Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN.

R DENGAN
MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KEDIRI LOMBOK BARAT

Disusun Oleh:
SRI KURNIAWATI
090STYJ19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG PROFESI
MATARAM
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga sampai sekarang kita bisa beraktivitas
dalam rangka beribadah kepada-Nya dengan salah satu cara menuntut ilmu.
Shalawat serta salam tidak lupa penulis senandungkan kepada tauladan semua
umat Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan
melalui Al-Qur’an dan Sunnah, serta semoga kesejahteraan tetap tercurahkan
kepada keluarga beliau, para sahabat-sahabatnya dan kaum muslimin yang tetap
berpegang teguh kepada agama Islam.
Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada Ibu Baiq Nurul Hidayati,
Ners.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing Keperawatan KKG yang telah
memberikan bimbingan dan masukan sehingga Asuhan Keperawatan mengenai
“Hipertensi Pada Keluarga Tn.’’R” ini dapat tersusun sesuai dengan waktu yang
telah di tentukan. Semoga amal baik yang beliau berikan akan mendapat balasan
yang setimpal dari Allah S.W.T.
Akhir kata semoga Makalah ini senantiasa bermanfaat pada semua pihak
untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mataram, 06 Juli 2020

Penulis,

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 KONSEP KELUARGA
1.1 Definisi Keluarga......................................................................................1
1.2 Tugas Perkembangan Keluarga................................................................1
1.3 Fungsi Keperawatan Keluarga..................................................................2
1.4 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga.....................................................3
BAB 2 KONSEP DASAR PENYAKIT
2.1 Definisi.....................................................................................................5
2.2 Etiologi.....................................................................................................5
2.3 Klasifikasi.................................................................................................5
2.4 Manifestasi Klinis.....................................................................................6
2.5 Komplikasi...............................................................................................6
2.6 Patofisiologi..............................................................................................7
2.7 Pemeriksaan Penunjang............................................................................7
2.8 Penatalaksanaan........................................................................................8
BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.............................................................................................10
3.2 Diagnosa................................................................................................20
3.3 Intervensi...............................................................................................22
3.4 Implementasi.........................................................................................23
3.5 Evaluasi.................................................................................................23

3
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu
sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun
adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.

2.2 Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit
4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.

4
2.3 Fungsi Keperawatan Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
1. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling
menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
2. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada
disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada
anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan
yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian,
dan tempat tinggal.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan untuk melaksanakan
praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan
atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat

5
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah
kesehatan.

2.4 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga
dibagi menjadi 8 :
1. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami
prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).
2. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post partum
6 minggu.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar
dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar
rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

6
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.
7. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu
santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta
persiapan masa tua.
8. Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima
kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan
life review masa lalu.

7
BAB 2
KONSEP DASAR PENYAKIT

3.1 Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume 4
nomor 1, Mei 2016).

3.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan
yaitu ( Wijayaningsih, 2013) :
1. Hipertensi primer atau essensial yang tidak diketahui penyebabnya atau
idiopatik terdapat sekitar 90% kasus dan banyak penderita tidak
menunjukkan gejala atau keluhan.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus.
Penyebab spesifikasinya diketahui seperti glomerulonephitis,
penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertesi vascular renal,
hiperaldosteronisme primer, sindrom chusing, feokromositoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilandan
lain-lain.

3.3 Klasifikasi
Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas premature, yang
meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik. Menurut

8
Joint National Committee (JNC) VII hipertensi diklasifikasikan sebagai
berikut (Smaletzer dan Bare, 2006) :
1. Normal yaitu sistolik <130 mmHg dan diastolik <85 mmHg.
2. High Normal yaitu sistolik 130-139 mmHg dan diastolik 85-89 mmHg.
3. Hipertensi Grade 1 atau ringan yaitu sistolik 140-159 mmHg dan
diastolik 90-99 mmHg.
4. Hipertensi Grade 2 atau sedang yaitu sostolik 160-179 mmHg dan
diastolik 100-109 mmHg.
5. Hipertensi Grade 3 atau berat yaitu sistolik 180-209 mmHg dan
diastolik 110-119 mmHg.
6. Hipertensi Grade 4 atau sangat berat yaitu sistolik >210 mmHg dan
diastolik <120 mmHg.

