Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Mata Kuliah : Pendidikan Lingkungan Hidup


Semester : VI (Enam)
Alokasi Waktu : 90 menit

A. Petunjuk Kerja

1. Bacalah buku: flora dan fauna kearifan lokal bangka belitung sebagai
pedidikan konservasi lingkungan hidup di sekolah dasar yang telah
dibagikan.
2. Diskusikan dengan teman kelompok kalian tentang soal-soal yang
terdapat di LKM
3. Isilah lembar jawaban yang terdapat di LKM sesuai dengan hasil
diskusi yang kalian lakukan.
4. Tanyakan dengan dosen pengampu jika ada hal yang kurang jelas atau
tidak dimengerti.

B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi serta menyebutkan jenis-jenis


Flora dan Fauna Bangka Belitung melalui observasi gambar.
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan hasil observasi jenis flora dan
fauna Bangka Belitung.
3. Mahasiswa mampu menemukan perbedaan antar jenis flora dan antar
jenis fauna Bangka Belitung.
4. Mahasiswa mampu menganalisis masalah yang berkaitan dengan
pelestarian Flora dan Fauna di Bangka Belitung yang disajikan dalam
bentuk artikel.
5. Mahasiswa mampu memprediksi keberadaan flora dan fauna Bangka
Belitungdari masalah yang disajikan dalam bentuk artikel.
6. Mahasiswa mampu memberikan penanggulangan yang tepat
terhadap upaya pelestarian flora dan fauna bangka belitung dari
masalah yang disajikan dalam bentuk artikel.

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Pehatikan tabel di bahawah ini, Amati gambar flora pada tabel tersebut
kemudian lengkapi kolom isian nama flora yang telah disediakan.

N Gambar Nama Flora


O
1

KERAMUNTING

)
2

BETOR

SIMPOR

JELUTUNG

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

2. Perhatikan tabel di bawah ini, amati gambar fauna pada tabel tersebut
kemudian lengkapi kolom isian nama fauna yang telah disediakan .

N Gambar Nama Fauna


O
1

PELANDUK

KELARAS / BUKATI

MENTILEN

BINTURONG

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

3. Amati gambar flora di bawah ini, kemudian deskripsikan hasil pengamatan kalian
pada kolom yang tersedia.

Pucuk idat tau tumbuhan yang memiliki


nama latin syzgium sp ini memiliki daun
tunggal yang berbentuk lancet, tangkai
daun sangat pendek sehingga dun seperti
melekat pada ranting. Batang berbentuk
bulat dan kerasberkayu, akarnya
tunggang sehingga bisa menopang
baatang yang lumayan tinggi. Pucuk idat
ini bisa digunakan masyarakat Bangka
untuk campuran masakan atau
pendamping masakan seperti lempah
darat, tumis-tumisan dan lainnya.

4. Amati gambar fauna di bawah ini, kemudian deskripsikan hasil pengamatan


kalian pada kolom yang tersedia.

Rusa atau kijang yang memiliki nama latin


muntiacus muntjak bancanus, rusa memiliki
kulit berwarna coklat muda kekuningan bahkan
ada yang coklat kehitaman dan terdapat garis
kehitaman pada punggunnya. Kijang memiliki
panjang tubuh sekitar 150 cm dan berat tubuh
14-35 kg. rusa Bangka memiliki tanduk yang
menandakan umur juga kekuasaannya, hewan
Bangka ini salah rusa dari suku carvidae yang
hidup di Indonesia. Rusa ini dilindungi.

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

5. Perhatikan daftar Flora di bawah ini, kemudian berikan tanda centang (√ ¿ pada
salah satu kolom yang menurut Anda merupakan jawaban paling tepat.

No Nama Flora Termasuk Flora Bangka Bukan Termasuk Flora


Belitung Bangka Belitung
1 Mendaru √ .........................................
2 Gaharu √ .........................................
3 Anggrek Macan ......................................... √
4 Geharu √ .........................................
5 Mandaru √ .........................................
6 Anggrek Bulian √ .........................................
7 Meranti √ .........................................
8 Melati ......................................... √

6. Perhatikan daftar fauna di bawah ini, kemudian berikan tanda centang (√ ¿ pada
salah satu kolom yang menurut Anda merupakan jawaban paling tepat.

