Anda di halaman 1dari 10

2.

1 JabatanProfesional

1. Pengertian

Pengertian profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu, sedangkan pengertian Profesional adalah bersangkutan dengan dengan profesi
yang membutuhkan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Adapun pengertian
profesional menurut para ahli adalah :

 Kusnanto
Menurut Kusnanto, profesional adalah sesorang yang memiliki kompetensi dalam suatu
pekerjaantertentu.
 BudiPurnawanto
Menurut Budi Purnawanto, Profesional adalah bagian dari proses, fokus kepada output dan
berorientasi ke custemer.
 HarySuwanda
Menurut Hary Suwanda, profesional adalah seseorang yang ahli dibidangnya dan
mengandalkan keahliannya tersebut sebagai matapencahariannya.

Pengertian jabatan profesional adalah seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi yang
mendasari keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan
memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya.
(T.Raka Joni,1980).

Dalam UU Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan bahwa,

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah”.

Ada 4 strategi dasar jabatan profesi dalam pembelajaran, yang meliputi hal – hal
berikut :

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah


laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yangdiharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar – mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidupmasyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar – mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru
dalam menunaikan kegiatanmengajarnya.

1
4. Menetapkan norma – norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta
standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam
melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar – mengajar yang selanjutnya akan
dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secarakeseluruhan

2. Ciri – Ciri ProfesionalGuru

a. Jabatan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang
hanya diperolehdari lembaga – lembaga pendidikan yang sesuai, sehingga
kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya.
Seperti seorang dokter, psikolog, saintis, ekonom dan berbagai profesi lainnya
dihasilkan dari lembaga – lembaga pendidikan yang relevan dengan profesi
tersebut.
b. Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang
spesifik sesuai denganjenisprosfesinya.
c. Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan pada latarbelakang
pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat, sehingga semakin
tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai profesinya, semakin tinggi pula
tingkatkeahliannya.

3. Komponen – Komponen Jabatan ProfesionalGuru

Ada 7 komponen yang harus dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai guru yang profesional :

a. Guru sebagai sumberbelajar

Peran guru sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi
pelajaran dengan baik dan benar. Guru yang profesional manakala ia dapat menguasai
materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber
belajar bagi anak didiknya. Apapun yang ditanyakan siswa berkaitan dengan materi
pelajaran yang diajarkan, ia akan bias menjawab dengan penuh keyakinan. Sebagai
sumber belajar, guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak darisiswanya.

b. Guru sebagaifasilitator

Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk


memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebagai fasilitator guru juga
dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
siswa, agar siswa dapat menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi
belajar mereka.

c. Guru sebagaipengelola

Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam


menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman.
Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif
untuk terjadinya proses belajar yang baik juga. Guru sangat penting untuk
merencanakan tujuan belajar, agar topic yang dasampaikan dapat dimengerti anadidik.
Melalui fungsi ini guru berusaha menjembatani jurang diamana murid berada dan
kemana mereka harus pergi. Mengawasi membimbing dan mendorong siswa sehingga
mereka dapat mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

d. Guru sebagaidemonstrator

Peran guru sebagai demonstrator adalah peran guru agar dapat mempertunjukkan
kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih memahami dan
mengerti setiap pesan yang disampaikan. Dengan cara, memberikan perilaku yang
baik dalam setiap aspek kehidupan dan merupakan guru yang diteladani karena sosok
yangideal.

e. Guru sebagaipembimbing

Peran guru sebagai pembimbing adalah dengan cara menjaga, mengarahkan dan
membimbing siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya. Guru
tidak memaksakan anak didiknya jadi ‘ini’ dan jadi ‘itu’. Guru juga bias memahami
setiap anak didiknya dari gaya belajarnya dan melalui bakatnya. Guru juga harus
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan
proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala,
sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswanya dan apa yang harus
dilakukan.

f. Guru sebagaimotivator

Dalam proses pembelajaran motovasi merupakan salah satu aspek dinamis yang
sangat penting. Sering terjadi yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kurangnya kamampuan, tetapi disebabkan oleh kurangnya motivasi untuk belajar,
untuk itu sebagai guru harus dituntut dapat membangkitakn semangat belajar siswa,
dengan cara:

– Memperjelas tujuan yang ingindicapai


– Membangkitkan minatsiswa
– Menciptakan suasana belajar yangmenyenangkan
– Memberi pujian yang wajar terhadap keberhasilan belajarsiswa
– Memberikan penilaian yang posiif
– Menciptakan persaingan yang sehat dankerjasama.

