Anda di halaman 1dari 1

HASIL KAJIAN ISU OMNIBUSLAW DALAM PENDIDIKAN TINGGI

Omnibus law bukan solusi.

Point kajian:

1. Sofyan jalil mengatakan pemerintah tengan menggodok solusi perbaikan UU melalui


pmnibus law.
2. Ketidaksesuaian tujuan pendidikan dengan prinsip-prinsip yang ada pada omnibus law.
3. Perubahan onotomi pendidikan yang menimbulkan makna privatisasi perguruan tinggi
yang mengakibatkan hanya beberapa kalangan yang dapat meraih perguruan tinggi dan
makna ini sejalan dengan tujuan pendidikan dapat diperjualbelikan sehingga bertentangan
dengan hak-hak merain pendidikan yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 pasal 31.
4. Ketidaksesuaian UUSPN dan UU DIKTI dengan prinsip GATS yang menganggap
pendidikan sebagai komoditas yang diperjualbelikan dan diperdagangkan.
5. Menuduh bahwa omnibus law dibentuk untuk memuluskan dan melegitimasi nilai yang
terdapat dalam GATS serta sebagai pengatur implmentasi GATS yang diwewenangkan
oleh pemerintah Negara.
6. Perubahan pasal 90 yang mengakibatkan pendidikan diperjualbelikan, mutu pendidikan
berkurang dan terjadi deskriminasi terhadap dosen dan tenaga pendidik.
7. Jika pendidikan dibiarkan berwajah komersial kan muncul generasi pedamba pundi-pundi
rupiah.
8. Harus ada perubahan besar dalam wajah pendidikan yang komersial, namun perubahan
itu bukan omnibus law.

Hasil kajian:

1. Penolakan prinsip omnibus law masuk dalam pendidikan, dikarenaakn bertentangan

dengan tujuan pendidikan.

2. Penolakan wajah komersial pendidikan yang digunakan untuk kepentingan bisnis dan

investasi semata.

3. Menuntut perubahan besar dalam wajah pendidikan komersial,namun perubahan besar itu

harus bukan omnibus law.

4. Menuntut kembalinya pasal 90 yang dirubah karena mengalami banyak ketidak adilan

dalam pendidikan. Misalnya kesejahteraan tenaga pendidik.

5. Menolak keras bahwa pendidikan adalah barang dagangan yang diperjualbelikan.

Anda mungkin juga menyukai