No Nama Fauna Termasuk Fauna Bangka Bukan Termasuk


Belitung Fauna Bangka
Belitung
1 Burung sarindit ......................................... √
2 Bajing tanah vulgaris ......................................... √
3 Undan putih ......................................... √
4 Burung serindit ......................................... √
5 Bajing tanah bergaris ......................................... √
6 Penyu sisik √ ………………………….
7 Penyu putih ......................................... √
8 Undan pipih ......................................... √

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Bacalah dengan seksama artikel di bawah ini untuk menjawab soal no 7, 8, dan 9!

TUDUNG SAJI BERBAHAN DAUN MENGKUANG UNTUK TRADISI


“NGANGGUNG”

Istri Gubernur Babel, Melati Erzaldi, penasaran ingin mengetahui proses


pembuatan Tudung Saji. Untuk melepaskan rasa penasaran tersebut, Melati yang
juga merupakan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung ini, berkunjung ke IKM Tudung Saji Reskita Souvenir
di Kampung Air Kerabut, Pangkalpinang, Sabtu (11/1/2020). Industri KM ini
merupakan IKM binaan Dekranasda. Karena itu, Melati merasa kunjungan yang
dilakukan tersebut diperlukan untuk mengetahui bagaimana proses produksi
hingga perkembangan bisnis IKM Tudung Saji Reskita Souvenir.  “Saya juga mau
coba proses pembuatan,” ungkap Melati.
Pemilik Tudung Saji Restika Souvenir, Ai Hua bersama tim pengrajin sangat
antusias menyambut  kedatangan istri dari orang nomor satu di Babel
tersebut.Berbagai persiapan dilakukan dalam rangka menyambut Melati Erzaldi,
antara lain menyiapkan bahan-bahan untuk membuat tudung saji hingga contoh
produk unggulan yang dipasarkan. Bahan dasar pembuatan Tudung Saji ini adalah
daun mengkuang atau biasa dikenal dengan pandan berduri yang diambil dari
Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Selain itu, bahan standar yang perlu
dipersiapkan seperti lem, jarum, benang, batang kabung, serta alat-alat pembantu
lainnya. Tudung saji yang berarti Penutup Sajian memiliki filosofi yang
mengajarkan kita akan keberagaman yang indah. Hal itu dapat terlihat dari
warnanya yang beragam, diantaranya merah sebagai warna khas tionghoa, warna
hijau sebagai warna khas melayu, dan kuning melambangkan masyarakat
pendatang. “Bukan sekedar sebuah benda, tudung saji merupakan bentuk kearifan

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

lokal warisan para tetua,” ungkap Melati Erzaldi.

Dikutip Dari :
Pangkalpinang, Babel Review.co.id https://babelreview.co.id/penasaran-proses-
pembuatan-tudung-saji-istri-gubernur babel-datangi-reskita-souvenir

7. Artikel di atas menjelaskan mengenai proses pembuatan tudung saji khas


Bangka Belitung yang dibuat dari bahan tumbuhan yaitu daun mengkuang.
Tudung saji merupakan alat yang sering digunakan oleh masyrakat Bangka
Belitung pada tradisi Ngannggung. Berikan tanggapan Anda apakah penggunaan
tudung saji berbahan daun mengkuang dalam tardisi nganggung tersebut
merupakan kegiatan eksploitasi terhadap tumbuhan? Berikan alasaannya!
Jawaban:
Pembuatan tudung saji berbahan daun bengkoang ini sebenarnya bukan
merupakan tindakan eksploitasi namun bisa dikatakan pemanfaatan sumber
daya alam yang ada. Walaupun dapat dikatakan ekspoitasi dikarenakan
penggunaannya yang dianggap berlebihan prihal pembuatan tudung saji yang
banyak dan sering digunakan, namun itu masih dalam tahap wajar dikarenakan
tidak erusak alam atau sumber lainnya. Seperti kita tau sendiri juga bahwa buah
bengkoang sering dimaanfaatkan pula sehingga daunnya ini otomatis akan
terbuang jika tidak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan tudung saji dan
berpotensi menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan.