g. Guru sebagaievaluator

Sebagai evaluator guru mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan


pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil
akhir pembelajaran (berupa nilai atau angka-angka) tetapi dilakukan terhadap proses,
kinerja dan skill siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang bertujuan untuk
menilai keberhasilan siswa memegang peranan penting. Sebab dengan evaluasi guru
dapat menentukan apakah siswa yang diajarkan sudakah memiliki kompetensi yang
telah ditetapkan, sehingga mereka dapat diberi pelajaran yang baru.
Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau makna tertentu pada
sesuatu yang dievaluasikan. Terkadang guru memberikan evaluasi dengan cara
memberikan tes, itu kurang tepat karena tes secara umum hanya tertulis, muridhanya
menjawab dari bahan – bahan yang sudah biasa keluar dalam tes. Oleh karena itu, evaluasi
semestinya dilakukan terhadap proses pembelajaran. Hal ini sangat penting, sebab terhadap
proses pembelajaran pada dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual nyata
(Syaiful:1995)

2.2 Tahap Profesionalisasi JabatanKeguruan

Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para


anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penyampaian
atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu.

Joni (1989) mengemukakan ada enam tahap dalam profesionalisasi jabatan keguruan.
Enam tahap profesionalisasi jabatan keguruan itu adalah sebagai berikut.

a) Bidang layanan ahli unik yang diselenggarakan harus ditetapkan. Dengan adanya
Surat Keputusan Men-PAN berarti untuk bidang ini dapat dikatakan telah tercapai dan
terpenuhi.
b) Kelompok profesi dan penyelenggara pendidikan prajabatan yang mempersiapkan
tenaga guru yang profesional guna meyakinkan agar para pendatang baru di
lingkungan profesi ini memiliki kompetensi minimal bagi penyelenggarakan layanan
ahli yang mempersatukan kepentingan pemakailayanan.
c) Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi pada program pendidikan
prajabatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Penetapan
pengakuan kelayakan program pendidikan prajabatan yang harus dilaksanakan secara
berkala inilah yang dinamakanakreditasi.
d) Adanya mekanisme untuk memberikan pengakuan resmi kepada lulusan program
pendidikan prajabatan yang memiliki kemampuan minimal yang dipersyaratkan
(sertifikasi) sejak awal dekade ini.Di samping sertifikasi,juga dianggap perlu
diberlakukan mekanisme pemberian izin praktek(licensure)
e) Secara perorangan dan secara kelompok, kaum pekerja pro-fesional bertanggung
jawab penuh atas segala aspek pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, untuk dapat
memanfaatkan segala keahliannya dalam melaksanakan tugas-tugasnya,seorang
pekerja profesional diberi kebebasan untuk mengambil keputusan secara mandiri.
Tanpa kebebesan ini,maka tidak akan ada penilaian independen (independent
judgement) yang didasarkan pada pertimbangan ahli dan pada gilirannya tanpa
independent judgement mustahil dapat terwujud profesionalitas.
f) Kelompok profesional memiliki kode etik. Kode etik ini merupakan dasar untuk
melindungi para anggota yang menjunjung tinggi nilai-nilai profesional dan menjadi
sarana untuk mengambil tindakan penertiban terhadap anggota yang melakukan
perbuatan yang tidak sesuai dengan semangat kodeetik.

Berdasarkan enam tahap itu apabila disimpukan,ada dua aspek yang harus hadir secara
baku-tunjang sehingga sesuai bidang layanan,termasuk keguruan,memenuhi syarat untuk
dinyatakan sebagai profesi,sebagaimana berikut ini.

 Keterandalanlayanan.
 Layanan yang khas,diakui,dan dihargai oleh masyarakat danpemerintah.

Suatu layanan dapat diandalkan apabila memenuhi kriteria berikut ini.


 Pemberi layanan menguasai betul apa yangdikerjakan
 Penerima layanan dapat mempercayai bahwa kemaslahatannya didahulukan dalam
proses pemberi layananitu.

2.3 GURU SEBAGAI JABATANPROFESIONAL

a. Pengertian

Pengertian guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian jabatan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pekerjaan (tugas) di pemerintahan atau
organisasi. Sedangkan professional menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

“ Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi; misalnya sebutan dia seorang “ professional “. Kedua penampilan seseorang
dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengah profesinya. Dalam pengertian kedua
ini istlah professional sering dipertentangkan dengan istilah non professional atau
amatiran. Pasal 1 Bab I tentang ketentuan umum dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Profesional diartikan pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Kunandar (2007) mengemukakan profesi guru adalah keahlian dan kewenangan


khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk
menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.
Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi
(keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien.

