pembaharuan (1957)

Ejaan pembaharuan direncanakan untuk memperbaharui Ejaan Republik. Penyusunan itu


dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia pada tahun 1957 oleh Profesor Prijono
dan E. Katoppo. Namun, hasil kerja panitia itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga ejaan
itu pun belum pernah diberlakukan.

Ciri-ciri ejaan Pembaharuan

a) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j


b) Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts
c) Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
d) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
e) Gabungan konsonan sj diubah menjadi š
f) gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi, ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu menjadi ay, aw,
dan oy.

4. Ejaan Melindo -Melayu Indonesia (1959)

Ejaan Melindo sebagai hasil usaha penyatuan sistem ejaan dengan huruf Latin di Indonesia dan
Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1959. Akan tetapi karena terjadi masalah politik antara
Indonesia dan Malaysia selama bertahun-tahun akhirnya peresmian ejaan ini tidak dilaksanakan.
Ciri-ciri Ejaan Melindo
a) gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta, diganti dengan c menjadi cinta
b) juga gabungan konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf nc, yang sama sekali masih
baru

5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK

Pada tahun 1967 Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat Bahasa)
mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK) sebagai pengembangan ejaan Melindo yang tidak ada
kepastian. Pada ejaan ini sudah banyak perubahan ejaan yang disempurnakan, hampir tidak ada
perbedaan antara ejaan Baru dengan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidahnya.
6. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan – EYD (1972 – 2015)

Ejaan ini diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1972 berdasarkan putusan presiden No. 57 tahun
1972 oleh presiden Republik Indonesia Suharto, untuk menggantikan ejaan Republik (ejaan
Suwandi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dibentuk
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusannya tanggal 12 Oktober 1972,
No. 156/P/1972 menyusun buku Pedoman Umum yang berisi pemaparan kaidah ejaan yang lebih
luas.
Pada tahun 1988 Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (PUEYD) edisi kedua diterbitkan
berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0543a/U/1987 pada tanggal 9 September 1987. Setelah itu, edisi ketiga diterbitkan pada tahun
2009 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) 2015

Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan untuk mengganti Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan – EYD. Meskipun belum ada keputusan Presiden tentang adanya penggunaan
ejaan baru untuk bahasa Indonesia, namun Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah menerbitkan edisi keempat tentang Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) di Jakarta, Maret 2016.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang diterbitkan pada
tanggal 26 November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, serta untuk
menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD)

-Ruang lingkup Ejaan Bahasa Indonesia

A) Pengenalan huruf

Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf
abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf
disertakan disebelahnya.

b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.

c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j,
k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

e. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu : kh,
ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.

B) Penulisan huruf

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu (1) penulisan huruf besar,
dan (2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal

b. Penulisan Huruf Miring

C) Pnulisan kata (disertai contoh)

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata,

yaitu :

1.Kata Dasar

Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai suatu kesatuan.

Misalnya : Dia teman baik saya.

2. Kata Turunan (Kata berimbuhan)

Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu : .Imbuhan semuanya ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.

Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.

3. Kata Ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang yaitu :

Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.


Misalnya : laki … lelaki

4.Gabungan Kata

Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada
umumnya ditulis terpisah.

Misalnya : mata kuliha, orang tua

5.Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada gabungan
kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

Misalnya : Jangan bermian di jalan

Saya pergi ke kampung halaman.

Dewi baru pulang dari kampus.

D) Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia
menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering
begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai
bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang telah
diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep yang
terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan
istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan,
diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada
unsur yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.

Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa Indonesia
ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap
sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa
mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda
anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang biasa disebut
akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio”
dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak
mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam
bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua bagian,
yaitu :

1.Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun
ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas
academica, de facto, bridge.

2.Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor,
material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi

E) Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda Titik (.)

Penulisan tanda titik di pakai pada :

a) Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan


b) Akhir singkatan nama orang.
c) Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
d) Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau
lebih dipakai satu tanda titik saja.
e) Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
f) Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
g) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
h) Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel .

2. Tanda koma (,)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

a) Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.


b) Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata
tetapi atau melainkan.
c) Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
d) Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5)
akan tetapi.
e) Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
f) Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
g) Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4)
nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
h) Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
i) Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
j) Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
k) Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
l) Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
m) Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam
kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

3. Tanda Titik Tanya ( ? )

Tanda tanya dipakai pada :

a) Akhir kalimat tanya.


b) Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang
dapat dibuktikan kebenarannya.

4. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

5. Tanda Titik Koma ( ; )

Tanda titik koma dipakai :

a) Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.


b) Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

6. Tanda Titik Dua ( : )

Tanda titik dua dipakai :

a) Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.


b) Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
c) Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
d) Di antara jilid atau nomor dan halaman.
e) Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
f) Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
g) Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
7. Tanda Elipsis (…)

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu
petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik
dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

8. Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring ( / ) di pakai :

a) Dalam penomoran kode surat.


b) Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

9. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘)

a) Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

10.Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )

Tanda petik tunggal dipakai :

a) Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.


b) Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

11. Tanda Petik ( “…” )

Tanda petik dipakai :

a) Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.
b) Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
c) Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
4. Simpulan

1. Pengertian Ejaan

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat
aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

2. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia

Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :

a) Ejaan Van Ophuysen

Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini
merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.

b) Ejaan Suwandi

Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan
Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu 1947-1972.

c) Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan
dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di Indonesia.

Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

a) Pemakaian Kata

b) Penulisan Huruf

c) Penulisan Kata

d) Penulisan Unsur Serapan

e) Penulisan Tanda Baca


2) KATA PENGANTAR

Puji syukur kita hantarkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang mana atas berkat dan pertolongan-Nya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam
pengetahuan dan pemahaman mengenai EJAAN dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih
memperdalam pengetahuan tentang EJAAN. Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Indonesia. Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya.

Anda mungkin juga menyukai