8. Apa yang akan terjadi jika seluruh pengrajin tudung saji yang ada di Bangka
Belitung menggunakan daun mengkuang sebagai bahan utama untuk membuat
tudung saji? Berikan penjelasannya!
Jawaban:
Saya rasa tidak masalah jika semua pengerajin menggunakan daun
bengkoang untuk pembuatan tudung saji selama masih tidak merusak alam atau
lingkungan dan tentunya para pnegerajin jua harus memikirkan dampak, resiko
dan juga solusinya. Misalnya saja pengerajin memberi solusi berupa pelestarian
bengkoang dengan cara pembuatan kebun bengkoang khusus pengerajin itu
sendiri( kebun bengkoang pribadi milik pengerajin ).

9. Apa yang seharusnya dilakukan agar tudung saji khas Bangka Belitung
berbahan daun mengkuang tetap menjadi ciri khas kebudayaan Bangka Belitung,
Namun tetap memperhatikan upaya dalam pelestarian tumbuhan tersebut ?
Berikan penjelasannya!
Jawaban:

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Upaya menjadikan tudung saji berbahan daun bengkoang menjadi ciri khas
Bangka Belitung tentu saja memerlukan campur tangan pengerajin, masyarakat
serta pemerintahannya. Bisa saja tudung ini tetap eksis menjadi ciri khas Bangka
Belitung yang bisa dilakukan dengan pengenalan budaya-budaya bnagka,
produk khas Bangka dan juga bisa dengan kuliner khas Bangka karena semua
itu terkait langsung dengan tudung saji. Namun pengerajin tetap harus
melakukan pembatasan jumlah produksi sehingga tetap bisa melakukan
pelestarian dari bahan baku pembuatan tudung saji itu sendiri secara berkala.

Bacalah dengan seksama artikel di bawah ini, untuk menjawab soal no 10, dan
11 !

PERTAMBAGAN TIMAH BANGKA BELITUNG

Berdasarkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Peluang RI


Rajai Pasar Timah Dunia dalam Yudi Rusfiana dan Dadang Hermawan (2019:1 )
disebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen timah terbesar kedua setelah
Cina dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan sentra utama penghasil

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

timah di Indonesia, sebagai eksportir terbesar yang memasok sekitar 80% kebutuhan
timah dunia. Menurut Onwuka, et al dalam Fahrika Erwana, dkk. (2016: 33)
Kegiatan pertambangan di seluruh dunia telah memberikan kontribusi baik secara
positif maupun negatif terhadap aspek ekonomi dan sosial bagi masyarakat di
daerah pertambangan. Kontribusi positif terlihat dalam bentuk peningkatan
pendapatan, penciptaan lapangan kerja/peningkatan lapangan kerja, migrasi intens
dan pertumbuhan penduduk, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas sosial.
Sehingga hal tersebut memicu maraknya pertambangan-pertambangan rakyat ilegal
tanpa izin.
Menurut Yudi Rusfiana dan Dadang Hermawan (2019: 62) Maraknya usaha-
usaha pertambangan rakyat tanpa izin disisi lain dapat meningkatkan produksi bijih
timah yang cukup signifikan dan memicu munculnya tempat-tempat peleburan bijih
timah skala kecil milik masyarakat. Sehingga aktifitas penambang timah ini
berdampak pada terganggunya lahan dan mengarah pada kerusakan lingkungan.
Perubahan kimiawi akibat penambangan berdampak negatif terhadap air tanah dan
air permukaan, sementara perubahan fisik berupa perubahan morfologi dan
topografi lahan, dan perubahan biologis berupa gangguan terhadap flora, fauna dan
mikroorganisme lahan.
Dikutip dari Jurnal :
Fahrika Erwana, Kania Dewi dan Benno Rahardyan, (2016). Kajian Dampak
Penambangan Timah Inkonvensional terhadap Lingkungan dan Sosial
Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus : Kabupaten Bangka Barat Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung). Jurnal Teknik Lingkungan Volume 22 Nomor 2,
(Hal 32 - 41).
Yudi Rusfiana dan Dadang Hermawan, (2019). Potensi Bencana Alam Pasca
Penambangan Timah Inkovensional di Kabupaten Bangka Tengah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Pperspektif Ketahanan Wilayah. Jernal L
Konstituen ISSN 2656-0925 Vol. 1 No.1,Hal : 59 - 76