3.4 Manifestasi klinik


Tanda gejala hipertensi menurut (Pujiastuti, 2011) antara lain :
1. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
2. Nyeri kepala akibat meningkatnya tekanan intrakranial
3. Mual dan muntah
4. Pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler
5. Lemas dan kelelahan
6. Sesak nafas
7. Gelisah

3.5 Komplikasi
Komplikasi pada hipertensi menurut (Murwani,2009) diantaranya:
1. Pada ginjal
Penyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal dan glumerulus.
2. Pada otak
Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang disebabkan oleh
hipertensi.

9
3. Pada mata
Tekanan darah tinggi dan hipertensi yang berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada retina.

3.6 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Pada titik ini, neuron
perganglion melepaskan asetilkolin ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinfrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Pada
saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang.
Mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Hormone ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler (Smaletzer dan Bare, 2005).
Ginjal mampu meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim
renin yang memicu pembentukan hormone angiotensi dan pelepasan hormone
aldosteron. Sistem saraf simpatik sementara waktu meningkatkan tekanan
darah selama respon reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar, saraf
simpatik juga meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung,
melepaskan hormone epinefrin yaitu adrenalin dan norepinefrin atau
noraderenalin yang merangsang pembuluh darah. Ditambah lagi stress
merupakan pencetus menigkatkan tekanan darah dengan proses pelepasan
hormone epinefrin dan noreprinefrin (Triyanto,2014).

3.7 Pemeriksaan penunjang


1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan disesuaikan dengan faktor
risiko dan klinis pasien :
1) Penilaian risiko kardiovaskular : Gula darah puasa, profil lipid, asam
urat.
2) Penilaian penyebab hipertensi : TSH (Thyroid-stimulating hormone)

10
3) Penilaian komplikasi hipertensi :
- Serum kreatinin untuk perhitungan Egfr
- Serum sodium, potassium dan kalsium
- Urinalisa
2. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Terdapat berbagai pilihan pemeriksaan untuk menilai ada tidaknya
komplikasi:
1. Elektrokardiografi : digunakan untuk menilai apakah terjadi
komplikasi seperti infark miokard akut atau gagal jantung
2. Foto polos thoraks : digunakan untuk menilai apakah terjadi
pembesaran ventrikel atau edema paru
3. Ekokardiografi : digunakan untuk melihat fungsi katup dan bilik
jantung
4. Doppler perifer : digunakan untuk melihat struktur pembuluh darah,
misalnya pada thrombosis vena dalam dan penyakit arteri perifer
5. USG ginjal : digunakan untuk melihat adanya kelainan pada ginjal,
misalnya batu ginjal atau kista ginjal
6. Skrining hipertensi endokrin
7. CT scan kepala

3.8 Penatalaksanaan medis


Penatalaksanaan hipertensi menurut (Padila, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Farmakologis
Obat diuretika, beta blocker seperti captofril, calcium channel blocker
atau penghambat ACE digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang menyertainya.
2. Non Farmakologis
1) Diet
Diet rendah kolestrol dan asam lemak jenuh, penurunan BB, asupan
etanol, menghentikan rokok, diet tinggi kalium.
2) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga teratur dan terarah.

11
3) Edukasi psikologis
a. Teknik biofeedback
Biofeedback gunakan untuk mengatasi nyeri kepala dan migraine,
kecemasan dan ketegangan.
b. Teknik relaksasi
Latihan fisik dan olahraga teratur untuk penderita hipertensi.
Bersifat alamiah untuk mengatasi hipertensi, misalnya teknik
relaksasi otot progresif.

12
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : senin, 06 Juli 2020
1. Data Umum
a. Kepala Keluarga KK : Tn.R
b. Alamat : Dusun Perendekan selatan desa Giri Sasak,
Kec.Kuripan, Lombok Barat
c. Pekerjaan KK : Petani
d. Pendidikan KK : SD
e. Komposisi Keluarga :
Hub Pendidika
No Nama J.Kelamin Umur Ket
KK n

1 50 Tidak
Ny.M Perempuan Istri Sehat
tahun sekolah

Genogram :