Berdasarkan UU No.20/2003, Pasal 39 Ayat 2 bahwa guru merupakan tenaga


professional yang bertugas merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi guru/pendidik pada
perguruan tinggi. Ada beberapa peran yang dapat dilakukan guru sebagai tenaga
pendidik, antara lain:

a) sebagai pekerja profesional dengan fungsi mengajar, membimbing danmelatih


b) pekerja kemanusiaan dengan fungsi dapat merealisasikan seluruh kemampuan
kemanusiaan yangdimiliki,
c) sebagai petugas kemaslahatan dengan fungsi mengajar dan mendidik masyarakat
untuk menjadi warga negara yangbaik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru sebagai jabatan professional


adalah orang yang bekerja di sebuah instansi atau lembaga yang memerlukan atau
mempunya kepandaian khusus untuk menjalankannya.
Khusus untuk jabatan guru (termasuk didalamnya guru PAUD), sebenarnya juga
sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya. Misalnya National Education
Association (NEA) (1948) menyarankan kriteria berikut.

 Jabatan yang melibatkan kegiatanintelektual

Jelas sekali bahwa jabatan guru mempengaruhi kriteria ini, karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual.

 Jabatan yang menggeluti batang tubuh ilmu yangkhusus

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota


mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan
tentang jabatannya. Kelompok pertama percaya bahwa mengajar adalah suatu sains
(science), sementara kelompok kedua mengatakan bahwa mengajar adalah suatu kiat
(art).

 Jabatan yang memerlukan persiapan latihan yanglama

Lagi-lagi terdapat perselisihan pendapat mengenai hal ini. yang membedakan


jabatan profesional dengan non-profesional antara lain adalah dalam perselisihan
pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang diatur universitas/institut atau melalui
pengalaman praktek dan pemagangan atau campuran pemagangan dan kuliah.

 Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yangbersinambungan.

Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan profesional,
sebab hampir tiap tahun guru melakukan sebagai kegiatan latihan profesional, baik
yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

 Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yangpermanen

Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen


merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah jabatan
profesional.

 Jabatan yang mementingkan layanan di atas keuntunganpribadi.

Jabatan mengejar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, tidak
perlu diragukan lagi. Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu
jabatan yang anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain,
bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi ataukeurangan.

 Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalinrapat.

Dalam beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain
belum dapat dicapai. Di Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru
mulai dari guru taman kanak-kanak/PAUD sampai guru sekolah menengah
(SMA/SMK)
b. Prinsip Guru sebagai JabatanProfessional

Dalam UU Guru pasal 5 ayat (1) dikatakan bahwa profesi guru dan dosen merupakan
bidang pekerjaaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip professional sebagai
berikut:

 Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa danidealism.


 Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan
bidangtugasnya.
 Memiliki kompetensis yang diperlukan sesuai dengan bidangtugasnya.
 Mematuhi kode etikprofesi.
 Memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakantugas.
 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasikerjanya.
 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesinya secaraberkelanjutan.
 Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasprofesionalnya.

c. Sasaran SikapProfessional

Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di tengah masyarakat
apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau
teladan masyarakat sekelilingnya. Dalam leksikon Budaya Indonesia, guru umumnya
ditafsirkan sebagai akronim dari ungkapan “biasa digugu dan ditiru.Ini artinya bahwa
sosok guru adalah orang yang dapat dipercaya atau dipegang teguh kebenaran
ucapannya dan dapat diteladani tingkahlakunya. Guru dianggap sebagai profesi yang
mempunyai keutamaan moral. Profesi dan moral memiliki kaitan yang erat dengan
perkembangan global dunia kita.Profesionalisme dapat dianggap sebagai suatu akibat
dari merebaknya arus globalisasi, dan globalisasi merupakan suatu sebab munculnya
suatu profesionalisme.Di sini, moral menjadi perekat sekaligus penawar hubungan
keduanya.Kemudian profesionalisme kerja guru menjadi tuntutan, kendati masih sering
dirasakan semata-mata obsesi belaka.Seorang guru hendaknya selalu melekatkan dan
menumbuhkembangkan keutamaan-keutamaan sebagai guru di dalam dirinya demi
memantapkan kualitas pelayanan dan pengabdiannya pada pemanusiaan manusia.

Guru hendaknya memiliki pola tingkah laku dalam memahami, menghayati, serta
mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Adapun sikap profesional
guru terhadap :

 Sikap terhadap peraturan perundang-undangan.

Guru merupakan unsure aparatur Negara dan abdi Negara. Karena itu, guru mutlak
perlu mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan sehingga
dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan ketentuan perundang-
undangan.

 Sikap terhadap organisasiprofesi.


 Sikap terhadap teman sejawat.

Guru hendaknya memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan


kesetiawanan sosial. Jadi, guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan
sesama guru dalam lingkungan kerja dan menciptakan dan memelihara semangat
kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerja.

 Sikap terhadap anakdidik.

Kode etik guru Indonesia sangat jelas dituliskan bahwa guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwaPancasila.

