PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktikum Hidrolika merupakan suatu penerapan aliran pada saluran baik itu
saluran berbuka maupun saluran tertutup, tetapi dalam praktikum Hidrolika kali ini
dilakukan percobaan pada saluran terbuka. Pelaksanaan praktikum Hidrolika ini
bertujuan untuk memberika keterampilan praktis pada mahasiswa yaitu penerapan
ilmu pada kenyataan rekayasa meliputi bagaiman cara pengambilan data, bagaimana
cara pengoprasian alat, dan bagaimana cara kita mengolah data menjadi sebuah
informasi yang bias dipahami dengan jelas serta bisa dipahami sebagai data dalam
perencanaan saluran dan lain sebagainya.
Dari suatu aliran air dalam saluran terbuka, khususnya dalam Hidrolika kita
mengenal aliran beraturan yang berubah tiba-tiba. Perubahan ini disebabkan oleh
adanya gangguan pada penampang saluran dalam arah vertikal, yaitu suatu perubahan
penampang yang tegak lurus pada arah alirannya, misalnya Bendung, Ambang Pintu
Air dan sebagainya. Ambang yang merupakan kenaikan dari dasar saluran terbuka
yang merupakan terganggunya permukaan air di hulu dan di hilir secara kontinu
disebut juga dengan pelimpah.
Ambang dipasang dipasang pada saluran berfungsi selain untuk menaikan
permukaan air dan dapat pula digunakan untuk mengukur debit yang mengalir. Aliran
pada ambang menggunakan prinsip aliran kritis, sehingga ambang didesain
sedemikian rupa agar aliran yang mengalir pada ambang terjadi aliran kritis. Pada
kondisi aliran kritis maka debit yang mengalir hanya tergantung pada ketinggian
muka air diatas ambang (Anggrahini, 1996).
Dalam sebuah saluran irigasi terdapat pintu air, terdapatnya pintu air dalam
saluran irigasi ini bertujuan untuk mengukur aliran pada saluran irigasi. Mengetahui
debit aliran dalam sebuah saluran irigasi sangat penting untuk mengontrol laju
penggunaan air sesuai dengan kebutuhan lahan. Dengan mengetahui besarnya laju
aliran per satuan waktu (debit) diharapkan akan dapat mengontrol debit aliran sesuai
dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu diperlukan suatu alat ukur yang fungsinya
untuk mengukur alat debit air pada saluran terbuka salah satunya dengan
menggunakan bangunan ukur. Pengukuran debit aliran pada sebuah saluran irigasi
adalah suatu kepentingan dalam sebuah manajemen irigasi.
Untuk mengetahui besaran debit yang terjadi dibutuhkan pengukuran debit.
Ada beberapa metode pengukuran debit aliran, diantaranya adalah sebagai berikut,
Area-Velocity Method, Tracer Method, Slope Area Metode, Weir and Flume,
Volumetric Method Area, Float Area Method, Metode Kontinyu. Dari metode-
metode di atas, penerapan pengukuran debit aliran tergantung pada tujuan dari
pengukuran yang akan dilakukan. Apabila dalam penerapannya peneliti ingin
mengukur debit aliran untuk percobaan, metode yang harus digunakan adalah weir
and flume.
Bangunan ukur biasanya difungsikan pula sebagai bangunan pengontrol. Hal
ini dimaksudkan untuk mendapatkan taraf muka air yang direncanakan dan untuk
mengalirkan debit tertentu. Untuk itu kami dari kelompok Dua melakukan percoban
Pintu Ukur dengan menggunakan ambak tajam.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah percobaan Pintu Ukur yaitu:
1) Bagaimana besaran debit, ketinggian dan koefisien debit aliran yang diamati?
2) Bagaimana hubungan antara debit ketinggian aliran dan koefisien debit?
3
Q= 1,71 b h …
2
(2.1)
Keterangan:
Q = debit air
b = lebar ambang
h = tinggi permukaan air
Q = 0,0138 … (2.2)
Keterangan:
Q = debit air
h = tinggi permukaan air
c. Alat Ukur Parshall Flume
Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan, yang
artinya debit air diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang
menyempit (tenggorokan) dengan bagian dasar yang direndahkan.
Keterangan:
Q = debit air
H = head
k = konstanta ,(0/0186)
Keterangan:
B = lebar permukaan aliran
H = kedalaman air
Vm = kecepatan rata – rata
Vs = kecepatan pada permukaan
Q = V x A ... (2.5)
keterangan :
V = Kecepatang aliran
A = Luas penampang
Gambar 2.1 Aliran melalui atas bangunan pada ambang tajam (skot kayu)
( Sumber : Erman Mawardi, Desain hidrolik bangunan irigasi )
Keterangan :