× × × ×

Ket : × = Laki-Laki meninggal


= Perempuan Meninggal
×
= Laki-Laki
= Perempuan
= Garis Keturunan

13
f. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. R adalah tipe keluarga inti, yaitu keluarga yang
terdiri dari seorang suami yang mencari nafkah, seorang istri yang
mengurusi rumah tangga.
g. Suku Bangsa
Tn.R dan Ny.M bersuku Sasak. Dalam kehidupan sehari-hari,
masyarakat dengan suku sasak memiliki kebiasaan yang makan berkuah
santan. Tn.R dan Ny.M tidak memiliki perbedaan dalam mengkonsumsi
makanan sehari-hari. Ny.M dan semua anggota keluarga mengkonsumsi
makanan yang sama tanpa ada diet tertentu untuk Tn. R yang menderita
hipertensi, Ny.M mengatakan mengkonsumsi garam yang tidak
berlebihan dan mengurangi makanan yang pedas dan berkuah santan
untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Sebagian besar masyarakat sekitar rumah Tn.R adalah suku sasak,
menurut Tn.R kebiasaan berobat keluarga adalah berobat ke dokter atau
ke puskesmas, dan juga yang ke dukun. keluarga mengatakan bahwa
keluarga sangat jarang ke dukun. Ny.M mengatakan ia dan keluarga
jarang berobat ke dukun. Ny.M mengatkan jarang memeriksa kesehatan
ke pelayanan kesehatan karena keluhan yang beliau rasakan hilang
timbul. Menurut Tn. R, ia akan ke pelayanan kesehatan jika terasa sakit
yang tak tertahankan.
h. Agama
Keluarga Tn. R beragama Islam. Keluarga Tn.R meyakini bahwa
penyakit yang diderita oleh dirinya merupakan takdir dari Tuhan dan
kesembuhannya juga dari Tuhan. Tn. R dan Ny.M rajin melakukan
sholat 5 waktu. Tn.R mengatakan selalu pergi ke masjid untuk sholat
berjamaah, sedangkan Ny.M jarang ke masjid karena lebih nyaman
sholat di rumah. Keluarga Tn. R aktif di dalam kegiatan pengajian dan
mengikuti acara-acara pengajian lainnya seperti syukuran dan
sebagainya.

14
i. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Tn.R adalah keluarga dengan golongan ekonomi yang
menengah. Sumber penghasilan keluarga Tn.R berasal dari
penghasilan bertani sendiri dan terkadang di bantu oleh penghasilan
anak-anaknya. Tn.R mengatakan penghasilan rata-rata dalam sebulan
adalah ±500-1.000.00 juta perbulan. Pengeluaran keluarga difokuskan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti pangan, sandang,
papan termasuk di dalamnya untuk kesehatan.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. R tidak pernah melakukan aktivitas rekreasi. Di
karenakan lebih sering melakukan aktivitas di sawah.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a.Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. R adalah tahap perkembangan
dengan usia lanjut.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. R yang belum terpenuhi adalah
tidak ada yang belum terpenuhi, semua kebutuhan dan kebersamaan
sudah terpenuhi dengan adanya anak dan cucu yang sudah ada.
c.Riwayat kesehatan keluarga inti
Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
- Tn.R memiliki riwayat penyakit Hipertensi. Keluhan saat ini tidak
ada hanya saja mau memeriksaakan berapa tekanan darahnya.
- Ny.M mengatakan bahwa saat ini tidak ada keluhan apapun, Ny.M
mengatakan ia memiliki riwayat penyakit rematik Ny.M jarang
melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan terkait dengan riwayat
penyakitnya tersebut. Ny.M mengatakan, ia ke pelayanan
kesehatan jika terasa sakit yang tak tertahankan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Tn. R mengatakan orangtuanya sudah meninggal dan memiliki
riwayat penyakit keturunan seperti Hipertensi yang sedang beliau

15
derita. Sedangkan orang tua dari Ny. M sudah meninggal. Ny.M
mengatakan bahwa orangtuanya tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah

Kamar
mandi Kamar 1

dapur
Ruang tamu

pintu

Teras

- Rumah keluarga Tn.S adalah rumah permanen milik sendiri, lantai


dari semen. Perabotan rumah tersusun dengan sedikit rapi. Rumah
terdiri dari 1 buah kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar
mandi, dan teras. Di ruang kamar tamu terdapat, tikar dan lemari.
Ventilasi dan penerangan di dalam rumah cukup baik. Ada jendela
kamar yang selalu dibuka dan ada yang tidak.
- Sumber air mandi, mencuci baju dan mencuci piring menggunkan
air sumur . Kondisi air bersih, jernih dan tidak berbau. Sedangkan
untuk minum, keluarga Ny.M menggunakan air galon. Sampah
keluarga dikumpulkan di tong sampah lalu di bakar, limbah rumah
tangga langsung di buang ke lubang got yang sudah di sediakan
keluarga. Pekarangan rumah cukup bersih. Terdapat tanaman hias
yang di tanam di dalam pot. Jamban/WC keluarga berada di dalam
rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Hubungan keluarga Tn. R dengan tetangga berjalan dengan baik.
Keluarga Tn. R berinteraksi dan berkomunikasi yang baik dengan
tetangga sekitar rumah, keluarga Tn. R selalu aktif dalam kegiatan