10. Artikel di atas menjelaskan bahwa kegiatan pertambangan timah dapat


memberikan kontribusi dari segi negatif yaitu mengakibatkan perubahan
biologis berupa gangguan terhadap flora dan fauna. Mengapa hal tersebut dapat
terjadi? Berikan penjelasannya!
Jawaban:

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Mengapa pertambangan timah dapat memberikan kostribusi negative


terhadap flora dan fauni, ini dikerankan setiap pertambangan timah akan
membuat lingkungan menjadi susah untuk diolah kembali. Misalnya saja setipa
lahan pertambangan timah sudah tidak dapat di gunakan untuk perkebunan,
dengan adanya pertambangan timah ini juga menyebabkan kerusakann
lingkungangan berupa pencemaran dan terganggunya ekosistem yang menjadi
habitat flora dan fauna untuk berkembang biak atau hidup.

11. Apa yang seharusnya dilakukan agar kegiatan pertambangan timah tidak
mengganggu keberadaan flora dan fauna yang ada di Bangka Belitung?
Jawaban:
Agar pertambangan timah tidak mengganggu keberadaan flora serta fauna
yang ada dibangka Belitung ialah dengan cara memberlakukan peraturan
khusus untuk melindungi habitat dari flora dan fauna itu sendiri. Misalnya
dengan membatasi lahan pertambangan yang hanya diperbolehkan untuk lahan-
lahan yang diberi izin untuk pertambangan, juga dengan mengadakan hutan
lindung untuk habitat flora serta fauna yang terjamin keasriannya juga
keamanannya untuk flora ataupun fauna.

Bacalah dengan seksama artikel di bawah ini untuk menjawab soal no 12, 13 dan
14!

MUSUNG MADU

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Kegiatan musung merupakan salah satu kegiatan mencari atau


mengumpulkan lebah madu untuk mendapatkan hasil berupa air madu dan
memisahkan lilinnya dengan teknik pengasapan guna mengusir lebah madu dari
sarangnya dan biasanya dilakukan secara berkelompok, yang dimulai dengan cara
tempat lebah madu bersarang. Lebah madu dapat dibedakan menurut tempat
madunya bersarang menjadi dua jenis madu yaitu: jenis madu dahan dan jenis
madu sunggau. Madu sunggau dilakukan dengan cara pembuatan sunggau terlebih
dahulu atau yang dikenal sebagai teknik tradisional masyarakat lokal Bangka
Belitung. Madu sunggau ini dihasilkan oleh lebah madu liar raksasa (Apis dorsata)
yang berhabitat di hutan dan sampai saat ini belum dapat dibudidayakan atau
diternakkan seperti beberapa jenis lebah lain yaitu: Apis meilifera, Apis cerena,
Apis nigrocincta dan lainnya.
Bentuk sunggau lebah madu yang dibuat sangatlah sederhana tanpa
mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yaitu hanya dengan dua
batang kayu yang vertikal dan berfungsi untuk menyangga batang
horizontal dengan tingkat kemiringan 15-30°. Kemiringan cabang dipilih agar
sarang dapat menahan beban sarang madu yang berat. Sarang lebah madu liar
ini terkonsentrasi di ujung sarang yang lebih tinggi. Satu hal penting dalam
membuat sunggau adalah pada bagian atas sungau dipastikan terbuka ke
lingkungan luar atau tidak terhalang vegetasi tumbuhan di sekitarnya. Tingkat
keberhasilan sunggau cukup kecil berkisar 10-20% dan sangat bergantung pada
musim bunga yang menjadi sumber nektar oleh Apis dorsata (Purwanto,