 Sikap terhadap tempatkerja.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di tempat kerja
akan meningkatkan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh
setiap guru, dan guru berkewajiban menciptakan suasana yang demikian dalam
lingkungannya.Untuk menciptakan suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang
patut diperhatikan yaitu guru itu sendiri dan hubungan guru dengan orang tua dan
masyarakat sekelilingnya.

 Sikap terhadappimpinan.
 Sikap terhadappekerjaan.

2.4 TANTANGAN GURU DALAMPEMBELAJARAN

Menjadi guru itu gampang-gampang susah, gampang kalau guru hanya


memindahkan materi pelajaran yang ada di buku ke otak siswa. Tetapi, akan lebih
sulit bila menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar lebih aktif belajar dimana
pun ia berada. Artinya, siswa tersebut mampu menerima informasi dan menjadikan
informasi tersebut sebagai bahan pelajaran. Tantangan para guru sebenarnya adalah
bagaimana memberikan motivasi kepada para siswanya agar mereka tidak terpaku
pada buku-buku teks pelajaran yang ada disekolah saja. Tapi diharapkan para siswa
tersebut mampu menemukan cara terbaik untuk belajar dari diri dan lingkungan
sekitarnya.

Pembelajaran bukanlah ilmu tetapi seni. Seni bagaimana kita mengelola


kemampuan berpikir kita, menggunakan akal kita, mempergunakan sumber daya yang
kita miliki agar memberikan manfaat tidak hanya bagi diri kita sendiri tapi juga
lingkungan kita. Jadi pembelajaran itu bersifat spesifik, dan masing-masing guru tidak
bisa disamaratakan. Guru yang baik adalah guru yang mengetahui seni mendidik dan
mengajar. Guru yang hanya terpaku pada buku teks pelajaran semata bukanlah guru
yang baik. Guru yang baik adalah yang mengetahui perbedaan masing-masing potensi
yang dimiliki oleh para siswanya.

Para siswa memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda. Disinilah letak
seni mengajar itu. Guru yang mengerti akan kemampuan siswanya, tidak akan
memberikan pendekatan yang sama bagi para siswanya. Perbedaan perlakuan tersebut
misalnya, siswa yang cerdas tidak bisa disamakan pendekatan pembelajarannya
dengan siswa yang kurang cerdas. Demikian pula terhadap siswa yang aktif, pendiam,
periang, penurut, nakal, tentu memerlukan pendekatan yang tidak sama.
Hal ini perlu dilakukan agar semua potensi yang dimiliki oleh siswa dapat berkembang secara
maksimal. Guru yang mampu melakukan hal tersebut dipastikan akan menghasilkan siswa
yang berprestasi. Karena itu, para guru harus dibekali kemampuan untuk mengetahui latar
belakang dan potensi yang ada para siswanya. Pendekatan terhadap siswa tidak bisa dilakukan
secara sepintas lalu, tapi harus dilakukan secara kontinu dan simultan. Sebab, setiap saat para
siswa itu bisa berubah, dan perubahan itu harus diketahui oleh para guru untuk menyesuaikan
pendekatan yang harus dilakukan.

Cara memberikan pengetahuan kepada para siswa adalah dengan memberikan


pengetahuan tentang cara menemukan pengetahuan tersebut, serta dimana tempat
untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Buku merupakan salah satu tempat untuk
memperoleh pengetahuan. Karena itu, buku harus disediakan dengan jumlah yang
cukup. Setelah itu, harus diajarkan bagaimana cara menggunakan buku tersebut agar
memberikan manfaat yang maksimal bagi para siswa.

Banyak guru-guru kita yang lalai dengan kedua hal tersebut. Buku mungkin
lumrah bagi para guru. Tapi bagaimana menggunakan buku tersebut secara baik
mungkin tak banyak diberikan oleh para guru. Mereka terpaku pada bagaimana
memindahkan angka dan huruf yang ada di dalam buku ke otak siswa. Tidak salah
memang, tapi dengan cara ini tidak bisa memaksimalkan pengetahuan yang di dapat
oleh para siswa. Eksplorasi kemampuan siswa agar mereka mampu menjadikan
pengetahuan yang mereka miliki sebagai jembatan yang menghubungkan mereka
dengan dunia luar merupakan tantangan terbesar yang dihadapi para guru. Banyak
siswa yang sebenarnya memiliki potensi secara fisik dan jasmani, tapi karena guu tak
mampu mengeksplor kemampuan tersebut akhirnya tenggelam dengan sendirinya.
Kalau hal ini terjadi, sungguh sangat disayangkan. Karenanya, peningkatan mutu guru
tidak hanya sebatas pada peningkatan pengetahuan guru, tetapi lebih dari itu adalah
memberikan pengalaman bagaimana para guru mengetahui seni belajar dan mengajar.
Kalau hal ini bisa dilakukan, akan lebih banyak lagi para siswa kita yang memiliki
prestasi disegala bidang.

Anda mungkin juga menyukai