16
masyarakat. Masyarakat disekitar rumah Tn. R merupakan masyarakat
sasak. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai buruh atau petani di
sawah, karyawan swasta, pedagang. Rumah masyarakat di sekitar
keluarga Tn. R hampir sama besar dan tidak ada rumah yang
mencolok. Perumahan di wilayah tempat tinggal Tn. R cukup rapat
sehingga terdapat gang akses keluar masuk. Jarak rumah ke pelayanan
kesehatan ± 5 km. Lingkungan rumah masih terlihat kental dengan
budaya masyarakat.
c.Mobilitas geografis keluarga (lama keluarga tinggal di dusun atau
pindahan)
Keluarga Tn. R merupakan penduduk asli Dusun perendekan,
sudah lama hidup menetap disini dan tidak pernah pindah rumah ataupun
merantau. Keluarga Tn. R bisa bisa beradaptasi dengan baik di
lingkungan tempat beliau dan keluarga tinggal.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. R sering berkumpul dengan tetangga pada waktu sore
hari menjelang maghrib. Ketika berkumpul dengan keluarga, anggota
keluarga saling berbagi cerita. Hubungan keluarga dengan masyarakat
sekitar berjalan dengan baik. Akan tetapi, keluarga sangat aktif
menghadiri ataupun mengikuti dan terlibat langsung dalam kegiatan
yang ada dalam masyarakat.
Jumlah anggota keluarga yang sehat saat ini ada 1 orang dan
terdapat 1 orang yang sakit yaitu Tn. R, terkait dengan masalah penyakit
yang diderita oleh Tn. R, keluarga memeriksakan kesehatan pada unit
pelayanan kesehatan yang ada di lingkungan tempat tinggal. Yaitu
Puskesmas Pembantu Giri sasak. Jika salah satu saja anggota keluarga
yang sakit, maka keluarga akan membawanya berobat pada unit
pelayanan kesehatan yang ada. Tn. R dan dan keluarganya memiliki
kartu kis untuk berobat. Jika ada yang sakit maka yang akan membiayai
biaya pengobatan adalah Tn.S dan anak-anaknya. Dukungan masyarakat
sekitar terkait dengan kebiasaan mengunjungi orang sakit masih berlaku
di daerah ini.

17
4. Struktur Keluarga
a. Struktur peran
- Tn. R berperan sebagai suami bagi Ny.M, berperan sebagai pencari
nafkah dan pemimpin bagi keluarga. Tn.R merupakan pengambil
keputusan tertinggi dalam keluarganya.
- Ny.M berperan sebagai istri bagi Tn.R, peran pasangan pernikahan
dikukuhkan terlihat dari hubungan Ny.M dan Tn.R yang baik.
Ny.M terlihat santun kepada Tn.R bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan mengurusi semua keperluandi rumah.
b. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn. R memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga
seperti norma-norma yang berlakudalam masyarakat. Keluarga Tn. R
berpegang teguh dengan nilai dan norma adat Sasak dna agama islam.
Ketika ada keluarga yang sakit, langsung dibawa berobat ke puskesmas
atau rumah bidan. Keluarga sangat jarang membawa anggota keluarga
berobat ke dukun. Tn. R mengatkan nilai dalam keluarga yang paling
penting:
- Nilai agama merupakan nilai tertinggi dalam keluarga keluarga
yang sanga penting sebagai pedoman menjalankan kehidupan
- Pendidikan dianggap sangat penting untuk mencapai
karis/pekerjaan yang baik.
- Pekerjaan menurut Tn. R pekerjaan itu sama saja, tetapi alangkah
baiknya jika mendapat pekerjaan yang tetap
- Kesehatan, Tn. R mengatakan kesehatan merupakan hal yang
penting. Jika keluarga sehat, maka semua kegiatan dan nilai-nilai
keluarga dapat terlaksana dengan baik.
Tn. R mengatakan memiliki kebiasaan dalam keluarga seperti
mengucapkan salam ketika masuk dan keluar rumah dan sebagainya.
c.Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara keluarga berjalan dengan baik. Tn. R
mengatkan bahwa komunikasi dalam keluarganya sangat terbuka.
Komunikasi dilakukan secara efektif dan berlangsung dua arah. Bahasa