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

1999).
Sarang lebah madu liar baik berupa madu dahan maupun madu
sunggau yang siap untuk dipanen atau diambil airnya akan dilakukan
pengambilan oleh masyarakat lokal yang dikenal dengan cara dipusung, yang
dicirikan dengan membesarnya pada bagian kantung-kantung air madu
tersebut. Peralatan musung madu ini dikenal masyarakat atau sering disebut
nyenyamu. Nyenyamu pada umumnya dibuat oleh masyarakat menggunakan
ranting-ranting kayu kering yang ada di sekitar hutan dengan perpaduaan
berbagai jenis dedaunan, kemudian ranting dan dedaunan yang dililit
menggunakan tali ketakung (Nepenthes sp.) atau jenis-jenis akar kayu lainnya
yang dapat digunakan. Kegiatan musung menggunakan nyenyamu dilakukan
dengan cara membakar bagian yang terkecil sampai yang terbesar dari
bentuk.

Di Kutip dari Jurnal :


Henri, Hakim, L.,dan Batoro, J.(2018).Kearifan Lokal Masyarakat sebagai
Upaya Konservasi Hutan Pelawan di Kabupaten BangkaTengah, Bangka
Belitung. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 49 57,doi:10.14710/jil.16.1.49-57.

12. Peralatan musung madu dikenal masyarakat dengan sebutan Nyenyamu.


Nyenyamu pada umumnya dibuat oleh masyarakat menggunakan
ranting-ranting kayu kering yang ada di sekitar hutan dengan perpaduaan
berbagai jenis dedaunan, kemudian ranting dan dedaunan dililit
menggunakan tali ketakung (Nepenthes sp.). Berikan tanggapan Anda, apakah
kegiatan Nyenyamu tersebut merupakan kegiatan eksploitasi terhadap
tumbuhan? Berikan alasannya!
Jawaban:
Tentu saja bukan. Dapat dikatakan Kegiatan eksploitasi jika menggunakannya
sudah berlebihan dan sudah merusak hal yang dieksploitasi itu sendiri, namun
pada kegiatan ini masyarakat hanya mengambil sebagain bahan yang
diperlukan untuk dimanfaatkan kembali serta tidak berlebihan dalam

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

pengambilan bahan dan juga penggunaannya juga tidak setiap saat atau hanya
dilakukan berkala saat melakukan pengemabilan madu saja. Selama itu tidak
merusank tumbuhan ataupun habitat hidupnya dan tidak berlebihan saya rasa
itu bukan kegiatan eksploitasi namun memanfaatan sumber daya alam secara
bijak.

13. Apa yang akan terjadi jika masyarakat Bangka Belitung melakukan kegiatan
musung madu tersebut dengan mengeksploitasi berlebihan terhadap
penggunaan flora yang digunakan sebagai bahan untuk membuat alat
Nyenyamu?Berikan penjelasannya!
Jawaban:
Tentu saja jika masyarakat melakukan eksploitasi secara besar atau
berlebihan akan menyebabkan kerugian secara ekosistem juga kerugian
berkepanjangan bagi masyarakat itu sendiri dikarenakan akan kesulitan
untuk mendapat bahan-bahan dihari kelak. Itu juga akan merusak flora dan
ekosistem serta berpegaru langsung kepada habitat dari fauna jugan jadi
dpaat dilihat jika melakukan eksploitasi kepada flora maka akan
berpengaruh juga terhadapap masyarakat serta fauna di lingkungan tersebut.

14. Upaya apa yang harus dilakukan oleh masyarakat Bangka Belitung agar
kegiatan musung madu tersebut tidak berdampak negatif pada
keberlangsungan hidup flora Bangka Belitung?
Jawaban:
Tentu saja masyarakat Bangka Belitung harus menjaga hutan yang
menjadi habitat atau tempat tumbuh bagi flora yang ada, tidak melakukan
eksploitasi berlebihan serta melakukan pelestarian flora yang dilakukan
dengan penanaman kembali(reboisasi) atau membuat hutan lindung sebagai
tempat teraman untuk floranya.

Bacalah dengan seksama artikel di bawah ini untuk menjawab soal no 15 dan 16!!