18
komunikasi sehari-hari adalah bahasa sasak. Keluarga mengatakan
bahwa selama ini belum ada hambatan dan kesulitan berkomunikasi
dalam keluarganya.
d. Struktur kekuasaan keluarga (siapa pengambil keputusan)
Ny.M mengatakan yang selalu pengambil keputusan adalah
suaminya yaitu Tn.R.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit
langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit..
b. Fungsi sosialisasi
Tn. R mengatakan saling membantu dalam membesarkan dan
mengasuh anak-anak. Ny.M mengatakan membesarkan anaknya
berdasarkan pada nilai agama dan budaya sasak. Ny.M menamkan ajaran
agama islam pada anaknya sejak dari kecil.
c. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
- Mengenal masalah kesehatan
Menurut keluarga penyakit yang diderita oleh Tn. R adalah
hipertensi. Keluarga mengatakan bahwa penyakit hipertensi adalah
sakit kepala dan pusing. Namun keluarga tidak mengetahui
komplikasi dari penyakit yang diderita oleh Tn. R.
- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga Tn. R megatakan bahwa jika ada anggota keluarga yang
sakit. Keluarga langsung membawa ke puskesmas atau rumah
bidan. Keluarga mengatakan bahwa mereka semua percaya dengan
tenaga kesehatan.
- Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan bahwa sejauh ini, keluarga tetap
mengusahakan pengobatan ke pelayanan kesehatan seperti dengan
memeriksa tensi.
- Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan
rumah yang kuat

19
Keluarga mengetahui pentingnya pemeliharaan kebersihan
lingkungan dan pentingnya menjaga kekompakan antara masing-
masing anggota keluarga. Akan tetapi, keluarga masih belum
mengetahui bagaimana cara memodifikasi lingkungan tempat
tinggal untuk penderita penyakit hipertensi. Namun tetap
mengusahakan lingkungan rumah selalu bersih.
- Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehat
Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit,
mereka selalu membawanya ke pelayanan kesehatan, seperti
puskesmas. Keluarga memahami pentingnya pemanfataan
pelayanan kesehatan. Selama ini, keluarga sangat merasakan
manfaat adanya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang
ada mudah untuk di jangkau keluarga.
6. Stres dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek
Keluarga Tn.R saat ini tidak memiliki masalah
b. Stresor jangka panjang
Keluarga Ny. M sangat sangat menginginkan Tn. R sembuh dari
semua penyakit yang dideritanya.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Terhadap stress jangka pendek, keluarga mengupayakan untuk tidak
adanya masalah, sedangkan stress jangka panjang keluarga Tn.R
mengupayakan pengobatan, pencegahan, dan perawtan kesehatan
terhadap Tn. R
d. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menggunakan koping yang adaftif dalam keluarga yaitu
dengan bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada di
keluarga. Dalam hal penyelesaian masalah keluarga menyelesaikan
dengan cara bermusyawarah dan berdiskusi bersama anggota keluarga
yang lainnya.

20
e. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. R mengatkan bahwa ketika ada masalah dalam keluarga, baik itu
Tn. R akan merasa pusing, sakit kepala, dan susah tidur. Namun,
ketika sudah dibicarakan bersama, semuanya kembali membaik.
7. Harapan keluarga
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
adalah agar diberi kemudahan dan kesembuhan sehingga keluarga dapat
beraktivitas dengan baik tanpa adanya masalah kesehatan.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah
perawat keluarga dapat memberikan masukan yang tepat terhadap masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga dan membantu keluarga dalam
mengatasi masalah tersebut. Keluarga berharap dapat menambah
pengetahuan mereka tentang kesehatan.
8. Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn.R Ny.M

1. Keadaan Umum Baik Baik

2. Kesadaran CM CM

TD: 160/100 mmHg TD: 100/80 mmHg


N: 90 x/mnt N: 92 x/mnt
3. Tanda-tanda vital
RR: 22x/mnt RR: 22x/mnt
S: 36.50C S: 36.80C

4. Simetris, Benjolan (-) Simetris, Benjolan (-)


Kepala
Lesi (-) Lesi (-)

Lurus, pendek, gelombang, beruban, tidak


Rambut terdapat uban, tidak ada benjolan
ada benjolan

Konjungtiva, tidak Konjungtiva tidak anemis


anemis, sklera tidak sklera tidak iktenik, fungsi
Mata
ikterik, penglihatan penglihatan menurun,
rabun. melihat cukup baik

Telinga Bentuk normal Bentuk normal cerumen(-)


cerumen (-)

21
No Pemeriksaan Fisik Tn.R Ny.M

pendengaran baik, pendengaran baik, simetris


simetris

Polip (-), sinusitis (-), Polip (-), sinusitis (-),


Hidung Lendir (-), Penciuman Lendir (-), Penciuman
baik, Simetris baik, Simetris

Lidah bersih, caries Lidah bersih, caries dentisc


dentisc (+) Sariawan (-) gigi tidak
lengkap membrane mukosa
(-) Sariawan kering
Mulut
(-) gigi tidak lengkap,
membrane mukosa
lembab.

Cukup bersih, turgor Cukup bersih,turgor kulit


5. Kulit
kulit cukup baik, cukup baik

Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


6. Leher
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.

Bentuk simetris, , Bentuk simetris, retraksi


retraksi dinding dinding dada (-)
Inspeksi dada (-) penggunaan otot bantu
penggunaan otot nafas (-)
bantu nafas (-)
7.
Palpasi Vocal fremitus (+) Vocal fremitus (+)

Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Perkusi
pemeriksaan pemeriksaan

Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Auskultasi
pemeriksaan pemeriksaan

ABDOMEN

Inspeksi Simetris Simetris

Tidak teraba Tidak teraba benjolan


Palpasi
8. benjolan

Perkusi Tympani Tympani

Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Auskultasi
pemeriksaan pemeriksaan

9. Genitalia/ Anus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

22
No Pemeriksaan Fisik Tn.R Ny.M

pemeriksaan pemeriksaan

Ekstremitas tidak Ekstremitas tidak edema,


10. Ekstrimitas edema, tidak nyeri tidak nyeri varises (-)
varises (-)

4.2 Diagnosa Keperawatan Keluarga


1. Analisis dan Sintesis Data

No Data Masalah Penyebab


1 DS : Manajemen Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan kesehatan keluarga
kurang memahami cara keluarga merawat
merawat. tidak efektif dalam mengenal
- Keluarga mengatakan masalah anggota
makanan Tn”R” sama keluarga dengan
dengan keluarga yang hipertensi
lain
- Pola tidur Tn”R” tidak
sesuai dan kurang dari
kebutuhan
- Tn “R” mengatakan
khawatir tensinya
semakin tinggi
- Keluarga kurang
memahami cara
mengenal masalah Tn
“R” yang khawatir
tensinya akan bertambah
tinggi
DO :
- Keluarga tampak
bingung dengan penyakit
yang diderita Tn.R
- TD: 160/100 mmHg
- N: 90 x/i
- RR:22x/i
- S: 36.50C

2. Perumusan Diagnosis Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan (PES)

23
1 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota
keluarga dengan hipertensi.

3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan


No.D Kriteria Skor Pembenaran
x
1 a. Sifat masalah 2/3x1= 0,6 Rasa takut menyebabkan
peningkatan TD yang
dapat memperburuk
keadaan

Pemberian penjelasan
b. Kemungkinan masalah 1/2x2= 1
yang tepat dapat
dapat diubah
membantu menurunkan
rasa takut

Penjelasan dapat
c. Potensial masalah 2/3x1=0,6 membantu mengurangi
untuk dicegah rasa takut

Keluarga menyadari
2/2x1=1 dengan mematuhi diet
d. Menonjolnya masalah
yang dianjurkan dapat
mengrangi rasa khawatir
Tn”R”
Total 3,2

4. Prioritas Diagnosis Keperawatan


Prio Diagnosis Keperawatan Skor
ritas
1 Manajemen kesehatan keluarga tidak 3.2
efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam
mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi.