KULAT PELAWAN

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Jamur pelawan atau yang lebih dikenal masyarakat lokal Bangka Belitung
yaitu kulat pelawan. Jamur pelawan merupakan jamur pangan yang bernilai
ekonomis tinggi dengan harga 2 juta/kg jamur kering. Mahalnya harga jual ini
disebabkan karena faktor tumbuh jamur susah untuk dibudidayakan dan hanya
mengandalkan pertumbuhan alami di sekitar pohon pelawan (T. merguensis)
sebagai inangnya. Masyarakat menyakini tumbuhnya jamur ini hanya terdapat
pada pohon pelawan (T. merguensis) dan sampai saat ini jamur pelawan
belum bisa dikembangbiakkan, walaupun telah dilakukan kajian mengenai
ekologi jamur tersebut.
Jamur Pelawan juga merupakan salah satu jamur pangan yang tinggi
protein dan rendah lemak sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di
Pulau Bangka khususnya di Desa Namang sebagai bahan menu
tradisionalnya dan masyarakat menyimpannya dalam bentuk kering untuk
dapat dikonsumsi sewaktu-waktu. Jamur ini juga memiliki kapasitas sebagai
sumber potensial pangan fungsional karena memiliki kandungan mineral, serat
pangan, biotin, dan vitamin C yang tinggi untuk dapat membantu mencukupi
kebutuhan tubuh, serta memiliki kemampuan yang baik sebagai antioksidan.
Jamur pelawan mengandung 7 asam amino esensial antara lain: treonin, valin,
metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, dan lisin.
Kandungan biotin dan vitamin C dari jamur ialah 27,35 μg/100g, dan 12,46
mg/100g. Hasil analisis kandungan mineral menunjukkan bahwa untuk setiap 1
kg jamur pelawan mengandung 31,60 g kalium (K); 5,80 g fosfor (P); 0,52 g natrium
(Na); 14,88 mg kalsium (Ca); 62,52 mg zat besi (Fe); dan 67,86 mg seng (Zn). Selain

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

itu, jamur pelawan kandungan antioksidan yang terdiri atas komponen fenolik
sebesar 4,77 mg GAE/g, sedangkan pada komponen pigmen dan antioksidan
lainnya seperti β-karoten dan likopen ialah 15,37 μg/g dan 6,34 μ μg/g (Rich,
2011).

Di Kutip dari Jurnal :


Henri, Hakim,L.,dan Batoro,J.(2018).Kearifan Lokal Masyarakat sebagai Upaya
Konservasi Hutan Pelawan di Kabupaten BangkaTengah,Bangka Belitung.
Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(1), 49 57,doi:10.14710/jil.16.1.49-57

15. Apa yang akan terjadi jika banyak masyarakat Bangka Belitung yang tertarik
untuk membudidayakan kulat pelawan ? Berikan penjelasannya!
Jawaban:
Menurut saya jika masyarakat tertarik untuk membudidayakan kulat pelawan
makan akan baik bagi pelestarian flora terutama pohon pelawan. Seperti yang
sudah dijelaskan belum ada tempat yang cocok untuk pembudidayaan kulat
pelawan dan kulat ini hanya bisa hidup didekat inangnya yakni pohon pelawan,
dari sini kita dapat melihat bahwa ada kasus dimana kesulitan
pengembangbiakan kulat pelawan jika tidak adanya pohon pelawan dari siru
pula kita dapat mencari solusi berupa pelestarian pohon pelawan agar dapat
membudidayakan kulat pelawan. Saya dapat mengatakan akan baik bagi
pelestarian flora karena melalui budidaya kulat pelawan masyarakat akan
menjaga pohon pelawan serta melestarikannya sehinga dapat kulat pelawannya.

16. Upaya apa yang dapat dilakukan oleh masyarakat Bangka Belitung agar mereka
tetap bisa megenal bahkan bisa menikmati rasa dari kulat pelawan? Berikan
penjelasannya!
Jawaban:
Tentu saja masyarakat harus melestarikan dan menjadi pohon pelawan agar
dapat menikmati dan mendapatkan kulat pelawan yang hanya dapat tumbuh
didekat pohon pelwan sebagai inangnya.

Penilaian LKM Nilai akhir : Skor yang diperoleh x 100


Skor maksimal

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5


LEMBAR KERJA MAHASISWA

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi PGSD 5

Anda mungkin juga menyukai