24
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
keluarga
Manajemen Setelah 1. Berikan 1. Asupan garam yang
kesehatan dilakukan penjelasan pada tinggi dapat
keluarga kunjungan keluarga mengganggu
tidak efektif rumah 3x30 tentang diet keseimbangan
berhubungan mnt yang sesuai natrium alami yang
dengan diharapakan untuk penderita ada dalam tubuh.
ketidakmampuan keluarga hipertensi yaitu Kadar natrium
keluarga merawat mampu diet rendah dalam tubuh bisa
dalam memberikan garam, rendah meningkat,
mengenal perawatan lemak dan sehingga
masalah anggota pada Tn. R kolesterol menyebabkan
keluarga dengan dengan kriteria retensi natrium,
hipertensi hasil : kemudian hal ini
1. Adanya dapat meningkatkan
usaha tekanan yang
untuk tidur diberikan oleh
sesuai aliran darah
kebutuhan. terhadap dinding
2. Periksa pembuluh darah
secara 2. Anjurkan pada 2. Pengelolaan
teratur ke keluarga untuk hipertensi harus
pelayanan mengkonsumsi dilakukan dengan
kesehatan makanan sesuai komprehensif bukan
3. Ungkapan dengan diet hanya kuratif saja
Tn R tidak hipertensi harus didukung
takut. dengan asupan yang
4. Wajah Tn tidak
R tampak mengakibatkan
relaks perburukan kondisi.
3. Anjurkan pada 3. Tekanan darah
keluarga untuk mereka secara alami
jadwal tidur naik dan turun
Tn. R dalam pola berputar
selama sepanjang
hari. Cenderung
naik di tengah hari
dan mencapai angka
terendah di tengah

25
malam, saat
waktunya mencapai
tidur dalam.
4. Anjurkan 4. Resiko berbahaya
kepada yang mungkin
keluarga ditimbulkan
memeriksakan hipertensi, alangkah
Tn. R secara baiknya mencegah
teratur. daripada mengobati
dengan melakukan
pemeriksaan
tekanan darah untuk
deteksi dini
hipertensi.

5. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No, tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
dan keperawatan
waktu
1. senin Manajemen 1. Menganjurkan pada S : Keluarga
06 kesehatan keluarga mengatakan sudah
juli keluarga tidak memerikasakan Tn. R memahami
2020 efektif setiap minggu dan tentang cara
09:30 berhubungan minum obat secara merawat keluarga
WIB dengan teratur. dengan hipertensi
ketidakmampuan 2. Memberikan dengan
keluarga penjelasan pada memperhatikan
merawat dalam keluarga tentang diet diet, pola tidur
mengenal yang sesuai dengan dan kontrol secara
masalah hipertensi pada teratur
anggota keluarga makanan yang O : keluarga dapat
dengan diberikan Tn. R harus mengungkapkan
hipertensi benar-benar rendah kembali cara
garam, mengurangi merawat keluarga
makanan berlemak hipertensi dengan
3. Menganjurkan pada memperhatikan
keluarga untuk diet, pola tidur
mengatur pola tidur dan kontrol
pada siang hari teratur. Makanan
sebaiknya digunakan yang disajikan
untuk istirahat untuk Tn. R sama
dengan anggota
keluarga yang lain
A : Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan

26
Intervensi

Sri Kurniawati Sri Kurniawati


2. Selasa 1. Menganjurkan pada S : Keluarga
07 keluarga mengatakan sudah
juli memerikasakan Tn. R menyendirikan
2020 setiap minggu dan makanan Tn. R
09:30 minum obat secara dengan anggota
WIB teratur. keluarga
2. Memberikan O : Tn. R mengatakan
penjelasan pada sudah tidak takut lagi
keluarga tentang diet dengan tensinya.
yang sesuai dengan Makanan yang
hipertensi pada disajikan untuk Tn. R
makanan yang nasi, sayur asam,
diberikan Tn. R harus lauk tahu, tempe
benar-benar rendah garing Makanan
garam, mengurangi untuk Tn. R dan
makanan berlemak anggota keluarga
3. Menganjurkan pada yang lain tersendiri
keluarga untuk Wajah Tn. R tampak
mengatur pola tidur lebih relaks
pada siang hari A : Tujuan tercapai
sebaiknya digunakan sebagian
untuk istirahat P : Lanjutkan Intervensi

Sri Kurniawati Sri Kurniawati


3. Rabu 1. Menganjurkan pada S : Keluarga
08 keluarga mengatakan sudah
juli memerikasakan Tn. R menyendirikan
2020 setiap minggu dan makanan Tn. R
09:30 minum obat secara dengan anggota
WIB teratur. keluarga
2. Memberikan O : Tn. R mengatakan
penjelasan pada sudah tidak takut
keluarga tentang diet lagi dengan
yang sesuai dengan tensinya Makanan
hipertensi pada yang disajikan
makanan yang untuk Tn. R nasi,
diberikan Tn. R harus sayur asam, lauk
benar-benar rendah tahu, tempe garing
garam, mengurangi Makanan untuk
makanan berlemak Tn. R dan anggota

27
3. Menganjurkan pada keluarga yang lain
keluarga untuk tersendiri Wajah
mengatur pola tidur Tn. R tampak
pada siang hari lebih relaks
sebaiknya digunakan A : Tujuan tercapai
untuk istirahat P : Lanjutkan
intervensi

Sri Kurniawati Sri Kurniawati

28
DAFTAR KASUS DAN TINGKAT PENCAPAIAN KEPERAWATAN
KELUARGA
NO TINGKATAN
KETERAMPILAN KLINIK TTD
PENCAPAIAN
1 Keluarga Pasangan baru 1 2 3 4
1.1 Askep terkait komunikasi dan interaksi 1 2 3 4
Askep terkait perubahan kebutuhan fisiologis 1 2 3 4
Askep terkait perubahan social 1 2 3 4
1.2
1 2 3 4
1.3 Askep terkait persiapan kehamilan
1.4
2 Keluarga Menanti Kelahiran 1 2 3 4
Askep terkait kebutuhan fisiologis kehamilan 1 2 3 4
Askep terkait kebutuhan psikososial kehamilan 1 2 3 4
2.1
1 2 3 4
2.2 Askep terkait kebutuhan nutrisi bumil
2.3
3 Keluarga Dengan Todler 1 2 3 4
3.1 Askep terkait nutrisi dan laktasi 1 2 3 4
3.2 Askep terkait kebutuhan pertumbuhan dan 1 2 3 4
perkembangan usia 1 hari – 36 bulan
4 Keluarga dengan balita 1 2 3 4
4.1 Askep terkait kebutuhan pertumbuhan dan 1 2 3 4
perkembangan usia balita
4.2 Askep terkait kebutuhan pola asuh 1 2 3 4
5 Keluarga dengan anak usia sekolah(AUS) 1 2 3 4
5.1 Askep terkait kebutuhan fisiologis AUS 1 2 3 4

5.2 Askep terkait kebutuhan psikososial AUS 1 2 3 4


5.3 Askep terkait kebutuhan belajar AUS 1 2 3 4
6 Keluarga dengan Remaja 1 2 3 4
6.1 Askep terkait kebutuhan fisiologis remaja 1 2 3 4
6.2 Askep terkait kebutuhan psikososial remaja 1 2 3 4
6.3 Askep terkait kebutuhan komunikasi dan 1 2 3 4
interaksi dengan remaja
7 Keluarga dewasa 1 2 3 4
7.1 Askep terkait penyakit menular 1 2 3 4
7.2 Askep terkait penyakit tidak menular 1 2 3 4

29
KETERANGAN:

1. Nilai 1 =Pernah melakukan 1 kali, perlu bimbingan dan supervisi lebih


lanjut
2. Nilai 2=Pernah melakukan lebih dari 1 kali, perlu bantuan sebagian
dan supervisi seperlunya
3. Nilai 3=Kompeten, hampir tidak membutuhkan bantuan dan perlu
supervisi minimal
Nilai 4=kompeten, tidak perlu bantuan dan dapat membantu
mengajarkan ke yang lain

DAFTAR KETERAMPILAN DAN TINGKAT PENCAPAIAN


KEPERAWATAN KELUARGA
NO TINGKATAN
KETERAMPILAN KLINIK TTD
PENCAPAIAN
1 Melakukan komunikasi efektif 1 2 3 4
2 Melakukan pemeriksaan fisik 1 2 3 4
3 Melakukan pemeriksaan terkait sesuai 1 2 3 4

30
kebutuhan keluarga
4 Melakukan pemberian edukasi kesehatan 1 2 3 4
5 Menyiapkan media edukasi kesehatan sesuai 1 2 3 4
kebutuhan keluarga
6 Melakukan pemberian intervensi keperawatan 1 2 3 4
sesuai prosedur keperawatan dan kebutuhan
keluarga berdasarkan masalah keperawatan
7 Melakukan terapi modalitasatau komplementer 1 2 3 4
sesuai masalah keperawatan dalam keluarga
8 Melakukan koordinasi dan rujukan sesuai 1 2 3 4
kebutuhan keluarga

KETERANGAN:

1. Nilai 1 =Pernah melakukan 1 kali, perlu bimbingan dan supervisi lebih


lanjut
2. Nilai 2=Pernah melakukan lebih dari 1 kali, perlu bantuan sebagian dan
supervisi seperlunya
3. Nilai 3=Kompeten, hampir tidak membutuhkan bantuan dan perlu supervisi
minimal
Nilai 4=kompeten, tidak perlu bantuan dan dapat membantu mengajarkan
ke yang lain

31

Anda mungkin juga menyukai